Masyarakat Kasepuhan Gunung Halimun

Selain tumbuh-tumbuhan, orang Baduy juga mengonsumsi pangan hewani tapi tidak tiap hari dan jenisnya pun terbatas. Orang Baduy dilarang makan daging dari hewan berkaki empat seperti sapi, kerbau, dan kambing. Pangan hewani yang sering dikonsumsi dalam upacara selamatan adalah ayam, sedangkan yang dikonsumsi sehari-hari adalah ikan asin. Untuk keperluan hidangan upacara kawalu 6 , orang Baduy dibolehkan menangkap hewan. Penangkapan hewan ini disebut lanjak untuk hewan darat dan punday untuk hewan air. Hewan yang boleh di-lanjak adalah peucang kancil, buut tupai, dan mencek menjangan. Adapun hewan yang boleh di-punday adalah soro, kancra, paray, dan hurang udang Permana, 2010: 43. Mata pencaharian sehari-hari orang panamping lebih bervariasi dbandingkan orang tangtu. Orang panamping ada yang bermatapencaharian berdagang pakaian, rokok, gula, garam, ikan asin, mie instan, hasil hutan, dan hasil huma lainnya. Mereka juga ada yang biasa membeli benang dan kain corak Baduy di Pasar Pagi, Tanah Abang Jakarta, atau Majalaya Bandung kemudian menjualnya di daerah Baduy. Orang Baduy panamping pun berdagang pakaian, madu, dan aneka kerajinan ke luar wilayah Baduy Permana, 2010: 43-44.

2.5.2 Masyarakat Kasepuhan Gunung Halimun

Mata pencaharian utama warga Kasepuhan Gunung Halimun adalah bertani. Dengan demikan, pertanian merupakan tulang punggung ekonomi masyarakat. Meski demikian, secara umum mata pencaharian mereka terdiri atas dua kelompok, yaitu pertanian dan nonpertanian. Kegiatan ekonomi sektor pertanian sangat terkait erat dengan tanah. Pada masyarakat kasepuhan terdapat beberapa kategori. Pertama, tanah milik baik berupa sawah, tanah darat, kebun, kolam, maupun pemukiman penduduk. Kedua, tanah titisara. Ketiga, tanah bengkok. Sebagian besar sawah adalah milik penduduk. Kawasan sawah tidak jauh dari 6 pemukiman yang berdekatan dengan aliran sungai. Warga kasepuhan menggarap sawah satu kali dalam setahun Adimihardja, 1992: 81. KASEPUHAN CIBEDUG DALAM PENGELOLAAN KAWASAN HALIMUN Sumber: http:ratugah.blogspot.com200807kasepuhan-cibedug-dalam-pengelolaan.html 13 Oktober 2012 Lahan kebun pun terletak tidak jauh dari pemukiman. Tanaman di kebun biasanya berupa palawija seperti: cabai rawit, lombok, sawi, ubi kayu, ubi jalar, dan jagung. Dalam hal bercocok tanam, para petani di Kasepuhan mengembangkan pola pertanian lahan kering, yaitu mengolah lahan gundul dan reuma. Lahan tersebut ditanami berbagai jenis tumbuhan yang dapat dipanen segera yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi, seperti: cabai merah kriting, bawang daun, dan berbagai jenis sayuran lainnya semisal sawi, trubus, dan lain-lain. Mereka pun menanap tanaman keras seperti cengkih dan pisang Adimihardja, 1992: 83. HASIL PANEN DI KAWASAN TAMAN NASONAL GUNUNG HALIMUN SALAK Sumber: http:afwan-albasit.blogspot.com 13Oktober 2012 Beternak pun menjadi mata pencaharian penduduk. Binatang yang mereka pelihara yaitu: kerbau, ayam, itik, dan ikan. Bagi penduduk desa, semua jenis binatang peliharaan itu merupakan “investasi“ yang cukup berharga yang seaktu-waktu bila butuh uang segar cash sangat mudah untuk diuangkan. Warga Kasepuhan pun mengerjakan kerajinan baik yang terbuat dari bambu, kayu, rotan, maupun besi. Kerajinan dari bambu antara lain anyaman bambu berupa bilik, yaitu anyaman bambu yang digunakan untuk dinding rumah. Selain itu mereka pun membuat alat rumah tangga seperti korang tempat menimpan ikan pada saat memancing atau menjala, boboko bakul nasi, hihid kipas, nyiru penampi beras. Peralatan rumah tangga terbuat dari kayu antara lain dulang tempat untuk mengolah nasi, cukil alat untuk mengambil nasi, pangarih alat untuk mengaduk nasi setengah matang. Peralatan rumah tangga yang terbuat dari rotan yaitu kaneron tas untuk menyimpan berbagai peralatan dan lampit semacam tikar. Jenis-jenis pekerjaan di atas merupakan pekerjaan sambilan yang biasanya dikerjakan sore hari saat melepas lelah. Hasil kerajinan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan dijual. Kini, keberadaan barang-barang kerajinan tersebut mulai tergeser dengan adanya berbagai barang yang terbuat dari bahan plastik Adimihardja, 1992: 84-85. Warga Kasepuhan pun ada yang bergerak dalam bidang kerajinan yang terbuat dari besi atau jenis logam lainnya. Kerajinan tersebut adalah golok, cangkul, sabit, parut, dan alat- alat rumah tangga lainnya. Kegiatan penduduk di luar sektor petanian antara lain sebagai aparat desa dan sebagai pegawai negeri lainnya. Selain itu terdapat juga yang bekerja sebagai pedagang. Hasil bidang usaha masyarakat Kasepuhan baik dari hasil pertanian maupun nonpertanian dapat diringkas sebagai berikut: 1 Produksi padi dari sawah dan ladang 2 Hasil palawija dari penanaman ketela pohon dan cabai keriting 3 Hasil dari tanaman pisang dan durian 4 Hasil dari panen cengkih 5 Ikan yang ditanam di kolam atau di sawah selama tidak ditanami padi 6 Beternak kerbau, kambing, ayam dan itik 7 Dalam bidang nonpertanian, penduduk bekerja sebagai buruh tani, upah pikulan, dan membuat kerajinan tangan Adimihardja, 1992: 103.

2.5.3 Masyarakat Kampung Naga