penasaran tersebut semakin mendorong mereka untuk lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan sesuai dengan yang diharapkannya.
e. Pelampiasan diri.
Faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri. Misalnya, karena putus asa lalu seseorang mencari pelampiasan yang akan semakin menjerumuskannya
kedalam pergaulan bebas. f.
Faktor lingkungan keluarga. Bagi seorang remaja, mungkin aturan yang diterapkan oleh kedua orang
tuanya tidak dibuat berdasarkan kepentingan kedua belah pihak orang tua dan anak. Akibatnya remaja tersebut merasa tertekan, sehingga ingin
membebaskan diri dengan menunjukkan sikap sebagai pemberontak, yang salah satunya dalam masalah seks. Dianawati, 2006
2.5.5 Tindakan yang Perlu Dilakukan dalam Menghadapi Seks Bebas Remaja
a. Tindakan Preventif
1. Internal Mengupayakan melakukan pencegahan oleh diri remaja itu sendiri.
Antara lain dengan cara : meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa; mengupayakan mengenal diri dan
menanamkan kepercayaan pada diri dengan cara mengidentifikasi minat, bakat, potensi,dan menyalurkannya pada aktivitas positif dalam mengisi
waktu luang; mengidentifikasikan diri dengan lingkungan pergaulan
Universitas Sumatera Utara
yang positif dan produktif, menyaring berbagai informasi yang masuk, dan belajar disiplin.
2. Eksternal Pencegahan yang dilakukan oleh pihak diluar diri remaja. Antara lain
oleh orang tua, lingkungan permainan masyarakat, lembaga pendidikan atau sekolah, dan lembaga-lembaga lainnya. Misalnya; orang tua harus
menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis, mengembangkan komunikasi dengan anak yang bersifat suportif, menunjukkan
penghargaan secara terbuka, dan melatih anak untuk mengekspresikan dirinya ; orang tua dan masyarakat memperhatikan sarana dan prasarana
rekreasi yang tepat dan sehat bagi remaja, mendorong remaja terhadap latihan penyaluran kreativitas, dan melaksanakan pembinaan psikososial
edukatif. b.
Tindakan preservatif Orang tua dan masyarakat berupaya memotivasi anak remaja dengan cara
mempertahankan dan mengembangkan kondisi-kondisi yang positif yang telah dimiliki remaja atau yang telah dilakukan remaja. Hal ini dapat
dilakukan dengan memberikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan remaja.
c. Tindakan rehabilitatif
Orang tua dan masyarakat secara proaktif mengidetifikasi kondisi remaja dilingkungannya dengan cara:
Universitas Sumatera Utara
1. Menyelidiki apakah remaja itu tergolong berperilaku sehat secara sosial- psikologis
2. Latar belakang apa yang menyebabkan remaja berperilaku menyimpang, apakah faktor lingkungan keluarga, sekolah, teman, atau lainnya.
3. Tumbuhkan motivasi bahwa remaja memiliki psikis yang sehat, serta motivasinya untuk menghadapi kehidupan masa mendatang.
4. Salurkan remaja terhadap pelatihan keterampilan dan kembangkan pengetahuan serta tanamkan mental untuk dapat mandiri, bertanggung
jawab, dan aktif kreatif. d.
Tindakan korektif Orang tua memberikan penanganan yang efektif dan tepat atas gangguan
yang dialami remaja. Misalnya dengan memberikan terapi, baik psikologis, spiritual dan medis, maupun secara sosial-psikologis Iriany, 2006.
2.6 Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Remaja