Hubungan positif dengan orang lain positive relations with others

apakah skor yang didapatkan subjek tinggi ataukah rendah. Penggunaan distribusi dapat menggunakan dua cara yakni menggunakan kuartil maupun menggunakan standar deviasi. PWBS memiliki kualitas psikometrik yang baik, khususnya dalam versi 14 item pada enam sub skala atau 84 item. Hal tersebut terlihat dari reliabilitas yang dimiliki oleh sub skala PWBS yakni 0,83 pada otonomi autonomy, 0,86 pada penguasaan atas lingkungan environmental mastery, 0,85 pada pertumbuhan pribadi personal growth, 0, 88 pada hubungan positif dengan orang lain positive relations with others, 0,88 pada tujuan hidup purpose in life, dan 0,91 pada penerimaan diri self-acceptance.

F. Langkah-langkah Adaptasi

PWBS sendiri akan diadaptasi menggunakan pedoman yang dirumuskan oleh International Test Commission ITC ITC, 2010. Pedoman tersebut dibuat dalam rangka memunculkan suatu metode yang terstandarisasi serta dapat menekan kemunculan bias dan meningkatkan ekuivalensi dari suatu adaptasi. Bias dan ekuivalensi merupakan permasalahan utama yang sangat sering muncul dalam adaptasi. Bias merupakan ketidaksesuaian yang muncul antara alat ukur hasil adaptasi dengan alat ukur versi aslinya. Sedangkan ekuivalensi merupakan kesesuaian dalam tingkat pengukuran sehingga skor alat ukur hasil adaptasi dengan alat ukur versi aslinya dapat dibandingkan Hambleton, Mereda Spielberger, 2004. Suatu hasil adaptasi dapat dikatakan bebas dari bias apabila konsisten antara hasil adaptasi dengan versi aslinya. Konsistensi tersebut diperiksa dalam tiga tingkatan yaitu konsistensi konstruk, konsistensi administrasi, dan konsistensi item. Pemeriksaan tersebut dilakukan dengan menggunakan beberapa cara seperti penerjemahan yang baik dan analisis statistik yang cukup mendalam mengenai konstruk maupun item dalam adaptasi yang dilakukan. Apabila pemeriksaan tersebut menunjukkan bahwa terdapat inkonsistensi, maka dapat dikatakan bahwa terdapat bias dalam adaptasi yang dilakukan Hambleton, Mereda Spielberger, 2004. Di sisi lain, apabila didapatkan hasil yang konsisten, maka dapat dikatakan bahwa terdapat ekuivalensi antara hasil adaptasi dengan versi asli. Ekuivalensi yang muncul tersebut merupakan ekuivalensi pada tingkat construct equivalence. Hal tersebut dikarenakan ekuivalensi ini menekankan mengenai kesamaan konstruk antara alat ukur versi asli dengan alat ukur adaptasi Van de Vijver Tanzer, 2004. Berdasarkan pertimbangan akan bias dan ekuivalensi, peneliti kemudian merumuskan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam rangka menghilangkan kemunculan dari bias dan memunculkan ekuivalensi dari adaptasi. Langkah- langkah tersebut terdiri dari dua bagian yakni pemeriksaan sebelum pengambilan data dan pemeriksaan setelah pengambilan data. Pada pemeriksaan sebelum pengambilan data, peneliti mencoba untuk menyusun suatu adaptasi yang baik secara bahasa dan konten. Hal tersebut dikarenakan dapat menurunkan potensi terjadinya bias dalam hasil adaptasi. Pemeriksaan ini dilakukan pada tahap pertama hingga tahap keempat adaptasi. Sedangkan pada pemeriksaan setelah pengambilan data, peneliti dapat memeriksa apakah adaptasi yang dilakukan bias ataukah tidak.