Uji Normalitas Uji Asumsi Klasik

mempunyai hubungan dengan masalah yang di bahas, yang di gunakan sebagai perbandingan dengan kenyataan. b. Penelitian Lapangan Sumber data yang di ambil untuk penelitian ini adalah Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Tingkat Likuiditas Harga Saham periode 2008 di Bursa Efek Indonesia.

3.3.3. Pengumpulan Data

Karena data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder, maka prosedur pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi terhadap catatan perusahaan baik yang disediakan oleh perusahaan itu sendiri maupun yang ada dalam perpustakaan yang di publikasikan oleh Bursa Efek Indonesia.

3.4. Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal atau tidak dapat dilakukan dengan berbagai metode di antaranya adalah Kolmogorov Smirnov. Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah dustribusi data mengikuti distribusi normal Sumarsono, 2004 : 40 adalah : a. Jika nilai signifikan nilai probabilitasnya 5 maka distribusi adalah tidak normal. b. Jika nilai signifikan nilai probabilitasnya 5 maka distribusi adalah normal

3.5. Uji Asumsi Klasik

Dalam analisis regresi berganda harus dapat dipenuhi asumsi dasar di bawah ini :

3.5.1. Multikolinearitas

Multikolinearitas berarti adanya hubungan linear yang “sempurna” atau pasti, diantaranya beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi Gujarati, 1995 : 157. Identifikasi secara statistic ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan dengan menghitung nilai Variance inflation factor VIF, yang mempunyai rumus sebagai berikut Hines dan Montgomery, 1990 : 490 : VIF = 1 1 - R j 2 VIF menyatakan tingkat “pembekakan” varians. Apabila suatu model regresi linear memiliki nilai VIF kurang dari 10, hal ini tidak terjadi multikolinearitas. Pada model regresi yang baik tidak boleh terdapat miltikolinearitas.

3.5.2. Heteroskedastisitas

Heteroskedatisitas artinya adalah varians variabel dalam model tidak sama konstan. Diagnosis adanya heteroskedaritas secara kuantitatif dalam suatu regresi dapat dilakukan dengan melakukan pengujian korelasi Rank Spearman. Hal ini dapat diidentifikasi dengan cara menghitung korelasi Rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas. Rumus pengujian korelasi Rank Spearman korelasi adalah : r s = 1 – 6 Σ d i 2 NN 2 - 1 Algifari, 2000 : 86 Yang menyatakan bahwa : d i : Selisih ranking standar deviasi S dan ranking nilai mutlak error e. Nilai e = Y-Y N : Banyaknya sampel Jika koefisien korelasi Rank Spearman untuk semua variabel bebas terhadap residual labih besar dari level of signifikan 0,05 yang berarti dalam hal ini model regresi tidak terdapat gejala heteroskedastisitas Algifari, 2000 : 85- 86.

3.5.3. Autokorelasi

Autukorelasi adalah korelasi antara data yang diurutkan berdasarkan urut waktu data time series Gujarati,1995 : 201. Identifikasi ada tidaknya gejala autokorelasi dapat dites dengan menghitung nilai Durbin Watson d tes . Berdasarkan jumlah sample dan jumlah variabel independent menetukan nilai d L dan d U berdasarkan table Durbin Watson. Langkah selanjutnya adalah menarik kesimpulan dengan kriteria sebagai berikut : Nilai d Kesimpulan d d d L Ada autokorelasi positif d L d d U Tidak ada Kesimpulan d U d 4-d L Tidak ada autokorelasi 4-d U d 4-d L Tidak ada kesimpulan 4-d L d 4 Ada autokorelasi negatif

3.6. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Terhadap Likuiditas Saham pada Perusahaan Sebelum dan Setelah Melakukan Stock Split di Bursa Efek Indonesia

2 21 39

PENGARUH HARGA SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIK YANG MELAKUKAN STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 78

Pengaruh Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Terhadap Likuiditas Saham pada Perusahaan Sebelum dan Setelah Melakukan Stock Split di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Terhadap Likuiditas Saham pada Perusahaan Sebelum dan Setelah Melakukan Stock Split di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Terhadap Likuiditas Saham pada Perusahaan Sebelum dan Setelah Melakukan Stock Split di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Terhadap Likuiditas Saham pada Perusahaan Sebelum dan Setelah Melakukan Stock Split di Bursa Efek Indonesia

0 0 17

Pengaruh Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Terhadap Likuiditas Saham pada Perusahaan Sebelum dan Setelah Melakukan Stock Split di Bursa Efek Indonesia

1 5 3

Pengaruh Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Terhadap Likuiditas Saham pada Perusahaan Sebelum dan Setelah Melakukan Stock Split di Bursa Efek Indonesia

0 1 22

ANALISIS PENGARUH HARGA SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIK YANG MELAKUKAN STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 19

PENGARUH HARGA SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIK YANG MELAKUKAN STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 21