Analisis Framing Berita Jawa Pos dan Kompas Frame Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas

diantara Manusia Emmanuel untuk mengabdi melalui pengabdian itu membawa penebusan dan penyelamatan bagi manusia. Pengabdian secara profesional sebagai humanis kristiani merupakan dasar dari religiositasnya Jakob”. Dari tulisan Frans Seda tersebut, menunjukkan bahwa Jakob Oetama sang nahkoda Kompas mempunyai dasar religiusitas, dalam pengabdian secara profesional sebagai “Humanis kristiani”. Hal ini secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi kebijakan redaksional harian Kompas. Kebijakan redaksional yang mengarah pada isi berita Kompas. Lembaga media massa, seperti harian Kompas, tidak terlepas dari gejolak masyarakatnya. Dalam setiap pergolakkan itu, Kompas terus berusaha membangun kepercayaan masyarakat lewat berita dan tulisan komprehensif, coverboth sides, tidak menyakiti hati secara pribadi, mendudukan soal, membuka cakrawala, tidak memihak, kecuali pada kebenaran dan penghargaan tinggi pada harkat kemanusiaan. Sebagai konsekuensi dari humanismenya tersebut, Kompas menggunakan bahasa humanitas dalam menyajikan fakta kepada pembaca. Kompas berusaha menempatkan nilai-nilai kemanusiaan sebagai nilai tertinggi. Dalam berbahasa Kompas tidak kenes, tetapi plastis. Tidak memakai bahasa yang kering, formal, abstrak dan rasional, tetapi yang menyangkut perasaan intuisi dan emosi manusia.

4.2. Analisis Data

4.2.1 Analisis Framing Berita Jawa Pos dan Kompas

Berita-berita mengenai Muktamar Nahdlatul Ulama ke-32 di Makassar yang akan diteliti pada surat kabar Jawa Pos terdapat pada edisi : a. Berita pada tanggal 23 Maret 2010. - Dihalaman 1, “Muktamar Bahas Hukum Penyadapan”. b. Berita pada tanggal 24 Maret 2010. - Dihalaman 1, “SBY Minta NU Kembali ke Khitah”. c. Berita pada tanggal 25 Maret 2010. - Dihalaman 1, “LPj Hasyim Muzadi Diterima Aklamasi”. d. Berita pada tanggal 27 Maret 2010. - Dihalaman 1, “Mengerucut ke Said Aqil dan Salahudin Wahid”. e. Berita pada tanggal 28 Maret 2010. - Dihalaman 1, “Kiai Sahal-Said Aqil Pimpin NU”. Sedangkan berita di surat kabar Kompas yang akan diteliti terdapat pada edisi : a. Berita pada tanggal 23 Maret 2010. - Dihalaman 1, “Para Calon Ketua Umum Saling Klaim Dukungan” b. Berita pada tanggal 24 Maret 2010. - Dihalaman 1, “NU Pelopor Pembangunan Peradaban”. c. Berita pada tanggal 27 Maret 2010. - Dihalaman 1, “Molor, Pemilihan Hari Sabtu Ini”. d. Berita pada tanggal 28 Maret 2010. - Dihalaman 1, “KH Sahal dan KH Said Aqil Pimpin NU”. Dengan menggunakan analisis framing model Pan dan Kosicki, peneliti akan membingkai berita-berita di surat kabar Jawa Pos dan Kompas tentang berita yang berhubungan dengan Muktamar Nahdlatul Ulama ke-32 di Makassar.

4.2.2 Frame Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas

Surat kabar Jawa Pos dan Kompas adalah surat kabar nasional yang terbit tiap pagi setiap hari, sehingga kedua-duanya memiliki kesempatan yang sama dalam memberitakan seputar Muktamar Nahdlatul Ulama ke-32 yang diselenggarakan di kota Makassar. Hal tersebut terbukti pada tanggal 28 Maret 2010, kedua surat kabar tersebut sama-sama memuat berita yang sama yaitu mengenai terpilihnya KH Sahal dan KH Said Aqil memimpin NU untuk periode berikutnya. Hanya saja dalam mengulas berita tentang Muktamar Nahdlatul Ulama ke-32 sejak tanggal 22 – 28 Maret 2010, Jawa Pos menurunkan 5 berita dihalaman utama, sedangkan Kompas menurunkan berita 4 berita dihalaman utama. Dari keseluruhan berita yang dimuat ternyata dalam memberitakan Muktamar Nahdlatul Ulama ke-32 di Makassar, Jawa Pos

4.2.3 Berita Surat Kabar Jawa Pos