Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kajian Pustaka

tahu dan umbi Cilembu; Cipacing dengan perajin senjata; Cibaduyut dengan perajin sepatu; Cianjur dengan tauco dan manisan; Sukabumi dengan mocinya; Bandung khususnya Cimenyan dengan peuyeum-nya dikenal dengan sebutan peuyeum Bandung, dan sebagainya. Dalam banyak hal pengaitan mata pencaharian, komoditas, atau produktivitas dengan lokalitas itu ada rujukan sejarahnya. Meskipun image seperti itu demikian kuat, tapi dalam realitas kekinian pemolaan yang demikian tidak ketat lagi.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah utama yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana sistem mata pencaharian masyarakat Sunda berlangsung. Masalah tersebut diurai secara rinci dalam rumusan sebagai berikut: 1. Bagaimana sistem mata pencaharian masyarakat Sunda pada masa lalu? 2. Apa dan bagaimana sistem mata pencaharian yang hidup dan berkembang di Jawa Barat masa kini? 3. Mengapa terjadi perubahan, perkembangan, dan bahkan pemolaan sistem mata pencaharian?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis sistem mata pencaharian masyarakat Sunda. Secara khusus penelitian ini ditujukan untuk: 1. Menganalisis sistem mata pencaharian masyarakat Sunda pada masa lalu? 2. Mendeskripsikan dan menganalisis sistem mata pencaharian hidup masyarakat Sunda masa kini? 3. Menjelaskan terjadinya perubahan, perkembangan, dan pemolaan sistem mata pencaharian. Secara umum tujuan penelitian ini adalah menginventarisasi dan mendokumentasi sistem mata pencaharian masyarakat Sunda. Secara khusus, tujuan penelitian ini meliputi dua hal. Pertama, mendeskripsikan secara historis mata pencaharian yang pernah hidup dan berkembang pada masyarakat Sunda masa lalu. Kedua, mendeskripsikan dan menganalisis kegiatan perekonomian atau mata pencaharian hidup masyarakat Sunda dewasa ini. Dengan melihat dua hal tersebut akan dianalisis kecenderungan pola hidup, gaya hidup, dan orientasi hidup masyarakat Sunda dilihat dari indikator-indikator perekonomian.

1.4 Kajian Pustaka

Penelitian mengenai sistem mata pencaharian masyarakat Sunda sesungguhnya bukan hal yang sama sekali baru. Artinya, sudah banyak peneliti terdahulu melakukan penelitian mengenai hal tersebut. Akan tetapi, pada penelitian terdahulu itu, kajian tentang sistem mata pencaharian kebanyakan hanya merupakan bagian dari kajian unsur kebudayaan pada umumnya. Selain itu, pada penelitian terdahulu pun objek kajian lebih tertuju pada masyarakat Sunda “baheula”. Pada penelitian ini, sistem mata pencaharian masyarakat Sunda dijadikan sebagai kajian khusus dan tersendiri. Secara tomporal pun, penelitian ini meliputi juga mata pencaharian masyarakat Sunda kontemporer. Beberapa buku yang dijadikan acuan utama penelitian ini adalah pertama buku Edi S. Ekadjati berjudul Kebudayaan Sunda. Buku ini terdiri atas dua jilid. Jilid yang pertama memakai anak judul Suatu Pendekatan Sejarah Jakarta: Pustaka Jaya, 2005 dan jilid yang kedua beranak judul Zaman Pajajaran Jakarta: Pustaka Jaya, 2005. Kedua jilid buku ini mengupas masalah mata pencaharian. Pada jilid pertama terdapat pada halaman 78 sampai dengan 88; sedangkan pada jilid kedua terdapat pada halaman 145 sampai dengan halaman 170. Jilid pertama membahas sistem mata pencaharian hidup masyarakat Sunda dengan mengangkat contoh Masyarakat Kanekes Baduy. Pembahasannya difokuskan pada daur penggarapan huma. Jilid kedua membahasa sistem perekonomian masyarakat Sunda pada periode kekuasaan Sri Baduga Maharaja yang di tengah masyarakat populer dengan sebutan Prabu Siliwangi dengan bersandar pada naskah-naskah tradisional. Selanjutnya adalah tulisan Harsoyo berjudul “Kebudayaan Sunda”. Tulisan ini dimuat dalam Koentjaraningrat editor, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan, 2004, hlm. 307-328. Substansi bahasan tentang sistem mata pencaharian masyarakat Sunda bahasannya sangat sedikit dan secara periode hanya sampai tahun 1970. Di dalamnya dibahas serba ringkas tentang perekonomian desa, kota, dan daerah perkebunan. Terakhir adalah buku klasik tulisan H. Hasan Mustapa berjudul Adat Istiadat Sunda. Edisi ketiga, cetakan ke-1.Terjemahan M. Maryati Sastrawijaya. Bandung: Alumni, 2010. Uraian yang berkait dengan sistem mata pencaharian lebih banyak membahas masalah adat dan tata cara bertani di Priangan, tentu saja masyarakat Priangan zaman “baheula”.

1.5 Metode Penelitian