Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
dibagikan demi kesejahteraan orang-orang yang dilayani dalam entitas nirlaba. Apabila kita memperhatikan, ketidakpercayaan para penyumbang
sering mengakibatkan sumber dana bagi organisasi semakin berkurang sehingga lambat laun organisasi tersebut tidak bisa bertahan. Seperti telah
dibahas sebelumnya bahwa sumber dana entitas nirlaba tersebut berasal dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali.
Ikatan Akuntan Indonesia IAI telah membuat Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK 45 yang mengatur tentang pelaporan
keuangan entitas nirlaba. Dalam PSAK 45 ini dinyatakan bahwa tujuan adanya standar tersebut adalah untuk mengatur pelaporan keuangan entitas
nirlaba. Dengan adanya standar pelaporan tersebut diharapkan entitas nirlaba dapat menyajikan laporan keuangan yang berkualitas sehingga
mudah dipahami oleh para pemakai, dan memiliki relevansi. Yayasan Karya Murni dengan kantor pusat terletak di Jl. Karya
Wisata No 6 Medan, Sumatera Utara merupakan yayasan yang bergerak di bidang kemanusiaan, yaitu pelayanan kepada orangtua yang sudah
lanjut usia panti jompo, anak-anak yatim piatu dan anak-anak yang berkebutuhan khusus seperti tunanetra, tunarungu, Tempat Penitipan Anak
TPA. Dalam menjalankan misinya yayasan tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak baik secara individu maupun kelompok yang dengan
sukarela dan hati yang tulus memberikan bantuan untuk membiayai orangtua yang sudah lanjut usia dan anak-anak tersebut. Yayasan Karya
Murni bertujuan untuk menyejahterakan serta memberdayakan orangtua,
anak yatim piatu dan anak-anak yang berkebutuhan khusus, sehingga mereka merasa diperhitungkan ditengah-tengah masyarkat.
“Karakteristik utama entitas nirlaba seperti yayasan berbeda dengan entitas yang bermotif laba. Perbedaannya terletak pada mekanisme organisasi
bersangkutan dalam memperoleh sumber daya awal yang dibutuhkan, yang umumnya diperoleh dari sumbangan
” Bastian 2007:73. Kemampuan suatu yayasan dalam mengelola jasa dikomunikasikan
melalui laporan posisi keuangan, dimana laporan ini berisi informasi mengenai aset, liabilitas, aset neto, dan informasi mengenai hubungan di
antara unsur-unsur tersebut disampaikan. Laporan ini harus menyajikan secara terpisah aset bersih, baik yang terikat maupun yang tidak terikat
penggunaannya. Pertanggungjawaban pengelola atas hasil pengelolaan sumber daya yayasan akan disajikan melalui laporan aktivitas dan laporan
arus kas. Laporan aktivitas menyajikan informasi mengenai perubahan yang terjadi dalam kelompok aktiva bersih
. Berdasarkan uraian yang sudah dijelaskan diatas dan mengingat
pentingya penyusunan laporan keuangan entitas nirlaba bagi pihak pemakai maka penulis ingin dan tertarik untuk melakukan penelitian
tentang: Evaluasi Penyusunan Laporan Keuangan Entitas Nirlaba Berdasarkan PSAK 45, Studi Kasus Pada Yayasan Karya Murni.