Religiusitas sastra KESIMPULAN DAN SARAN

D. Amanat

Amanat, pesan atau nasihat merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca puisi. Sikap dan pengalaman pembaca sangat berpengaruh kepada pembaca. Amanat puisi sangat berkaitan dengan cara pandang pembaca, amanat tidak lepas dari tema dan isi puisi yang dikemukan oleh penyair Waluyo, 2005 :40

2.2. Religiusitas sastra

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2000 religi adalah kepercayaan kepada Tuhan akan adanya kekuatan ada kodrat di atas manusia kepercayaan animisme, dinamisme dan agama. Sedangkan religius bersifat keagamaan yang bersangkut paut dengan religi. Religi diartikan lebih luas daripada agama, kata religi menurut asal kata berarti ikatan atau pengikatan diri Atmosuwito, 1989:123 Religius sastra adalah seperangkat dimensi yang muncul dari sikap ide dan pandangan hidup atau penulis sastra dan akhirnya terefleksi dalam karyanya. Agama menurut sastra religius bukan kekuasan melainkan sebagai pedemokrasian Atmosuwito, 1989:126 Pada awalnya segala sastra adalah religi, istilah religius membawa konotasi pada makna agama. Religius dan agama memang erat berkaitan. berdampingan bahkan dapat melebur dalam satu kesatuan, namun sebenarnya keduanya mengarah pada makna yang berbeda. Dengan demikian religius bersifat mengatasi lebih luas dari agama yang tampak formal dan resmi. Menurut Moenjdjanto dalam Ratnawati, 2000:2”, Religius merupakan sesuatu yang 1 melintasi agama, 2 melintasi rasiolisasi, 3 menciptakan keterbukaan antar manusia, dan 4 tidak indektik dengan sifat pasifisme” Universitas Sumatera Utara Manguwijaya dalam Ratnawati 2000:2 mengungkapkan: “Religius pada dasarnya adalah bersifat mengatasi atau lebih dalam dari pada agama yang tampak, formal, dan resmi, karena ia tidak berkerja dalam pergertian pengertian otak, tetapi dalam pengalaman dan penghayatan dan konseptualitas, Sehingga religius tidak langsung berhubungan dengan ketaatan yang ritual yang hanya sebagai huruf, tetapi dengan lebih mendasar dalam diri manusia yaitu roh. Religius dimaksudkan sebagai pembuka jalan agar kehidupan orang yang beragama semakin intens Moljanto dan Sunardi, 1990:208 menyatakan bahwa semakin orang religius, hidup orang itu akan semakin nyata real atau merasa makin ada dengan hidupnya sendiri. Bagi orang beragama, intensitas itu tidak dapat dipisahkan dari keberhasilannya untuk membuka diri terus menerus terhadap pusat kehidupan. Pada awalnya segala sastra adalah religi, istilah religius membawa konotasi pada makna agama. Religius dan agama memang erat berkaitan. berdampingan bahkan dapat melebur dalam satu kesatuan, namun sebenarnya keduanya mengarah pada makna yang berbeda. Dengan demikian religius bersifat mengatasi lebih luas dari agama yang tampak formal dan resmi. Religius sastra adalah seperangkat dimensi yang muncul dari sikap ide dan pandangan hidup atau penulis sastra dan akhirnya terefleksi dalam karyanya. Karya sastra merupakan wujud representasi dunia dalam bentuk lambang kebahasan Oleh karena itu, karya sastra merupakan salah satu media yang dapat menjadi satu pengalaman estektik yang mengantarkan seseorang untuk mencapai religius. Salah satu cara yang dapat dilakukan manusia untuk meraih pengalaman estetik dan itu pula yang mengarahkan atau membangkitkan religius. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan gambaran tentang pendekatan religiusitas sastra di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa religius itu bukan karena ketaatan seseorang tapi bagaimana seseorang itu menjaga kualitas ketaatan seseorang dilihat dari dimensi yang paling dalam dan personal yang sering kali berada di luar kategori ajaran agama pendekatan ini menitik beratkan misi sastra sebagai alat perjuangan meningkatkan mutu kehidupan untuk manusia dan meningkatkan budi pekerti anggota masyarakat. Universitas Sumatera Utara BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini mengunakan metode yang bertujuan agar penelitian tersusun secara sistematis. Metode adalah cara bertindak menurut sistematis. Metode penerimaan yang sadar atas suatu sumber dan penentuan sebuah cara dan sikap yang defitif dalam hubungannya dengan kepercayaankeyakinan tersebut sehingga dapat diperoleh suatu cara bertindak untuk melakukan sesuatu tindakan secara konkrit. Choirmain, 2006 sedangkan penelitian adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu permasalahan. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode ini adalah upaya untuk menghimpun data yang diperlukan dalam penelitian ini sehingga dapat membuktikan kebenaran terhadap suatu objek permasalahan. Dengan demikian dalam penelitian ini penulis tidak akan menguji hipotesis melainkan hanya mendeskripsikan data dan fakta yang ada dan kemudian mempertasikan serta dianalisis secara rasional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah memaparkan sesuatu dengan keadaan yang sebenarnya. Sehingga pembaca dapat merasakan apa yang penulis paparkan sesuai dengan apa gambaran pemahaman penulis tentang kajian yang dilakukan. Universitas Sumatera Utara

3.1. Metode Dasar