saham. Sedangkan berdasarkan trading theory, menunjukkan bahwa Price Earning Ratio merupakan variabel yang membedakan
dua kelompok perusahaan yang melakukan stock split dan perusahaan yang tidak melakukan stock split.
4. Marwata 2001
Judul : “ Kinerja Keuangan, Harga Saham, Dan Pemecahan Saham “
Permasalahan : a.
Apakah ada perbedaan kinerja keuangan antara perusahaan yang melakukan pemecahan saham dan perusahaan yang tidak
melakukan pemecahan saham? b.
Apakah perbedaan kemahalan harga saham antara perusahaan yang melakukan pemecahan saham dan perusahaan yang tidak
melakukan pemecahan saham? c.
Apakah perusahaan yang melakukan pemecahan saham mengalami peningkatan laba sebelum pemecahan saham
dilakukan? Kesimpulan :
a. Kinerja keuangan yang melakukan pemecahan saham yang diukur
dengan laba bersih maupun laba per saham, tidak lebih tinggi daripada perusahaan yang tidak melakukan pemecahan saham.
b. Harga saham perusahaan yang melakukan pemecahan saham yang
diukur dengan rasio harga terhadap nilai buku PBV, tetapi tidak rasio harga terhadap laba PER, lebih mahal daripada perusahaan
yang tidak melakukan pemecahan saham. c.
Perusahaan yang melakukan pemecahan saham mengalami peningkatan laba yang signifikan untuk tiga tahun sebelum
pemecahan saham terjadi.
5. Bandi dan Jogiyanto Hartono 2000.
Judul : “ Perilaku Reaksi Harga dan Volume Perdagangan Saham Terhadap
Pengumuman Dividen”. Permasalahan :
Apakah ada pengaruh antara perilaku reaksi harga dan volume perdagangan saham terhadap pengumuman dividen ?
Kesimpulan : a.
Reaksi harga dan reaksi volume perdagangan secara statistik terjadi secara dependen, dan hubungan antara reaksi harga dan
volume perdagangan lebih dekat pada dependensi daripada keeratan hubungan keduanya.
b. Pengumuman dividen menghasilkan reaksi volume yang berbeda
dengan reaksi harga.
c. Terdapat hubungan yang signifikan antara reaksi volume dan
reaksi harga.
6. Fatmawati dan Marwan 1999
Judul : “ Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas Saham Yang Diukur dengan
Besarnya Bid-Ask Spread di Bursa Efek Jakarta” Permasalahan ;
Apakah ada perbedaan antara likuiditas saham sebelum dan sesudah stock split bila diukur dengan besarnya bid-ask spread di Bursa Efek Jakarta
Kesimpulan : a.
Tidak ada perbedaan yang bermakna antara likuiditas saham sebelum dan sesudah stock split bila diukur dengan besarnya bid-
ask spread di bursa efek Jakarta b.
Likuiditas saham sebelum stock split lebih besar dibandingkan dengan sesudah stock split.
7. Budiarto dan Zaki Baridwan 1999