Obesitas Sentral Resistensi Insulin

overweight dengan nilai BMI 25-30 atau obesitas dengan nilai BMI lebih dari 30 dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, tekanan darah, stroke, diabetes, arthritis, beberapa jenis kanker, dan gangguan pernapasan Hiza et al., 2000. ���� ���� ����� = ����� ����� �� ������ ����� �² Risiko terjadinya penyakit jantung koroner, stroke iskemik, dan diabetes melitus tipe 2 searah dengan meningkatnya body mass index. Peningkatan body mass index juga dapat memicu risiko terjadinya kanker payudara, kanker usus, kanker prostat, kanker endometrium, kanker ginjal, dan kanker kantong kemih. Rata-rata body mass index untuk mencapai kesehatan yang optimum yaitu dalam rentang 21-23 kgm 2 pada populasi orang dewasa, namun nilai normal body mass index yang harus dijaga oleh setiap individu adalah dalam rentang nilai 18,5-24,9 kgm 2 World Health Organization, 2015. Tabel I. Kategori Body Mass Index Hiza et al., 2000 BMI kgm 2 Kategori 18,5 Underweight 18,5-24,9 Normal weight 25-29,9 Overweight ≥ 30 Obese

B. Obesitas Sentral

Obesitas merupakan suatu keadaan dimana terjadi akumulasi lemak yang berlebihan di dalam tubuh. Obesitas sentral merupakan salah satu jenis obesitas dengan penimbunan lemak di bagian abdominal tubuh. Obesitas sentral berperan besar dalam perkembangan penyakit degeneratif seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes, dan penyakit yang lainnya menjadi lebih cepat. Lima jenis faktor risiko obesitas yaitu jenis kelamin, pendapatan, usia, pengetahuan, dan body mass index BMI. Obesitas juga dapat terjadi ketika jumlah kalori yang masuk lebih banyak daripada jumlah kalori yang dikeluarkan. Ketidakseimbangan energi yang masuk dengan yang digunakan ini kemudian menyebabkan penambahan berat badan dan obesitas Hidayatulloh, Nurhanasah, Irawan, Firdaus, Isnaini, Anggraeni dkk, 2011. Obesitas berpengaruh terhadap sensitivitas insulin yaitu dengan cara menurunkan produksi adiponektin dan adipokin di mana adiponektin berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas reseptor terhadap insulin sehingga jika produksi keduanya menurun maka insulin menjadi kurang sensitif untuk berikatan dengan reseptor insulin akibatnya efek insulin menjadi lemah. Pengaruh lainnya yaitu pada kondisi obesitas terjadinya peningkatan jumlah jaringan lemak yang berfungsi menghasilkan hormon resistin yang dapat mengganggu kerja insulin sehingga menyebabkan resistensi insulin. Selain itu pada kondisi obesitas terjadinya peningkatan produksi asam-asam lemak bebas yang lambat laun dapat menumpuk pada otot sehingga menyebabkan terganggunya kerja insulin Sherwood, 2011.

C. Resistensi Insulin

Resistensi insulin dapat didefinisikan sebagai ketidakmampuan insulin untuk diproduksi pada konsentrasi yang efektif sehingga tidak dapat memenuhi aktivitas biologis yang diharapkan. Pada resistensi insulin, sel-sel hati tidak dapat merespon insulin dengan baik dan menyebabkan glukosa di aliran darah sulit untuk diabsorpsi sehingga dibutuhkan insulin dalam jumlah yang lebih besar untuk mengikat glukosa Yki-Järvinen, 2011. Konsentrasi insulin yang tinggi dapat mengakibatkan reseptor insulin melakukan pengaturan sendiri self regulation yaitu dengan cara menurunkan jumlah reseptor atau down regulation. Hiperinsulinemia juga dapat mengakibatkan desentisasi reseptor insulin pada tahap postreceptor yaitu penurunan aktivasi kinasi reseptor, translikasi glucose transpoter, dan aktivasi glycogen synthase . Pada resistensi insulin terjadi peningkatan produksi glukosa dan penurunan penggunaan glukosa sehingga mengakibatkan peningkatan kadar gula darah hiperglikemik. Pada tahap ini, sel β pankreas mengalami adaptasi diri sehingga responnya untuk mensekresi insulin menjadi kurang sensitif, dan pada akhirnya membawa akibat pada defisiensi insulin Dipiro, 2008.

D. Diabetes Melitus