Sopir Angkutan Umum Transportasi

memang tidak selalu harus dilakukannya sendiri; kadang-kadang pekerjaan itu dilakukan anak laki-lakinya sepulang sekolah. Gambar 24 TUKANG DELMAN SEDANG MENUNGGU PENUMPANG DI PASAR CILIMUS - KUNINGAN Sumber: Dokumentasi Penelitian, 05 Juli 2012

3.7.4 Sopir Angkutan Umum

Sopir dikenal dengan sebutan pengemudi, baik itu angkutan kota angkot, bis, truk, atau mobil pribadi. Sopir yang akan ditampilkan dalam penelitian ini adalah sopir angkutan perkotaan atau angkot. Seorang sopir, bisa memiliki angkotnya sendiri atau ia meminjam pada pemilik angkot majikannya. Biasanya jika angkotnya milik sendiri, sopir itu tidak begitu menargetkan pendapatan per hari. Berbeda jika ia meminjam, karena ada biaya yang harus disetorkan kepada pemilik angkot setiap harinya, maka ia pun berusaha untuk memenuhi target hariannya yang disebut “kejar setoran”. Pendapatan bersih yang didapat sopir angkot setiap harinya adalah pendapatan sopir angkot di hari itu dikurangi yang disetorkan. Mengenai siapa yang menanggung bahan bakar angkot, serta perawatan angkot, tergantung pada kesepakatan sopir dan pemilik angkot. Telah disinggung bahwa dalam sistem ekonomi sopir angkot ada yang disebut sistem “kejar setoran”, artinya sopir angkot akan berusaha semaksimal mungkin untuk bisa memenuhi target harian mereka. Untuk itu, maka sopir-sopir angkot menerapkan kebiasaan- kebiasaan berikut Pertiwi, dkk., 2009: 15-20. a Ngetem Ngetem adalah kegiatan kendaraan umum massalnonpersonal angkot atau bus kota berhenti sementara untuk mendapatkan penumpang. Sebagian besar angkot di Bandung ngetem, bisa sebentar dan bahkan bisa lama. Bahkan, di tempat-tempat tertentu menjadi tempat ngetem. Jika sebelumnya angkot tersebut kosong, ngetem bisa lama yang menyebabkan penumpang yang menunggu menjadi kesal. Kebanyakan sopir angkot ngetem di terminal atau tempat-tempat tertentu untuk memenuhi kapasitas angkot sehingga target setoran terpenuhi. Selain itu, sambil ngetem, sopir angkot juga dapat beristirahat sejenak dari pekerjaannya. Bukan hanya penumpang, angkot juga terkadang harus menunggu gilirannya untuk ngetem terdepan. Dengan begitu waktu ngetem lebih lama dan jumlah rit dalam sehari bisa berkurang. Namun, keuntungannya bagi sopir angkot, penumpang penuh setelah ngetem sehingga dapat memberi pendapatan yang maksmimal di satu rit itu. Selain itu, dengan ngetem menjadikan kapasitas angkot menjadi penuh sehingga dapat menghemat bahan bakar. Jika angkot jalan terus, dengan risiko sepi penumpang, maka hanya akan menghabiskan bahan bakar. Gambar 25 ANGKOT NGETEM DI KOTA CIKAMPEK Sumber:Dokumentasi Penelitian, 15 Agustus 2012 b “Tujuh-lima” Ada lagi istilah “tujuh-lima”, yaitu banyaknya penumpang yang bisa memenuhi tempat duduk di kanan dan kiri dalam angkot. Tujuh 7 orang di bangku sebelah kanan dan lima 5 orang di bangku sebelah kiri adalah kapasitas maksimal bangku dalam angkot. Sebenarnya, untuk beberapa angkot, sistem “tujuh-lima” ini tidak cocok. Ruangan angkot sempit dan penumpang dipaksakan masuk, akibatnya tidak mendapatkan tempat duduk yang layak. Belum lagi ditambah dengan adanya “bangku tempel” atau “bangku artis” yang ditempatkan pada ujung pintu angkot, berkapasitas 1-2 orang. Bahkan, tempat duduk di depan samping sopir yang sebetulnya diperuntukkan untuk satu orang, tetapi demi memaksimalkan kapasitas, dapat ditempati oleh dua orang penumpang. Jika dihitung, jumlah penumpang yang dipaksakan ini menjadi tujuh belas orang dalam satu angkot termasuk sopir. Padahal, kapasitas layak yang diizinkan Dinas Perhububungan untuk angkot adalah sekitar 11 – 12 orang saja. Hal ini dilakukan sopir angkot, yaitu memaksakan “tujuh-lima” adalah untuk memperoleh pendapatan yang maksimal. c Kesesuaian tarif Tarif angkot yang dibebankan kepada pengguna jasa angkot di Kota Bandung didasarkan pada jarak yang ditempuh penumpang tersebut selama menaiki angkot tersebut. Makin jauh jarak tempuhnya, maka tarif yang dibebankan juga lebih besar. Namun, pada kenyataannya, jika si penumpang memberikan uang ongkos tidak dalam jumlah yang pas sesuai tarif, terkadang sopir angkot akan mengenakan tarif lebih besar dari kebiasaan. Kembalian yang diberikan pada penumpang kurang. Ketika penumpang akan minta tambahan kembalia, angkotnya sudah jalan. d Putar balik penumpang diturunkan sebelum sampai tujuan Ada kalanya angkot tidak berjalan mengikuti rute yang semestinya. Salah satu kasusnya adalah angkot yang sebelum sampai ke tujuannya, tetapi memutar arah kembali ke arah rute sebaliknya. Ini dinamakan putar balik. Akibatnya, jika masih ada penumpang di dalam angkot tersebut terpaksa diturunkan di tempat angkot tersebut memutar arah. Alasan sopir angkot melakukan putar balik adalah karena rute tersebut sedang sepi sedangkan rute sebaliknya diperkirakan ramai atau memang ada keperluan tertentu kea rah sebaliknya.

3.8 Jasa Perseorangan dan Rumah Tangga