29
dan sampai sejumlah berapa yang dijaminkan serta benda-benda yang mana dijadikan jaminan.
d. Hak Tanggungan itu mudah dan pasti pelaksanaan eksekusinya. Jika debitor cidera janji maka kreditur pemegang Hak Tanggungan berhak untuk melelang
objek yang dijadikan jaminan sebagai pelunasan piutangnya. Kepastian pelaksanaan eksekusi tersebut yang menjadi ciri Hak Tanggungan, dengan
disediakannya cara-cara yang lebih mudah daripada melalui acara gugatan seperti perkara perdata biasa.
2. Subjek dan Objek Hak Tanggungan a.
Subjek Hak Tanggungan
Mengenai subjek Hak Tanggungan ini diatur dalam Pasal 8 dan Pasal 9 UUHT, dari ketentuan dua pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa yang menjadi
subjek hukum dalam Hak Tanggungan adalah subjek hukum yang terkait dengan perjanjian pemberi Hak Tanggungan. Di dalam suatu perjanjian Hak Tanggungan ada
dua pihak yang mengikatkan diri, yaitu sebagai berikut:
40
a. Pemberi Hak Tanggungan, yaitu orang atau pihak yang menjaminkan objek Hak Tanggungan debitor.
b. Pemegang Hak Tanggungan, yaitu orang atau pihak yang menerima Hak Tanggungan sebagai jaminan dari piutang yang diberikannya.
Dalam Pasal 8 dan Pasal 9 UUHT memuat ketentuan mengenai subjek Hak Tanggungan, yaitu sebagai berikut :
40
Adrian Sutedi, Hukum Hak Tanggungan, Jakarta: Sinar Grafika, 2010, hal. 54
Universitas Sumatera Utara
30
a. Pemberi Hak Tanggungan, adalah orang perorangan atau badan hukum yang mempunyai kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum terhadap objek
Hak Tanggungan pada saat pendaftaran Hak Tanggungan itu dilakukan. b. Pemegang Hak Tanggungan adalah orang perorangan atau badan hukum yang
berkedudukan sebagai pihak yang mendapatkan pelunasan atas piutang yang diberikan.
Penyebutan “orang perseorangan” atau “badan hukum” dalam Pasal 8 UUHT adalah berlebihan, karena dalam pemberian Hak Tanggungan objek yang dijaminkan
pada pokoknya adalah tanah, dan menurut Undang-Undang Pokok Agraria yang bisa mempunyai hak atas tanah adalah baik orang perseorangan maupun badan hukum
vide Pasal 21, Pasal 30, Pasal 36 dan Pasal 45 UUPA. Untuk masing-masing hak atas tanah, sudah tentu pemberi Hak Tanggungan sebagai pemilik hak atas tanah
harus memenuhi syarat pemilikan tanahnya, seperti ditentukan sendiri-sendiri dalam undang-undang.
Selanjutnya syarat, bahwa pemberi Hak Tanggungan harus mempunyai kewenangan untuk mengambil tindakan hukum atas objek yang dijaminkan adalah
kurang lengkap, karena yang namanya tindakan hukum bisa meliputi, baik tindakan pengurusan beheersdaden maupun tindakan
pemilikan beschikkingsdaden,
padahal tindakan menjaminkan merupakan tindakan pemilikan bukan pengurusan, yang tidak tercakup oleh tindakan pengurusan. Jadi, lebih baik disebutkan, bahwa
syaratnya adalah pemberi Hak Tanggungan harus mempunyai kewenangan tindakan pemilikan atas benda jaminan.
Universitas Sumatera Utara
31
Kewenangan tindakan pemilikan itu baru disyaratkan pada saat pendaftaran Hak Tanggungan Pasal 8 ayat 2 UUHT. Jadi tidak tertutup kemungkinan bahwa
orang yang menjanjikan Hak Tanggungan pada saat benda yang akan dijaminkan belum menjadi miliknya, asal nanti pada saat pendaftaran Hak Tanggungan, benda
jaminan telah menjadi milik pemberi Hak Tanggungan. Ini merupakan upaya pembuat undang-undang untuk menampung kebutuhan praktek, dimana orang bisa
menjaminkan persil, yang masih akan dibeli dengan uang kredit dari kreditur.
41
b. Objek Hak Tanggungan
Untuk dapat dijadikan jaminan hutang dengan dibebani hak jaminan hak atas tanah, suatu benda haruslah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
42
1 dapat dinilai dengan uang, atau bernilai ekonomis; Karena utang yang dijamin berupa uang, maka benda yang menjamin
pelunasan utang tersebut haruslah dapat dinilai dengan uang. 2 mempunyai sifat dipindahtangankan;
Sifat ini harus melekat pada benda yang dijadikan agunan atau jaminan, karena apabila debitur cedera janji, benda yang dijadikan jaminan tersebut
akan dijual untuk pelunasan utang. 3 benda yang mempunyai alas hak yang wajib didaftar, menurut ketentuan
tentang pendaftaran tanah untuk memenuhi syarat publisitas; 4 penunjukan benda yang dapat dijaminkan, haruslah dengan penunjukan
khusus dengan undang-undang. Kebutuhan praktik menghendaki agar hak pakai dapat dibebani juga dengan
hipotik pada saat ini Hak Tanggungan. Kebutuhan itu ternyata telah diakomodir oleh UUHT ini. Akan tetapi, hanya hak pakai atas tanah negara saja yang dapat
41
J. Satrio, Hukum Jaminan Hak Jaminan Kebendaan, Bandung; PT. Citra Aditya Bakti, 2007, hal. 309
42
Boedi Harsono, Op. Cit, hal. 386
Universitas Sumatera Utara
32
dibebani dengan Hak Tanggungan, sedangkan hak pakai atas tanah hak milik masih akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
43
Menurut Sutan Remy Sjahdeini :
44
Hak Pakai adalah hak untuk menggunakan dan atau memungut hasil dari tanah yang tidak hanya dari tanah yang dikuasai langsung oleh negara saja,
tetapi juga dari tanah milik orang lain, dengan membuat perjanjian antara pemilik tanah dengan pemegang hak pakai yang bersangkutan. Sedangkan,
kedua jenis hak pakai itu pada hakikatnya tidak berbeda ruang lingkupnya yang menyangkut hak untuk penggunaannya atau hak untuk memungut
hasilnya. Karena itu, wajar bila hak pakai atas tanah hak milik dapat pula dibebani dengan Hak Tanggungan seperti halnya hak pakai atas tanah negara.
Namun, sudah barang tentu bahwa pelaksanaan Hak Tanggungan atas tanah hak pakai atas tanah hak milik itu baru dapat dilakukan apabila telah
dikeluarkan ketentuan bahwa hak pakai atas tanah hak milik diwajibkan untuk didaftarkan.
Hak Pakai yang tidak dapat dijadikan obyek Hak Tanggungan adalah hak pakai yang sifatnya tidak dapat dipindahtangankan seperti hak pakai atas nama
pemerintah, hak pakai atas nama badan keagamaan dan sosial, hak pakai atas nama perwalian negara asing yang masing-masing tidak ditentukan waktunya biasa disebut
hak pakai publik, sementara hak pakai privat diatas tanah hak milik sekalipun ditentukan waktunya oleh UUHT di masa datang akan ditetapkan menjadi obyek Hak
Tanggungan melalui Peraturan Pemerintah. Sedangkan hak milik tanah wakaf, keperluan peribadatan dan keperluan suci lainnya juga tidak bisa dijadikan obyek Hak
Tanggungan.
45
Dari uraian diatas, maka objek-objek Hak Tanggungan adalah:
43
Pasal 4 ayat 3 UUHT
44
Sutan Remy Sjahdeini, Op. Cit, hal. 58-59
45
Tampil Anshari Siregar, Pendaftaran Tanah Kepastian hak, Medan : Fakultas Hukum USU, 2007, hal. 58
Universitas Sumatera Utara
33
a Hak Milik. b Hak Guna Usaha.
c Hak Guna Bangunan. d Hak Pakai atas tanah negara yang menurut sifatnya dapat dipindahtangankan.
e Hak pakai atas hak milik masih akan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
3. Pendaftaran Hak Tanggungan