Syarat Wajib Haji Komponen ibadah haji

“Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumiuntuk kamudan ia berkehendak menuju langit dan lalu dijadikan nya tujuh langit, dan Dia bisa mengetahui segala sesuatu”

4.3.2. Komponen ibadah haji

Haji secara lughowi etimologis berasal dari bahasa Arab al-hajji; berarti tujuan, maksud, dan menyengaja untuk perbuatan yang besar dan agung. Selain itu, al hajj berarti mengunjungi atau mendatangi Munawar, 2003:1. Makna ini sejalan dengan aktivitas ibadah haji, dimana umat islam dari berbagai negara mengunjungi dan mendatangi Baitullah Ka’bah pad musim haji karena tempat ini dianggap mulia dan agung. Haji asal maknanya menyengaja sesuatu. Haji yang di maksudkan disini menurut syara’ ialah:menyeganjakan mengunjungi Ka’bah rumah suci untuk melakukan beberapa amal ibadah, dengan syarat-syarat yang tertentu. Dalam Syair haji banyak berisi mengenai komponen ibadah haji yang berkenaan dengan syarat wajib, syarat sah haji, rukun haji, wajib haji, sunat haji dan yang membatalkan haji.

A. Syarat Wajib Haji

Syarat wajib haji adalah ketentuan- ketentuan atau syarat-syarat apabila ada pada seseorang, maka wajib haji berlaku bagi dirinya. Syarat-syarat wajib haji ada yang bersifat umum berlaku bagi laki-laki dan wanitadan ada yang bersifat khusus bagi wanita Munawar, 2003:22. Adapun syarat-syarat yang bersifat umum tersebut terdiri dari empat macam, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Muslim Beragama islam merupakan syarat wajib bagi pelaksanaan berbagai ibadah, termasuk ibadah haji. Seperti bisa kita lihat pada bait syair berikut ini Haji dan umroh keduanya sama Itulah rukun islam yang kelima Seumur hidup sekali wajib agama Jika salah, tiada terima SH:274 Dalam kutipan bait syair di atas terdapat beberapa kelompok kata seumur hidup sekali wajib agama pada larik yang ketiga. Kata wajib yang tertulis itu menurut ilmu fikih disebut fardu yang dibagi menjadi dua, yakni fardu a’in dan fardu kifayah. Dalam hal ini yang dibicarakan hanyalah fardu ain yang suatu kewajiban didalam agama Islam yang harus dilakukan oleh setiap individu orang islam. Jika fardu ain itu telah di lakukan berarti orang itu telah bebas dari beban yang dipikulnya dan ia akan mendapatkan pahala dari Allah. Tetapi jika fardu’ain itu ditinggalkan ia akan memperoleh siksa dari Allah. Sehubungan dengan hal itu, di dalam Syair Haji pada bait yang lain tertulis penyataan yang berhubungan dengan seruan untuk menunaikan ibadah haji seperti di dalam kutipan Syair Haji berikut: Syarat wajibnya lima perkara Pertama islam, merdeka kedua perkara Ketiga baliq pula saudara Keempat berakal, tidak cidera Kelima kuasa ia mengerjakan Ada bakal minum dan makan SH :288 Universitas Sumatera Utara Dari kutipan syair di atas mengungkapkan bahwa orang yang diwajibkan melakukan ibadah haji hanyalah orang Islam yang telah memenuhi persyaratan, seperti orang yang merdeka, telah cukup umur, berakal, tidak cidera dan kuasa melakukannya, serta mempunyai bekal yang cukup untuk pergi dan pulangnya, sedangkan orang yang yang bukan Islam tidak wajib melakukan ibadah haji. Di dalam syarat yang kelima tertulis penyataan seperti berikut kelima kuasa ia mengerjakan, kata kuasa di dalam penyataan itu mempunyai pengertian bagi seseorang yang akan melakukan ibadah haji. Makna kuasa yang pertama ialah bahwa ibadah haji itu dapat dilakukan oleh diri sendiri, dalam hal ini, berarti ia telah sanggup terhadap segala macam risiko. 2. Mukallaf Mukallaf adalah orang yang telah di anggap cakap dalam bertindak secara hukum, baik yang berhubungan dengan perintah Allah maupun larangan-Nya. 3. Merdeka Kewajiban haji hanya bagi orang yang merdeka. Hamba sahaya Budak tidak dikenakan kewajiban melaksanakan ibadah haji, karena haji merupakan ibadah badaniyah dan maliyah yang mesti dilakukan secara langsung oleh yang bersangkutan dan atas biaya sendiri. 4. Memiliki kemampuan Kewajiban menaunaikan ibadah haji adalah bagi mereka yang memiliki kemampuan. Menurut ulama Syafi’I menentukan kriteria kemampuan itu meliputi tujuh komponen, yaitu kekuatan fisik; kemampuan harta, tersedianya alat transfortasi; tersedianya kebutuhan pokok yang akan di komsumsi selama di tanah Universitas Sumatera Utara suci; perjalanan di tanah suci aman; jika yang menunaikan haji itu seseorang wanita, harus ada mahramnya. Kewajiban untuk menunaikan ibadah haji itu boleh dilakukan hanya satu kali seumur hidup mengingat Baitulllah itu letaknya sangat jauh dan sulit dalam perjalanan. Dan lagi harus menyediakan biaya yang cukup selama menunaikaan ibadah haji, oleh karena itu menunaikan ibadah haji memperoleh keringanan dari Allah dengan catatan bahwa orang itu mampu melaksanakanya. Dalam hal ini yang penting biaya yang harus mencukupi untuk pergi dan pulangnya. Persyaratan itu terlukis di dalam bait yang berisi ajaran dan harus diketahui oleh pemeluk Islam. Ada pun baitnya seperti di bawah ini: Ada perkasa dan kembalinya Cukup bekal kelengkapannya Pada perginya dan kembalinya Cukup bekal kelengkapanya SH : 191 Dari kutipan syair di atas menunjukan bahwa masalah biaya sangat penting dan sangat diutamakan, hal ini diungkapkan dalam larik yang kedua dan keempat, yaitu penyataan “cukup bekal kelengkapannya” Dengan demikian terlihat bahwa jika tanpa biaya yang cukup, orang tidak dapat melaksanakan ibadah haji ke Masjid Alharam di Mekkah. Sehubungan dengan isi syair yang dikutip di atas yang menjelaskan bahwa setiap orang Islam diwajibkan untuk melengkapi rukun Islam yang kelima, yakni menunaikan ibadah haji ke Baitulllah, Hal ini dikukuhkan oleh firman Allah didalam Al Qur’an yang berbunyi sebagai berikut “Allah mewajibkan setiap orang Islam agar menunaikan ibadah haji ke Baitullah Kabah jika ia kuasa Surat Ali Universitas Sumatera Utara Imran :97 Sehubungan dengan hal itu, di dalam Syair Haji pada bait yang lain tertulis penyataan yang berhubungan dengan seruan untuk menunaikan ibadah haji seperti di dalam kutipan Syair Haji berikut: Seperti firman, qawluhu Taala Wa hajju I-bayti manistatu ilayhi sabila Di wajibkan kepada islam segala Demikian iman Sayyidul I-mursalin SH:14 Ajaran ibadah yang tertulis pada syair tersebut cukup jelas dan mudah di pahami, terutama pemeluk agama Islam, berdasarkan hal itu terlihat bahwa ajaran agama Islam yang disampaikan melalui karya sastra yang berupa syair itu sangat membantu calon jemaah haji karena dakwah Islam itu disajikan dengan mengunakan kata-kata yang sederhana sehingga mudah diikuti dan dipahami. Adapun syarat-syarat wajib yang khusus bagi wanita melaksanakan ibadah haji meliputi dua hal. yaitu: 1. Harus didampingi suami atau mahramnya, jika tidak didampingi, maka haji tidak wajib baginya. Dalam syair haji terdapat petunjuk yang sekaligus merupakan ajaran bagi seorang muslim yang akan pergi menunaikan ibadah haji ke Mesjid Alharam. Ajaran itu dinyatakan dalam syair berikut. Lagi sampai sudah waktunya Akan masuk perjalanan hajinya Lagi dapat akan kawanya Seperti buta dengan pimpinanya SH:295 Universitas Sumatera Utara Atau perempuan dengan suaminya Atau mukrim dengan suaminya Atau muhrimnya atau sama perempuanya Tiga orang perempuan yang serta Di isyaratkan jangan memandangnya SH: 296 Berdasarkan bait 295 pada bait perjalanan hajinya penyair mengambarkan kalau seorang yang menunaikan ibadah haji harus ada kawan atau yang buta ada pimpinanya. Sedangkan pada bait 296 penyair mengambarkan kalau seorang ketika melaksanakan haji hendak membawa kawan atau mukhrim terlihat pada baris mukhrim dengan suaminya atau sama perempuanya kerena itu lebih baik. 2. Wanita yang tidak dalam masa iddah, baik karena talak atau karena di tinggal mati suaminya.

B. Syarat Sah Haji