Analisis Data Tertulis PELAKSANAAN PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

F. Analisis Data Tertulis

Di bawah ini dipaparkan uraian kesalahan-kesalahan sesuai Tabel 4.4 berdasarkan jenis kesalahan dan tipe kesalahan: 1. Kesalahan dalam Operasi Hitung K esalahan dalam operasi hitung selanjutnya disebut “kesalahan hitung” dalam penelitian ini didefinisikan sebagai kesalahan saat siswa mengoperasikan menambah, mengurang, mengali, membagi, dsb. bilangan satu dengan bilangan lain. Kesalahan-kesalahan hitung yang ditemukan dalam penelitian dikelompokkan ke dalam tipe-tipe kesalahan hitung, sebagai berikut: a. Kesalahan hitung penjumlahanpengurangan pada bilangan bulat; Tipe kesalahan ini meliputi kesalahan dalam menggunakan operasi tambah atau kurang “+” atau “−” pada himpunan bilangan bulat. Delapan siswa melakukan kesalahan tipe ini. Berikut ini ditampilkan beberapa tipe kesalahan hitung penjumlahanpengurangan pada bilangan bulat yang ditemukan dalam tes tertulis penelitian: Tabel 4.5. Tipe Kesalahan Hitung Penjumlahan Pengurangan pada Bilangan Bulat dalam Tes Tertulis Penelitian No. Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan 1a Selesaikan persamaan berikut: − = − Pada gambar di samping, kesalahan terlihat pada penyelesaian baris ketiga. Siswa menyatakan: − + = − No. Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan 1b Selesaikan persamaan berikut: − = Kesalahan terlihat pada penyelesaian baris ketiga. Siswa menyatakan: − = Langkah yang dilakukan siswa untuk mendapatkan adalah mengurangkan tiap koefisien suku aljabar dahulu, yaitu − , kemudian menambahkan variabel pada angka . 1c Selesaikan persamaan berikut: − = + Kesalahan terlihat pada penyelesaian baris kedua. Siswa menyatakan: − = Kesalahan tipe ini banyak terjadi saat siswa mencoba menjumlahkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif dan sebaliknya, dan ketika siswa diminta untuk mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif yang nilainya lebih besar. Siswa melakukan kesalahan ini pada langkah-langkah awal penyelesaian soal, akibatnya langkah selanjutnya dalam penyelesaian juga salah. Aturan penjumlahanpengurangan bilangan bulat menjadi salah satu poin penting dalam penyelesaian PLSV, sehingga aturan penjumlahanpengurangan bilangan bulat perlu dikuasai oleh siswa. b. Kesalahan hitung perkalian pada bilangan bulat; Tipe kesalahan ini meliputi kesalahan dalam menggunakan operasi kali “×” pada himpunan bilangan bulat. Limabelas siswa melakukan kesalahan tipe ini dalam tes tertulis penelitian. Kesalahan tipe ini banyak ditemukan dalam langkah penyelesaian soal nomor 2d. Siswa salah dalam menentukan tanda pada perkalian bilangan yang melibatkan bilangan negatif. Berikut ini contoh jenis kesalahan hitung dengan tipe kesalahan hitung perkalian pada bilangan bulat: Tabel 4.6. Tipe Kesalahan Hitung Perkalian pada Bilangan Bulat dalam Tes Tertulis Penelitian No. Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan 2d Selesaikan persamaan berikut: − − = − − Kesalahan terlihat pada penyelesaian baris kedua. Siswa menyatakan: − × = − × − = Siswa salah dalam mengalikan bilangan negatif dengan positif dan bilangan negatif dengan negatif. Siswa menyatakan: × = Kesalahan terlihat pada penyelesaian baris kedua. Siswa menyatakan: − × = − × − = − Siswa salah dalam mengalikan bilangan negatif dengan positif dan bilangan negatif dengan negatif. Kesalahan terlihat pada penyelesaian baris kedua. Siswa menyatakan: − × − = − Siswa salah dalam mengalikan dua bilangan negatif. c. Kesalahan hitung pembagian pada bilangan bulat; Tipe kesalahan ini meliputi kesalahan dalam menggunakan operasi bagi “÷” pada himpunan bilangan bulat. Enam siswa kelas VII A melakukan kesalahan tipe ini dalam tes tertulis. Berikut ini contoh kesalahan yang ditemukan dalam tes tertulis penelitian: Tabel 4.7. Tipe Kesalahan Hitung Pembagian pada Bilangan Bulat dalam Tes Tertulis Penelitian No. Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan 1a Selesaikan persamaan berikut: − = − Kesalahan terlihat pada penyelesaian baris terakhir baris kelima. Siswa salah dalam menentukan hasil akhir, siswa menyatakan: = , 2a Selesaikan persamaan berikut: + = − Kesalahan terlihat pada penyelesaian baris terakhir. Siswa menyatakan: − = Siswa salah dalam menentukan tanda pada pembagian bilangan negatif dengan bilangan positif. Pada jawaban siswa di atas terlihat bahwa siswa sudah cukup baik menyederhanakan persamaan sampai baris keempat. Kesalahan terjadi saat siswa menentukan hasil akhir. Beberapa siswa salah dalam menentukan hasil dari suatu pembagian dan beberapa siswa yang lain salah dalam menentukan tanda pada pembagian bilangan bulat. d. Kesalahan hitung penjumlahanpengurangan pada bilangan pecahan; Tipe kesalahan ini meliputi kesalahan dalam menggunakan operasi tambah atau kurang “+” atau “−” pada himpunan bilangan pecahan. Ditemukan dua siswa melakukan kesalahan tipe ini, mereka menggunakan cara yang sama dalam mengurangkan dua pecahan. Berikut ini salah satu tipe kesalahan hitung penjumlahanpengurangan pada bilangan pecahan yang ditemukan dalam tes tertulis: Tabel 4.8. Tipe Kesalahan Hitung Penjumlahan Pengurangan pada Bilangan Pecahan dalam Tes Tertulis Penelitian No. Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan 3b Tentukan nilai pada persamaan berikut: + = − Kesalahan pada baris kedua. Siswa menyatakan: − − = − Siswa melakukan operasi perkalian pecahan untuk mengurangkan dua buah pecahan. e. Kesalahan hitung perkalian pada bilangan pecahan; Tipe kesalahan ini meliputi kesalahan dalam menggunakan operasi kali pada himpunan bilangan pecahan. Satu siswa melakukan kesalahan tipe ini. Berikut ini tipe kesalahan hitung perkalian pada bilangan pecahan yang ditemukan dalam penelitian: Tabel 4.9. Tipe Kesalahan Hitung Perkalian pada Bilangan Pecahan dalam Tes Tertulis Penelitian No. Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan 3a Tentukan nilai pada persamaan berikut: = Kesalahan terlihat pada baris ketiga. Siswa menyatakan: × = Siswa menjumlahkan pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut dalam mengalikan dua pecahan. f. Kesalahan hitung pembagian pada bilangan pecahan; Tipe kesalahan ini meliputi kesalahan dalam menggunakan operasi bagi pada himpunan bilangan pecahan. Dua siswa melakukan kesalahan tipe ini, mereka menggunakan cara yang sama dalam membagi suatu pecahan dengan suatu bilangan bulat. Berikut ini salah satu tipe kesalahan hitung pembagian pada bilangan pecahan yang ditemukan dalam tes tertulis: Tabel 4.10. Tipe Kesalahan Hitung Pembagian pada Bilangan Pecahan dalam Tes Tertulis Penelitian No. Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan 3a Tentukan nilai pada persamaan berikut: = Kesalahan terlihat pada baris ketiga. Siswa menyatakan: ÷ = Langkah yang dilakukan siswa adalah membagi penyebut dengan sebagai pembagi. Pada jawaban siswa di atas terlihat bahwa siswa menganggap penyebut pada pecahan tersebut sebagai “yang dibagi” dan 2 sebagai “pembagi”. Siswa secara langsung membagi 2 dengan 2, tanpa memperhatikan bilangan yang dibagi adalah suatu pecahan. Siswa tidak mampu melihat: = Sehingga dapat diperoleh penyelesaian: = : ⇔ = ∶ ⇔ = × ⇔ = g. Kesalahan menyederhanakan pecahan; Tipe kesalahan ini meliputi kesalahan dalam menentukan bentuk sederhana pada suatu pecahan. Salah satu langkah dalam menentukan bentuk sederhana pada suatu pecahan adalah membagi pembilang dan penyebut dengan faktor persekutuan terbesar FPB dari keduanya. Empat siswa kelas VII A melakukan kesalahan tipe ini. Berikut ini adalah kesalahan yang dilakukan: Tabel 4.11. Tipe Kesalahan Hitung Menyederhanakan Pecahan dalam Tes Tertulis Penelitian No. Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan 1c Selesaikan persamaan berikut: − = + Kesalahan terlihat pada penyelesaian baris terakhir. Siswa menyatakan: − = − Langkah yang dilakukan siswa dalam menyederhanakan pecahan tersebut adalah membagi dengan − , sehingga diperoleh − . Kesalahan terlihat pada baris kelima. Cara yang dilakukan siswa dalam menyederhanakan − adalah mengalikan − pembilang dengan penyebut, sehingga diperolehlah = . No. Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan 2b Selesaikan persamaan berikut: − − = Kesalahan terlihat pada baris kelima. Cara yang dilakukan siswa dalam menyederhanakan adalah mengalikan pembilang dengan penyebut, dan diperolehlah = . 2. Kesalahan Data Kesalahan data yaitu kesalahan yang dihubungkan dengan ketidaksesuaian antara data yang diketahui pada soal dengan data yang dikutip oleh siswa. Beberapa karakteristik kesalahan data yang telah dikemukakan Hadar dkk 1987 ditemukan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, karakteristik kesalahan disebut sebagai tipe kesalahan. Tipe kesalahan data yang ditemukan dalam penelian ini adalah: a. Memaksakan syarat yang tidak sesuai dengan informasi yang diberikan; Berikut ini ditampilkan kesalahan memaksakan syarat, yang ditemukan dalam tes tertulis penelitian: Tabel 4.12. Tipe Kesalahan Memaksakan Syarat yang Tidak Sesuai dengan Informasi yang Diberikan dalam Tes Tertulis Penelitian No. Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan 4 Tiga kali sebuah bilangan ditambah 6, hasilnya adalah − . Misalkan adalah bilangan itu. Susunlah persamaan dalam Telah jelas dituliskan bahwa syarat yang diberikan soal adalah “tiga kali sebuah bilangan”, namun dengan pemahamannya sendiri, siswa memaksukkan bilangan − kedalam persamaan. Kesalahan tipe ini ditemukan pada lembar jawab empat siswa, yang sama-sama terjadi pada soal nomor 4. Keempat siswa menggunakan − sebagai wakil dari kalimat “tiga kali sebuah bilangan”, tanpa memperhatikan bahwa kalimat tersebut merupakan sebuah syarat dalam persamaan. Sependapat dengan Hadar dkk 1987, bahwa kesalahan tipe ini terjadi saat siswa mencoba memasukkan syarat yang tidak sesuai dengan informasi soal yang diberikan. b. Mengartikan informasi tidak sesuai dengan maksud teks yang sebenarnya; Berikut ini ditampilkan contoh kesalahan mengartikan informasi yang ditemukan dalam tes tertulis penelitian: Tabel 4.13. Tipe Kesalahan Mengartikan Informasi Tidak Sesuai dengan Maksud Teks yang Sebenarnya dalam Tes Tertulis Penelitian No. Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan 4 Tiga kali sebuah bilangan ditambah 6, hasilnya adalah − . Misalkan adalah bilangan itu. Susunlah persamaan dalam Urutan dan syarat yang diminta oleh soal berbeda dengan bentuk persamaan yang dituliskan siswa. Siswa menulis dua syarat yang diketahui sebagai . 5 Pak Karto mempunyai sebuah kebun sawi berbentuk persegi panjang. Diketahui panjang kebun itu 7 meter lebih panjang dari lebar kebun. Jika keliling kebun sawi pak Karto adalah 30 meter. Buatlah bentuk persamaan Kesalahan terletak pada baris kedua. Pada baris pertama,siswa sudah tepat dalam memasukkan rumus keliling persegi panjang. Pada baris kedua, siswa menuliskan sebagai wakil dari � dan tetap dinyatakan dalam . Siswa mengartikan informasi “diketahui panjang kebun itu 7 meter lebih panjang dari lebar No. Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan berdasarkan keterangan di atas dan tentukan luas kebun pak Karto kebun” sebagai = . Siswa salah mengartika informasi tersebut. Kesalahan tipe ini ditemukan pada lembar jawab 11 siswa. Siswa melakukan kesalahan tipe ini pada langkah penyelesaian soal cerita, yaitu soal nomor 4 dan 5. Ketidaksesuaian pemahaman yang dimiliki siswa dengan maksud soal terlihat pada tiga jawaban di atas, yaitu siswa secara asal mengumpulkan semua hal yang tertulis dalam soal untuk memperoleh . c. Menambah data asing yang tidak diperlukan dalam penyelesaian; Kesalahan tipe ini dilakukan oleh 13 siswa kelas VII A. Berikut ini contoh tipe kesalahan menambah data asing yang ditemukan dalam tes tertulis penelitian: Tabel 4.14. Tipe Kesalahan Menambah Data Asing yang Tidak Diperlukan dalam Penyelesaian dalam Tes Tertulis Penelitian No. Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan 1a Selesaikan persamaan berikut: − = − Kesaalahan terletak pada baris terakhir. Siswa menyatakan = − sebagai bentuk invers dari = . Siswa menambahkan data asing − pada bentuk invers. Kesalahan terletak pada baris pertama. Siswa menyatakan = − sebagai persamaan yang ekuivalen dengan persamaan − = . Suku dan − adalah data asing yang tidak sesuai dengan penyelesaian soal. 3a Tentukan nilai pada persamaan berikut: = Kesalahan terletak pada baris kedua. Siswa melakukan perubahan ruas dan perubahan data yang tidak sesuai dengan soal. 5 Soal: Pak Karto mempunyai sebuah kebun sawi berbentuk persegi panjang. Diketahui panjang kebun itu 7 meter lebih panjang dari lebar kebun. Jika keliling kebun sawi pak Karto adalah 30 meter. Buatlah bentu persamaan berdasarkan keterangan di atas dan tentukan luas kebun pak Karto Jawaban siswa: Kesalahan: Kesalahan terletak pada baris ke tiga. Siswa sudah benar dalam menerjemahkan hal-hal yang diketahui pada soal ke dalam bentuk persamaan matematika baris pertama. Kesalahan muncul saat siswa memberikan data asing, yaitu + . Data asing tersebut ikut dioperasikan dengan data lain sehinga proses selanjutnya mengalami kesalahan. 3. Kesalahan dalam Mengintepretasikan Bahasa Kesalahan jenis ini meliputi kesalahan dalam menerjemahkan bahasa sehari-hari kedalam bentuk persamaan matematika atau sebaliknya. Siswa kelas VII A melakukan kesalahan jenis ini pada penyelesaian soal nomor 4, karena perintah soal nomor 4 adalah menerjemahkan bahasa sehari-hari kedalam bentuk persamaan matematika. Lima siswa melakukan kesalahan jenis ini. Jawaban yang diberikan siswa tidak begitu jelas dan tidak mengarah pada bentuk umum Persamaan Linear Satu Variabel. Berikut ditampilkan salah satu kesalahan jenis ini yang ditemukan dalam penelitian: Tabel 4.15. Tipe Kesalahan Menerjemahkan Bahasa Sehari-hari ke dalam Bentuk Persamaan Matematika dalam Tes Tertulis Penelitian No. Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan 4 Tiga kali sebuah bilangan ditambah 6, hasilnya adalah − . Misalkan adalah bilangan itu. Susunlah persamaan dalam Jawaban yang dituliskan siswa tidak sesuai dengan informasi yang diminta oleh soal. 5 Pak Karto mempunyai sebuah kebun sawi berbentuk persegi panjang. Diketahui panjang kebun itu 7 meter lebih panjang dari lebar kebun. Jika keliling kebun sawi pak Karto adalah 30 meter. Buatlah bentuk persamaan berdasarkan keterangan di atas dan tentukan luas kebun pak Karto Siswa menuliskan semua data yang tertulis pada soal, namun siswa tidak memperhatikan syarat yang mengikat data-data tersebut. Berdasarkan contoh jawaban di atas, terlihat bahwa siswa kurang mampu menerjemahkan hal-hal yang diketahui pada soal ke dalam bentuk persamaan matematika. 4. Kesalahan Ketiadaan Struktur Jenis kesalahan ini meliputi kesalahan pada struktur penyelesaian secara keseluruhan yang tidak terarah, proses yang melompat, jawaban yang tidak memiliki penjelasan, dan kesalahan penggunaan tanda sama dengan “=”. Duabelas siswa melakukan kesalahan jenis ini. Jawaban yang diberikan siswa pada tiap langkah penyelesaian yang satu dengan lainnya tidak terarah, artinya tidak konsisten dan cenderung tidak terkait dengan langkah atau baris sebelumnya, dan beberapa langkah terlompati sehingga tanpa wawancara tidak diketahui darimana siswa memperoleh jawaban tersebut. Sependapat dengan Hall 2002, bahwa kurangnya pemahaman siswa terhadap langkah penyelesaian persamaan menjadi penyebab terjadinya kesalahan jenis ini. Berikut ditampilkan salah satu jenis kesalahan ini yang ditemukan dalam tes tertulis penelitian: Tabel 4.16. Tipe Kesalahan Ketiadaan Struktur dalam Tes Tertulis Penelitian No. Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan 2c Selesaikan persamaan berikut: + = − Siswa melakukan kesalahan pada baris kedua dan ketiga. Pada baris kedua siswa menyakan: + = Namun pada baris kedua siswa mejumlahkan kembali dengan . Pada baris ketiga siswa hanya menuliskan , sedangkan dihilangkan. Pada bentuk pembagian, siswa menulis tanpa menghilangkan pada . 2d Selesaikan persamaan berikut: − − = − − Pada baris kedua terlihat bahwa sebelumnya siswa telah mengalikan tiap suku yang mengandung tanda kurung, dan menuliskan hasil pindah ruas – ganti tandanya. Namun di ruas kanan pada baris kedua, terdapat + yang tidak dapat dipastikan berasal darimana. Sedangkan di ruas kanan pada baris ketiga diperoleh angka , ada kemungkinan pada baris ketiga siswa menghilangkan dan − . Selanjutnya pada baris keempat, siswa justru memperoleh bentuk = , yang juga tidak memiliki keterkaitan dengan proses atau baris sebelumnya. No. Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan 3a Tentukan nilai pada persamaan berikut: = Terlihat pada gambar di samping bahwa siswa menyelesaikan persamaan langsung dalam satu baris, tanpa mengisolasi . Siswa banyak menggunakan tanda “=”, tanpa mengetahui bahwa tanda sama dengan merupakan suatu ekspresi yang menyatakan bahwa bentuk aljabar pada dua ruas adalah sama sama. 4 Tiga kali sebuah bilangan ditambah 6, hasilnya adalah − . Misalkan adalah bilangan itu. Susunlah persamaan dalam Berdasarkan gambar di samping , terlihat bahwa siswa tidak menyertakan penjelasan. Siswa secara langsung menuliskan = . 5 Pak Karto mempunyai sebuah kebun sawi berbentuk persegi panjang. Diketahui panjang kebun itu 7 meter lebih panjang dari lebar kebun. Jika keliling kebun sawi pak Karto adalah 30 meter. Buatlah bentuk persamaan berdasarkan keterangan di atas dan tentukan luas kebun pak Karto Pada setiap baris penyelesaian, struktur jawaban yang diberikan tidak memiliki penjelasan. Pada baris pertama siswa menuliskan rumus keliling, namun bukan rumus suatu keliling persegi panjang. Kemudian pada baris kedua, siswa menuliskan 30 dan 6, namun tidak dapat diketahui diperoleh darimana. Pada baris keempat siswa mengubah kembali persaman menjadi: + = Berdasarkan semua langkah yang dilakukan siswa, dapat diketahui siswa kurang memahami algoritma penyelesaian soal, kemudian melakukan langkah tersebut. Pada jawaban di atas terlihat bahwa siswa tidak begitu mengetahui langkah penyelesaian soal algoritma yang perlu dilakukan, sehingga siswa secara asal mengoperasi semua suku, menghilangkan suku-suku tertentu, dan banyak ditemukan proses penyelesaian yang terlompat-lompat. Beberapa juga ditemukan langkah-langkah atau baris-baris yang tidak sesuai dengan baris lainnya. 5. Kesalahan dalam Menggunakan Teorema atau Definisi Kesalahan jenis ini meliputi penyimpangan atau ketidaktepatan dalam penggunaan teorema atau definisi. Dalam penelitian ini, kesalahan jenis ini didefinisiskan sebagai kesalahan pada langkah-langkah menentukan persamaan yang ekuivalen. Berdasarkan hasil tes tertulis penelitian, hampir seluruh siswa melakukan kesalahan jenis ini. Berikut ini adalah tipe kesalahan dalam menggunakan teorema yang ditemukan dalam penelitian: a. Kesalahan tanda dalam penggunaan aturan “pindah ruas – ganti” tanda; “Pindah ruas – ganti tanda” adalah cara sederhana yang berasal dari langkah “menyelesaikan persamaan dengan menambah atau mengurangi, mengkali atau membagi kedua ruas persamaan dengan bilangan yang sama”, guna menemukan persamaan yang ekuivalen, yang biasa diajarkan oleh guru di kelas. Semua siswa kelas VII A menggunakan aturan “pindah ruas – ganti tanda” untuk menentukan persamaan yang ekuivalen. Banyak ditemukan kesalahan saat siswa menggunakan aturan “pindah ruas – ganti tanda” dalam menemukan persamaan yang ekuivalen. Sependapat dengan Hall 2002, bahwa kurangnya pemahaman siswa terhadap aturan ini sehingga siswa secara asal memindah suku dari satu ruas ke ruas lain, lalu mengganti tanda suatu suku. Hampir seluruh siswa melakukan kesalahan tipe ini. Siswa kelas VII A telah mampu membedakan mana suku yang pindah dan tidak pindah ruas, dan mampu mengelompokkan suku-suku yang mengandung variabel dan suku-suku yang tidak mengandung variabel suku tetap dalam satu ruas. Kesalahan terjadi saat siswa mencoba menentukan tanda pada suku yang pindah ruas. Berikut ini adalah contoh kesalahan tanda dalam penggunaan aturan pindah ruas ganti – tanda yang ditemukan dalam tes tertulis penelitian: Tabel 4.17. Tipe Kesalahan Tanda dalam Penggunaan At uran “Pindah Ruas – Ganti Tanda” dalam Tes Tertulis Penelitian No. Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan 2a Selesaikan persamaan berikut: + = − Kesalahan terlihat pada baris kedua. Siswa mengubah tanda pada suku 2, padahal suku tersebut tidak pindah ruas. Namun pada suku- suku yang lainnya, siswa sudah tepat mengubah tandanya. 2b Selesaikan persamaan berikut: − − = Kesalahan terlihat pada baris kedua. Siswa mengubah tanda suku − , padahal suku tersebut tidak pindah ruas. 3b Tentukan nilai pada persamaan berikut: + = − Kesalahan terlihat pada baris kedua. Pada baris pertama, tanda suku adalah positif, setelah dipindah ruas, tanda suku tetap positif. Namun pada suku yang lain siswa sudah benar dalam mengubah tanda. No. Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan Kesalahan terlihat pada baris kedua. Pada baris pertama, tanda suku adalah positif, dan pada baris kedua, siswa memindah ke ruas kanan, namun tandanya tidak diubah. Pada baris pertama suku − tandanya negatif, lalu pada baris kedua, siswa mengubah tandanya menjadi positif. Padahal suku − tidak pindah ruas. 1c Selesaikan persamaan berikut: − = + Kesalahan terlihat pada baris kedua. Pada baris pertama suku − , tandanya adalah negatif, namun pada baris kedua tandanya berubah menjadi positif. Padahal suku tersebut tidak pindah ruas. Kesalahan juga terlihat pada suku , pada baris kedua suku tersebut dipindah ke ruas kanan, namun tandanya tidak berubah tetap. Pada Tabel 4.17 terlihat bahwa siswa kurang memperhatikan tanda pada masing-masing suku persamaan dan kurangnya pemahaman aturan “pindah ruas – ganti tanda”. Hal tersebut dapat menjadi penyebab siswa salah dalam menentukan tanda pada masing-masing suku yang pindah maupun tidak pindah ruas. Kesalahan tipe ini banyak terjadi pada langkah awal penyelesaian masalah PLSV. Pentingnya aturan “pindah ruas – ganti tanda”, terlebih langkah “menyelesaikan persamaan dengan menambah atau mengurangi, mengkali atau membagi kedua ruas persamaan dengan bilangan yang sama ” dipahami dengan baik oleh siswa, karena merupakan langkah penting dalam menyelesaikan Persamaan Linear Satu Variabel. b. Kesalahan transpose; Kesalahan transpose adalah kesalahan dalam memindah suatu faktor dari suatu suku atau elemen suatu suku dari satu ruas ke ruas lainnya tanpa memperhatikan aturan yang mengikatnya. Kesalahan ini merupakan akibat dari ketidaktepatan siswa menggunaan aturan pindah ruas - ganti tanda. Berikut ini adalah kesalahan transpose yang ditemukan dalam penelitian: Tabel 4.18. Tipe Kesalahan Transpose dalam Tes Tertulis Penelitian No. Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan 3a Tentukan nilai pada persamaan berikut: = Kesalahan terlihat pada baris kedua. Siswa tidak memperhatikan bahwa merupakan suatu kesatuan. Lalu siswa secara langsung memindahkan pada ke , sehingga persamaan menjadi: = × 3b Tentukan nilai pada persamaan berikut: + = − Kesalahan terlihat pada baris pertama. Siswa memindahkan 3 pada ke ruas kanan. Sehingga diperoleh: + = − × Siswa tidak melihat bahwa dua pecahan tersebut berada dalam suatu persamaan. Kesalahan tipe ini dilakukan oleh dua siswa kelas VII A. Pada jawaban siswa di atas terlihat bahwa siswa memindah faktor dan elemen pada suatu suku, seperti langkah yang dilakukannya dalam menggunakan aturan “pindah ruas – ganti tanda”. Selanjutnya menggunakan mekanisme penyelesaian seperti ini: = × = 25 dapat dicoret dibagi dengan 5, lalu mendapatkan 5 sebagai ganti dari 25 dan 1 sebagai ganti dari 5. Langkah-langkah tersebut digunakan siswa dalam menyelesaikan persamaan soal 3a dan 3b. c. Kesalahan penghapusan; Kesalahan tipe ini meliputi kesalahan dalam menghapus variabel atau suku-suku tertentu dengan suku lain menyederhanakan persamaan tanpa melihat bahwa suku tersebut tidak sejenis. Tiga siswa melakukan kesalahan jenis ini dalam tes tertulis. Berikut ini salah satu kesalahan penghapusan yang ditemukan dalam penelitian: Tabel 4.19. Tipe Kesalahan Penghapusan dalam Tes Tertulis Penelitian No. Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan 3a Tentukan nilai pada persamaan berikut: = Kesalahan terletak pada baris kedua. Siswa mengalikan dua suku untuk menyederhanakan persamaan, padahal suku-suku terletak dalam suatu persamaan. Siswa secara langsung menyatakan × , tanpa mengisolasi terlebih dahulu, dan mendapatkan hasil . Kesalahan di atas ditemukan pada lembar jawab ketiga siswa, siswa tidak memperhatikan bahwa suku dan terletak dalam suatu persamaan dan tidak dapat disederhanakan dengan operasi aritmatika biasa. d. Kesalahan penggunaan invers; Tipe kesalahan ini meliputi kesalahan yang dibuat siswa dalam usaha menemukan persamaan yang ekuivalen dengan menggunakan invers. Dengan menggunakan invers perkalian, maka bentuk persamaan: = memiliki penyelesaian oleh: = Banyak kesalahan yang dilakukan siswa dalam menentukan penyelesaian persamaan, berikut ini adalah bentuk kesalahannya: Tabel 4.20. Tipe Kesalahan Penggunaan Invers dalam Tes Tertulis Penelitian No. Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan 1a Selesaikan persamaan berikut: − = − Kesalahan terletak pada baris baris keempat. Siswa menyatakan: = = − Terlihat bahwa siswa tidak menggunakan invers pada . Siswa justru menggunakan invers 3 untuk menemukan penyelesaian persamaan. No. Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan 1c Selesaikan persamaan berikut: − = + Kesalahan terletak pada baris keempat. Siswa menyatakan: − = = − Kesalahan terletak pada baris keempat. Siswa menyatakan: − = = − Siswa kebingungan dalam menentukan invers untuk menemukan penyelesaian persamaan soal nomor 1c. 3a Tentukan nilai pada persamaan berikut: = Kesalahan terletak pada baris kedua. Siswa menyatakan: = = × Kesalahan tipe ini ditemukan dalam lembar jawab 8 siswa kelas VII A. Siswa tidak memperhatikan aturan bahwa = , memiliki penyelesaian = . Sepertinya siswa terfokus pada nilai masing- masing konstanta dan , sehingga tidak memperhatikan aturan tersebut. Selama latihan soal di kelas, siswa lebih mengenal = , dimana selalu memiliki nilai yang lebih besar daripada . Contoh: = = = Sehingga siswa akan kebingungan jika yang ditemui adalah nilai a lebih besar dibanding nilai . 6. Kesalahan Teknis Kesalahan jenis ini adalah kesalahan yang disebabkan oleh hal-hal teknis, seperti: langkah mengutip data, penggunaan tanda kurung, dan ketelitian. Berikut ini adalah tipe-tipe kesalahan teknis yang ditemukan dalam penelitian: a. Kesalahan dalam penggunaan aturan distributif; Kesalahan dalam penggunaan aturan distributif selanjutnya disebut se bagai “kesalahan distributif” meliputi kesalahan saat siswa menggunakan aturan distributif pada perkalian. Banyak ditemukan kesalahan dalam aturan perkalian antara pengali dengan suku-suku yang terletak di dalam tanda kurung. Sembilan siswa melakukan tipe kesalahan ini. Berikut ini adalah contoh kesalahan penggunaan tanda kurung yang ditemukan dalam tes tertulis penelitian: Tabel 4.21. Tipe Kesalahan dalam penggunaan aturan distributif dalam Tes Tertulis Penelitian No. Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan 2d Selesaikan persamaan berikut: − − = − − Kesalahan terletak pada jawaban baris kedua ruas kanan. Siswa hanya mengalikan pengali − dengan suku pertama dalam tanda kurung. Siswa tidak mengalikan pengali − dengan suku kedua dalam tanda kurung, yaitu − . No. Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan Kesalahan terletak pada jawaban baris kedua ruas kiri. Siswa mengalikan pengali dengan suku yang terletak diluar tanda kurung, yaitu , sehingga diperoleh − . b. Ketidaktelitian dalam mengutip data pada soal; Tipe kesalahan ini meliputi kurang tepatnya siswa dalam mengutip atau menyalin data pada suatu soal. Kesalahan tipe ini dilakukan oleh empat siswa kelas VII A. Berikut ditampilkan kesalahan ketidaktelitian dalam mengutip data, yang ditemukan dalam tes tertulis penelitian: Tabel 4.22. Tipe Kesalahan Ketidaktelitian dalam Mengutip Data pada Soal dalam Tes Tertulis Penelitian No. Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan 4 Tiga kali sebuah bilangan ditambah 6, hasilnya adalah − . Misalkan adalah bilangan itu. Susunlah persamaan dalam Kesalahan terletak pada baris pertama. Siswa menuliskan , yang seharusnya adalah − . Dalam soal sudah diketahui bahwa “hasilnya adalah − ”, namun siswa tidak teliti dalam mengutip data − , lalu menulisnya sebagai . c. Kelalaian; Tipe kesalahan ini adalah kesalahan karena kelalaian siswa saat siswa menyelesaikan tiap langkah penyelesaian soal. Kelalaian dapat terjadi karena siswa tidak memeriksa kembali tiap langkah penyelesaian yang telah dibuat. Dalam tipe kesalahan ini diketahui bahwa siswa telah memahami dengan baik langkah penyelesaian PLSV, namun karena kurangnya ketelitian siswa terhadap hal-hal yang menyimpang sehingga terjadi kesalahan. Tujuhbelas siswa melakukan kesalahan ini dalam tes tertulis penelitian. Berikut ditampilkan contoh kesalahannya: Tabel 4.23. Tipe Kesalahan Kelalaian dalam Tes Tertulis Penelitian No. Soal Soal Jawaban Siswa Kesalahan 2a Selesaikan persamaan berikut: + = − Kesalahan terletak pada baris ketiga. Siswa menyatakan persamaan ke dalam bentuk pembagian, namun siswa lalai dalam menghilangkan koefisien pada . Kesalahan terletak pada baris keempat. Sampai baris ketiga, langkah yang dilakukan siswa sudah benar. Namun pada baris keempat, siswa lupa memberikan tanda negatif pada . Akibatnya siswa juga salah menentukan hasil akhirnya. 2b Selesaikan persamaan berikut: − − = Kesalahan terletak pada baris keempat. Siswa lalai menuliskan variabel di depan tanda sama dengan “=”. Kesalahan tersebut karena kebiasaan yang dilakukan siswa seperti langkah berikut ini: = = = Pada baris keempat, siswa terbiasa cukup menuliskan tanda sama dengan “=”. 3a Tentukan nilai pada persamaan berikut: = Kesalahahan terletak pada baris ketiga. Siswa membuat oret-oretan hitungan dan sudah benar dalam menghitung ∶ . Namun siswa lalai untuk mengembalikan oret- oretan ke bentuk persamaan.

G. Analisis Data Wawancara

Dokumen yang terkait

Analisis kesalahan penggunaan bahasa indonesia dalam soal UKK SD mata pelajaran bahasa indonesia tahun 2011/2012 Kabupaten Situbondo

6 212 210

Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal fisika pokok bahasan alat optik berdasarkan taksonomi Solo :|bpada siswa kelas II Cawu 3 SLTP 9 Jember tahun pelajaran 2001/2002

0 37 67

Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal fisika pokok bahasan alat optik berdasarkan taksonomi Solo: Pada siswa kelas II Cawu 3 SLTP 9 Jember tahun pelajaran 2001/2002

0 5 67

Analisis kesulitan menyelesaikan soal cerita matematika pada siswa kelas IV MI YAPIA Parung-Bogor

2 71 82

Analisis faktor kesulitan terhadap kesalahan penyelesaian soal persamaan linier berdasarkan klasifikasi Taksonomi Bloom (Studi kasus terhadap mahasiswa Teknik Informatika 20152016)

0 1 10

Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi himpunan pada siswa kelas vii smp swasta Al-Washliyah 8 Medan tahun ajaran 2017/2018 - Repository UIN Sumatera Utara

1 4 153

Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika kelas vii mts laboratorium UIN-SU t.p 2017/2018 - Repository UIN Sumatera Utara

1 2 147

Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal uraian terstruktur pokok bahasan teori kinetik gas pada kelas XI semester II MAN Model Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 22

BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori Kesulitan Belajar Matematika 1. Kesulitan Belajar Matematika a. Belajar - Analisis kesulitan belajar siswa dalam menyelesaikan soal cerita di kelas xi man 1 Stabat tahun ajaran 2017/2018 - Repository UIN Sumatera Utara

2 3 32

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Tema Umum - Analisis kesulitan belajar siswa dalam menyelesaikan soal cerita di kelas xi man 1 Stabat tahun ajaran 2017/2018 - Repository UIN Sumatera Utara

2 8 43