B. Kesadaran Hipertensi
Kesadaran adalah sesuatu yang dirasakan dan dialami oleh seseorang Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Riskesdas menunjukkan bahwa
sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis Riskesdas, 2007. Seseorang yang menderita hipertensi sering tidak menyadari bahwa dirinya
memiliki masalah kesehatan Soenardi dan Soetardjo, 2001. Dari hasil pengukuran tekanan darah pada usia 18 tahun ke atas ditemukan prevalensi
hipertensi di Indonesia sebesar 31,7 dan hanya 7,2 penduduk yang sudah mengetahui menderita hipertensi Kemenkes, 2012. Hipertensi disebut juga
dengan the silent killer karena sering dijumpai tanpa gejala Bustan, 2007.
C. Penatalaksanaan Terapi Hipertensi
Patogenesis hipertensi melibatkan banyak faktor, termasuk diantaranya peningkatan cardiac output, peningkatan tahanan perifer, vasokonstriksi, dan
penurunan vasodilatasi. Penatalaksanaan terapi hipertensi dibagi menjadi dua, non farmakologi dan farmakologi Gormer, 2007. Keseluruhan tujuan pengobatan
hipertensi adalah mengurangi morbiditas dan mortalitas terkait dengan kerusakan organ, misalnya seperti terjadinya penyakit gagal jantung dan penyakit ginjal
Dipiro, 2008. Golongan obat antihipertensi yang digunakan untuk pasien berkulit putih yaitu Robinson, 2014:
1. Diuretik, seperti tiazid. Diuretik tiazid adalah diuretik potensi menengah
yang menurunkan tekanan darah dengan cara menghambat reabsorpsi natrium pada daerah awal tubulus distal ginjal, meningkatkan eksresi natrium dan volume
urin. Selain itu, tiazid juga dapat memberi efek vasodilatasi langsung pada arteriol
sehingga dapat mempertahankan efek antihipertensi lebih lama. Pemberian obat ini cukup sekali sehari Gormer, 2007; Robinson, 2014.
2. Calcium Chanel Blocker
CCB, seperti sub golongan dihidropiridin amlodipin, felodipin, nifedipin dan sub golongan non-dihidropiridin diltiazem,
verapamil. Mekanisme kerja golongan CCB ini akan menurunkan influks ion kalsium ke dalam sel miokard, sel-sel dalam sistem konduksi jantung, dan sel-sel
otot polos pembuluh darah sehingga akan menurunkan kontraktilitas jantung, menekan pembentukan dan perambatan impuls elekterik dalam jantung dan
memacu aktivitas vasodilatasi Gormer, 2007; Robinson, 2014. 3.
ACEI Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor, seperti captopril, lisinopril, enalapril. Mekanisme kerja obat golongan ini adalah menghambat
secara kompetitif pembentukan angiotensin II dari prekusor angiotensin I yang inaktif. Efek antihipertensi golongan ACE Inhibitor ini lebih kuat karena obat ini
dapat menghambat degradasi kini termasuk bradikinin yang memiliki efek vasodilatasi Gormer, 2007; Robinson, 2014.
4. Angiotensin Reseptor Blockers ARB, seperti candesartan, losartan,
valsartan. Mekanisme kerja golongan ini adalah mengeblok secara langsung reseptor angiotensin II tipe 1 reseptor AT1 sehingga Angiotensin II tidak dapat
berikatan secara agonis dan tidak dapat menstimulasi efek vasokonstruksi, sekresi aldosteron, tidak terjadi retensi sodium dan air Gormer, 2007; Robinson, 2014.
Penerapan gaya hidup sehat adalah salah satu faktor dari terapi non farmakologi. Menerapkan gaya hidup sehat bagi setiap orang sangat penting untuk
mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang penting dalam
penanganan hipertensi. Semua pasien dengan prehipertensi dan hipertensi harus melakukan perubahan gaya hidup. Disamping menurunkan tekanan darah pada
pasien-pasien dengan hipertensi, modifikasi gaya hidup juga dapat mengurangi berlanjutnya tekanan darah ke hipertensi pada pasien-pasien dengan tekanan darah
prehipertensi Davey, 2006.
D. Faktor Usia