mengenai maksud dan tujuan penelitian kepada calon responden. Responden diminta untuk mengisi nama, alamat, usia dan menandatanganinya.
5. Validitas dan reliabilitas instrument penelitian
Instrumen yang memiliki validitas yaitu ketepatan suatu alat ukur untuk melakukan fungsinya Nisfiannoor, 2009 dan reliabilitas yang baik dapat
dinyatakan dengan nilai CV coefficient of variation
5 untuk mengetahui pengukuran yang dilakukan tetap konsisten bila dilakukan pada orang yang sama
di waktu berbeda Nisfiannoor, 2009. Nilai CV digunakan untuk mengukur keseragaman suatu hal, semakin kecil nilai CV berarti data yang digunakan
semakin tidak seragam.
6. Pengukuran Tekanan Darah
Pengukuran tekanan darah responden dilakukan pada bagian lengan kiri atas dan posisi duduk tegak menggunakan sphygmomanometer digital. Pengukuran
tekanan darah dilakukan sebanyak dua kali berturut – turut, pengukuran kedua
dilakukan lima menit setelah pengukuran pertama dengan posisi yang sama dengan tujuan kevalidan angka tekanan darah yang diukur. Apabila hasil
pengukuran pertama dan kedua berbeda jauh yaitu perbedaan sistolik atau diastoliknya 5mmHg, maka harus dilakukan pengukuran ulang hingga hasil
pengukuran tidak berbeda jauh. Jika responden baru saja melakukan aktifitas, maka responden harus beristirahat terlebih dahulu minimal selama lima menit.
7. Penjelasan hasil pemeriksaan
Peneliti akan menjelaskan hasil pemeriksaan kepada responden secara langsung. Penjelasan hasil pemeriksaan disertai dengan penggalian beberapa informasi dari
responden. Informasi yang didapat dari responden akan dikelompokkan sebagai data analisis.
8. Pengelompokan data
Pengelompokan data dilakukan dengan kategorisasi data sejenis, yaitu menyusun dan menggolongkannya dalam kategori-kategori kemudian dilakukan interpretasi
data. Data akan dikumpulkan di dalam CRF kemudian dipindahkan ke file Microsoft Excel
. J.
Analisis Data Penelitian
Gambar 5.
Prosedur Analisis Data Penelitian
Data yang diperoleh dikelompokkan lalu dilakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah data yang diperoleh peneliti berdistribusi normal atau tidak.
Uji normalitas menggunakan uji Q-Q Plot. Setelah melakukan uji normalitas, peneliti melakukan uji univariat. Uji univariat digunakan untuk mengetahui
apakah data yang digunakan untuk analisis sudah layak atau belum serta apakah data yang diperoleh telah optimal jika dipakai untuk analisis berikutnya Umar,
Uji Normalitas untuk mengetahui data yang
diperoleh berdistribusi normal
atau tidak Apabila n yang
diperoleh ≥30 maka data tersebut
berdistribusi normal Analisis Univariat
Uji Anova dan Uji T Uji Chi Square
Uji Hipotesis untuk melihat nilai p0,05
2002. Uji ANOVA dan Uji T dilakukan setelah melakukan Uji Univariat. Uji ANOVA dan Uji T digunakan untuk membandingkan rata-rata dua kelompok
yang tidak berhubungan untuk mengetahui apakah kedua grup tersebut mempunyai rata-rata yang sama ataukah tidak. Perbedaannya Uji ANOVA
menguji data lebih dari dua sampel sedangkan uji T hanya menguji dua sampel saja Santoso, 2010. Uji post hoc dapat digunakan untuk menentukan nilai mean
manakah yang berbeda secara bermakna Dorothy, 2000. Pada penelitian ini, uji post hoc digunakan untuk menentukan faktor manakah yang berbeda secara
bermakna. Uji Chi Square dilakukan peneliti untuk mengetahui perbedaan antara faktor sosio-ekonomi pendidikan, pekerjaan dan penghasilan dan prevalensi,
kesadaran serta terapi hipertensi dari data penelitian yang diperoleh. Uji terakhir yang dilakukan adalah uji hipotesis yang digunakan untuk menguji apakah data
dari sampel yang sudah ada cukup kuat untuk menarik kesimpulan Santoso, 2010. Uji hipotesis yang dilakukan adalah uji satu arah. Uji satu arah adalah uji
hipotesis yang tandingannya merupakan pernyataan lebih besar atau lebih kecil. Pada penelitian ini, hipotesis tandingannya merupakan pernyataan lebih besar
maka arah penolakannya ke kanan yaitu menolak H0 apabila statistik uji yang diperoleh lebih besar dari ambang kritis yang ditetapkan Saefuddin, Notodiputro,
Alamudi, Sadik, 2005.
Gambar 6.
Bagan Perumusan Hipotesis
Ho = P1a, P1b, P1c ≤ P2a, P2b, P2c
H1,2,3 = P1a, P1b, P1c P2a, P2b, P2c ; p0,05 P1a = Proporsi prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi responden taraf
pendidikan ≤SMP.
P1b = Proporsi prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi responden jenis pekerjaan indoor.
P1c = Proporsi prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi responden taraf penghasilan ≤UMR.
P2a = Proporsi prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi responden taraf pendidikan SMP.
P2b = Proporsi prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi responden jenis pekerjaan outdoor.
P2c = Proporsi prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi responden taraf penghasilan UMR.
Sosio-Ekonomi Prevelensi H1
Kesadaran H2 Terapi H3
K. Kelemahan dan Kesulitan Selama Penelitian