Hapusnya Hak Tanggungan Eksekusi Hak Tanggungan

36 7. janji pemegang Hak Tanggungan untuk memperoleh seluruh atau sebagian ganti rugi jika hak atas tanah yang menjadi objek Hak Tanggungan dicabut atau dialihkan; 8. janji pemegang Hak Tanggungan untuk mengosongkan objek hak pada waktu eksekusi Hak Tanggungan. Setelah akta pemberian Hak Tanggungan ditandatangani oleh para pihak, PPAT dan saksi-saksi, maka akta tersebut harus didaftarkan ke kantor pertanahan paling lambat 7 hari setelah tanggal penandatanganan akta. Sebagai tanda bukti adanya Hak Tanggungan yang sudah didaftarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan diterbitkan sertifikat Hak Tanggungan yang bentuk dan isinya juga ditetapkan oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional berdasarkan ketentuan yang disebutkan dalam Pasal 14 ayat 1 UUHT. Sertifikat Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud ayat 1 memuat kata-kata “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”, mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap dan berlaku sebagai grose akta hipotek dalam melaksanakan Pasal 224 HIR dan Pasal 258 Reglemen Acara Hukum untuk Daerah Luar Jawa dan Madura 50 . Titel eksekutorial terdapat pada sertifikat Hak Tanggungan, dengan demikian akta pemberian Hak Tanggungan adalah pelengkap dari setifikat Hak Tanggungan.

5. Hapusnya Hak Tanggungan

50 Ny. Frieda Husni Hasbullah, Hukum Kebendaan Perdata, Hak-Hak Yang Memberi Jaminan, Jilid 2, Jakarta; CV INDHILL CO, 2009, hal. 148 Universitas Sumatera Utara 37 Menurut Pasal 18 ayat 1 UUHT, Hak Tanggungan hapus karena hal-hal sebagai berikut: a hapusnya utang yang dijamin dengan Hak Tanggungan; b dilepaskannya Hak Tanggungan oleh pemegang Hak Tanggungan; c pembersihan Hak Tanggungan berdasarkan penetapan peringkat oleh Ketua Pengadilan Negeri; d hapusnya hak atas tanah yang dibebani Hak Tanggungan. Dasar yang disebutkan pertama tersebut di atas adalah sesuai dengan sifat Hak Tanggungan yang accessoir, adanya Hak Tanggungan bergantung kepada adanya piutang yang dijamin pelunasannya dengan Hak Tanggungan itu. Oleh karena itu, apabila piutang itu hapus karena pelunasan atau karena sebab-sebab lainnya, dengan sendirinya Hak Tanggungan yang bersangkutan menjadi hapus juga. 51 Yang dimaksud dengan “hutang” adalah hutang dalam perikatan pokok, sedang “hapus” di sini berarti tidak ada perikatan lagi, yang bisa terjadi tidak hanya karena pembayaran saja pelunasan, tetapi meliputi semua sebab yang disebutkan dalam Pasal 1381 KUHPerdata. Kalau perikatan pokoknya hapus maka accessoirnya juga demi hukum hapus. 52

6. Eksekusi Hak Tanggungan

Salah satu ciri dari Hak Tanggungan mudah dan pasti dalam pelaksanaan eksekusinya, apabila dikemudian hari debitor wanprestasi. Eksekusi adalah 51 Lihat Penjelasan Pasal 18 ayat 1 UUHT 52 J. Satrio, Op. Cit, hal. 333 Universitas Sumatera Utara 38 pelaksanaan secara paksa putusan pengadilan dengan bantuan kekuatan hukum apabila pihak yang kalah tereksekusi atau pihak tergugat tidak mau menjalankan secara sukarela. 53 Eksekusi Hak Tanggungan yaitu apabila debitor cidera janji maka obyek Hak Tanggungan dijual melalui pelelangan umum menurut cara yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dan pemegang Hak Tanggungan berhak mengambil seluruh atau sebagian dari hasilnya untuk pelunasan piutangnya, dengan hak mendahului daripada kreditor-kreditor lain. Pada dasarnya pelaksanaan putusan atau eksekusi merupakan suatu pelaksanaan terhadap suatu putusan yang sudah berkekuatan hukum tetap yang dilakukan dengan bantuan pengadilan. Eksekusi objek jaminan adalah pelaksanaan hak kreditur pemegang hak jaminan terhadap objek jaminan apabila terjadi perbuatan ingkarwanprestasi oleh debitur dengan cara penjualan benda objek jaminan untuk melunasi piutangnya 54 . Hak untuk melaksanakan pemenuhan hak kreditur ini dilakukan dengan cara menjual benda objek jaminan yang hasilnya digunakan sebagai pelunasan piutang krediturnya. Eksekusi sebagai tindakan hukum yang dilakukan oleh pengadilan kepada pihak yang kalah dalam suatu perkara merupakan aturan dan tata cara lanjutan dari proses pemeriksaan perkara. Suatu putusan pengadilan tidak ada artinya apabila tidak dapat dilaksanakan. Oleh karena itu, putusan hakim mempunyai kekuatan 53 M. Yahya Harahap, Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata, Jakarta: PT. Gramedia, 1989, hal. 20 54 Djuhaendah Hasan, Lembaga Jaminan Kebendaan Bagi Tanah dan Benda Lain Yang Melekat Pada Tanah Dalam Konsepsi Penerapan Asas Horizontal; Suatu Konsep Menyongsong Lahirnya Lembaga Hak Tanggungan, Bandung; Citra Aditya, 1996, hal.320 Universitas Sumatera Utara 39 eksekutorial, yaitu kekuatan untuk dapat dilaksanakan apa yang ditetapkan dalam putusan itu secara paksa oleh alat-alat negara 55 . Eksekusi Hak Tanggungan diatur dalam Pasal 20 UUHT yang telah menentukan bahwa jika debitor wanprestasi, maka: 56 a. berdasarkan hak yang ada pada pemegang Hak Tanggungan pertama yaitu janji untuk menjual objek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum atau atas kesepakatan pemberi dan pemegang Hak Tanggungan dapat dijual dibawah tangan; b. berdasarkan irah-irah yang terdapat dalam sertifikat Hak Tanggungan mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama dengan keputusan hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Ketentuan ayat ini merupakan perwujudan dari kemudahan yang disediakan oleh undang-undang ini bagi para kreditur pemegang Hak Tanggungan dalam hal harus dilakukan eksekusi. 57 Rumusan ini secara jelas menyatakan bahwa eksekusi Hak Tanggungan berdasarkan janji yang diberikan dalam Pasal 11 ayat 2 huruf e UUHT jo. Pasal 6 UUHT, dan irah-irah eksekutorial yang disebut dalam Pasal 14 ayat 2 UUHT dapat dilaksanakan melalui pelelangan umum; kecuali dalam hal-hal tertentu yang menguntungkan dan disetujui oleh kedua belah pihak, dimungkinkan untuk 55 Sudikno Mertokusumo, Hukum Perdata di Indonesia, Yogyakarta; Liberty, 1993, hal. 208 56 Habib Adjie, Hak Tanggungan Sebagai Lembaga Jaminan Atas Tanah, Bandung: Alumni, 2000, hal. 22 57 S. Mantayborbir, Aneka Hukum Perjanjian Sekitar Pengurusan Piutang Negara, Jakarta; Pustaka Bangsa Press, 2004, hal. 148 Universitas Sumatera Utara 40 melaksanakan eksekusi hipotek melalui penjualan sukarela, dengan segala konsekuensinya bagi pembeli Pasal 19 UUHT. Berdasarkan Pasal 6 UUHT, kreditur pemegang Hak Tanggungan pertama mempunyai hak untuk menjual obyek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum, dari hasil pelelangan tersebut kreditur mengambil untuk pelunasan piutangnya, atau yang biasa disebut dengan parate eksekusi. Penjelasan Pasal 6 UUHT memberikan ketentuan, bahwa parate eksekusi tersebut didasarkan pada yang diperjanjikan dalam suatu Akta Pemberian Hak Tanggungan APHT. Kelebihan dari parate eksekusi bahwa ia tidak memerlukan keterlibatan Pengadilan Negeri sehingga merupakan jalan yang mudah dan cepat dalam menyelesaikan piutang kreditur. Kelemahannya, apabila debitur atau pihak ketiga yang tidak berkenan atas eksekusi yang dilakukan oleh kreditur, maka pihak ketiga harus mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri. Oleh karena cara yang digunakan harus dengan gugatan, maka gugatan yang diajukan tersebut akan dapat menunda eksekusi apabila belum dilakukan pelelangan, sehingga eksekusi dapat menjadi berlarut-larut. Demikian pula bagi pemenang lelang, apabila debitur tidak bersedia mengosongkan obyek Hak Tanggungan cara penyelesaiannya juga dengan mengajukan gugatan, sehingga akan tetap membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Eksekusi berdasarkan kekuatan eksekutorial ada sisi lebih dan kekurangannya. Kelebihan eksekusi berdasarkan kekuatan eksekutorial sertifikat Hak Tanggungan yang melibatkan Pengadilan Negeri, yaitu meskipun ada perlawanan, Pengadilan Universitas Sumatera Utara 41 dapat melaksanakan eksekusi. Bagi pemenang lelang, pengosongan obyek Hak Tanggungan berdasarkan pasal 224 HIR akan lebih mudah dan pasti dibandingkan dengan parate eksekusi yang terlebih dahulu harus mengajukan gugatan. Sedangkan kelemahannya adalah, apabila memang tidak ada masalah dalam Sertifikat Hak Tanggungan yang menyangkut syarat formil atau nyata materiil, akan memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit, dibanding parate eksekusi. Walaupun masing- masing eksekusi tersebut terdapat kelemahan dan kelebihan, akan tetapi preferensi kreditur pemegang Hak Tanggungan tetap dijamin untuk kepastian hukumnya.

B. Lelang Hak Tanggungan 1. Pengertian Lelang

Pasal 1 butir 1 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 337KMK.012000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 507KMK.012000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Eksekusi Lelang menyebutkan bahwa “lelang adalah penjualan barang yang dilakukan di muka umum termasuk melalui media elektronik, dengan cara penawaran lisan dan naik-naik untuk memperoleh harga yang semakin meningkat atau dengan penawaran harga yang semakin menurun, dan atau dengan penawaran harga secara tertulis dan tertutup yang didahului dengan pengumuman lelang sebagai usaha untuk mengumpulkan para calon peminatpembeli”. Lelang merupakan suatu sarana perekonomian untuk melakukan penjualan barang melalui Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara. Berdasarkan ketentuan, pelaksanaan eksekusi lelang harus dilakukan dihadapan pejabat lelang. Setiap Universitas Sumatera Utara 42 penyelenggaraan penjualan secara eksekusi lelang dikenakan pungutan berupa Bea Lelang dan Uang Miskin oleh Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara dan merupakan penerimaan negara bukan pajak. Lelang sebetulnya merupakan suatu istilah hukum yang penjelasannya diberikan dalam Pasal 1 Peraturan Lelang vendu Reglement Stb. 1908 No. 189, yang menberikan defenisi bahwa penjualan dimuka umum ialah pelelangan dan penjualan barang yang diadakan di muka umum dengan penawaran harga yang semakin meningkat atau dengan penawaran harga yang semakin menurun. Dengan melakukan pendaftaran, di mana orang-orang yang diundang sebelumnya sudah diberitahukan tentang pelelangan itu, diberikan kesempatan kepadanya untuk membeli dengan jalan menawar harga, menyetujui harga. Dari pengertian lelang dapat dikemukakan dua hal yang penting: 1. Pengertian lelang adalah terbatas pada penjualan barang di muka umum. Karena itu, pembelian barang dan pemborongan pekerjaan secara lelang seperti pada mekanisme Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang sering disebut dengan “lelang tender” tidak termasuk di dalamnya. 2. Di dalam pengertian lelang harus dipenuhi 5 unsur, yaitu: a. lelang adalah suatu bentuk penjualan barang; b. penentuan harga bersifat kompetitif karena cara penawaran harga yang khusus, yaitu dengan cara penawaran harga secara lisan dan naik-naik atau secara turun-turun danatau secara tertutup dan tertulis tanpa memberi prioritas kepada pihak manapun untuk membeli; Universitas Sumatera Utara 43 c. pembeli tidak dapat ditunjuk sebelumnya, kecuali kepada para calon peminat lelang dengan penawaran tertinggi yang telah melampaui harga limit dapat ditunjuk sebagai pemenangpembeli; d. memenuhi unsur publisitas, karena lelang adalah penjualan yang bersifat transparan; e. dilaksanakan pada suatu saat dan tempat tertentu sehingga bersifat cepat, efisien dan efektif.

2. Fungsi Lelang

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Hak Pekerja Atas Boedel Pailit Yang Sudah Dibebani Hak Tanggungan

0 52 147

Akibat Hukum Putusan Pernyataan Pailit Bagi Kreditor Pemegang Hak Tanggungan

1 41 80

Analisis Yuridis Kedudukan Kreditur Pemegang Hak Tanggungan Akibat Hapusnya Hak Atas Tanah Yang Diagunkan Karena Hak Atas Tanah Yang Dibebani Hak Tanggungan.

6 135 78

TINJAUAN YURIDIS TENTANG HAK KREDITOR DALAM MELAKSANAKAN EKSEKUSI SELAKU PEMEGANG HAK TANGGUNGAN DIKAITKAN Tinjauan Yuridis Tentang Hak Kreditor Dalam Melaksanakan Eksekusi Selaku Pemegang Hak Tanggungan Dikaitkan Dengan Undang – Undang Nomor 4 Tahun 19

0 0 13

PENDAHULUAN Tinjauan Yuridis Tentang Hak Kreditor Dalam Melaksanakan Eksekusi Selaku Pemegang Hak Tanggungan Dikaitkan Dengan Undang – Undang Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan Dan Undang – Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penunda

0 2 14

TINJAUAN YURIDIS TENTANG HAK KREDITOR DALAM MELAKSANAKAN EKSEKUSI SELAKU PEMEGANG JAMINAN DENGAN HAK TANGGUNGAN Tinjauan Yuridis Tentang Hak Kreditor Dalam Melaksanakan Eksekusi Selaku Pemegang Hak Tanggungan Dikaitkan Dengan Undang – Undang Nomor 4 Tah

0 0 22

Tinjauan Yuridis Terhadap Eksekusi Harta Pailit Melalui Lelang Oleh Kurator Yang Berasal Dari Objek Jaminan Hak Tanggungan Akibat Tidak Selesainya Eksekusi Oleh Kreditor Pemegang Hak Tanggungan Berdas.

0 1 2

ANALISIS YURIDIS TERHADAP AKIBAT HUKUM PUTUSAN PERNYATAAN PAILIT BAGI DEBITOR TERHADAP KREDITOR PEMEGANG HAK TANGGUNGAN

0 0 14

TINJAUAN YURIDIS HAK PEKERJA ATAS BOEDEL PAILIT YANG SUDAH DIBEBANI HAK TANGGUNGAN

0 0 16

PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KERJA DALAM KEPAILITAN BERDASARKAN PELUNASAN UTANG KREDITOR PEMEGANG HAK TANGGUNGAN DENGAN TENAGA KERJA TESIS

0 0 12