Akta Notaris Sebagai Akta Otentik

29 sengaja dibuat untuk dijadikan bukti tentang suatu peristiwa dan ditandatangani. 41 Dari beberapa pengertian mengenai Akta yang diatas, jelaslah bahwa tidak semua surat dapat disebut suatu Akta, melainkan hanya surat-surat tertentu yang memenuhi beberapa syarat tertentu saja yang dapat disebut Akta. Adapun syarat yang harus dipenuhi agar suatu surat disebut Akta adalah: 42 1. Surat itu harus ditanda tangani. Keharusan ditanda tangani sesuatu surat untuk dapat disebut Akta ditentukan dalam pasal 1869 jo.1874 KUHPerdata. Tujuan dari keharusan ditanda tangani itu untuk memberikan ciri atau untuk mengindividualisasi sebuah Akta yang satu dengan Akta yang lainnya, sebab tanda tangan dari setiap orang mempunyai ciri tersendiri yang berbeda dengan tanda tangan orang lain. Dan dengan penanda-tangannya itu seseorang dianggap menjamin tentang kebenaran dari apa yang ditulis dalam Akta tersebut. 2. Surat itu harus memuat peristiwa yang menjadi dasar sesuatu hak atau perikatan. Jadi surat itu harus berisikan suatu keterangan yang dapat menjadi bukti yang dibutuhkan, dan peristiwa hukum yang disebut dalam surat itu haruslah merupakan peristiwa hukum yang menjadi dasar dari suatu hak atau perikatan.

2. Akta Notaris Sebagai Akta Otentik

Akta otentik pada hakikatnya memuat kebenaran formal sesuai dengan apa 41 R. Subekti, ”Hukum Pembuktian”, Cet. 16, Jakarta; PT.Pradnya Paramita, 2007, hal.25 42 Ibid Universita Sumatera Utara 30 yang diberitahukan para pihak kepada Notaris. Namun, Notaris mempunyai kewajiban untuk memasukkan bahwa apa yang termuat dalam Akta Notaris sungguh- sungguh telah dimengerti dan sesuai dengan kehendak para pihak, yaitu dengan cara membacakannya sehingga menjadi jelas isi Akta Notaris, serta memberikan akses terhadap informasi, termasuk akses terhadap peraturan perUndang-Undangan yang terkait bagi para pihak penanda tangan Akta. Dengan demikian, para pihak dapat menentukan dengan bebas untuk menyetujui atau tidak menyetujui isi Akta Notaris yang akan ditandatanganinya. 43 Otentik tidaknya suatu Akta otensitas tidaklah cukup jika Akta tersebut dibuat oleh atau di hadapan Pejabat Notaris saja, namun cara membuat Akta otentik tersebut haruslah menurut ketentuan yang ditetapkan oleh Undang-Undang. 44 Walaupun ada atau tidaknya hal lain yang tidak dibolehkan oleh Undang-Undang menurut Pasal 16 ayat 1 huruf e Undang-Undang Jabatan Notaris, perlu dibuktikan terlebih dahulu secara hukum pidana. Jadi dapat disimpulkan bahwa pasal 1868 KUHPerdata menyatakan ”Akta yang dibuat oleh atau dihadapan” menunjukan adanya 2 dua golongan Bentuk Akta Notaris yaitu: 1. Akta yang dibuat oleh door Notaris atau yang dinamakan Akta relaas atau Akta Pejabat ambtelijke akten. Akta relaas atau Akta Pejabat ambtelijke Akten : merupakan suatu Akta yang memuat ”relaas” atau menguraikan secara 43 Paragraf V Penjelasan UUJN. 44 Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Yogyakarta: Liberty, 1998, hal. 142. Universita Sumatera Utara 31 otentik suatu tindakan yang dilakukan atau suatu keadaan yang dilihat, didengar dan disaksikan oleh pembuat Akta itu, yakni Notaris sendiri didalam menjalankan jabatannya untuk dituangkan dalam Akta Notaris. Akta yang dibuat sedemikian dan yang memuat uraian dari apa yang dilihat dan disaksikan serta dialaminya itu dinamakan Akta yang dibuat oleh door Notaris sebagai Pejabat umum. 2. Akta yang dibuat dihadapan ten overstaan Notaris atau yang dinamakan Akta partij partij-akten atau disebut juga Akta para pihak. Akta partai atau Akta pihak Partij Akten merupakan berisikan suatu cerita dari apa yang terjadi karena perbuatan yang dilakukan oleh pihak lain dihadapan Notaris, artinya yang diterangkan atau diceritakan oleh pihak lain kepada Notaris dalam menjalankan jabatannya dan untuk keperluan mana pihak lain itu sengaja datang dihadapan Notaris dan memberikan keterangan itu atau melakukan perbuatan itu dihadapan Notaris agar keterangan atau perbuatan itu dikonstatir oleh Notaris didalam suatu Akta otentik. Akta seperti itu dinamakan Akta yang dibuat dihadapan Notaris ten overstaan atau Akta partaiAkta para pihak. 45 Sedangkan pengertian Akta otentik sendiri sebagaimana dikemukakan oleh C.A. Kraan di dalam disertasinya, De Authentieke Akte mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 45 Dr. Herlien Budiono, S.H, Kumpulan Tulisan Hukum Perdata di Bidang KeNotarisatan, Cet.1, PT. CITRA ADITYA BAKTI: Bandung, 2007, hal 51-52 Universita Sumatera Utara 32 1. Suatu tulisan, dengan sengaja dibuat semata-mata untuk dijadikan bukti atau suatu bukti dari keadaan sebagaimana disebutkan didalam tulisan dibuat dan dinyatakan oleh Pejabat yang berwenang. Tulisan tersebut turut sebagai suatu tulisan sampai ada bukti sebaliknya, dianggap berasal dari Pejabat yang berwenang. 2. Ketentuan perUndang-Undangan yang harus dipenuhi; ketentuan tersebut mengatur tata-cara pembuatannya yaitu sekurang-kurangnya memuat ketentuan- ketentuan mengenai tanggal, tempat dibuatnya Akta suatu tulisan, nama dan kedudukanjabatan Pejabat yang membuatnya c.q. data di mana dapat diketahui mengenai hal-hal tersebut. 3. Seorang Pejabat yang diangkat oleh Negara dan mempunyai sifat dan pekerjaan yang mandiri onafhankelijk-independence serta tidak memihak onpartijdig- impartial dalam menjalankan jabatannya sesuai dengan ketentuan Pasal 1868 KUHPerdata jo. Pasal 15 ayat 1 UUJN. 4. Pernyataan dari fAkta atau tindakan yang disebutkan oleh Pejabat adalah hubungan hukum di dalam bidang hukum privat. 46 Akta yang dibuat oleh Notaris sebagai Pejabat umum dinamakan Akta otentik. Sebagaimana Pasal 1868 KUH Perdata menentukan bahwa, Akta otentik dibuat oleh atau di hadapan pegawai-pegawai umum yang berkuasa untuk itu di mana Akta dibuatnya. Suatu Akta dikatakan sebagai Akta otentik jika terpenuhi syarat-syarat sesuai dengan pendapat Philipus M. Hadjon yaitu: 47 46 C.A.Kraan, De Authentieke Akte, Gouda Quint BV, Arnhem 1984 hal 143 dan 201. 47 Philipus M. Hadjon, Formulir Pendaftaran Tanah Bukan Akta Otentik , Surabaya Post Universita Sumatera Utara 33 1. Bentuk Akta dan tata cara membuat Akta ditentukan oleh Undang-Undang. 2. Akta tersebut di buat di tempat di mana Pejabat yang berwenang itu membuat Akta.

3. Akta Notaris Sebagai Alat Bukti Yang Sah