Keramba Jaring Apung Laut

setelah tanaman padi selesai dipanen, jerami yang ada kemudian dibabat dan ditumpuk menjadi beberapa kelompok. Permukaan air kemudian dinaikkan kembali sampai tumpukan jerami terendam dan terjadi proses pembusukan. Jerami akan terurai menjadi unsur-unsur yang berguna bagi pertumbuhan tanaman dan organisme makanan ikan. Pemeliharaan ikan sebagai pengganti palawija bertujuan untuk menghasilkan ikan konsumsi dengan berat 100- 250 gram. Lama pemeliharaan berkisar antara 3-4 bulan.

3.4.3 Keramba Jaring Apung

Keramba jaring apung cage culture adalah sistem budi daya ikan dalam wadah berupa jaring yang mengapung dengan bantuan pelampung dan ditempatkan di perairan seperti danau, waduk, dan sungai. Sistem ini terdiri atas beberapa komponen seperti rangka, kantong jaring, pelampung, jalan inspeksi, dan rumah jaga. Kantong jaring terbuat dari bahan polyethelene dan polyprophelene dengan berbagai ukuran mata jaring dan berbagai ukuran benang, Kantong jaring berfungsi sebagai wadah untuk pemeliharaan dan treatment ikan Seputar Informasi Perikanan dan Kelautan, 2008. Pelampung terbuat dari drum plastikbesi bervolume 200 liter atau gabus styrofoam yang dibungkus dengan kain terpal. Pelampung ini berfungsi untuk mempertahankan kantong jaring agar tetap mengapung di dekat permukaan air Seputar Informasi Perikanan dan Kelautan, 2008. Keramba jaring apung ditempatkan dengan kedalaman perairan lebih dari dua meter. Di kalangan pelaku usaha ini keramba jaring apung kadang-kadang disebut “kantong jaring apung”, “keramba kolam terapung”, “jaring keramba terapung”, atau “kajapung” Rochdianto dalam http:www.zaldibiaksambas.files.wordpress.com, pdf, diakses 15 Agustus 2012. Gambar 12 KARAMBA JARING APUNG DI WADUK CIRATA CIANJUR Sumber: Dokumen Penelitian, Agustus 2012

3.4.4 Laut

Perikanan laut yang akan dideskripsikan di sini adalah perikanan laut di Desa Ciparage Kecamatan Tempuran Kabupaten Karawang. Dalam Rahau, dkk 2011: 52-53 disebutkan bahwa warga Desa Ciparange Jaya 80 penduduknya adalah bermata pencaharian sebagai nelayan. Setidaknya, tercatat sekitar lebih dari 1800 orang menjadi nelayan tangkap dengan jumlah kapal atau perahu sebanyak sekitar 223 unit. Pada masing-masing kapal rata-rata mengangkut 12 orang nelayan. Nelayan Ciparage tergolong kepada nelayan pencari ikan, bukan nelayan penangkap ikan. Jika nelayan penangkap ikan akan tahu di lokasi mana ia harus menangkap ikannya, sedangkan nelayan pencari ikan rata-rata tidak mengetahui lokasi atau posisi ikan. Untuk mengetahui kemana kapal harus diarahkan, nelayan sangat bergantung pada lampu-lampu kilang minyak Pertamina yang ada di tengah laut karena terangnya lampu tersebut membuat banyak ikan berkumpul. Pola sederhana ini tidak memungkinkan mereka memperoleh tangkapan maksimal. Nelayan di Ciparage terbagi menjadi dua kategori, yakni nelayan pemilik juragan dan nelayan buruh bidak. Juragan adalah mereka yang memiliki kapal sedangkan nelayan buruh adalah yang menjadi pekerja di kapal tersebut atau bidak. Juragan tidak selalu berangkat mayang melaut. Akan tetapi, ada seseorang yang dipercaya oleh juragan ketika para nelayan tersebut berangkat melaut, yaitu juru mudi. Selain itu, juga dikenal juru arus, yaitu seseorang yang memiliki kemampuan untuk mengatur jarring di laut. Adapun pembagian keuntungannya adalah rata-rata dengan hitungan 40 untuk juragan dan sisanya 60 untuk juru mudi, juru arus, dan bidak, dengan hitung-hitungan yang berbeda sesuai dengan kerja dan keahliannya di atas kapal. Namun presentase tersebut tidak mutlak adanya, hanya berupa aturan yang tidak tertulis. Bahkan ada saat tertentu, juragan tidak mendapatkan bagian sama sekali karena pada saat mayang tidak mendapatkan hasil yang memadai.

3.5 Perdagangan

Dilihat dari skala permodalannya, sektor perdagangan setidak-tidaknya terbagi ke dalam perdagangan besar, perdagangan menengah, dan perdagangan kecil atau mikro. Dalam penelitian ini tidak semua jenis perdagangan akan dibicarakan. Dalam hal ini, perhatian akan lebih diarahkan pada jenis perdagangan kecil atau mikro saja. Pemilihan ini tentunya didasarkan pada pertimbangan bahwa jenis perdagangan inilah yang acapkali berhubungan dengan kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Pedagang kecil atau mikro mencakup kegiatan pedagang pada umumnya yang melayani konsumen perseorangan dan rumah tangga. Disebut pedagang kecil karena modalnya memang tidak besar. Dalam penelitian ini akan di kemukakan lima contoh pedagang kebutuhan rumah tangga sehari-hari yang termasuk ke dalam kategori pedagang kecil atau mikro.

3.5.1 Pedagang Warung