spesifik sampai saat ini menyatakan dirinya sebagai koperasi artinya secara Badan Hukum tunduk pada Undang-undang Perkoperasian. Sebagai koperasi simpan
pinjam harus mampu memenuhi persyaratan legalitas sebagai koperasi seperti anggaran dasar, keanggataan, permodalan, tata organisasi, dan cara kerja
lainnya.
70
Menurut Karnaen A. Perwataatmadja Baitul Mat Wal Tamwil dapat didirikan dalam bentuk Kelompok Swadaya Masyarakat KSM atau koperasi.
71
Sedangkan menurut RT Sutaniya Raharja Hadikusumo, koperasi merupakan suatu kumpulanorganisasi ekonomi yang beranggotakan orangorang badan-badan yang
memberi kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota. Menurut Peraturan yang ada dengan bekerjasama secara kekeluargaan menjalankan suatu usaha dengan
tujuan mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.
72
Baitul Maal wat Tamwil melaksanakan dua macam kegiatan yakni kegiatan bisnis sebagai kegiatan utama dan kegiatan sosial sebagai kegiatan penunjang.
Baitul Maal adalah lembaga keuangan yang kegiatannya mengelola dana yang bersifat sosial. Sedangkan Baiul Tamwil adalah lembaga yang menghimpun dan
menyalurkan dana masyarakat, penghimpunan dana di peroleh melalui simpanan pihak ketiga dan penyalurannya dilakukan dalam bentuk pembiayaan dan
investasi serta mengembangkan usaha-usaha produktif untuk meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil berdasarkan prinsip syari’ah,
sedangkan Sumber dana tersebut di peroleh dari hasil zakat, infaq dan shodaqoh ZIS. Dana tersebut diberikan kepada mustahiq, yaitu; Fakir, Miskin, Amil,
Muallaf, Riqob, Ghorim, Jihad Fi Sabilillah dan Ibnu Sabil. Landasan
hukum koperasi adalah Undang-undang No 12 Tahun 1967 tentang pokok-pokok perkoperasian yang diganti dengan UU No. 25 tahun 1992 tentang koperasi.
73
2. Visi Dan Misi dan Tujuan Baitul Maal wat Tamwil
70
Ahmad Sumiyanto, Ibid, hal. 16
71
Karnaen A. Perwataatmadja, Membumikan Ekonomi Islam di Indonesia. Depok: Usaha Kami, 1996, hal. 216.
72
RT. Sutantya Raharja Hadikusuma, Hukum Koperasi Indonesia, Jakarta: Rajawali Press, 2000, hal. 4.
73
Eri Sudewo, Panduan Praktis Operasional BMT, Bandung : Mizan, 1999 hal. 81
Universitas Sumatera Utara
Visi Baitul Maal wat Tamwil harus mengarah pada upaya untuk mewujudkan Baitul Maal wat Tamwil menjadi lembaga yang mampu
meningkatkan kualitas ibadah anggota ibadah dalam arti yang luas, sehingga mampu berperan sebagai wakil-pengabdi kepada Allah SWT, memakmurkan
kehidupan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
74
Misi Baitul Maal wat Tamwil adalah membangun dan mengembangkan tatanan perekonomian struktur masyarakat madani yang adil berkemakmuran dan
berkemajuan serta makmur dan maju berkeadilan berlandaskan syari`ah dan ridho Allah SWT.
Titik tekan perumusan visi Baitul Maal wat Tamwil adalah mewujudkan lembaga yang profesional dan dapat meningkatkan kualitas ibadah. Ibadah harus
dipahami dalam arti yang luas, yakni tidak saja mencakup aspek ritual peribadatan seperti sholat misalnya, tetapi lebih luas mencakup segala aspek kehidupan,
sehingga setiap kegiatan Baitul Maal wat Tamwil harus berorientasi pada upaya mewujudkan ekonomi yang adil dan makmur.
Masing-masing Baitul Maal wat Tamwil dapat saja merumuskan visinya sendiri. Karena visi sangat dipengaruhi oleh lingkungan bisnisnya, latar belakang
masyarakatnya serta para pendirinya. Namun prinsip perumusan visi harus sama dan tetap di pegang teguh. Karena visi sifatnya jangka panjang, maka
perumusannya harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Pendirian tidak dapat begitu saja mengabaikan aspek ini.
75
74
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil, Yogyakarta: UU Press, 2004, hal. 127
75
Ibid, hal. 128. Dari pengertian tersebut di atas, dapat dipahami bahwa misi Baitul Maal
wat Tamwil bukan semata-mata mencari keuntungan dan penumpukan laba pada segolongan orang kaya saja, tetapi lebih berorientasi pada pendistribusian laba
yang merata dan adil, sesuai dengan prinsip ekonomi Islam. Masyarakat ekonomi kelas bawah harus didorong untuk berpartisipasi dalam modal melalui simpanan
penyertaan modal, sehingga mereka dapat menikmati hasil Baitul Maal wat Tamwil. Struktur masyarakat madani yang adil merupakan cerminan dari struktur
masyarakat yang dibangun pada masa Nabi Muhammad SAW di Madinah.
Universitas Sumatera Utara
Pada masa ini kehidup an umat Islam dan non Islam dapat berjalan secara damai. Kehidupan ekonominya dapat berkembang. Zakat yang menjadi kewajiban
umat Islam yang menjadi beban warga non Muslim dapat berjalan dengan baik. Pendistribusian keuangan Negara dapat dilaksanakan secara merata dan adil.
Didirikannya Baitul Maal wat Tamwil bertujuan; meningkatkan kualitas usaha ekonomi untuk kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya. Pengertian di atas dapat dipahami bahwa Baitul Maal wat Tamwil berorientasi pada upaya peningkatan kesejahteraan anggota dan masyarakat.
Anggota harus diberdayakan empowering supaya dapat mandiri. Dengan sendirinya, tidak dapat dibenarkan jika para anggota dan masyarakat menjadi
sangat tergantung kepada Baitul Maal wat Tamwil. Dengan menjadi anggota Baitul Maal wat Tamwil, masyarakat dapat meningkatkan taraf hidup melalui
peningkatan usahanya. Pemberian modal pinjaman sedapat mungkin dapat memandirikan ekonomi para peminjam. Oleh sebab itu, sangat perlu dilakukan
pendampingan. Dalam pelemparan pembiayaan, Baitul Maal wat Tamwil harus dapat menciptakan suasana keterbukaan, sehingga dapat mendeteksi berbagai
kemungkinan yang timbul dari pembiayaan. Untuk mempermudah pendampingan, pendekatan pola kelompok menjadi
sangat penting. Anggota dikelompokkan berdasarkan usaha yang sejenis atau kedekatan tempat tinggal, sehingga Baitul Maal wat Tamwil dengan mudah
melakukan pendampingan. Di bawah ini tujuan Baitul Maal wat Tamwil, diantaranya sebagai berikut:
76
a. Meningkatkan produktifitas usaha dengan memberi pembiayaan kepada
para pengusaha kecil yang membutuhkan dana serta meningkatkan
76
Ibid, hal. 130.
Universitas Sumatera Utara
kualitas dan kuantitas kegiatan usaha, di samping meningkatkan kesempatan bekerja dan meningkatkan penghasilan umat Islam.
b. Menghasilkan dan mengembangkan ekonomi umat khususnya para
pengusaha kecil dan para pedagang kaki lima dari cengkeraman bunga yang rentainer serta menghimpun dana umat Islam yang selama ini enggan
menyimpan dana di bank atau di lembaga keuangan yang masih menggunakan bunga.
3. Azas Dan Landasan Baitul Maal wat Tamwil