5. Tujuan hidup purpose in life
Individu yang memiliki skor yang tinggi pada dimensi ini dapat dikatakan sebagai individu yang memiliki tujuan dalam hidupnya dan mampu mengetahui apa
yang baik dan buruk. Individu juga dapat mengetahui makna dalam masa lalu dan kehidupannya saat ini serta memiliki keyakinan bahwa terdapat tujuan dalam
hidupnya serta memiliki tujuan dalam hidupnya. Sedangkan apabila individu memiliki skor yang rendah pada dimensi ini
merupakan individu yang kemampuan yang kurang dalam memaknai hidup. Individu juga memiliki sedikit tujuan atau harapan, memiliki kemampuan untuk
melihat kedepan yang rendah. Individu tidak melihat tujuan dalam masa lalunya serta tidak memiliki keyakinan bahwa hidup memiliki makna.
6. Penerimaan diri self-acceptance
Individu yang memiliki skor yang tinggi pada dimensi ini dapat dikatakan sebagai individu yang memiliki pemikiran positif terhadap dirinya. Individu juga
mengetahui dan menerima segala aspek dalam dirinya baik aspek positif maupun negatif serta menerima masa lalu dirinya secara positif.
Sedangkan apabila individu memiliki skor yang rendah pada dimensi ini merupakan individu yang merasa tidak puas dengan dirinya. Individu juga merasa
kecewa dengan apa yang telah terjadi di masa lalu, serta merasa khawatir dengan beberapa kualitas personal sehingga berharap dirinya merupakan individu yang
berbeda dari dirinya saat ini.
D. Subjek Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti memiliki dua kategori subjek untuk dua tahap penelitian yang berbeda yaitu tahap penerjemahan dan decentering serta tahap
pemeriksaan bias dan ekuivalensi. Pada tahap penerjemahan dan decentering, peneliti menggunakan jasa tiga orang ahli bahasa dan tiga orang bilingual sebagai
subjek dan pemeriksa hasil penerjemahan. Pada tahap pemeriksaan bias dan ekuivalensi, peneliti terlebih dahulu harus
menentukan populasi dan sampel penelitian. Populasi penelitian yang digunakan adalah semua individu yang telah berada dalam tahap perkembangan dewasa awal
hingga lanjut usia dan berada di Indonesia. Berdasarkan populasi tersebut, kemudian peneliti mengambil sampel penelitian berupa para individu yang berada
dalam tahap perkembangan dewasa awal hingga lanjut usia yang berada di provinsi Yogyakarta dan sekitarnya.
Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik pengambilan sampel nonprobabilitas khususnya convinience sampling. Metode ini
dipilih karena memudahkan peneliti dalam mendapatkan subjek penelitian Noor, 2011. Subjek yang dipilih kemudian dikelompokkan dalam beberapa kelompok
yaitu agama, pekerjaan, pendidikan terakhir, suku bangsa, dan status hubungan.
E. Psychological Well-being Scale PWBS
Psychological well-being scale PWBS merupakan suatu alat ukur psikologis yang terdiri dari enam dimensi yang terdiri dari otonomi autonomy, penguasaan
atas lingkungan environmental mastery, pertumbuhan pribadi personal growth,