Iwan  Fals  yang  mengandung  kritik  sosial  yaitu ”Ambulance  Zig-Zag”,  “Galang
Rambu  Anarki ”,  “Jangan  Bicara”,  “Kontrasmu  Bisu”,  “Siang  Seberang  Istana”,
“Tikus-Tikus Kantor”, “Doa Pengobral Dosa”, “Ethiophia”, “Guru Oemar Bakri”, “Sarjana  Muda”,  “Sore  Tugu  Pancoran”,  “Teman  Kawanku  Punya  Teman”,
“Kota”, “Kupaksa Untuk Melangkah”, “Opiniku”, “Tak Biru Lagi Lautku”, dan “Ujung Aspal Pondok Gede”.
Berdasarkan  penelitian  di  atas,  dapat  disimpulkan  bahwa  penelitian mengenai  lagu-lagu  Iwan  Fals  sudah  pernah  dilakukan.  Akan  tetapi,  penelitian
terhadap  lirik  lagu  ditinjau  dari  segi  pragmatik  masih  jarang  dilakukan.  Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pengkajian tentang hal-hal yang dikritik dan
tindak tutur mengkritik  dalam lirik lagu  Iwan Fals versi konser tahun 1978-2000 belum pernah dilakukan.
1.6 Landasan Teori
Dalam  bagian  ini,  akan  dijabarkan  tentang  kritik,  topik  wacana,  fungsi lagu atau musik, pragmatik, dan tindak tutur berserta jenis-jenis tindak tutur.
1.6.1 Kritik
Menurut  KBBI  Edisi  V,  kata  kritik  berarti  kecaman  atau  tanggapan, kadang-kadang disertai  uraian dan pertimbangan baik  buruk terhadap suatu  hasil
karya, pendapat, dan sebagainya
1.6.2 Topik Wacana
Penelitian ini akan membahas kritik apa saja yang terdapat pada lirik lagu Iwan  Fals.  Oleh  karena  itu,  untuk  mengetahui  hal-hal  yang  di  kritik  dalam  lirik
lagu  Iwan  Fals,  topik  harus  diketahui  terlebih  dahulu.  Hal  tersebut  akan menunjukkan kritik yang ada dalam lirik lagu dan merupakan sebuah topik dalam
lirik lagu. Baryadi  2002;  54  mengatakan  topik  topic  adalah  perihal  yang
dibicarakan dalam wacana. Hal ini berarti topik menjiwai seluruh bagian wacana dan  topik  menyebabkan  lahirnya  wacana.  Wacana  berfungsi  dalam  proses
komunikasi verbal karena wacana akan lahir jika ada yang dibicarakan dan dapat digunakan sebagai alat komunikasi jika mengandung sesuatu yang dibicarakan.
Dalam proses komunikasi, topik dalam wacana memiliki kedudukan yang sangat  penting.  Kedudukan  yang  sangat  penting  ini  bersangkutan  dengan
perannya dalam memperlancar proses komunikasi. Perannya secara potensial dan dalam permukaan tampak baik bagi pembicara ataupun penulis pembuat wacana
maupun  bagi  pendengar  ataupun  pembaca  penerima  wacana.  Pagi  pembuat wacana,  topik  merupakan  informasi  embrional  dan  informasi  inti  yang  menjadi
pangkal  inspirasi  untuk  mengungkapkannya  secara  verbal  dalam  struktur  lahir yang  berupa  jenis  wacana  tertentu.  Bagi  penerima  wacana,  topik  adalah  sesuatu
yang dicari, diinterpretasikan, dan dipahami serta ditanggapi. Topik menjadi arah utama seseorang untuk memahami wacana Baryadi, 2002: 55.
Van  Dijk  memilah  wacana  menjadi  tiga  bagian  yang  saling  mendukung yaitu  i  bagian  makro,  ii  bagian  superstruktur,  dan  iii  bagian  mikro.  Bagian
makro  merupakan  makna  global  dari  suatu  wacana.  Bagian  superstruktur merupakan kerangka suatu wacana. Bagian mikro merupakan makna wacana yang
dapat  dipahami  dari  penggunaan  kata,  kalimat,  dan  sebagainya  Baryadi,  2002: 15.
1.6.3 Fungsi Lagu atau Musik