Teori the Rule of Halves Hypertension Landasan Teori

tingginya biaya operasi, ketersediaan tenaga dan fasilitas kesehatan Purnamaningrum, 2010.

G. Teori the Rule of Halves Hypertension

Masalah terbesar untuk mengendalikan hipertensi merupakan ketidakpatuhan terhadap pengobatan yang dilakukan, dari 972 orang yang diteliti hanya setengah dari populasi pengidap hipertensi yang sudah didiagnosis, setengah dari mereka yang didiagnosis telah dirawat, dan hanya setengah dari mereka yang dirawat selalu mengontrol tekanan darahnya hingga menjadi normal kembali WHO, 2003. Pada Hypertension Practice Guidelines for Primary Care Physicians , definisi the Rule of Halves adalah ½ setengah dari keseluruhan populasi telah didiagnosis menderita Hipertensi, ¼ seperempat dari keseluruhan mengetahui menderita hipertensi, dan 1 8 seperdelapan dari keseluruhan telah melakukan kontrol dan terapi yang teratur dan sesuai WHO, 1999. Gambar 1. Bagan profil subjek yang akan diamati dalam penelitian prevalensi, kesadaran dan terapi hipertensi berdasarkan faktor sosio-ekonomi berdasarkan teori ‘Rule of Halves’. populasi sampel hipertensi subjek penelitian sadar terapi tidak terapi tak sadar tidak hipertensi

H. Landasan Teori

Hipertensi merupakan suatu peningkatan tekanan darah abnormal yang tinggi di dalam arteri secara persisten yang berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskular serta penyakit yang disebut sebagai the silent killer . Tekanan darah dikatakan normal apabila tekanan sistolik 140mmHg dan diastolik 90mmHg. Hipertensi dipengaruhi oleh faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Usia merupakan faktor risiko hipertensi. Pada usia lanjut yaitu sekitar umur 40 tahun ke atas, terjadi penurunan fungsi organ yang menyebabkan semakin banyak penyakit yang diterima oleh pasien usia lanjut. Jenis kelamin berpengaruh dengan prevalensi hipertensi, pria terhitung lebih banyak mengalami hipertensi dari pada wanita, karena pada pria sering melakukan perilaku tidak sehat seperti merokok dan konsumsi alkohol. Salah satu penyebab utama hipertensi adalah stress yang diakibatkan karena penghasilan yang rendah. Penderita hipertensi berpendidikan rendah memiliki risiko komplikasi hipertensi lebih besar daripada penderita berpendidikan tinggi. Pria lebih banyak mengalami hipertensi daripada wanita, karena seringkali dipicu oleh perilaku tidak sehat seperti merokok dan konsumsi alkohol serta depresi akan rendahnya status pekerjaan. Tanda-tanda sindroma kemiskinan antara lain berupa: penghasilan yang sangat rendah sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan, sandang, pangan, dan perumahan, kuantitas dan kualitas gizi makanan yang rendah, sanitasi lingkungan yang jelek dan sumber air bersih yang kurang, akses terhadap pelayanan yang sangat terbatas, jumlah anggota keluarga yang banyak, dan tingkat pendidikan yang rendah. Peneliti melakukan penelitian ini di Padukuhan Kadirojo II yang terletak Kelurahan Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman Yogyakarta. Penduduk di Padukuhan Kadirojo II ini memiliki prevalensi hipertensi yang tinggi tetapi mempunyai pengetahuan terkait kesehatan yang rendah sehingga memiliki sikap tidak peduli akan kesehatan yang tinggi. Penelitian ini diharapkan dapat menurunkan prevalensi hipertensi di Padukuhan Kadirojo II serta menghindari komplikasi yang terjadi akibat hipertensi serta meningkatkan kesadaran responden akan hipertensi dan keteraturan terapi yang harus dilakukan pasien hipertensi.

I. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah adanya perbedaan dari faktor sosio-ekonomi yaitu pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan terhadap prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi.

BAB III METODE PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Prevalensi, kesadaran dan terapi responden hipertensi di Dukuh Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 1 86

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor risiko kesehatan di Padukuhan Kadirojo II, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

0 1 81

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Desa Wedomartani, Kabupaten Sleman, Yogyakarta (kajian faktor sosio-ekonomi).

0 1 96

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor risiko kesehatan di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta.

0 2 87

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Jragung, Jogotirto, Berbah, Kabupaten Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 1 84

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 2 85

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor sosio-ekonomi di Dukuh Blambangan, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta.

0 0 79

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor sosio-ekonomi di Padukuhan Kadirojo II, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

0 0 75

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 0 84

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta kajian faktor sosio ekonomi

0 0 82