Eksistensi Koperasi Syariah sebagai Lembaga Keuangan Modern di Indonesia

5. mendorong pengelolaan KJKS dan UJKS Koperasi mencapai tujuannya secara efektif dan efisien yaitu meningkatkan pemberdayaan ekonomi anggota. Pengawasan terhadap Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi diselenggarakan oleh Menteri atau Pejabat yang ditetapkan oleh Menteri. 92

C. Eksistensi Koperasi Syariah sebagai Lembaga Keuangan Modern di Indonesia

Koperasi syariah mempunyai persamaan dengan lembaga keuangan modern. Hal ini dapat dilihat dari kesamaan koperasi syariah dengan ciri-ciri lembaga keuangan modern sebagai berikut: 1. Mempunyai akuntabilitas 2. Memiliki anggota dan prosedur untuk pelaksanaan pada kegiatannya 3. Dapat memenuhi aspek modern pada pelaksanaan sistem keuangan sekarang. Pada terminologi ilmu manajemen, sudah sering dihembuskan bahwa “koperasi” merupakan salah satu tipe “organisasi modern”, yakni yang di dalamnya telah ada unsur-unsur organisasi yang telah terstruktur didalam koperasi dan tunduk pada prinsip-prinsip manajemen dalam menjalankan fungsinya. Disisi lain ditemukan pula keunikan dalam pengertian koperasi, ia selaku organisasi kumpulan sejumlah orang yang tidak atas dasar kumpulan modal, dan sekaligus juga sebagai organisasi bisnis yang mempunyai peran sebagai pelaku usaha. Selaku kumpulan orang, maka dalam tubuh koperasi tentu sarat pula dengan nilainilai kemanusiaan baik sebagai anggota maupun sebagai pengurus; selaku organisasi bisnis tentu sarat pula dengan indikator-indikator manajemen bisnis, teknologi, legalitas dan pengetahuan tentang kondisi atau peluang-peluang usaha yang prospektif. Oleh karena itu sering dijuluki bahwa pengelolaan organisasi koperasi juga mempunyai kiat tersendiri, sehingga jika seseorang berhasil mengelola badan usaha swastaBUMN, tidak serta merta dapat sukses jika ditugasi mengelola sebuah organisasi koperasi. Apalagi dalam lingkungan yang berubah yang mengarah pada mekanisme ekonomi pasar dan kondisi 92 Pasal 3 Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 39PerM.KUKMXII2007 tentang Pedoman Pengawasan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah. Universitas Sumatera Utara ketimpangan pemulihan sumberdaya, maka dituntut pengelolaan koperasi yang semakin jeli, handal dan berkompeten. Kelahiran Koperasi Syariah di Indonesia dilandasi oleh Kepututsan Menteri Kepmen Nomor 91KepM.KUKMIX2004 tanggal 10 September 2004 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah . Kepmen ini memafasilitas berdirinya koperasi syariah menjadi koperasi jasa keuangan syariah KJKS atau unit jasa keuangan syariah UJKS, dengan adanya sistim ini membantu koperasi serba usaha di Indonesia memiliki unit jasa keuangan syariah. Dengan demikian dalam rangka mengakselerasi pertumbuhan dan perkembangan Koperasi Syariah di Indonesia mutlak diperlukan adanya Undang-Undang Koperasi Syariah tersendiri yang mampu mengakomodir percepatan dari Koperasi Syariah itu sendiri. Secara konsepsional, Koperasi sebagai Badan Usaha yang menampung pengusaha ekonomi lemah, memiliki beberapa potensi keunggulan untuk ikut serta memecahkan persoalan social-ekonomi masyarakat. Peran Koperasi sebagai upaya menuju demokrasi ekonomi secara kontitusional tercantum dalam Pasal 33 UUD 1945. Namun dalam perjalanannya, pengembangan koperasi dengan berbagai kebijakan yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia, keberadaannya masih belum memenuhi kondisi sebagaimana yang diharapkan masyarakat. Misalnya, unit koperasi simpan pinjam mempraktekkan riba. Inilah yang menjadi kegelisahan sebagian besar umat Islam, yang ingin bermuamalah secara halal. Namun di sisi lain, koperasi syariah juga dituntut tak sekedar halal demi kelangsungan hidupnya. Dalam teori strategi pembangunan ekonomi, kemajuan koperasi dan usaha kerakyatan harus berbasiskan kepada dua pilar: tegaknya sistem dan mekanisme pasar yang sehat; Berfungsinya aransmen kelembagaan atau regulasi pemerataan ekonomi yang effektif. Secara umum koperasi telah berperan dalam masyarakat antara lain berupa: 1.Meningkatkan skala usaha anggota dan efisiensi, 2.Meningkatkan “bargaining position” terhadap pasar, dan 3.Manfaat sosial. Khusus bagi UMKM, koperasi syariah ternyata telah memberikan dampak yang cukup positif terhadap pelaku usaha mikro di tanah air. Dalam waktu yang singkat koperasi syariah telah membantu lebih dari 920 ribu usaha mikro di tanah air dan telah merambah ke seluruh kabupaten di Indonesia. Jenisnya sangat beragam dari koperasi pondok pesantren kopontren, koperasi masjid, koperasi perkantoran hingga koperasi pasar kopas. Sistim bagi hasil yang dikenalkan masyarakat ternyata cukup mudah diterima dan sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang mengedepankan asas gotong royong dan kejujuran. Terdapat lebih dari 3020 koperasi syariah yang berkembang dengan berbagai macam ragam kondisi kelembagaannya. 93 Jumlah koperasi syariah masih sangat sedikit dibandingkan dengan kebutuhan pembiayaan usaha mikro yang mencapai 39,72 juta usaha dan menyerap 88 tenaga kerja. Karena itu penumbuhan koperasi syariah merupakan 93 http:ekuintekdpp.multiply.comjournalitem1. Diakses tanggal 30 Oktober 2010. Universitas Sumatera Utara upaya strategis untuk mendongkrak tingkat pertumbuhan ekonomi dan mengentaskan kemiskinan. Penumbuhan koperasi syariah juga penting dalam rangka meningkatkan keluarga prasejahtera, sehingga bukan sekedar intermediasi financial, melainkan juga intermediasi social. Menurut data BPS, terdapat lebih dari 10 juta usaha kecil dan mikro yang belum tersentuh jasa layanan perbankan. Kondisi ini menjadi perluang bagi tumbuh dan berkembangnya koperasi syariah bagi rakyat Indonesia yang mayoritas muslim. Apalagi dari data pertumbuhan Lembaga Keuangan Mikro LKM ternyata perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah UMKM cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya LKM. Pada akhirnya koperasi syariah haruslah berguna untuk meningkatkan kualitas usaha ekonomi bagi kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya. Selanjutnya, untuk meningkatkan ekonomi umat sebagai bagian dari pembangunan ekonomi kerakyatan, koperasi syariah harus mampu menghimpun masyarakat ekonomi lemah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengembangkan iklim usaha dalam lingkungan sosial ekonomi yang sehat dan menggandeng lembaga-lembaga pemerintahan daerah, organisasi kemasyarakatan, dunia usaha, dan Lembaga Perbankan Syariah. Dalam sebuah bentuk kemitraan berupa pembinaan manajerial koperasi, bantuan pengembangan perangkat, dan sistem keuangan mikro, serta kerjasama pendanaan dan pembiayaan. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari uraian dan pembahasan di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada prinsipya konsep syariah pada perbankan dan koperasi adalah sama. Hanya saja, konsep syariah pada koperasi syariah lebih berorientasi pada kerjasama dan kesejahteraan anggota, sedangkan konsep syariah yang diterapkan pada perbankan syariah yang lebih mengedepankan keuntungan melalui mekanisme bagi hasil dan profit untuk bank itu sendiri. Koperasi syariah lebih mengedepankan konsep musyawarah di antara para anggota untuk mencapai kesejahteraan bersama. 2. Kelahiran Koperasi Syariah di Indonesia dilandasi oleh Kepututsan Menteri Kepmen Nomor 91KepM.KUKMIX2004 tanggal 10 September 2004 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah. Kepmen ini memfasilitasi berdirinya koperasi syariah menjadi koperasi jasa keuangan syariah KJKS atau unit jasa keuangan syariah UJKS, dengan adanya sistim ini membantu koperasi serba usaha di Indonesia memiliki unit jasa keuangan syariah. Seiring dengan perkembangan koperqasi syariah yang sangat pesat, pada tahun 2007 dirasa perlu adanya peraturang yang mengatur secara spesifik mengenai koperasi syariah. Oleh karena itu dibuatlah Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 35.2PERM.KUKMX2007 tentang Pedoman Standar Operasional Manajemen Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Universitas Sumatera Utara