Al-Murabahah dan Al-Bai’u Bithaman Ajil Al-Ijarah dan Al-Ta’jiri AI-Qardhul Hasan

Rasulullah. SAW telah. bersabda: Allah SWT telah berkata, Aku . Menyertai dua pihak yang sedang berkongsi sesama salah satu dari keduanya tidak mengkhianati yang lain, seandainya berkhianat maka Aku keluar dari penyertaan tersebut HR- Abu Daud

d. Al-Murabahah dan Al-Bai’u Bithaman Ajil

A I-Murabahah adalah, persetujuan jual beli suatu barang dengan harga sebesar harga pokok. ditambah dengan keuntungan ,yang disepakati bersama dengan pembayaran ditangguhkan 1 bulan sampai 1 tahun. Persetujuan tersebut juga meliputi cara pembayaran sekaligus. Sedangkan Al-Bai’u Bithaman Ajil adalah persetujuan jual beli barang dengan harga sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan yang disepakati bersama. Persetujuan ini termasuk pula jangka waktu pembayaran dan jumlah angsuran. Dasar hukum dari kedua jenis persetujuan ini di dalam Al-Quran adalah: Q.S. An-Nisa : 29 dan Q.S. At-Baqarah: 275 dan Hadits Nabi SAW yang berbunyi: - Dar i Suhaeb r a. bahwa Rasululla h SAW bersabda: T iga per kar a di dalamnya terdapat keberkatan, yaitu 1 menjual dengan pembayaran secara kredit, 2 muqaradhah nama lain dari mudharabah, 3 mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah dan bukan untuk di jual. HR. Ibnu Majah, Subtti Assalam - Dari Abu Said Al-Hudri bahwa, Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan secara suka sama suka. HR. Al BaihaqI, Ibnu Majah dan, sahih menurut Ibnu Hiban.

e. Al-Ijarah dan Al-Ta’jiri

Al-IJarah adalah perjanjian antara pemilik barang denga n penyewa yang membolehkan penyewa memanfaatkan barang tersebut dengan mmbayar sewa sesuai dengan persetujuan kedua belah pihak. Setelah masa, sewa berakhir, maka barang akan dikembalikan kepada pemilik. Sedangkan Al-Ta Jiri , adalah perjanjian antar milik barang dengan penyewa yang membolehkan penyewa untuk memanfaatkan barang tersebut dengan membayar sewa, sesuai dengan persetujuan kedua belah pihak. Setelah berakhir masa sewa, maka pemilik barang menjual barang tersebut kepada, penyewa dengan harga yang disetujui kedua belah pihak. Dasar hukum AI-Ijarah dan AI-Ta jiri adalah Q.S. AI-Qashas : 26 dan Q.S. At-Thalaq : 6.

f. AI-Qardhul Hasan

Yaitu suatu pinjaman lunak yang diberikan atas dasar kewajiban sosial semata, dimana peminjam tidak berkewajiban untuk mengembalikan apapun kecuali modal pinjaman dan biaya adminstrasi. Dasar hukumnya adalah: Universitas Sumatera Utara Q.S. Al Baqarah : 245 Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik menafkahkan hartanya di jalan Allah, maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan rezki dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. Q.S. Al-Muzammil : 20 Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri sembahyang kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan demikian pula segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah bagimu dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi yang berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah bagimu dari Al Quran dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh balasan nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dasar hukum berupa hadit s adala h had it s dari Ibnu Mas ud ra. bahwa Rasulullah SAW telah bersabda : Barang siapa yang telah melepaskan saudaranya yang miskin dari satu kesusahan-kesusahan dunia maka .Allah akan lepaskan satu kesusahan padanya di hari akhir. Barang siapa telah membantu saudaranya yang k e s u lit a n d i du nia , ma k a A lla h a k a n me mba nt u nya d i d u nia d a n ak hir a t . Sesungguhnya Allah selalu membantu seorang hamba, sesama hamba tersebut membantu saudaranya HR. Muslim. Selain fasilitas-fasilitas di atas, bank syariah juga memberikan fasilitas berupa produk-produk di bawah ini: a. Al-Kafalah Yaitu pemberian garansi kepada nasabah untuk menjamin pelaksanaan, proyek kewajiban tertentu oleh pihak yang dijamin dengan cara bank meminta pihak yang dijamin untuk menyetorkan sejumlah dana sebagai setoran jaminan dengan prinsip Al-wadiah. Hasilnya, bank akan memperoleh fee. b. AI-Hiwalah Yaitu jasa bank untuk melakukan kegiatan transfer kirima n uang atau pengalihan tagihan. Dari kegiatan ini bank akan memperoleh fee sebagai imbalan, yaitu perjanjian dimana pihak pertama berjanji untuk Universitas Sumatera Utara memberi sejumlah imbalan-imbalan tertentu kepada pihak kedua amil atas suatu usahalayanan proyek yang sifat dan batasan-batasannya tercantum di dalam pe perjanjian. c. Al-Wakalah Yaitu jasa penitipan uang atau surat berharga, untuk itu bank mendapat kuasa dari yang menitipkan untuk mengelola uang atau surat berharga tersebut. Dalam hal ini bank akan memperoleh fee sebagai imbalan jasanya. d. Al-Sharf Yaitu kegiatan jual beli suatu . mata uang dengan mata uang lainnya. Jika yang diperjualbelikan adalah mata uang yang sama maka nilai mata uang tersebut haruslah sama dan penyerahannya juga dilakukan pada waktu yang sama. C. Karakteristik Koperasi Syariah Koperasi merupakan sebuah perkumpulan dari orang-orang yang mempunyai tujuan bersama untuk bekerja sama dalam memperbaiki dan meningkatkan taraf kemampuan mereka di bidang ekonomi dan perekonomian. Unsur-unsur penting dari kalimat tersebut adalah adanya orang-orang, yang berkumpul dalam sebuah perkumpulan, mempunyai tujuan yang sama dengan bekerja sama, di dalam bidang kesejahteraan ekonomi. Jadi sejak awal sebuah koperasi termasuk koperasi syariah menjalankan usahanya, para pengurus dan anggota koperasi secara sadar dan wajib memanfaatkan jasa atau produk yang dihasilkan oleh koperasi mereka sendiri, sebagai cara utama untuk ikut memajukan koperasi dalam memupuk modal. Sedikit berbeda dengan koperasi pada umumnya, koperasi syariah dalam menjalankan produk simpan pinjam pembiayaan menggunakan prinsip-prinsip syariah. Koperasi syariah memiliki karakteristik sebagai berikut: 57 1. Mengakui hak milik anggota terhadap modal usaha 2. Tidak melakukan transaksi dengan menetapkan bunga riba 3. Berfungsinya institusi ziswaf 4. Mengakui mekanisme pasar yang ada 5. Mengakui motif mencari keuntungan 6. Mengakui kebebasan berusaha 7. Mengakui adanya hak bersama 57 Yadi Janwari, Lembaga-lembaga Perekonomian Syariah, Bandung, Pustaka Mulia dan Fakultas Syariah IAIN SGD, 2000, hal. 108. Universitas Sumatera Utara Anggota KJKS dan UJKS Koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian dan Peraturan Pemerintah Nomor 09 Tahun 1995 tentang Kegiatan Pelaksanaan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi serta Keputusan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 91KepM.KUKMIX2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah . Sebagaimana halnya pada koperasi umumnya, pembentukan koperasi syariah didasarkan pada kesepakatan para anggota beserta adanya simpanan pokok para anggota yang menjadi modal usaha koperasi syariah yang akan dibentuk. Oleh karenanya selama menjadi anggota koperasi syariah, maka hak milik anggota terhadap modal usaha koperasi syariah akan tetap diakui. Dalam ekonomi syariah Islam, bunga riba jelas diharamkan. Oleh karenanya, setiap transaksi-transaksi yang berprinsip syariah, termasuk transaksi- transaksi koperasi syariah, tidak akan ditetapkan melalui sistem bunga riba, namun berdasarkan prinsip bagi hasil sebagaimana diatur dan diakui dalam ekonomi syariah. Koperasi konvesional tidak menjadikan usahanya sebagai penerima dan penyalur zakat, sedangkan koperasi syariah, zakat dianjurkan bagi para nasabahnya, karena kopersai ini juga berfungsi sebagai institusi Ziswaf, yaitu institusi Zakat, Infaq, Shadaqah, dan Waqaf. KJKS dan UJKS yang menjalankan kegiatan maal wajib membuat laporan penerimaan dan distribusi dana Zakat, Infaq, Shadaqah, serta wakaf ZISWAF. Koperasi syariah juga dituntut tak sekedar halal demi kelangsungan hidupnya. Dalam teori strategi pembangunan ekonomi, kemajuan koperasi dan usaha kerakyatan harus berbasiskan kepada dua pilar: tegaknya sistem dan mekanisme pasar yang sehat; Berfungsinya aransmen kelembagaan atau regulasi pemerataan ekonomi yang efektif. Adanya keuntungan merupakan salah satu syarat tetap eksisnya sebuah lembaga keuangan. Demikian juga halnya dengan koperasi syariah, dalam prakteknya kegiatan-kegiatan koperasi syariah juga bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang dalam hal ini keuntunga tersebut berasal dari, oleh dan untuk anggota koperasi syariah. Sistem Ekonomi Syariah mengakui adanya perbedaan pendapatan dan kekayaan pada setiap orang dengan syarat bahwa perbedaan tersebut diakibatkan karena setiap orang mempunyai perbedaan keterampilan, inisiatif, usaha, dan resiko. Namun perbedaan itu tidak boleh menimbulkan kesenjangan yang terlalu jauh antara yang kaya dengan yang miskin karena kesenjangan yang terlalu dalam tidak sesuai dengan Syariah Islam yang menekankan bahwa sumber-sumber daya bukan saja karunia dari Allah bagi semua manusia, melainkan juga merupakan amanah. Oleh karenanya, di dalam koperasi syariah, setiap anggota dibebaskan berusaha sesuai dengan keterampilan masing-masing, sehingga peroleh pendapatan dan kekayaan para anggota tentunya juga akan mengalami perbedaan sesuai dengan usaha yang dijalankan setiap anggota. Muhammad Hatta, salah seorang Proklamator Republik Indonesia yang dikenal sebagai Bapak Koperasi, mengatakan bahwa Koperasi adalah Badan Usaha Bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian, beranggotakan Universitas Sumatera Utara mereka yang umumnya berekonomi lemah yang bergabung secara sukarela dan atas dasar persamaan hak dan kewajiban melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para anggotanya. 58 Hak-hak anggota yang dimaksud di sini adalah sebagai berikut: 59 a. Menghadiri, menyatakan pendapat dan memberikan suara dalam rapat anggota. b. Memilih atau dipilih menjadi anggota pengurus atau pengawas. c. Meminta diadakan rapat anggota sesuai dengan aturan yang berlaku. d. Mengemukakan pendapat dan saran kepada pengurus di luar rapat anggota baik diminta maupun tidak diminta. e. Mendapatkan pelayanan koperasi. f. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan koperasi. g. Memperoleh pembagian sisa hasil usaha SHU sesuai dengan besarnya partisipasi dengan syarat membayar simpanan pokok dan simpanan wajib secara periodik. 58 http:nani3.wordpress.com20080204koperasi-masjid-sistem- ekonomi-syariah. Diakses tanggal 9 Juni 2010. 59 Standar Operasional Prosedur KJKS dan UJKS, hal. 17. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Indonesia, pelaksanaan sistem ekonomi Islam yang sudah dimulai sejak tahun 1992 semakin marak dengan bertambahnya jumlah lembaga keuangan Islam baik bank maupun non bank. Salah satu lembaga keuangan Islam non bank adalah koperasi syariah yang berorientasi pada masyarakat Islam lapisan bawah. Kelahiran koperasi syariah merupakan solusi bagi kelompok ekonomi masyarakat bawah yang membutuhkan dana bagi pengembangan usaha kecil. Koperasi syariah merupakan lembaga ekonomi rakyat kecil yang berupaya mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi pengusaha kecil dengan berdasarkan prinsip syariah dan prinsip koperasi. 1 Koperasi adalah organisasi ekonomi yang memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan organisasi ekonomi lain. Perbedaan ini terletak pada sistem nilai etis yang melandasi kehidupannya dan terjabar dalam prinsip-prinsipnya yang kemudian berfungsi sebagai norma-norma etis yang mempolakan tata laku koperasi sebagai ekonomi. 2 Lahirnya lembaga keuangan syariah termasuk “Koperasi Syariah”, sesungguhnya dilatarbelakangi oleh pelarangan riba bunga secara tegas dalam Al-Qur’an. Ciri utama koperasi adalah kerjasama anggota dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan hidup bersama. Dari pengertian dan ciri koperasi dapat dilihat bahwa falsafah atau etik yang mendasari gagasan koperasi sesungguhnya adalah kerjasama, gotong royong dan demokrasi ekonomi, menuju kesejahteraan umum. Melihat dari segi falsafah atau etik yang mendasari gerakan koperasi, kita temukan banyak segi yang mendukung persamaan dan diberi rujukan dari segi ajaran Islam, antara lain penekanan akan pentingnya kerjasama dan tolong menolong ta’awun, persaudaraan ukhuwah dan pandangan hidup demokrasi musyawarah. 3 Seiring digulirkannya sistem perbankan syari’ah pada pertengahan tahun 1990-an, beberapa lembaga keuangan syari’ah tumbuh dan berkembang pesat di Indonesia. Lembaga keuangan syari’ah mempunyai kedudukan yang sangat penting sebagai lembaga ekonomi Islam yang berbasis syari’ah ditengah proses pembangunan nasional. Berdirinya lembaga keuangan syariah merupakan Islam mengangap riba sebagai satu unsur buruk yang merusak masyarakat secara ekonomi, sosial maupun moral. Oleh karena itu, Al-Qur’an melarang umat Islam memberi atau memakan riba. 1 Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil PINBUK, Pedoman Cara Pembentukan BMT, Jakarta: PINBUK, tt, hal. 1 2 Asnawi Hasan, Koperasi dalam Pandangan Islam, Suatu Tinjauan dari Segi Falsafah Etik, dalam Membangun Sistem Ekonomi Nasional, Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi, Sri Edi Swasono, Jakarta: UI Press, 1987, hal. 158 3 Ilmi Makhalul, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, Jakarta: UI Press, 2002, hal. 1 Universitas Sumatera Utara