Hasil Uji Statistik dan Pembahasan

Tabel V.16 Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .875 1.684 .520 .604 Persepsi Atas Kualitas Pelatihan .008 .021 .035 .371 .712 Motivasi Mengikuti Pelatihan .022 .075 .027 .288 .774 a. Dependent Variable: ABS_RES Sumber: Data Primer yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel V.16, dapat diketahui nilai probabilitas signifikansi variabel persepsi atas kualitas pelatihan sebesar 0,712 0,05 dan variabel motivasi mengikuti pelatihan sebesar 0,774 0,05. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas. Artinya, data di atas menunjukkan bahwa varians variabel sama untuk semua pengamatan atau observasi. 3. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda tersebut digunakan untuk mengetahui pengaruh persepsi atas kualitas pelatihan dan motivasi mengikuti pelatihan pada niat berwirausaha. Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, diperoleh nilai koefisien konstanta sebesar 8,356, koefisien regresi persepsi atas kualitas pelatihan sebesar 0,103 dan koefisien regresi motivasi mengikuti pelatihan sebesar 0,430. Dari hasil analisis data tersebut, maka dapat dirumuskan persamaan regresi sebagai berikut: Y= 8,356 + 0,103X 1 + 0,430X 2 Dimana: Y = Niat berwirausaha X 1 = Persepsi atas kualitas pelatihan X 2 = Motivasi mengikuti pelatihan Analisis dari hasil regresi linier berganda di atas dengan taraf signifikan sebesar 0,05 5 adalah sebagai berikut: a. Nilai konstanta sebesar 8,356, konstanta ini menyatakan jika variabel independen persepsi atas kualitas pelatihan dan motivasi mengikuti pelatihan adalah nol 0, maka variabel dependen niat berwirausaha bernilai positif, yaitu 8,356. b. Koefisien regresi persepsi atas kualitas pelatihan X 1 diketahui sebesar +0,103 dan koefisien regresi motivasi mengikuti pelatihan X 2 diketahui sebesar +0,430 sehingga β bernilai positif dengan niat berwirausaha Y, artinya semakin tinggi persepsi atas kualitas pelatihan dan motivasi mengikuti pelatihan para difabel, maka semakin tinggi pula niat berwirausaha para difabel tersebut. Dari hasil uji yang telah dilakukan, dapat diketahui koefisien atau R square sebesar 15,8, artinya bahwa sebesar 15,8 dari variasi variabel niat berwirausaha dapat dijelaskan oleh variabel persepsi atas kualitas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pelatihan dan motivasi mengikuti pelatihan. Sedangkan sisanya 100 - 15,8 = 84,2 dapat dijelaskan oleh variabel sebab-sebab lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini. 4. Hasil Uji t Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Adapun langkah-langkah uji statistika adalah sebagai berikut: a. Penentuan hipotesis nol dan hipotesis alternatif H o = Persepsi atas kualitas pelatihan tidak berpengaruh positif pada niat berwirausaha. H a = Persepsi atas kualitas pelatihan berpengaruh positif pada niat berwirausaha. b. Penentuan taraf signifikansi pada penelitian ini menggunakan taraf signifikansi 5, dengan tingkat kepercayaan 95. c. Penentuan t hitung dan t tabel Berdasarkan hasil perhitungan SPSS, diperoleh angka t hitung 2,794 untuk X 1 pada Y dan 3,345 untuk X 2 pada Y. Kemudian ditentukan nilai t tabel dengan taraf signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan df = n-k-2 =115 - 2 - 2 = 111. Dengan ketentuan tersebut, maka diperoleh t tabel sebesar 1,658. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI d. Kriteria Pengujian H 1ditolak dan H a 1 diterima, jika H 1 diterima dan H a 1 ditolak, jika H 2 ditolak dan H a 2diterima, jika H 2 diterima dan H a 2 ditolak, jika β 0 e. Kesimpulan 1 Berdasarkan tabel uji t, diketahui nilai t hitung variabel persepsi atas kualitas pelatihan X 1 sebesar 2,794 lebih besar dari 1,658 t hitung t tabel , maka H 1 ditolak dan H a 1 diterima. Artinya, persepsi atas kualitas pelatihan berpengaruh positif pada niat berwirausaha. 2 Berdasarkan tabel uji t, diketahui nilai t hitung variabel motivasi mengikuti pelatihan X 2 sebesar 3,345 lebih besar dari 1,658 t hitung t tabel , maka H 2 ditolak dan H a 2 diterima. Artinya, motivasi mengikuti pelatihan berpengaruh positif pada niat berwirausaha. 5. Hasil Uji One Way Anova One Way ANOVA atau ANOVA satu jalan digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata antara tiga atau lebih kelompok data yang independen. Berikut ini adalah hasil uji F untuk mengetahui perbedaan persepsi atas kualitas pelatihan dilihat dari jenis difabel. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel V.17 Nilai Rata-rata Persepsi Atas Kualitas Pelatihan Pada Masing-masing Kelompok Kelompok Difabel Nilai Rata-rata Persepsi Atas Kualitas Pelatihan Tuna Daksa 4,2876 Tuna Netra 4,0569 Tuna Rungu Wicara 4,03010 Sumber: Data Primer yang Diolah, 2016 Tabel V.18 Perbedaan Nilai Rata-rata Persepsi Atas Kualitas Pelatihan AntarKelompok Kelompok Difabel Perbedaan Nilai Rata- rata Persepsi Atas Kualitas Pelatihan Tuna Daksa vs Tuna Netra 0,23074 Tuna Daksa vs Tuna Rungu Wicara 0,35660 Tuna Netra vs Tuna Rungu Wicara 0,02586 signifikan pada p 0,05 Sumber: Data Primer yang Diolah, 2016 a. Perumusan Hipotesis H = Tidak terdapat perbedaan persepsi atas kualitas pelatihan jika dilihat dari jenis difabel tuna daksa, tuna netra, dan tuna rungu wicara. H a = Terdapat minimal dua rata-rata yang berbeda persepsi atas kualitas pelatihan jika dilihat dari jenis difabel tuna daksa, tuna netra, dan tuna rungu wicara. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Memilih Tingkat Signifikansi Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 0,05. c. Daerah Kritis Jika sig α, maka H ditolak. d. Kriteria Pengambilan Keputusan 1 dan 2 : 0,031 0,05 = Ho ditolak 1 dan 3 : 0,020 0,05 = Ho ditolak 2 dan 3 : 1,000 0,05 = Ho diterima e. Kesimpulan Dari data di atas, maka dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan rata- rata yang signifikan pada persepsi atas kualitas antara jenis difabel tuna daksa dengan tuna netra, dimana difabel tuna daksa yang sedang mengikuti pelatihan di Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas BRTPD bersikap lebih positif, selain itu terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan pada persepsi atas kualitas pelatihan antara jenis difabel tuna daksa dengan tuna rungu wicara, dimana difabel tuna daksa yang sedang mengikuti pelatihan di Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas BRTPD bersikap lebih positif. Di sisi lain dapat diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan pada persepsi atas kualitas pelatihan antara jenis difabel tuna netra dengan tuna rungu wicara yang saat ini sedang mengikuti pelatihan di Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas BRTPD.

C. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui secara parsial pengaruh variabel independen persepsi atas kualitas pelatihan dan motivasi mengikuti pelatihan pada variabel dependen niat berwirausaha. Penelitian dilakukan di Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas BRTPD dengan jumlah responden sebanyak 115 para difabel yakni tuna rungu wicara, tuna netra, dan tuna daksa yang masih aktif mengikuti pelatihan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis linier berganda. Pada penelitian ini, penulis akan melakukan beberapa tahap pengujian setalah memperoleh data. Tahap pengujian tersebut antara lain: 1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 2. Uji Normalitas, Uji Multikolinienaritas, dan Uji Heteroskedastisitas 3. Uji Hipotesis Uji t 4. Uji One Way Anova Dari hasil analisis data dengan melakukan beberapa tahap pengujian, penulis dapat menyimpulkan untuk ketiga rumusan masalah yang telah ditetapkan penulis. Rumusan masalah yang pertama, persepsi atas kualitas pelatihan berpengaruh positif pada niat berwirausaha. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian yang menunjukkan t hitung variabel persepsi atas kualitas pelatihan X 1 sebesar 2,794 lebih besar dari t tabel sebesar 1,658 t hitung t tabel . Kondisi ini juga didukung oleh banyaknya responden yang setuju dengan item pertanyaan penelitian, yaitu meliputi “Pelatih yang memberi bimbingan kepada Anda, memiliki keahlian di bidangnya” serta “Program pelatihan yang disediakan mampu menjadi bekal di masa depan Anda”, artinya, persepsi atas kualitas pelatihan bagi para difabel memberi manfaat dalam hal meningkatkan keterampilan yang membantu terbentuknya kepercayaan diri mereka dari hasil keikut-serataan dalam mengikuti pelatihan yang diberikan oleh Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas BRTPD. Selain itu, pelatihan- pelatihan yang di telah disediakan Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas BRTPD telah konsisten dalam hal memberikan pelayanan kepada para difabel. Sehingga, para difabel menjadi lebih terpacu dan merasa bahwa pelatihan tersebut penting untuk kemajuannya di masa mendatang. Dengan demikian dapat dikatakan kualitas pelatihan yang diperoleh dari Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas BRTPD mampu menimbulkan keinginan atau niat berwirausaha bagi para kaum difabel. Rumusan masalah kedua, dapat diketahui bahwa motivasi mengikuti pelatihan berpengaruh positif pada niat berwirausaha. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil uji hipotesis uji t nilai t hitung variabel motivasi mengikuti pelatihan X 2 sebesar 3,345 lebih besar dari 1,658 t hitung t tabel . Artinya, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dalam diri kaum difabel ada dorongan dan ketertarikan yang muncul untuk mengikuti kegiatan pelatihan yang diberikan oleh pihak Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas BRTPD, dimana pelatihan tersebut meningkatkan motivasi para difabel memunculkan keinginan atau niat mereka untuk melakukan kegiatan berwirausaha. Karena, dengan mengikuti pelatihan tersebut bekal serta kemampuan para difabel akan diasah dan dibentuk. Sehingga, para difabel yang sebelum mengikuti pelatihan di Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas BRTPD ini dianggap sebelah mata dan cenderung pasif dalam merespon segala keadaan, saat ini memiliki keinginan yang cukup besar untuk menjadi aktif dan terbuka, termasuk dalam hal ini aktif dan terbuka pada lingkungan mereka yang baru. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya responden yang mendominasi jawaban pada item pertany aan “Anda terdorong mengikuti pelatihan untuk merubah hidup Anda menjadi lebih baik” di lembar kuesioner yang telah dibagikan oleh peneliti. Dari rumusan masalah yang ketiga, hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan pada persepsi atas kualitas antara jenis difabel tuna daksa dengan tuna netra, dimana difabel tuna daksa yang sedang mengikuti pelatihan di Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas BRTPD bersikap lebih positif. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan persepsi atas kualitas pelatihan yang signifikan antara difabel tuna daksa dan tuna netra yang sedang mengikuti pelatihan di Balai Rehabilitasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Terpadu Penyandang Disabilitas BRTPD. Dari hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa antusias difabel tuna daksa lebih besar dalam hal menerima segala materi ataupun pembekalan dalam pelatihan, karena jenis pelatihan yang disediakan oleh Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas BRTPD jauh lebih bervariasi dibandingkan jenis pelatihan untuk difabel tuna netra. Sehingga, difabel tuna daksa lebih mempunyai kesempatan untuk memilih jenis pelatihan apa yang akan diikuti sesuai minat dan bakat difabel tuna daksa tersebut. Sedangkan difabel tuna netra kurang memiliki kesempatan untuk mengikuti pelatihan yang beragam jenisnya selain pelatihan pijat atau massage. Terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan pada persepsi atas kualitas antara jenis difabel tuna daksa dengan tuna rungu wicara, dimana difabel tuna daksa yang sedang mengikuti pelatihan di Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas BRTPD bersikap lebih positif. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan persepsi atas kualitas pelatihan yang signifikan antara difabel tuna daksa dan tuna rungu wicara yang sedang mengikuti pelatihan di Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas BRTPD. Program pelatihan yang diberikan oleh difabel tuna daksa dan tuna rungu wicara pada dasarnya adalah sama. Namun, setelah dilakukan pengujian menunjukkan bahwa program pelatihan tersebut bagus dilihat oleh para difabel tuna daksa dibandingkan tuna rungu wicara. Hal tersebut dapat terjadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dikarenakan keterbatasan tuna rungu wicara dalam menangkap suara dan kesulitan difabel tersebut dalam berkomunikasi dalam bahasa sehari-hari, sehingga difabel tuna rungu wicara merasa lebih tertinggal dibandingkan tuna daksa. Kemudian, pengujian yang terakhir menunjukkan tidak terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan pada persepsi atas kualitas pelatihan antara jenis difabel tuna netra dengan tuna rungu wicara yang saat ini sedang mengikuti pelatihan di Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas BRTPD. Hal ini berarti bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi atas kualitas pelatihan yang signifikan antara difabel tuna netra dan tuna rungu wicara yang sedang mengikuti pelatihan di Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas BRTPD. Setelah dilakukan pengamatan oleh peneliti pada saat pengambilan data, peneliti melihat bahwa memang keterbatasan pada tuna netra dan tuna rungu wicara mempengaruhi penilaian mereka terhadap kualitas pelatihan yang ada di Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas BRTPD. Keterbatasan yang dimiliki oleh tuna netra dan tuna rungu wicara antara lain yaitu keterbatasan melihat dan mendengar yang merupakan alat indera yang paling penting dalam kehidupan manusia. Sedangkan tuna daksa masih memiliki kemampuan untuk melihat dan mendengar, sehingga cenderung rasa tanggap yang lebih besar dibandingkan tuna netra dan tuna rungu wicara. Di sisi lain, peneliti juga merasakan bahwa tuna netra dan tuna rungu wicara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI cenderung lebih tertutup dan cenderung pasif saat menerima rangsangan dari luar.