Proses Framing Landasan Teori

sedemikian rupa dalam kategori kognitif tertentu dan disamping pada khalayak Eriyanto, 2004:69. Analisa framing dipakai untuk mengetahui bagaimana realisasi dibingkai oleh media. Dengan demikian realisasi sosial dipahami, dimaknai dan dikonstruksi dengan bentukan dan makna tertentu. Inilah sesunggunya sebuah realitas. Bagaimana media membangun, menyuguhkan, mempertahankan suatu peristiwa kepada pembacanya Eriyanto, 2004:VI.

2.1.9. Proses Framing

Proses framing sangat berkaitan erat dengan persoalan bagaimana sebuah realitas dikemas dan disajikan dalam perspektif sebuah media. Kemasan package disini adalah semacam skema atau struktur pemahaman yang digunakan individu untuk mengkonstruksi makna pesan-pesan yang disampaikan dalam sebuah berita, serta untuk menafsirkan pesan-pesan yang diterima khalayak. Kemasan ini diibaratkan sebagai wadah atau struktur data yang menorganisir sejumlah informasi yang dapat menunjukkan posisi atau kecenderungan posisi atau kecenderungan politik seorang wartawan dalam penyusunan berita, selain itu proses framing juga dapat membantu untuk menjelaskan makna dibalik suatu isu atau peristiwa yang dibingkai oleh sebuah berita. Proses framing juga berkaitan dengan strategi pengolahan dan penyajian informasi dalam hubungannya dengan rutinitas dan konvensi profesional jurnalistik. Dominasi sebuah frame dalam suatu wawancara berita bagaimanapun dipengaruhi oleh proses produksi berita dimana terlibat unsur-unsur redaksional, reporter, redaktur dan lainnya. Dengan kata lain proses framing merupakan bagian integral dari proses redaksional media massa dan menempatkan awak media wartawan pada posisi strategis Sudibyo, 2001:187. Untuk menekankan pengaruh wartawan dalam proses framing realitas media, Dorothy Nelkin dalam buku Sudibyo 2001:188 menyatakan : 1 By their selection of newsworthy event, journalist identify pressing issues, 2 By their focus controversial issues, they stimulate demands for accountability, 3 By their issues image “frontiers”, “struggles”, they help to create the judgemental biases that underline public policy. Analisis framing dipakai untuk mengetahui bagaimana realitas dibingkai oleh media. Dengan demikian realitas sosial difahami, dimaknai dan dikonstruksi dengan bentukan dan makna tertentu. Elemen tersebut manandakan bagaimana peristiwa ditampilkan. Inilah sesungguhnya sebuah realitas, bagaimana media membangun, menyuguhkan dan memproduksi suatu peristiwa kepada pembacanya Eriyanto, 2004:VI. perangkat dalam framing yang peneliti gunakan dalam memframingkan berita Muktamar Nahdlatul Ulama ke-32 di Makassar, peneliti memilih memakai perangkat framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki, terdapat empat perangkat framing. Pertama, struktur sintaksis yaitu bagaimana wartawan menyusun peristiwa, opini kedalam bentuk susunan berita. Kedua, struktur skrip yaitu berhubungan dengan bagaimana wartawan menceritakan peristiwa ke dalam bentuk berita. Ketiga, struktur tematik yaitu bagaimana wartawan mengungkapkan pandangan atas peristiwa ke dalam proposisi dan kalimat. Keempat, struktur retoris yaitu bagaimana wartawan menekankan arti tertentu ke dalam berita Eriyanto, 2001:254-256. Alasan peneliti menggunakan perangkat framing model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki, mengutip Jisuk Woo, paling tidak ada tiga kategori besar elemen framing, yaitu : 1. Level Makrostruktural, dimana pada level ini dapat kita lihat sebagai pembingkaian dalam tingkat wacana. 2. Level Mikrostruktural, dimana pada level ini elemen ini memusatkan perhatian pada bagian atau sisi mana dari peristiwa tersebut yang ditonjolkan dan bagian atau sisi mana yang dilupakandikecilkan. 3. Elemen Retoris, dimana elemen ini memusatkan perhatian pada bagaimana fakta ditekankan. Berdasarkan ketiga kategori tersebut maka model-model framing yang ada dapat digambarkan dalam tabel berikut : Tabel 2.1 Kategori model framing Model Makrostruktural Mikrostruktural Retoris Murray Edelman V V Robert N. Entman V V William Gamson V V V Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki V V V Sumber : Eriyanto, 2002, “Analisis Framing”, LKIS, Yogyakarta hal :288 Berdasarkan tabel tersebut model framing William Gamson dan Zhongdan Pan – Gerald M. Kosicki memiliki ketiga kategori framing. Tetapi model William Gamson memerlukan pembanding berita yang sama. Sedangkan model Zhongdan Pan – Gerald M. Kosicki tidak memerlukan pembanding berita yang sama. Berdasarkan berita-berita obyek penelitian lebih tepat menggunakan perangkat framing model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki, sebab tidak semua berita memiliki pembanding

2.1.10. Perangkat Framing Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosicki