Jika dikemukakan secara langsung literal LL, contoh 35 menjadi 35a seperti di bawah ini.
35a  Semua  harga  barang  naik  gila-gilaan.  Tak  sama  dengan  yang diumumkan Soeharto.
3.9 Tindak Tutur Mengkritik Prostitusi
Untuk  mengkritik  prostitusi,  Iwan  Fals  menggunakan  dua  tindak  tutur, yaitu  a  tindak  tutur  tidak  langsung  literal  TLL  dan  b  tindak  tutur  langsung
tidak literal LTL.
3.9.1 Tindak  Tutur  Mengkritik  Prostitusi  Secara  Tidak  Langsung  Literal
TLL
Berikut  ini  disajikan  tindak  tutur  mengkritik  prostitusi  secara  tidak langsung literal TLL.
36  Ayahmu  nona  seorang  Kyai.  Ibumu  nona  pun  guru  ngaji.  Mengapa kau jalani hidup penuh dosa ini?
Contoh  36  menggunakan  tindak  tutur  mengkritik  prostitusi  secara  tidak langsung  literal  TLL.  Dikatakan  tidak  langsung  karena  menggunakan  kalimat
interogatif  untuk  mengkritik  prostitusi  sehingga  modus  kalimat  tidak  sesuai dengan maksud pengutaraannya. Contoh 36 disebut literal karena menggunakan
kata  dosa.  Menurut  KBBI  Edisi  V,  kata  dosa berarti „perbuatan yang melanggar
hukum Tuhan atau agama‟ sehingga kata-kata penyusunnya sesuai dengan  yang dimaksudkan penutur.
Jika dikemukakan secara langsung literal LL, contoh 36 menjadi 36a seperti di bawah ini.
36a  Ayahmu nona seorang Kyai, ibumu nona pun guru ngaji, tetapi kau menjadi PSK.
3.9.2 Tindak Tutur Mengkritik Prostitusi Secara Langsung Tidak Literal
LTL
Berikut  ini  disajikan  tindak  tutur  mengkritik  prostitusi  secara  langsung tidak literal LTL.
37  Hei  sapi  malam  siapa  engkau  ini?  Pinggul  digoyang  punya  kota Karawang. Mata jelalatan cari cukong buncit bermata sipit.
38  Soal  materi  atau  cuma  hobi?  Bila  pulang  kandang  hari  sudah  pagi.
Muka pucat pasi jalan seruduk kanan kiri mirip orang mabuk terasi.
Contoh  37  menggunakan  tindak  tutur  mengkritik  prostitusi  secara langsung  tidak  literal  LTL.  Dikatakan  langsung  karena  menggunakan  kalimat
interogatif  untuk  mengkritik  sehingga  modus  kalimat  sesuai  dengan  maksud tuturan. Contoh 37 disebut tidak literal karena menggunakan idiom sapi malam
yang  bermakna  „pekerja  seks  komersial‟  sehingga  kata-kata  penyusunnya  tidak memiliki makna yang sama dengan maksud penuturnya.
Jika dikemukakan secara langsung literal LL, contoh 37 menjadi 37a seperti di bawah ini.
37a  Hei  PSK,  siapa  engkau  ini?  Pinggul  digoyang  punya  kota Karawang, mata jelalatang cari cukong buncit bermata sipit.
Contoh  38  menggunakan  tindak  tutur  mengkritik  prostitusi  secara langsung  tidak  literal  LTL.  Dikatakan  langsung  karena  menggunakan  kalimat
interogatif  untuk  mengkritik  prostitusi  sehingga  modus  kalimat  sesuai  dengan maksud tuturan. Contoh 38 disebut tidak literal karena menggunakan kata kiasan
kandang. Menurut  KBBI  Edisi  V,  kata  kandang
berarti  „ki  tempat  tinggal; kampung;
negeri‟  sehingga  kata-kata  penyusunnya  tidak  memiliki  makna  yang sama dengan maksud penuturnya.
Jika dikemukakan secara langsung literal LL, contoh 538 menjadi 38a seperti di bawah ini.
38a  Menjadi  PSK  karena  materi  atau  hobi? Jika  pulang  ke  rumah  hari sudah pagi, muka pucat pasi seruduk kanan kiri mirip orang mabuk
terasi.
3.10 Tindak Tutur Mengkritik Kesenjangan Ekonomi