Konsepsi Kekuatan Pembuatan Akta Otentik Yang Membatalkan Akta Notaris (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 347/PDT.G/2012/PN-MDN)

20 b. Perbuatan itu harus melawan hukum c. Ada kerugian d. Ada hubungan sebab akibat antara perbuatan melawan hukum itu dengan kerugian e. Ada kesalahan Kepastian hukum itu juga menunjukan bahwa Akte Notaris itu harus dapat memberikan kepastian bahwa sesuatu kejadian dan fAkta yang ada dalam Akta betul- betul dilakukan oleh Notaris, atau diterangkan oleh pihak-pihak yang menghadap pada saat yang tercantum dalam Akta sesuai dengan prosedur yang sudah ditentukan dalam pembuatan Akta, yaitu secara formal dengan membuktikan hari, tanggal, bulan, tahun, pukul waktu menghadap dan para pihak yang menghadap, paraf dan tanda tangan para pihak, saksi dan Notaris dan pembuktian apa yang dilihat, disaksikan dan didengar oleh Notaris serta mencatatkan keterangan atau pernyataan para pihakpenghadap pada Akta pihak.

2. Konsepsi

. Dalam bahasa latin, kata conceptus di dalam bahasa Belanda: begrip atau pengertian merupakan hal yang dimengerti. Pengertian bukanlah merupakan “defenisi” yang didalam bahasa latin adalah idefinition. Defenisi tersebut berarti rumusan di dalam bahasa Belanda: onshrijving yang pada hakikatnya merupakan suatu bentuk ungkapan pengertian disamping aneka bentuk lain yang dikenal di Universita Sumatera Utara 21 dalam epistemology atau teori ilmu pengetahuan. 23 Dalam konsepsi diungkapkan beberapa konsepsi atau pengertian yang akan dipergunakan sebagai dasar penelitian hukum. 24 Konsepsi dalam penelitian ini untuk menggabungkan teori obsevasi, antara abstrak dengan kenyataan. Konsep diartikan sebagai kata yang menyatukan abstraksi yang digeneralisasikan dari hal-hal yang khusus yang disebut defenisi operasional. 25 Terlihat dengan jelas, bahwa suatu kosepsi pada hakikatnya merupakan suatu pengarah, atau pedoman yang lebih konkrit dari kerangka teoretis tinjauan pustaka, yang sering kali masih bersifat abstrak. Namun demikian, suatu kerangka konsepsi kadang-kadang dirasakan masih juga abstrak, sehingga diperlukan defenisi-defenisi operasional yang akan menjadi pegangan konkrit didalam proses penelitaan. 26 Untuk dapat menjawab permasalahan dalam penelitian tesis perlu didefenisikan beberapa konsep dasar dalam rangka menyamakan persepsi agar secara operasional dapat dibatasi ruang lingkup variabel dan dapat di peroleh hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditentukan. Konsep itu adalah sebagai berikut: a. Perjanjian adalah “suatu pristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal, maka timbullah suatu hubungan antara dua orang tersebut yang dinamakan 23 Soerjono Soekanto, Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998, hal 31 24 Ibid, hal 7 25 Samadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo, 1998, hal 31 26 Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2000, hal 298 Universita Sumatera Utara 22 perikatan.” 27 b. Akta otentik adalah Akta yang dibuat dalam bentuk yang dikehendaki oleh Undang-Ungang, dibuat olehdihadapan Pejabat umum yang berwenang untuk membuat Akta itu dibuat. 28 c. Akta dibawah Tangan adalah tulisan yang dibuat dalam bentuk yang tidak ditentukan oleh Undang-Undang, ditanda tangani tidak dihadapan Pejabat Umum yang berwenang. 29 d. Notaris adalah Pejabat Umum yang bewenang untuk membuat Akta otentik dan kewenangan lainnya mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perUndang-Undangan dan atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam Akta otentik. 30 e. Pejabat umum dalam bahasa Belanda Openbar Ambtenaar adalah Pejabat yang bertugas membuat Akta umum Openbare akten yang diangkat dan diberhentikan oleh pemerintah dan diberi wewenang dan kewajiban untuk melayani public dalam hal tertentu. 31 f. P adalah pihak yang memiliki hak atas tanah dan bangunan, yang tertera dalam Akte Pelepasan Hak Dengan Ganti Rugi Nomor 29 tertanggal 25 November 2010 sebagai pihak yang melepaskan haknya sebagai pihak yang merasa dirugikan dan disebut Penggugat. 27 R. Subekti, Op.cit, hal1 28 Sutrisno, Komentar Undang-Undang Jabatan Notaris, Buku I, Medan: USU, 2007, hal 157 29 Ibid 30 Pasal 15 ayat 2 dan 3 Undang-Undang Jabatan Notaris 31 I.R Poedjawijanta, Etika, Jakarta: Bina Aksara, Cetakan Ke empat, 1982, hal 24-25 Universita Sumatera Utara 23 g. A adalah pihak yang membuat perjanjian kerja sama dalam proyek pengadaan di Seumeleh dengan P Penggugat, yang turut serta sebagai pihak yang sepakat menjual sebidang tanah kepunyaan P Penggugat dengan perjanjian akan membeli kembali 2 dua bulan setelah tanggal 25 November 2010 dalam Surat Perjanjian Nomor 151LYMXI2010 disebut dengan Tergugat I. h. B adalah pihak yang membeli sebidang tanah dari P Penggugat, yang disebut dengan Tergugat II. i. N adalah Pejabat yang berwenang membuat Akta otentik yang disebut dengan Tergugat III.

G. Metode Penelitian.

Secara etimologis metode di artikan sebagai jalan atau cara melakukan atau mengerjakan sesuatu, metode berasal dari bahasa Yunani “Methodos” yang artinya “jalan menuju”, bagi kepentingan ilmu pengetahuan, metode merukan titik awal menuju proposisi-proposisi akhir dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu. 32 maka penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisanya, disamping itu juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fAkta hukum tersebut, untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan-permasalahan yang timbul didalam gejala yang bersangkutan 33 , maka dalam metode penelitian 32 Bahder Johan Nasution, Metode Penelitian Hukum, Bandung: Mandar Maju, 2008, hal 13 33 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI. Press, 2007, hal 43 Universita Sumatera Utara 24 merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisir untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atas masalah, oleh karena itu metode merupakan keseluruhan langkah ilmiah yang digunakan untuk menemukan solusi atas suatu masalah. 34 Pemilihan suatu metodologi yang baik untuk suatu penelitian tergantung kepada sasaran penelitian, bahan yang tersedia, kondisi yang meliputi kegiatan penelitian, dan terutama jenis informasi yang diperlukan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Sifat Penelitian dan Metode Pendekatan