Namun, dari keseluruhan jumlah difabel tidak semua dapat ditampung oleh pusat-pusat rehabilitasi karena jumlahnya yang masih terbatas. Pusat
pelayanan difabel merupakan suatu tempat rehabilitasi bagi para penyandang fisik difabel untuk bertempat tinggal, pemberian pelayanan, dan sebagai
sarana pembentukan kepribadian agar dapat hidup bersosial serta mandiri. D. I. Yogyakarta yang menjadi tempat perancangan Pusat Pelayanan Difabel juga
masih tergolong minim dalam mendirikan pusat-pusat rehabilitasi maupun fasilitas seperti alat transportasi bagi difabel.
Tersedianya lapangan pekerjaan yang begitu beragam, belum membantu mengurangi jumlah kaum difabel yang ada di Indonesia.Bukan
berarti kaum difabel tidak mampu bekerja, namun kaum difabel memiliki kemampuan dan bakat yang tidak sesuai dalam dunia kerja apabila
ditempatkan pada perusahaan. Untuk mengurangi pengangguran tersebut, para difabel didukung dengan adanya berbagai pelatihan melatih keterampilan
untuk berwirausaha. Dengan berwirausaha para difabel dapat menyesuaikan keterampilan dan keahlian mereka sesuai dengan kreativitas yang dimiliki,
seperti yang dilakukan oleh beberapa yayasan rehabilitasi kaum difabel yang ada di Yogyakarta, salah satu diantaranya adalah Balai Rehabilitasi Terpadu
Penyandang Disabilitas BRTPD. Dimana lembaga dari Dinas Sosial ini memberi pelatihan bagi kaum difabel yang mengupayakan pelatihan
keterampilan melalui kursus, penyaluran tenaga kerja, dan akses modal usaha. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sehingga dengan berwirausaha mereka tidak tergantung pada tersedianya lapangan pekerjaan di perusahaan, tetapi dapat menciptakan sendiri lapangan
pekerjaan yang dapat mereka olah sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang mereka miliki.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
“PENGARUH PERSEPSI ATAS KUALITAS PELATIHAN DAN MOTIVASI MENGIKUTI PELATIHAN
PADA NIAT BERWIRAUSAHA”. Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini mampu memberikan kontribusi bagi Balai Rehabilitasi Terpadu
Penyandang Disabilitas BRTPD yang nantinya dapat mengevaluasi bersama segala kekurangan dan kendala pada program pelatihan yang telah diberikan
kepada kaum difabel. Peneliti juga berharap dengan adanya penelitian ini dapat mengetahui kepuasan kaum difabel dalam mengikuti program pelatihan
tersebut.
B. Rumusan Masalah
Selama ini teori dan praktik manajemen sumber daya manusia MSDM telah banyak dibuat, tetapi selalu diasumsikan kepada mereka individu-
individu yang memiliki kelengkapan fisik. Teori dan praktik manajemen sumber daya manusia MSDM kurang memfokuskan perhatiannya kepada
mereka individu yang memiliki keterbatsan dan berkebutuhan khusus seperti kaum difabel.
Daerah Istimewa Yogyakarta selain disebut sebagai kota pelajar, juga disebut sebagai kota ramah difabel. Banyaknya difabel di Indonesia dan
permasalahan lainnya, seperti kurangnya perhatian Pemerintah terhadap para difabel menyebabkan difabel menjadi kurang produktif dan inovatif.
Terbatasnya ruang gerak mereka dalam bekerja, menjadikan mereka sulit untuk mencari pekerjaan. Adanya beberapa yayasan di wilayah D.
I.Yogyakarta merupakan salah satu bentuk keprihatinan dari Pemerintah dan masyarakat untuk menghapuskan diskriminasi yang dirasakan oleh para
difabel. Dinas Sosial D. I. Yogyakarta selaku instansi di bidang sosial memiliki tugas dan kewajiban dalam pemenuhan hak dari aspek sosial.
Pemenuhan hak tersebut dijabarkan dalam pemberian kesempatan bagi difabel untuk mendapatkan rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial,
dan perlindungan sosial. Sebagai wujud apresiasi, Pemerintah Daerah D. I. Yogyakarta melalui Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas
BRTPD pada Dinas Sosial memberikan pelayanan, perlindungan, rehabilitasi medis, rehabilitasi sosial, dan bimbingan keterampilan, serta
bantuan sosial. Balai
Rehabilitasi Terpadu
Penyandang Disabilitas
BRTPD memfokuskan agar difabel dapat mandiri melalui berwirausaha. Kemampuan
para difabel tentunya berbeda-beda, sesuai dengan keterbatasan yang mereka miliki. Pelatihan melalui praktik mengasah kepribadian mereka, sehingga
memiliki keahilan dan keterampilan dibidangnya. Motivasi juga diperlukan untuk mendukung para difabel dalam mengikuti pelatihan agar semakin giat
dalam belajar maupun bekerja dan terdorong untuk lebih produktif. Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka penulis
mengajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1
Apakah persepsi atas kualitas pelatihan berpengaruh pada niat berwirausaha?
2 Apakah
motivasi mengikuti
pelatihan berpengaruh
pada niat
berwirausaha? 3
Apakah ada perbedaan persepsi atas kualitas pelatihan dilihat dari aspek jenis difabel tuna daksa, tuna netra dan tuna rungu wicara?
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis melakukan pembatasan masalah untuk memfokuskan penelitian ini supaya tidak terlalu jauh dari apa yang menjadi
tujuan dalam penelitian. Dimana, batasan masalah yang menjadi fokus penulis adalah niat berwirausaha yang berhubungan dengan persepsi atas kualitas
pelatihan dan motivasi mengikuti pelatihan. 1
Persepsi atas kualitas pelatihan yaitu program pelatihan berupa bimbingan keterampilan yang telah diberikan oleh BRTPD Balai Rehabilitasi
Terpadu Penyandang Disabilitas efisien dan efektif bagi difabel tuna rungu, tuna wicara, tuna netra dan tuna daksa.
2 Motivasi mengikuti pelatihan, penulis membatasi mengenai berbagai
macam dorongan yang didapat oleh difabel baik dari luar maupun dari dalam diri untuk melakukan sesuatu yang ingin dicapainya.
3 Niat berwirausaha, penulis membatasi bagaimana difabel memahami
secara sungguh-sungguh arti berwirausaha dan resikonya, serta memiliki niat untuk membuka usaha secara mandiri.
D. Tujuan Penelitian
1 Untuk mengetahui apakah persepsi atas kualitas pelatihan berpengaruh
pada niat berwirausaha. 2
Untuk mengetahui apakah motivasi mengikuti pelatihan berpengaruh pada niat berwirausaha.
3 Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi atas kualitas pelatihan
dilihat dari aspek jenis difabel untuk tunadaksa, tuna netra dan tuna rungu wicara.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah: 1
Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan
pengalaman, sehingga dapat menjadi sarana pembelajaran dalam menerapkan ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia yang selama ini
telah dipelajari. 2
Bagi Akademik Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi pihak lain yang
ingin melakukan penelitian lebih lanjut dan dapat menjadi sumber pengetahuan, referensi dan informasi bagi yang membacanya.
3 Bagi Dinas Sosial
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dalam meningkatkan kualitas pelatihan untuk
mengembangkan potensi-potensi para difabel agar sesuai dengan yang diharapkan para difabel.
12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Persaingan yang semakin dinamis dan kompetitif menuntut organisasi mampu berdaptasi dengan perkembangan dan perubahan yang terjadi.
Globalisasi menyebabkan kehidupan manusia menjadi cepat berubah, tidak pasti, dan penuh tantangan. Manusia berperan aktif dan dominan dalam setiap
kegiatan organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku, dan penentu terwujudnya organisasi. Maka, tujuan organisasi adalah mendayagunakan,
mempertahankan dan mengembangkan manusia agar mampu bekerja secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan satu tujuan yang dicita-citakan.
1. Manajemen Sumber Daya Manusia
a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen merupakan ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya
secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Wirawan 2009 berpendapat bahwa sumber daya manusia SDM
adalah sumber daya yang digunakan untuk menggerakkan dan menyinergikan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan organisasi.