24
merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisir untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan
sebagai solusi atas masalah, oleh karena itu metode merupakan keseluruhan langkah ilmiah yang digunakan untuk menemukan solusi atas suatu masalah.
34
Pemilihan suatu metodologi yang baik untuk suatu penelitian tergantung kepada sasaran penelitian, bahan yang tersedia, kondisi yang meliputi kegiatan
penelitian, dan terutama jenis informasi yang diperlukan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Sifat Penelitian dan Metode Pendekatan
Penelitian yang dipergunakan adalah bersifat deskriptif analitis yaitu dengan menggambarkan keadaan yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi
Notaris yang dapat menimbulkan resiko hukum dari Akta yang dibuatnya yang berhubungan dengan pertanahan seperti pada kasus dalam Putusan Pengadilan
Negeri Medan Nomor 347Pdt.G2012PN.MDN. Penelitian deskriptif ini dimulai dengan pengumpulan data yang berhubungan dengan pembahasan diatas,
lalu menyusun, mengklasifikasikan dan menganalisisnya serta kemudian menginterprestasikan data, sehingga diperoleh gambar yang jelas tentang
fenomena yang diteliti.
35
Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan mengunakan metode pendekatan yuridis normatif “metode pendekatan yuridis
normatif dipergunakan untuk mempelajari peraturan perUndang-Undangan”
36
yang berkaitan dengan perjanjian yang dibuat oleh Notaris dalam bentuk Akta
34
Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, Bandung: Refika Aditanam, 2009, hal 29
35
Ibid
36
Ibid
Universita Sumatera Utara
25
otentik, dan untuk mengetahui apakah landasan legalitas yang digunakan hakim dalam pertimbangannya telah sesuai dengan fakta dan pembuktian dalam
menjatuhkan Putusan dalam Peradilan khususnya pada Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 347Pdt.G2012PN-MDN.
2. Sumber Data.
Dalam penelitian ini jenis data yang diperlukan, yaitu data sekunder, data sekunder adalah data yangdiperoleh dari dokumen publikasi, artinya data sudah
dalam bentuk jadi,
37
yang terdiri dari: a. Bahan hukum Primer yaitu bahan hukum berupa Peraturan-Peraturan
mengenai hukum agraria dan peraturan-peraturan yang mengatur tentang Kenotariatan yaitu:
a. Undang-Undang Dasar 1945
b. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris
c. Undang-Undang Nomor 50 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria d.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004, Tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung.
e. Kitab Undang-Undang Hukum perdata Burgerlijk Wetboek
f. Peraturan Pemeritah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah
g. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 Tentang Peraturan Jabatan
Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT
37
I Made Wirartha, Pedoman Penulisan Usulan Penelitian Skripsi dan Tesis, Yogyakarta: Andi, 2006, hal 34
Universita Sumatera Utara
26
h. Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan pertanahan Nasional
Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pelaksana Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah.
i. Peraturan menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor I Tahun 1999, Tentang Tata Cara Penanganan Sengketa Pertanahan, Bab I
j. Keputusan Bersama Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor
KMA006SKBVII1987 Nomor M-04-PR.08.05 Tahun 1987 Tentang Tata Cara Pengawasan, Penindakan dan Pembelaan diri Notaris.
k. Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor M-01.HT.03.01 Tahun 2003 Tentang KeNotarisan l.
Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia M.13-HT.03.10 Tahun 1993 Tentang Pembinaan Notaris
b. Bahan hukum Sekunder yaitu bahan-bahan yang erat kaitannya dengan bahan hukum primer berupa buku-buku yang berhubungan dengan obyek yang
diteliti. c. Bahan hukum tersier, yakni yang memberikan informasi lebih lanjut
mengenai bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti kamus hukum dan kamus besar hukum bahasa Indonesia.
3. Teknik Pengumpulan Data