Atau perempuan dengan suaminya Atau mukrim dengan suaminya
Atau muhrimnya atau sama perempuanya Tiga orang perempuan yang serta
Di isyaratkan jangan memandangnya SH: 296
Berdasarkan bait 295 pada bait perjalanan hajinya penyair mengambarkan kalau seorang yang menunaikan ibadah haji harus ada kawan atau yang buta ada
pimpinanya. Sedangkan pada bait 296 penyair mengambarkan kalau seorang ketika melaksanakan haji hendak membawa kawan atau mukhrim terlihat pada
baris mukhrim dengan suaminya atau sama perempuanya kerena itu lebih baik. 2. Wanita yang tidak dalam masa iddah, baik karena talak atau karena di tinggal
mati suaminya.
B. Syarat Sah Haji
Syarat sah haji adalah segala ketentuan yang harus dipenuhi sebelum melaksanakan ibadah haji. Jika terpenuhi, maka ibadah haji yang dilaksanakan di
pandang sah diterima. Namum jika ketentuan itu tidak terpenuhi, ibadah haji yang dilaksanakan tidak sah.
Seperti yang dikemukakan Abdurahman Al-jaziri Munawar, 2003:27. Ada beberapa syarat sah ibadah haji, yaitu
1. Beragama Islam
Ibadah haji menjadi sah bila dilaksanakan orang Islam, baik haji itu dilaksanakan oleh diri sendiri atau orang lain. Oleh sebab itu, ibadah haji tidak sah
jika dilaksanakan oleh orang kafir atau murtad dan tidak sah pula mewakilinya.
Universitas Sumatera Utara
. Dengan menelaah Syair Haji terdapat persyaratan ibadah haji dan umroh.
Untuk jelasnya kutipan syair berikut ini menunjukan ajaran agama Islam yang berhubungan dengan ibadah haji.
Seperti firman, qawluhu Taala Wa hajju I-bayti manistatu ilayhi sabila
Di wajibkan kepada Islam segala Demikian iman Sayyidul I-mursalin
SH:14
Ayohai saudaraku, dengarkan lah tuan Fakir menyatakan wajib dan arkan
Haji dan umroh sama berkawan Keduanya itu kita wajibkan
SH:277
Sehubungan dengan isi syair yang dikutip di atas yang menjelaskan bahwa setiap orang Islam diwajibkan untuk melengkapi rukun Islam yang kelima, yakni
menunaikan ibadah haji ke Baitullah 1.
Mumayyiz Mumayyiz adalah seorang anak yang sudah dapat membedakan antara
sesuatu yang baik dan bermanfaat dengan sesuatu yang tidak baik mendatangkan mudarat.
2. Amalan ibadah haji harus dilakukan pada waktu yang telah ditentukan.
Wakt pelaksanaan ibdah haji adalah mulai bulan syawal, zulkaidah dan Sembilan hari pertama bulan zulhijjah sampai terbit fajar hari kesepuluh atau yang di sebut
jauga yaumul an-Nahrar serta 2 hari Tasyrik. Jika amalan yang diamalkan di lakukan di luar waktu itu, maka hajinya tidak sah
Universitas Sumatera Utara
C. Rukun Haji
Rukun haji adalah amalan-amalan yang wajib dikerjakan selama melaksanakan ibadah haji. Bila salah satu amalan tersebut tertinggal atau sengaja
ditinggalkan, ibadah haji menjadi batal dan wajib mengulang pada kesempatan lain.Ulama ada yang berpendapat dalam menentukan amalan-amalan mana saja
yang termasuk rukun haji. Ulama mazhab Syafi’i menetapkan rukun haji sebanyak enam perkara
yaitu: 1.Ihram,
2 Wukuf di Arafah 3. Tawaf
4. Sa’i 5. Memotong minimal tiga helai
6. Tertib. Yaitu mendahulukan Ihram dari keseluruhan rukun lainnya, mendahulukan wukuf dari tawaf ifadah dan potong rambut, dan mendahulukan
tawaf atas sa’i itu tidak dilakukan setelah tawaf qudum. Rukun haji juga terdapat pada bait Syair Haji yang terdapat di bawah ini.
Haji dan umroh lima rukunnya Niat serta ihram pertamanya
Kedua tawaf, sai ketiganya Bercukur keempat , tertib kelimanya
SH :298
Rukun haji bersama-sama dengan umrah Bertambah haji, wukuf di arafah
Sembilan hari, bulan Zulhijjah Gelincir matahari waktunya masuklah
Universitas Sumatera Utara
SH :299 Dari kutipan syair di atas bahwa ibadah haji itu dilaksanakan pada bulan
Zulhijjah dan ibadah umroh secara langsung wajib dilakukan bersama-sama pada saat itu, para jamaah harus melaksanakan semua rukun haji dan umroh. Jika salah
satu rukun itu ditinggalkan, ibadah haji sebagai rukun Islam yang kelima itu tidak sah, terutama jika yang ditinggalkan itu wukuf di Arafah pada tanggal 9 Zulhijjah.
Wajib mengantinya haji pada tahun berikutnya. Dalam Syair Haji juga terdapat pentunjuk mengenai salah satu rukun atau
wajib haji yang ditinggalkan oleh seorang jemaah yang terlihat pada syair dibawah ini
Rukun dan wajib fardu sekutu Sekalian ibadah maknanya Satu
Jikalau tinggal salah sesuatu Tiadalah sah ibadahnya
SH: 306
Kutipan di atas merupakan petunjuk ajaran ibadah haji dan umroh yang berisi tentang salah satu rukun atau wajib haji dan umroh yang tidak dikerjakan
pada saat musim haji sedangkan berlangsung di Mesjid Alharam, maka ibadahnya tidak sah.
Melalaikan haji, umrohpun sama Rukun dan wajib berlainan makna
Ketinggalan rukun, haji percuma Ketinggalan wajib, dan terkena
SH:306
Meninggalkan rukun tiadalah sah
Universitas Sumatera Utara
Meninggalkan wajib beroleh susah Dibayar damnya, hajinya sah
Demikianlah hukum haji dan umroh SH: 307
Syair di atas menunjukankan, baik rukun maupun wajib mempunyai kedudukan yang sama. Kedua harus dikerjakan, dan keduanya merupakan ibadah
yang saling berkaitan, rukun dan wajib itu tidak boleh ditinggalkan. Barangsiapa yang meninggalkannya salah satu rukun dan wajib, jelaslah ibadah haji sebagai
rukun Islam yang kelima tidak sah.
D. Wajib Haji