GAMBARAN UMUM Pengaruh persepsi atas kualitas pelatihan dan motivasi mengikuti pelatihan pada niat berwirausaha: pada kaum difabel di Daerah Istimewa Yogyakarta.

2 Desain grafis Peserta pelatihan harus memahami dasar-dasar dari komputer, termasuk didalamnya program Corel Draw dan Photoshop. Bagi calon peserta pelatihan yang belum mengerti dasar computer, akan diberikan bimbingan kelas komputer untuk pembekalan. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah membuat brosur, poster, sablon kaos, mencetak mug, dan mendesain pola. 3 Komputer Pada dasarnya keterampilan komputer sama dengan desain grafis, namun dikhususkan pada aplikasi Microsoft Office. Pada pemberian bimbingan ini peserta pelatihan bukan saja hanya menguasai Microsoft Office, tetapi juga diberikan keterampilan dalam merakit hardware. Dengan demikian, para difabel memiliki bekal bekerja di bidang komputer. 4 Menjahit Keterampilan menjahit akan dilakukan bagi peserta pelatihan yang berpendidikan minimal Sekolah Dasar SD dimana mereka telah mengenal angka dan memiliki kemampuan untuk berhitung. Pada kegiatan ini mereka diajarkan untuk membuat pola baju, celana, kemeja, jaket, bordir dan kemudian merealisasikan pola tersebut menjadi barang jadi. 5 Elektronika Keterampilan ini bertujuan untuk para peserta pelatihan untuk ahli dalam memperbaiki ataupun merakit elektronik, seperti reparasi handphone, radio, televisi, lemari es, komputer dan lain sebagainya. 6 Kerajinan Perak Dalam kerajinan perak difabel diberi pelatihan mengenai kerajinan perak yang di dalamnya membahas tentang cara pembuatan dan macam-macamnya. Kerajinan perak dalam prakteknya tidak menggunakan perak asli, tetapi diganti dengan bahan lain seperti tembaga. Hasil dari keterampilan ini, memberikan peserta pelatihan kemampuan dalam hal membuat gelang, cincin, dan pernak-pernik lainnya yang menggunakan bahan seperti perak maupun tembaga. 7 Kerajinan Kulit Kerajinan kulit dalam prakteknya juga menggunakan bahan sepreti flannel. Pada kegiatan ini peserta pelatihan dilatih untuk membuat jaket, kotak perhiasan, dompet, nampan, tempat pensil, tempat tissue, dan lain-lain. Kerajinan kulit ini juga memudahkan bagi peserta pelatihan yang sudah mampu berhitung, berlogika dan mengenal matematika. d. Resosialisasi 1 Praktek Kerja Lapangan 2 Bantuan Sosial UEP e. Pembinaan Lanjut 1 Bimbingan peningkatan kehidupan bermasyarakat 2 Bimbingan pengembangan usaha peningkatan keterampilan 3 Bimbingan pemantapan peningkatan usaha f. Terminasi Pemutusan hubungan dari kegiatan pelayanan F. Pengertian Penyandang Disabilitas Penyandang cacat, merupakan isitilah yang sampai sekarang masih digunakan orang untuk menyebut sekelompok masyarakat yang memiliki gangguan, kelainan, kerusakan, atau kehilangan fungsi organ tubuhnya. Namun, istilah penyandang cacat dianggap bersifat diskriminatif sehingga dirumuskan istilah disabilitas yang dianggap lebih menghormati hak-hak penyandang cacat sebagai individu yang bermartabat. Sesudah meratifikasi Convention on the Right of Person with Disabilities CRPD pada 30 Maret 2007 istilah penyandang cacat digantikan menjadi penyandang disabilitas atau difabel yang merupakan pengindonesiaan dari kependekan istilah different abilities people, yakni orang dengan kemampuan yang berbeda. Sebagai bentuk komitmen kuat pemerintah terhadap Convention on the Right of Person with Disabilities CRPD maka dikeluarkanlah Undang-Undang No.19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Istilah disabilitas merupakan adaptasi dari kata bahasa Inggris “disability” yang menurut Badan Kesehatan Dunia memiliki tiga aspek, yaitu aspek impairment, disability, dan handicap. Impairment adalah kehilangan struktur, fungsi psikologis, fisiologis atau anatomis. Disability, artinya suatu keterbatasan atau kehilangan kemampuan sebagai akibat dari impairment untuk melakukan suatu kegiatan dalam batas-batas yang dipandang normal bagi seorang manusia. Sedangkan handicap adalah suatu kerugian bagi seorang individu sebagai akibat adanya impairment dan disability. Menurut Tung 2015:127, jenis cacat secara fisik dapat dibagi menjadi beberapa kategori: 1. Tuna Netra; indra penglihatan tidak berfungsi sebagai saluran penerima informasi dalam kegiatan sehari-hari seperti halnya orang awas. 2. Tuna Rungu; individu kehilangan daya dengarnya, sehingga menghalangi penderitanya untuk menerima suara melalui telinganya. 3. Tuna Daksa; individu mengalami kehilangan atau kelainan anggota tubuh sebagai akibat dari luka, penyakit, maupun pertumbuhan yang salah bentuk, sehingga mengakibatkan turunnya kemampuan normal untuk melakukan gerakan tubuh tertentu. 4. Tuna Wicara; individu tidak dapat bicara atau mengucapkan kata-kata dengan normal. Tuna wicara pada dasarnya memiliki gangguan wicara dan bahasa speech and language disorder, yang terdiri dari dua bagian: a. Gangguan berbicara speech disorder, yakni kesulitan dengan produksi bahasa lisan, gangguan artikulasi, kelancaran dari gangguan vocal, tertunda atau tidak adanya suara yang dihasilkan. b. Gangguan berbahasa language disorder, yakni permasalahan menerima dan atau mengekspresikan bahasa yang meliputi tertundanya bahasa, perbedaan bahasa, penyimpangan bahasa atau ketiadaan bahasa yang dihasilkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data dan Analisis

1. Deskripsi Data Responden Deskripsi data responden digunakan untuk memperoleh gambaran tentang responden yang diteliti. Populasi yang diteliti adalah difabel penyandang disabilitas pada Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas BRTPD, khusunya bagi penyandang disabilitas tuna daksa, tuna netra, dan tuna rungu wicara. Peneliti menggunakan jumlah populasi sebagai data dalam penelitian ini. Berdasarkan informasi yang telah diperoleh dari kuesioner yang diberikan, responden digolongkan ke dalam beberapa kelompok, yakni berdasarkan jenis kelamin, usia, status perkawinan, golongan difabel, program pelatihan yang diikuti, lama mengikuti pelatihan, dan pengalaman mengikuti pelatihan di tempat lain selain Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas BRTPD. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Dari hasil jawaban kuesioner yang diberikan oleh responden diperoleh data sebagai berikut: Tabel V.1 Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase Pria 68 60 Wanita 47 40 Total 115 100 Sumber: Data Primer yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel V.1, dapat dilihat bahwa mayoritas penyandang disabilitas pada Balai Rehabilitasi Terpadu Pusat Disabilitas BRTPD adalah pria yaitu sebesar 62 responden 60, sedangkan penyandang disabilitas pada Balai Rehabilitasi Terpadu Pusat Disabilitas BRTPD yang berjenis kelamin wanita sebanyak 47 responden 40. b. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia Usia menunjukkan umur responden pada saat penelitian sedang dilakukan. Dari hasil jawaban keusioner yang diberikan oleh responden, diperoleh data sebagai berikut: Tabel V.2 Persentase Responden Berdasarkan Usia Usia Jumlah Responden Persentase 30 tahun 45 39 25-30 tahun 34 29 21-25 tahun 29 26 15-20 tahun 7 6 Total 115 100 Sumber: Data Primer yang diolah, 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan tabel V.2, dapat dilihat bahwa mayoritas jumlah responden berada di usia 30 tahun keatas sebanyak 45 responden 39, kedua responden dengan usia 25-30 tahun sebanyak 34 responden 29, ketiga responden dengan usia 21-25 tahun sebanyak 29 responden 26, dan responden dengan usia 15-20 tahun sebanyak 7 responden 6. c. Deskripsi Responden Status Perkawinan Dari hasil jawaban kuesioner yang telah diterima oleh peneliti, diperoleh data sebagai berikut: Tabel V.3 Persentase Responden Berdasarkan Status Perkawinan Status Perkawinan Jumlah Responden Persentase Menikah 36 32 Belum Menikah 79 68 Total 115 100 Sumber: Data Primer yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel V.3, dapat dilihat bahwa mayoritas status perkawinan para penyandang disabilitas pada Balai Rehabilitasi Terpadu Pusat Disabilitas BRTPD belum menikah memiliki jumlah responden tinggi yakni sebesar 79 responden 68, sedangkan 36 responden 32 memiliki status perkawinan sudah menikah. d. Deskripsi Responden Berdasarkan Golongan Difabel Dari hasil jawaban kuesioner yang diberikan oleh responden diperoleh data sebagai berikut: Tabel V.4 Persentase Responden Berdasarkan Golongan Difabel Golongan Difabel Jumlah Responden Persentase Tuna Daksa 50 43 Tuna Netra Tuna Rungu Wicara 35 30 30 26 Total 115 100 Sumber: Data Primer yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel V.4, dapat diketahui bahwa penyandang disabilitas difabel paling banyak terdapat pada tuna daksa yaitu 50 responden 43, kedua diperoleh pada tuna netra yaitu 35 responden 30, dan jumlah responden tuna rungu wicara merupakan responden yang paling sedikit yaitu sebanyak 30 responden 26. e. Deskripsi Responden Berdasarkan Program Pelatihan Yang Diikuti Dari hasil jawaban kuesioner yang diberikan oleh responden diperoleh data sebagai berikut: Tabel V.5 Persentase Responden Berdasarkan Program Pelatihan Yang Diikuti Program pelatihan yang diikuti Jumlah Responden Persentase Komputer Desain Grafis Menjahit Kerajinan Perak Kerajinan Kulit Elektronika Massage 17 12 18 10 14 9 35 15 10 16 9 12 8 30 Total 115 100 Sumber: Data Primer yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel V.5, dapat diketahui bahwa program pelatihan yang paling banyak diikuti adalah massage dengan jumlah 35 responden 30, menjahit dengan jumlah 18 responden 16, pelatihan komputer dengan jumlah 17 responden 15, pelatihan kerajinan kulit dengan jumlah 14 responden 12, pelatihan desain grafis dengan jumlah 12 responden 10, selanjutnyapelatihan kerajinan perak dengan jumlah 10 responden 9, dan pelatihan yang paling sedikit diikuti yaitu elektronika sebanyak 9 responden 8. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI f. Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Mengikuti Pelatihan Dari hasil jawaban kuesioner yang diberikan oleh responden diperoleh data sebagai berikut: Tabel V.6 Persentase Responden Berdasarkan Lama Mengikuti Pelatihan Lama mengikuti Pelatihan Jumlah Responden Persentase 15 bulan 39 34 11-15 bulan 6-10 bulan 1-5 bulan 20 28 28 18 24 24 Total 115 100 Sumber: Data Primer yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel V.6, dapat disimpulkan bahwa mayoritas peserta pelatihan mengikuti pelatihan 15 bulan yaitu sebanyak 39 reponden 34, lama mengikuti pelatihan pada kategori 1-5 bulan dan 6-10 bulan berada pada posisi seimbang yaitu 28 responden 24, sedangkan rentang waktu lama mengikuti pelatihan yang diikuti peserta pelatihan 11-15 bulan yaitu sebanyak 20 responden 18. g. Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Mengikuti Pelatihan Dari hasil jawaban kuesioner yang diberikan oleh responden yang memiliki pengalaman mengikuti pelatihan selain di Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas BRTPD, diperoleh data sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI