Tindak Tutur Mengkritik Mahalnya Harga Secara Langsung Literal Tindak Tutur Mengkritik Mahalnya Harga Secara Langsung Tidak Tindak Tutur Mengkritik Mahalnya Harga Secara Tidak Langsung

3.8.1 Tindak Tutur Mengkritik Mahalnya Harga Secara Langsung Literal

LL Berikut ini disajikan tindak tutur mengkritik mahalnya harga secara langsung literal LL. 33 Ketika ku belanja di pasar kaget melihat harga barang. Contoh 33 menggunakan tindak tutur mengkritik mahalnya harga secara langsung literal. Dikatakan langsung karena menggunakan kalimat deklaratif untuk menyampaikan kritik. Contoh 33 disebut literal karena modus tuturan dan makna kata-katanya sesuai dengan maksud pengutaraannya yaitu mengkritik mahalnya harga yang ditunjukkan oleh kata kaget. Menurut KBBI Edisi V, kata kaget memiliki arti „terperanjat; terkejut karena heran‟.

3.8.2 Tindak Tutur Mengkritik Mahalnya Harga Secara Langsung Tidak

Literal LTL Berikut ini disajikan tindak tutur mengkritik mahalnya harga secara langsung tidak literal LTL. 34 “Baik adik akan saya tunjukkan” Kata para pedagang. “Bila adik mau belanja lebih murah, pergi saja sana ke Semar ubanan. Contoh 34 menggunakan tindak tutur mengkritik mahalnya harga secara langsung tidak literal LTL. Dikatakan langsung karena menggunakan kalimat deklaratif untuk mengkritik sehingga modus kalimat sesuai dengan maksud tuturan. Disebut tidak literal karena menggunakan frasa Semar ubanan untuk menyebut Soeharto sehingga kata-kata penyusunnya tidak memiliki makna yang sama dengan maksud penuturnya. Jika dikemukakan secara langsung literal LL, contoh 34 menjadi 34a seperti di bawah ini. 34a “Baik adik akan saya tunjukkan” Kata para pedagang. “Bila adik mau belanja lebih murah, pergi saja sana ke tempat Soeharto.

3.8.3 Tindak Tutur Mengkritik Mahalnya Harga Secara Tidak Langsung

Tidak Literal TLTL Berikut ini disajikan tindak tutur mengkritik mahalnya harga secara tidak langsung tidak literal TLTL. 35 Mengapa semua harga naik edan-edanan? Tak cocok waktu Semar umumkan. Contoh 35 menggunakan tindak tutur mengkritik mahalnya harga secara tidak langsung tidak literal TLTL. Dikatakan tidak langsung karena menggunakan kalimat interogatif untuk mengkritik sehingga modus kalimat tidak sesuai dengan maksud tuturan. Contoh 35 disebut tidak literal karena menggunakan kata Semar untuk menyebut Soeharto sehingga kata-kata penyusunnya tidak memiliki makna yang sama dengan maksud penuturnya. Jika dikemukakan secara langsung literal LL, contoh 35 menjadi 35a seperti di bawah ini. 35a Semua harga barang naik gila-gilaan. Tak sama dengan yang diumumkan Soeharto.

3.9 Tindak Tutur Mengkritik Prostitusi