Korelasi Body Fat Percentage terhadap rasio lipid pada staf wanita dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Metode antropometri merupakan metode yang sering digunakan terkait dengan penggunaannya yang sederhana, mudah, cepat dan ekonomis. Pengukuran dengan skinfold thickness merupakan pengukuran yang sering digunakan untuk mengukur komposisi tubuh, dimana hasil pengukuran skinfold thickness dikonversi dalam bentuk body fat percentage
(BFP). Peningkatan jumlah lemak dalam tubuh menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kadar LDL, kolesterol total dan penurunan kadar HDL dalam tubuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara BFP terhadap rasio lipid (kolesterol total/HDL, LDL/HDL) menggunakan metode antropometri (skinfold thickness) pada staf wanita dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan secara non-random sampling. Jumlah responden yaitu 52 orang. Variabel yang diukur meliputi body fat percentage, LDL, HDL, kolesterol total, rasio LDL/HDL, rasio kolesterol total/HDL menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, dan Shapiro-Wilk, uji komparatif menggunakan Mann-Whitney dan uji t tidak berpasangan, uji korelasi menggunakan taraf kepercayaan 95% dengan uji Spearmen.
Hasil dari penelitian LDL, HDL, menunjukkan adanya korelasi positif bermakna dengan kekuatan sedang antara BFPterhadap rasio LDL/HDL (r=0,410; p=0,001) dan rasio kolesterol total/HDL (r=0,500; p=0,000) pada staf wanita dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
(2)
Anthropometry is a method frequently used because it is very easy, fast, and cheap. Skinfold thickness often used to measure body composition, in which the skinfold thickness measurement is converted to become body fat percentage (BFP). Increasing the amount of body fat, shows that there is an increasing of LDL and total cholesterol level, also decreasing of HDL level. The aim of this study, is to find the correlation between BFP, using a skinfold thickness method, toward lipid ratio in healthy adult female staff in Sanata Dharma University.
This study is an analytic observational study with cross sectional study design. Non-random sampling technique was used to collect the respondents. The sum of the respondents are 52 respondents. BFP, LDL levels, HDL level, total cholesterol, LDL/HDL ratio, and total cholesterol/HDL ratio were measured. Data was analyzed statistically with Kolmogorov-Smirnov and Shapiro-Wilk normality test, Mann-Whitney and t independent sample test, followed by Spearman correlation test with 95% confeidence interval.
The result of this study, from 52 respondents there is a moderate significant correlation between body fat percentage toward LDL/HDL ratio (r=0,410; p=0,001), also between BFP toward total cholesterol/HDL ratio (r=0,500; p=0,000) in healthy adult female staff in Sanata Dharma University.
(3)
KORELASI BODY FAT PERCENTAGE TERHADAP RASIO LIPID PADA STAF WANITA DEWASA SEHAT DI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Brigitta Rosalia Nurmalita 118114032
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(4)
i
KORELASI BODY FAT PERCENTAGE TERHADAP RASIO LIPID PADA STAF WANITA DEWASA SEHAT DI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Brigitta Rosalia Nurmalita 118114032
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(5)
(6)
(7)
iv
Halaman Persembahan
Timing is everything.
If it’s meant to happen it will, at right time for the right reasons.
Believe in yourself, reach down inside
The love find will set you free
Believe in yourself, you will come alive
Have faith in what you do
You’ll make it through
a smooth sea
never made a skillful sailor
Karya ini saya persembahkan kepada
Tuhan Yesus, Bunda Maria
Bapak, Ibu, dan Kakak-kakak ku tercinta
Sahabat tersayang
Teman-teman angkatan 2011
Almamater ku
(8)
(9)
vi PRAKATA
Puji dan syukur penulis persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, kasih, dan bimbingan-Nya yang sangat luar biasa kepada penulis sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Korelasi Body Fat Percentage terhadap Rasio Lipid pada Staf Wanita Dewasa
Sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta” untuk dapat memenuhi salah
satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam proses menyelesaikan skripsi ini banyak pihak yang telah memberikan motivasi, meluangkan waktu, tenaga, pikiran, serta memberikan banyak nasihat dan semangat yang sangat membangun. Maka dari itu penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada:
1. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mendampingi penulis, menyediakan waktu untuk berdiskusi, selalu memberikan dukungan dan doa serta memberi masukan yang sangat berarti bagi penulis dari awal hingga akhir proses penyusunan skripsi.
2. Aris Widayati, M.Si, Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada Yogyakarta yang telah memberikan izin sehingga penelitian ini dapat terlaksana.
4. Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesdha Yogyakarta yang telah bekerjasama dalam membantu pengambilan darah serta menganalisis sampel darah responden yang digunakan dalam penelitian.
(10)
vii
5. Staf Universitas Sanata Dharma yang telah membantu saat berlangsungnya penelitian baik langsung maupun tidak langsung.
6. Seluruh Dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan, dan arahan kepada penulis selama perkuliahan.
7. Keluargaku Bapak, Ibu, Mba Lina, Mba Siska, dan orang yang spesial Bayu yang selalu memberikan semangat, nasihat untuk selalu bersyukur dengan segala sesuatu yang kita lalui, serta dukungan doa yang sangat luar biasa yang senantiasa menyertai dan menuntun tangan dan pikiran penulis dalam menyelesaikan skripsi.
8. Teman-teman seperjuanganku dalam menyelesaikan skripsi ini Lala, Lisa, Vita, Deta, Sari, Asri, Avis, Tika, Shinta, Deby, Vento, Bona, dan Bagas. 9. Sahabat isopren Lisa, Lala, Dea, Henra yang senantiasa memberikan
motivasi, selalu dengan setia bersedia mendengarkan keluh kesah dalam segala perkara, dan semangat untuk selalu berjuang dan terus berusaha hingga sampai pada saatnya secara bersama-sama dapat menyelesaikan perkuliahan.
10.Sahabat Wisma Ananda Helen, Indah, Maria, Kak Indri, Mba I’ik, Kak
Cila, Kak Angel, C Fretty, Mbak Ndit, Mbak Tyas, Uyek, Nia, Kak Eva, Yessy, Kak Ori, Epong, Kak Selly, C Agnes yang membuat penulis selalu merasa mempunyai keluarga kedua yang selalu memberikan rasa nyaman ketika berada di lingkup kos ini.
(11)
viii
11.Sahabat terawet Ari Utami yang selalu memberikan semangat, masukan, dan selalu bersedia mendengarkan keluh kesah yang penulis rasakan. 12.Teman-temanku Tyas, Awan, Aziz, Willy, Dwi Pras, Tedy yang masih
selalu memberikan keceriaaan dan semangat untuk penulis.
13.Teman-teman kelas FKK A 2011, FSM A 2011, dan seluruh Farmasi angkatan 2011 yang selalu bersama-sama meraih asa, terus berjuang dan selalu memberikan canda tawa di setiap saat.
14.Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat berguna dan mampu memberikan manfaat bagi semua pihak, baik penulis maupun pembaca.
Yogyakarta, 11 Desember 2014
(12)
(13)
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ... v
PRAKATA ... vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
INTISARI ... xix
ABSTRACT ... xx
BAB I. PENGANTAR ... 1
A. Latar Belakang ... 1
1. Rumusan Masalah ... 4
2. Keaslian Penelitian ... 4
3. Manfaat Penelitian... 8
B. Tujuan ... 9
1. Tujuan Umum ... 9
(14)
xi
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA... 10
A. Antropometri ... 10
1. Skinfold Thickness ... 10
2. Body Fat Percentage ... 13
B. Obesitas ... 13
C. LDL dan HDL ... 14
D. Kolesterol Total dan HDL ... 16
E. Landasan Teori ... 17
F. Hipotesis ... 18
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 19
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 19
B. Variabel Penelitian ... 19
1. Variabel Bebas ... 19
2. Variabel Tergantung ... 19
3. Variabel Pengacau ... 19
C. Definisi Operasional... 20
D. Responden Penelitian ... 21
E. Waktu dan Tempat Penelitian ... 23
F. Ruang Lingkup ... 24
G. Teknik Sampling ... 26
H. Instrumen Penelitian... 27
I. Tata Cara Penelitian ... 27
(15)
xii
2. Permohonan Izin dan Kerjasama... 27
3. Pembuatan Informed Consent dan Leaflet ... 28
4. Pencarian Calon Responden ... 29
5. Validasi dan Realibilitas Instrumen Penelitian ... 30
6. Pengambilan Darah dan Pengukuran Antropometri... 31
7. Analisis Darah Responden ... 32
8. Pembagian Hasil Pemeriksaan ... 32
9. Pengolahan Data ... 32
J. Analisis Data ... 33
K. Kesulitan Penelitian ... 34
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36
A. Karakteristik Demografi Responden ... 36
1. Usia... 37
2. Body Fat Percentage ... 38
3. Abdominal Skinfold Thickness ... 39
4. Triceps Skinfold Thickness ... 39
5. Suprailiac Skinfold Thickness ... 40
6. LDL ... 40
7. HDL ... 41
8. Kolesterol Total ... 41
9. Rasio LDL/HDL ... 42
(16)
xiii
B. Perbandingan Rerata LDL, HDL,Kolesterol Total, LDL/HDL, dan Kolesterol total/ HDL terhadap Body Fat Percentage
Responden < 30,1% dan ≥30,1% ... 44
1. Perbandingan Rerata Kadar LDL Responden Wanita Body Fat Percentage Responden < 30,1% dan ≥30,1% ... 45
2. Perbandingan Rerata Kadar HDL Responden Wanita Body Fat Percentage Responden < 30,1% dan ≥30,1% ... 46
3. Perbandingan Rerata Kadar Kolesterol Total Responden Wanita Body Fat Percentage Responden < 30,1% dan ≥30,1% ... 46
4. Perbandingan Rerata Rasio Kadar LDL/HDL Responden Wanita Body Fat Percentage Responden < 30,1% dan ≥30,1% ... 47
5. Perbandingan Rerata Rasio Kadar Kolesterol Total/HDL Responden Wanita Body Fat Percentage Responden < 30,1% dan ≥30,1% ... 47
C. Korelasi Body Fat Percentage terhadap Profil Lipid.... ... 48
1. Korelasi Body Fat Percentage terhadap LDL ... 49
2. Korelasi Body Fat Percentage terhadap HDL ... 50
3. Korelasi Body Fat Percentage terhadap Kolesterol Total ... 52
4. Korelasi Body Fat Percentage terhadap rasio LDL/ HDL.. ... 54
5. Korelasi Body Fat Percentage terhadap rasio Kolesterol Total/HDL56 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ...59
A. Kesimpulan ...59
(17)
xiv
DAFTAR PUSTAKA ...60 LAMPIRAN ...69 BIOGRAFI PENULIS ...107
(18)
xv
DAFTAR TABEL
Tabel I. Klasifikasi Body Fat Percentage Wanita...13
Tabel II. Kategori Kadar LDL Wanita ... 15
Tabel III. Kategori Kadar HDL Wanita ... 15
Tabel IV. Kategori Rasio LDL/HDL ... 16
Tabel V. Kategori Kadar Kolesterol Total ... 16
Tabel VI. Kategori Rasio Kadar Kolesterol Total/HDL ... 17
Tabel VII. Interprestasi Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan Korelas, Nilai p dan Arah Korelasi ... 34
Tabel VIII. Profil Karakteristik Responden... ... 36
Tabel IX. Perbandingan Rerata Kadar LDL, HDL, Kolesterol Total, Rasio LDL/HDL dan Kolesterol Total/HDL Responden Wanita Pada Body Fat Percentage ≥30,1% dan <30,1% ... 45
(19)
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Teknik Pengambilan Skinfold Thickness yang Benar ... 11
Gambar 2.Skinfold Caliper... 12
Gambar 3. Pengukuran Abdominal Skinfold Thickness ... 12
Gambar 4. Pengukuran Triceps Skinfold Thickness ... 12
Gambar 5. Pengukuran Suprailiac Skinfold Thickness ... 13
Gambar 6. Skema Pencarian Responden ... 22
Gambar 7. Skema Kajian Penelitian Payung ... 25
Gambar 8.Diagram Sebaran Korelasi Body Fat Percentage Terhadap LDL ... 49
Gambar 9. Diagram Sebaran Korelasi Body Fat Percentage Terhadap HDL .... 51
Gambar 10. Diagram Sebaran Korelasi Body Fat Percentage Terhadap Kolesterol Total ... 53
Gambar 11. Diagram Sebaran Korelasi Body Fat Percentage Terhadap Rasio LDL/HDL ... 54
Gambar 12. Diagram Sebaran Korelasi Body Fat Percentage Terhadap Kolesterol Total/HDL ... 57
(20)
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian... 70
Lampiran 2. Ethical Clearance ... 71
Lampiran 3. Peminjaman Tempat Penelitian ... 72
Lampiran 4. Hasil Pemeriksaan Laboratorium ... 73
Lampiran 5. Leaflet ... 74
Lampiran 6. Informed Consent ... 75
Lampiran 7. Pedoman Wawancara ... 76
Lampiran 8. Form Pembagian Hasil Pengukuran Antropometri ... 77
Lampiran 9. Undangan ... 78
Lampiran 10. Validasi Instrumen Pengukuran... 79
Lampiran 11. Dokumentasi Pengukuran Skinfold Thickness ... 80
Lampiran 12. Dokumentasi Pengambilan Darah Responden ... 81
Lampiran 13. Deskriptif dan Normalitas Usia ... 82
Lampiran 14. Deskriptif dan Normalitas Body Fat Percentage ... 83
Lampiran 15. Deskriptif dan Normalitas Abdominal Skinfold Thickness ... 84
Lampiran 16. Deskriptif dan Normalitas Triceps Skinfold Thickness... 85
Lampiran 17. Deskriptif dan Normalitas Suprailiac Skinfold Thickness ... 86
Lampiran 18. Deskriptif dan Normalitas LDL ... 87
Lampiran 19. Deskriptif dan Normalitas HDL ... 88
Lampiran 20. Deskriptif dan Normalitas Kolesterol Total ... 89
Lampiran 21. Deskriptif dan Normalitas LDL/HDL ... 90
(21)
xviii
Lampiran 23. Uji Normalitas untuk Komparatif LDL ... 92
Lampiran 24. Uji Normalitas untuk Komparatif HDL... 94
Lampiran 25. Uji Normalitas untuk Komparatif Kolesterol Total ... 96
Lampiran 26. Uji Normalitas untuk Komparatif LDL/HDL ... 98
Lampiran 27. Uji Normalitas untuk Komparatif Kolesterol Total/HDL ... 100
Lampiran 28. Korelasi Body Fat Percentage terhadap LDLdan r2 ... 102
Lampiran 29. Korelasi Body Fat Percentage terhadap HDLdan r2 ... 102
Lampiran 30. Korelasi Body Fat Percentage terhadap Kolesterol Total dan r2 ... 103
Lampiran 31. Korelasi Body Fat Percentage terhadap LDL/HDL dan r2 ... 103
Lampiran 32. Korelasi Body Fat Percentage terhadap Kolesterol Total/HDL dan r2 ... 104
Lampiran 33. Data Pengukran Skinfold Thickness, Body Fat Percentage, dan Rasio Lipid ...105
(22)
xix INTISARI
Metode antropometri merupakan metode yang sering digunakan terkait dengan penggunaannya yang sederhana, mudah, cepat dan ekonomis. Pengukuran dengan skinfold thickness merupakan pengukuran yang sering digunakan untuk mengukur komposisi tubuh, dimana hasil pengukuran skinfold thickness
dikonversi dalam bentuk body fat percentage (BFP). Peningkatan jumlah lemak dalam tubuh menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kadar LDL, kolesterol total dan penurunan kadar HDL dalam tubuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara BFP terhadap rasio lipid (kolesterol total/HDL, LDL/HDL) menggunakan metode antropometri (skinfold thickness) pada staf wanita dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan secara non-random sampling. Jumlah responden yaitu 52 orang. Variabel yang diukur meliputi body fat percentage, LDL, HDL, kolesterol total, rasio LDL/HDL, rasio kolesterol total/HDL menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, dan Shapiro-Wilk, uji komparatif menggunakan Mann-Whitney dan uji t tidak berpasangan, uji korelasi menggunakan taraf kepercayaan 95% dengan uji Spearmen.
Hasil dari penelitian LDL, HDL, menunjukkan adanya korelasi positif bermakna dengan kekuatan sedang antara BFP terhadap rasio LDL/HDL (r=0,410; p=0,001) dan rasio kolesterol total/HDL (r=0,500; p=0,000) pada staf wanita dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
(23)
xx
ABSTRACT
Anthropometry is a method frequently used because it is very easy, fast, and cheap. Skinfold thickness often used to measure body composition, in which the skinfold thickness measurement is converted to become body fat percentage (BFP). Increasing the amount of body fat, shows that there is an increasing of LDL and total cholesterol level, also decreasing of HDL level. The aim of this study, is to find the correlation between BFP, using a skinfold thickness method, toward lipid ratio in healthy adult female staff in Sanata Dharma University.
This study is an analytic observational study with cross sectional study design. Non-random sampling technique was used to collect the respondents. The sum of the respondents are 52 respondents. BFP, LDL levels, HDL level, total cholesterol, LDL/HDL ratio, and total cholesterol/HDL ratio were measured. Data was analyzed statistically with Kolmogorov-Smirnov and Shapiro-Wilk normality test, Mann-Whitney and t independent sample test, followed by Spearman correlation test with 95% confeidence interval.
The result of this study, from 52 respondents there is a moderate significant correlation between body fat percentage toward LDL/HDL ratio (r=0,410; p=0,001), also between BFP toward total cholesterol/HDL ratio (r=0,500; p=0,000) in healthy adult female staff in Sanata Dharma University. Keywords: Anthropometry, body fat percentage, lipid ratio
(24)
1 BAB I PENGANTAR A.Latar Belakang
Antropometri meliputi berbagai pengukuran bagian tubuh manusia antara lain, pengukuran berat badan, tinggi badan, pengukuran lingkar beberapa dari bagian tubuh (pinggang, panggul), dan ketebalan lipatan kulit (NHANES, 2007). Metode antropometri adalah metode yang lebih banyak digunakan terkait dengan penggunaannya yang mudah dan sederhana, yaitu dengan menggunakan parameter berat dan distribusi jaringan adiposa. Besarnya prevalensi seseorang akan risiko terkenanya obesitas dapat diketahui dengan dua parameter tersebut (Rastovic, 2013).
Lemak yang terdapat pada tubuh dapat diperkirakan dengan cara hasil pengukuran skinfold thickness yang kemudian dikonversi dalam bentuk body fat percentage (%BF). Pengukuran dengan skinfold thickness merupakan metode pengukuran yang sering digunakan dan terkenal untuk mengukur komposisi tubuh (Moyad, 2004). Skinfold thickness telah lama digunakan sebagai ukuran lemak subkutan yang lebih akurat dari pada BMI untuk mengukur body fat percentage
(Kriemler, et al., 2010). Alat yang digunakan dalam pengukuran skinfold thickness yaitu skinfold caliper, yang berfungsi untuk mengukur ketebalan lipatan kulit atau untuk menentukan jumlah jaringan adiposa atau lemak (Demura and
Sato, 2007). Body fat percentage dapat ditentukan menggunakan persamaan Jackson and Pollock dengan mengukur tiga bagian abdominal skinfold thickness,
(25)
tersebut paling mudah untuk diukur dibanding bagian lainnya (Peterson, Czerwinski, and Siervogel, 2003). Risiko obesitas bisa diketahui dengan BFP, oleh sebab itu BFP menjadi pilihan utama pengukuran untuk mengetahui risiko obesitas (Deunrenberg and Deunrenberg, 2002).
Obesitas merupakan suatu kondisi abnormal atas akumulasi lemak yang ekstrim pada jaringan adiposa. Obesitas terjadi karena ketidakseimbangan antara asupan energi dengan energi yang dikeluarkan (WHO, 2012). Obesitas tersebut terbagi menjadi obesitas umum dan obesitas sentral (Jalal, Liputo, Susanti, dan Oenzil, 2008). Obesitas sentral merupakan distribusi lemak yang terpusat di bagian abdominal, yang terdiri dari lemak viseral, retroperitoneal, dan subkutan. Lemak abdominal berkaitan dengan risiko penyakit, salah satunya adalah penyakit kardiovaskular (Afridi and Khan, 2004). Faktor genetik dan faktor lingkungan seperti kebiasaan makan dan gaya hidup merupakan salah satu faktor risiko yang berpotensi menjadi obesitas.
Obesitas berkaitan dengan faktor penyebab kematian terbesar yang terjadi di seluruh dunia. Secara keseluruhan obesitas merupakan risiko terbesar kelima untuk kematian. Terdapat 2,8 juta orang dewasa meninggal setiap tahun sebagai akibat dari obesitas (WHO, 2013). Tahun 2008 lebih dari 1,4 miliar orang dewasa yang berusia 20 tahun ke atas kelebihan berat badan, dari jumlah tersebut lebih dari 200 juta pria dan hampir 300 juta wanita mengalami obesitas (WHO, 2013). Menurut data Balitbangkes pada tahun 2013 di Indonesia prevalensi penduduk dewasa dengan umur >18 tahun yang memiliki berat badan berlebih 13,5% dan obesitas 15,4%. Pada saat kondisi seseorang mengalami obesitas, maka
(26)
terjadi kenaikan kadar asam lemak bebas dalam tubuh. Kadar asam lemak dimetabolisme oleh hati menjadi kolesterol yang akan disimpan di dalam tubuh dan diubah menjadi energi. McPhee, Ganong (2011), mengatakan bahwa kenaikan nilai rasio lipid dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular karena kenaikan jumlah kadar lipid dalam darah mengakibatkan terbentuknya plak di pembuluh darah jantung, sehingga menyebabkan aterosklerosis. Pada tahun 2008 sebanyak 17,3 juta jiwa orang di dunia meninggal dikarenakan penyakit kardiovaskular. Prediksi yang dilakukan oleh WHO, jumlah orang yang meninggal dikarenakan penyakit kardiovaskular pada tahun 2030 akan meningkat hingga 23,3 juta jiwa (WHO, 2013).
Salah satu fitur klinis dari orang kelebihan berat badan (obesitas) yaitu terjadinya peningkatan kolesterol (Thevenod, 2008). Kadar kolesterol didalam tubuh yang tidak normal ditunjukkan dengan terjadinya peningkatan kolesterol total/HDL, dan terjadi penurunan HDL yang disebabkan oleh obesitas (Shah and
Braverman, 2012). Grover, Dorais, and Coupal (2003), mengatakan bahwa HDL dan LDL memiliki peranan yang penting dalam tejadinya suatu peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. HDL dan LDL merupakan lipoprotein yang dapat digunakan untuk memprediksi risiko terjadinya penyakit kardiovaskular (Bodhe, Jankar, Bhutada, Patwardhan, and Patwardhan, 2011). Menurut Narayanan, Kahal, Mohammed, and Kilpatrick (2012), rasio kolesterol total/HDL merupakan salah satu indikator yang lebih baik dibandingkan dengan kolesterol total terhadap risiko terjadinya gangguan kardiovaskular di masa mendatang. Beberapa peneliti menyarankan untuk menggunakan rasio LDL/HDL sebab rasio LDL/HDL dapat
(27)
menunjukkan secara kuat adanya faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner dibandingkan hanya menggunakan LDL atau HDL sendiri (Grover, et al, 2003).
Penelitian yang dilakukan Ghorbanian (2012) menunjukkan bahwa adanya korelasi antara body fat percentage terhadap rasio kolesterol total/HDL dengan nilai r=0,205 dan pada penelitian Chang, Wu, Yao, Yang, Wu, and Lu (2000) didapat nilai r=0,217 pada responden perempuan yang berusia 21-47 tahun. Ghorbanian (2012) menyatakan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara indikator antropometri (body fat percentage) dengan profil lipid (LDL dan HDL). Berdasarkan beberapa penelitian korelasi yang diperoleh terkait body fat percentage dan rasio lipid, belum pernah dilakukan penelitian yang menggunakan responden dengan range usia 40-50 tahun pada staf wanita dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Korelasi ini untuk mengetahui adanya pengaruh body fat precentage terhadap rasio lipid untuk mengidentifikasi obesitas yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit jantung koroner yang ditandai dengan adanya kenaikan rasio LDL/HDL dan rasio kolesterol total/HDL. 1. Rumusan Masalah
Apakah terdapat korelasi antara body fat percentage dengan rasio lipid (LDL/HDL, kolesterol total/HDL) pada staf wanita dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?
2. Keaslian Penelitian
Penelitian yang telah dilaksanakan dan terkait dengan penelitian ini antara lain: a. “Relation between anthropometric indicators and serum lipid profiles as
(28)
Shahid Madani” (Ghorbanian, 2012). Pada penelitian ini dilakukan pada pengukuran antropometri dan analisis kadar lipid dalam darah. Hasil dari penelitian ini yaitu adanya korelasi positif tidak bermakna antara body fat percentage dengan rasio kolesterol total/HDL dalam darah (r=0,205, p=0,176), rasio LDL/HDL dalam darah (r=0,125, p=0,412), dan dengan kadar LDL dalam darah (r=0,105, p=0,492). Penelitian dari penulis lebih terfokus hubungan body fat percentage terhadap rasio kolesterol total/HDL dan rasio LDL/HDL dengan rentang usia responden 40-50 tahun.
b. “Percent Body Fat and Its Relationship With Obesity and
Hypertension in Adult Population of Mingora Swat” (Ahmad, Rahman, Zaman, and Jan, 2011). Penelitian ini melibatkan 200 responden untuk mengetahui hubungan antara body fat percentage dengan obesitas dan hipertensi pada populasi dewasa di Mingora Swat. Pada laki-laki dewasa, body fat percentage pada kontrol dan body fat percentage pada responden obesitas dan hipertensi adalah 13,26% dan 21,9%, sedangkan pada wanita dewasa, body fat percentage pada kontrol dan body fat percentage pada responden obesitas dan hipertensi adalah 22% dan 25,6%. Dari hasil tersebut dapat diamati bahwa body fat percentage
secara singnifikan lebih tinggi pada responden yang obesitas dan hipertensi jika dibandingkan dengan responden kontrol.
c. “LDL-C/HDL-C Ratio Carotid Intima-Media Thickness Progression Better Than HDL-C or LDL-C Alone” (Enomoto et al., 2011). Carotid Intima-Media Thickness memberikan gambaran adanya
(29)
kerusakan/disfungsi pembuluh darah secara umum terutama pada pembuluh darah koroner jantung yang dapat memprediksi risiko terjadinya arterisklerosis. Penelitian ini menggunakan 1920 subjek penelitian (usia di atas 40 tahun) dengan jumlah pria 794 orang dan wanita 1126 orang. Penelitian dimulai pada tahun 1999 dan kemudian diikuti (follow-up) sampai tahun 2007. Perubahan Carotid Intima-Media Thickness (IMT) diukur menggunakan ultrasonography. Hasil penelitian menunjukkan setelah delapan tahun kemudian perubahan IMT mempunyai hubungan terbalik yang signifikan dengan ratio LDL/HDL (p<0,05). Ratio LDL/HDL dibagi dalam bentuk kuartil dan analisis kovarian menunjukkan peningkatan ratio LDL/HDL menyebabkan kenaikkan IMT (p<0,05). Analisis regresi linier menunjukkan rasio LDL/HDL merupakan prediktor
kuat terhadap IMT (β=1,55453, p<0,05).
d. “Korelasi BMI dan AST terhadap Rasio kadar LDL/HDL pada Staff Wanita Universitas Sanata Dharma Yogyakarta” (Natalia, 2011). Merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross-sectional
yang dilakukan pada 56 staff wanita premonopause berusia 30-50 tahun di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi positif bermakna antara BMI terhadap rasio kadar LDL/HDL (r=0,454; p=0,000) dan terdapat korelasi positif bermakna antara AST terhadap rasio kadar LDL/HDL (r=0,316; p=0,018).
e. “Korelasi BMI dan Abdominal Skinfold Thickness terhadap Rasio Kolesterol Total / HDL pada Staf Wanita Universitas Sanata Dharma”
(30)
(Utami, 2012). Penelitian ini melibatkan 57 responden yang merupakan staf wanita kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berusia 30-50 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa korelasi antara BMI dengan rasio kolesterol total/HDL adalah korelasi positif bermakna dengan kekuatan korelasi sedang (r=0,455; p=0,000) dan terdapat korelasi positif bermakna antara abdominal skinfold thickness dengan rasio kolesterol total/HDL dengan kekuatan korelasi lemah (r=0,303; p=0,022).
f. “Korelasi antara Body Fat Percentage terhadap Rasio Kolesterol Total/HDL pada Mahasiswa dan Mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta” (Kiswanto, 2013). Merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross-sectional yang dilakukan pada 125 orang (67 mahasiswi dan 58 mahasiswa) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya korelasi positif yang bermakna antara body fat percentage terhadap rasio kadar kolesterol total/HDL dengan kekuatan korelasi sedang (r=0,47; p=0,000 pada responden pria dan r=0,455; p=0,000 pada responden wanita).
g. “Korelasi antara Body Fat Percentage terhadap Rasio Kadar LDL/HDL pada Mahasiswa dan Mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta” (Raras, 2013). Merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross-sectional yang dilakukan pada 125 orang (67 mahasiswi dan 58 mahasiswa) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi positif bermakna dengan
(31)
kekuatan korelasi sedang antara body fat percentage dengan rasio kadar LDL/HDL pada pria (r=0,481; p=0,000) dan terdapat korelasi positif bermakna dengan kekuatan korelasi sedang antara body fat percentage dengan rasio kadar LDL/HDL pada wanita (r=0,410; p=0,001).
h. “Relationships of Age, Menopause and Central Obesity on Cardiovascular Disease Risk Factors in Chinese Women” (Chang, Wu, Yao, Yang, Wu, and Lu, 2000). Pada penelitian ini dilakukan pada 329 wanita Cina yang dilakukan dengan studi cross sectional. Penelitian tersebut menghasilkan nilai r= 0,112 yang menunjukkan korelasi antara body fat percentage
terhadap kolesterol total dengan kekuatan korelasi lemah dan arah korelasi positif. Didapat juga nilai r= -0,179 yang menunjukkan korelasi antara
body fat percentage terhadap HDL dengan kekuatan korelasi lemah dan arah korelasi negatif serta nilai r= 0,217 yang menunjukkan korelasi antara
body fat percentage terhadap HDL dengan kekuatan korelasi lemah dan arah korelasi positif.
3. Manfaat Praktis dan Teoritis
a. Manfaat Teoritis. Penelitian yang telah dilakukan diharapkan mampu memberikan informasi mengenai korelasi body fat precentage terhadap rasio lipid (LDL/HDL, kolesterol total/HDL) pada staf wanita dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
b. Manfaat Praktis. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam rangka peningkatan kualitas hidup staf wanita di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, menambah wawasan peneliti lain di bidang kesehatan
(32)
khususnya mengenai korelasi body fat percentage terhadap rasio lipid dan dapat digunakan untuk memberikan informasi terkait pola hidup masyarakat untuk mencegah terjadinya penyakit kardiovaskular.
B.Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara body fat percentage terhadap rasio lipid (LDL/HDL, kolesterol total/HDL) pada staf wanita dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Tujuan khusus
a) Mengetahui karakteristik demografi responden.
b) Mengetahui perbandingan rerata LDL, HDL kolesterol total, LDL/HDL, kolesterol total/HDL terhadap body fat percentage <30,1% dan ≥30,1%.
(33)
10 BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA A.Antropometri
Kata “antropometri” berasal dari kata Yunani “anthropo” yang berarti “manusia” dan kata Yunani “metron” yang berarti “ukuran”. Antropometri
merupakan suatu studi mengenai pengukuran tubuh manusia antara lain tulang, otot, dan jaringan adiposa (lemak). Pengukuran antropometri meliputi berat, tinggi badan saat berdiri, ketebalan lipatan kulit, lingkar kepala, lingkar pinggang, lingkar lengan, lebar bahu, lebar pergelangan tangan (NHANES, 2007). Menurut Susilowati (2008), rasio dari suatu pengukuran terhadap satu tahun lebih pengukuran atau yang dihubungkan dengan umur merupakan indeks antropometri. 1. Skinfold thickness
Skinfold thickness adalah pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui nilai persentase lemak tubuh. Metode ini banyak digunakan karena metode ini sederhana untuk dilakukan dan biaya yang dibutuhkan rendah (Peterson, et al., 2003). Skinfold thickness merupakan metode pengukuran yang digunakan untuk mengukur beberapa bagian tubuh yaitu ketebalan abdominal, biceps, triceps,
subscapular, suprailiac, calf, chest, thigh, dan midaxillary. Triceps skinfold thickness adalah suatu indeks pengukuran yang mampu menggambarkan total lemak tubuh karena hampir setengah penyimpanan lemak tubuh berada di lapisan bawah kulit. Pengukuran dilakukan pada bagian lengan atas posterior pada titik tengah antara akromion dan olekranon, selain itu pengukuran dapat dilakukan dalam posisi pasien duduk atau berdiri (Mitsumoto, 2009). Cara pengukuran
(34)
skinfold diawali dengan memberi tanda pada daerah yang diukur dengan menggunakan pensil kosmetik agar mudah dibersihkan, mengambil lipatan kulit dengan lembut menggunakan jempol dan telunjuk kemudian lipatan kulit ditarik sedikit lebih jauh dari tubuh, menjepitkan skinfold caliper pada 1 cm di bawah jari yang memegang lipatan kulit, kemudian hasil dibaca setelah 3 detik pengambilan
skinfold, dan dilakukan pengulangan agar hasil yang didapat menjadi valid (NHANES, 2007). NHANES (2007), mengatakan bahwa dibutuhkan keahlian khusus untuk mendapatkan ketebalan lemak yang akurat dikarenakan terkadang dalam pengukuran terjadi kesalahan teknik pengambilan yang seharusnya jaringaan adiposa, tetapi terkadang yang terambil adalah otot. Teknik yang benar dalam pengambilan jaringan adiposa ditunjukkan pada gambar 1.
Gambar 1. Teknik Pengambilan Skinfold yang Benar (NHANES, 2007) Perkembangan skinfold thickness pada manusia dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, pola hidup dan aktivitas dari seseorang untuk mengurangi risiko terkait obesitas (Ye, Xiangjun, Jingya, Jing, Jinquan, Yutang, et al., 2012). Skinfold thickness biasanya diukur dengan menggunakan alat yaitu skinfold caliper (Quinn, 2010).
(35)
Gambar 2. Skinfold Caliper
(Ye, 2010)
Gambar 3. Pengukuran Abdominal Skinfold Thickness
(NHANES, 2007)
Gambar 4. Pengukuran Triceps Skinfold Thickness
(36)
Gambar 5. Pengukuran Suprailiac Skinfold Thickness
(Mike, 2014)
2. Body Fat Percentage
Body fat percentage adalah pengukuran yang paling sering digunakan dalam pengukuran antropometri untuk mengetahui perkiraan lemak di tubuh.
Skinfold thickness bukan merupakan bentuk yang paling akurat dalam menilai
body fat percentage tetapi skinfold thickness merupakan indikator yang lebih baik dalam menilai jumlah lemak pada tubuh dibandingkan BMI (Junior, et al., 2010). Nilai klasifikasi body fat percentage berdasarkan Hoeger and Hoeger (2014) yaitu:
Tabel I. Klasifikasi Nilai Body Fat Percentage Wanita (Hoeger and Hoeger, 2014)
Klasifikasi Wanita ≥40 tahun (%)
Underweight <12
Normal 20,0-30,0
Overweight 30,1-35,0
Obese ≥ 35,1
B.Obesitas
Obesitas adalah keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebih, sehingga berat badan seseorang jauh diatas normal dan dapat
(37)
membahayakan kesehatan (Subardja, 2004). Obesitas merupakan faktor risiko untuk peningkatan tekanan darah dan profil lipid (penurunan kadar kolesterol HDL, peningkatan kadar kolesterol LDL, dan trigliserida) (Gibney, Margetts, and
Kearney, 2008).
Pada wanita, ketidak seimbangan telah diidentifikasi sebagai prediktor kenaikan berat badan. Pada pria, faktor utama terkait penambahan berat badan merupakan fase transisi dari gaya hidup selama remaja (latihan fisik, olah raga, dan lain-lain) ke gaya hidup yang lebih konstan (Mataix, Frıas, Victoria, Jurado, Aranda, and Llopis, 2005). Kebiasaan pola makan yang tidak sehat ditandai dengan peningkatan konsumsi makanan cepat saji yang mengandung banyak karbohidrat, tinggi lemak, rendah serat, dan kurangnya asupan mikronutrien, serta terbatasnya waktu untuk melakukaan aktifitas fisik yang teratur (Gidding, Dennison, Birch, Daniels, Gilman, Lichtenstein, et al., 2005).
C.LDL dan HDL
Low-Density Lipoprotein (LDL) adalah bagian kolesterol yang dikenal dengan sebutan kolesterol jahat, apabila jumlah LDL dalam sirkulasi darah banyak, LDL dapat membentuk plak pada dinding bagian dalam arteri. Adanya plak pada dinding arteri menyebabkan aliran darah melalui arteri menjadi sempit. Pembentukan plak ini disebut dengan atherosclerosis (American Heart Association, 2013). Lipoprotein dibedakan menjadi dua jenis yaitu low density lipoprotein (LDL) dan high density lipoprotein (HDL). Fungsi utama dari LDL adalah untuk mengangkut kolesterol dari hati ke jaringan yang memasukkan ke dalam membran sel (Colpo, 2005).
(38)
Tabel II. Kategori Kadar LDL Pada Wanita (National Cholesterol Education Program, 2002)
Kadar LDL Kategori
Kurang dari 100 mg/Dl Optimal
100 – 129 mg/dL Di atas optimal
130 – 159 mg/dL Batas awal tinggi
160 – 189 mg/Dl Tinggi
190 mg/dL ke atas Sangat tinggi
High-Density Lipoprotein atau HDL dikenal dengan sebutan kolesterol baik. Kadar HDL yang rendah di dalam darah diketahui dapat memberikan risiko terjadinya gangguan pada organ jantung (AHA, 2012). Nilai HDL <40 mg/dL akan lebih banyak dimiliki oleh pria, yaitu kira-kira sepertiga pada pria dan sekitar seperlima pada wanita dalam populasi umum (NCEP, 2002). Kadar HDL <40 mg/dL pada pria masuk sebagai kategori rendah. Kadar kolesterol HDL pada wanita biasanya lebih tinggi dibandingkan pria. Kadar HDL <50 mg/dL pada wanita ditetapkan sebagai kategori rendah (Toth, 2005).
Tabel III. Kategori Kadar HDL Pada Wanita (National Cholesterol Education Program, 2002)
Kadar Kolesterol HDL Kategori Keterangan
˂50 mg/dL Rendah. Faktor risiko penyakit kardiovaskular
≥60 mg/Dl Tinggi Bukan faktor risiko
penyakit kardiovaskular Menurut Grover, Dorais, Coupal (2003) Faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner dapat diidentifikasi menggunakan rasio LDL/HDL, rasio LDL/HDL dapat menunjukkan faktor risiko yang kuat untuk penyakit jantung koroner dibandingkan dengan LDL atau HDL. Terjadi peningkatan pada rasio LDL/HDL yaitu antara 3,7-4,3 bisa terjadi risiko penyakit jantung koroner (Fernandez and Webb, 2008).
(39)
Tabel IV. Rasio LDL/HDL yang Ideal Pada Wanita (Millan, et al , 2009)
Rasio lipid Ukuran rasio ideal
LDL/HDL <2,5
D.Kolesterol Total dan HDL
Kolesterol merupakan substansi lemak yang terdapat di dalam sel tubuh. Ada dua jenis sumber kolesterol, yaitu sumber kolesterol dari dalam tubuh dan kolesterol yang berasal dari asupan makanan sehari-hari, apabila jumlah kolesterol berlebih, maka akan disimpan di arteri dan dapat meningkatkan kemungkinan pembentukan plak yang disebut aterosklerosis. Plak ini kemudian pecah dan dapat membentuk bekuan darah pada permukaan plak. Adanya bekuan darah ini akan menurunkan suplai oksigen melalui aliran darah ke jantung, otak, dan bagian tubuh lain (Birtcher dan Ballantyne, 2004).
Kolesterol tidak dapat larut di dalam air maka harus diangkut dalam lipoprotein. Lipoprotein dibedakan menjadi dua jenis, tetapi dua jenis lipoprotein yang paling banyak yaitu low density lipoprotein (LDL) dan high density lipoprotein (HDL). Fungsi HDL yaitu membawa kolesterol yang telah dibuang oleh sel kembali ke hati untuk katabolisme atau ekskresi (Colpo, 2005).Pada orang dewasa yang sehat mayoritas kebutuhan total kolesterol harian sebanyak 70% dihasilkan melalui sintesis di dalam hati dan 30% lainnya berasal dari asupan makanan (Capewell and Ford, 2011).
Tabel V. Kategori Kadar Kolesterol Total (National Cholesterol Education Program, 2002)
Kadar total kolesterol Kategori
˂200 mg/Dl Rendah
200 – 239 mg/Dl Batas atas
(40)
Rasio kolesterol total/HDL didapatkan dengan cara membagi kolesterol total dengan HDL. Semakin rendah nilai rasio kolesterol total/HDL, semakin baik bagi kesehatan tubuh (Lee and Simon, 2009).
Tabel VI. Rasio Kolesterol Total/HDL yang Ideal Pada Wanita (Millan, et al , 2009)
Rasio lipid Ukuran rasio ideal
Total Kolesterol/HDL <3,0
E.Landasan Teori
Metode antropometri merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui distribusi lemak tubuh. Metode ini banyak digunakan karena mudah dalam penggunaannya (NHANES, 2007). Salah satu teknik alternatif pengukuran ini yaitu dengan menggunakan skinfold thickness untuk dapat mengetahui persebaran lemak pada bagian dalam tubuh. Beberapa bagian skinfold thickness
yang dapat dijadikan gambaran distribusi lemak tubuh adalah pada bagian triceps,
suprailiac, dan abdominal (Mitsumoto, 2009). Hasil dari pengukuran skinfold thickness diubah dalam bentuk body fat percentage untuk dapat mengetahui perkirakan distribusi lemak dalam tubuh. Body fat percentage dapat digunakan untuk mengetahui tingkat obesitas seseorang (Junior, et al., 2010).
Obesitas adalah suatu keadaan dimana seseorang memiliki jumlah lemak yang berlebih yang dapat menimbulkan beberapa faktor risiko penyakit (Subardja, 2004). Obesitas dapat mempengaruhi profil lipid dalam tubuh. Kolesterol merupakan substasi lemak di dalam tubuh yang tidak dapat diangkut oleh air sehingga harus diangkut dalam lipoprotein. Lipoprotein terdiri dari dua macam yaitu LDL dan HDL. Peningkatan kadar kolesterol total dan LDL serta penurunan
(41)
kadar HDL di dalam darah dapat menyebabkan terjadinya plak pada dinding arteri sehingga dapat mengganggu kerja organ jantung.
Body fat percentage dapat digunakan untuk memprediksi kondisi obesitas pada seseorang yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskular. Penyakit kardiovaskular dapat dilihat dengan adanya peningkatan rasio LDL/HDL dan kolesterol total/HDL. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Raras (2013), menemukan adanya korelasi positif yang bermakna antara body fat percentage terhadap rasio lipid LDL/HDL dan Kiswanto (2013) menemukan adanya korelasi positif yang bermakna antara body fat percentage terhadap rasio lipid Kolesterol total/HDL. Penelitian ini perlu dilakukan kembali karena pada penelitian sebelumya menggunakan responden dengan range usia 18-24 tahun.
F. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat korelasi positif yang bermakna antara body fat percentage terhadap rasio lipid (LDL/HDL, kolesterol total/HDL) pada staf wanita dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
(42)
19 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian potong lintang/cross-sectional. Penelitian observasional analitik adalah penelitian yang menggali mengenai bagaimana dan mengapa suatu fenomena kesehatan dapat terjadi. Rancangan penelitian potong lintang/ cross-sectional yaitu rancangan penelitian yang mempelajari dinamika korelasi antara faktor risiko dan faktor efek dengan cara pengumpulan data faktor risiko dan faktor efek yang dilakukan pada saat yang bersamaan (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini akan menganalisis korelasi antara body fat percentage sebagai faktor risiko terhadap rasio lipid dalam darah sebagai faktor efek. Data penelitian yang diperoleh dari staf wanita dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta kemudian dianalisis secara statistik untuk menganalisis korelasi antara faktor risiko dengan faktor efek.
B. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas
Body fat percentage
2. Variabel Tergantung
Rasio lipid yang mencakup rasio LDL/HDL dan rasio kolesterol total/HDL dalam darah.
3. Variabel Pengacau
(43)
b. Variabel pengacau tidak terkendali : aktifitas responden, gaya hidup responden, kondisi patologis.
C. Definisi Operasional
1. Responden penelitian adalah staf administratif dan edukatif wanita dewasa sehat di kampus I, II, dan III Universitas Sanata Dharma yang masih aktif. Dewasa sehat adalah responden wanita dengan rentang usia 40-50 tahun dan tidak menderita penyakit degeneratif seperti hipertensi serta tidak mengkonsumsi obat-obatan terkait penyakit kardiovaskular yang dipastikan melalui proses wawancara.
2. Karateristik penelitian meliputi pengukuran antropometri dan hasil pemeriksaan laboratorium. Pengukuran antropometri yang meliputi pengukuran abdominal skinfold thickness, triceps skinfold thickness, dan
suprailiac skinfold thickness serta hasil pemeriksaan laboratorium yang meliputi kadar LDL, HDL, dan kolesterol total.
3. Pengukuran body fat percentage adalah pengukuran yang didapat dari tiga bagian pengukuran skinfold thickness yaitu abdominal, triceps, dan
suprailiac dengan nilai dalam bentuk % berdasarkan formula: a. Untuk wanita (abdominal, triceps, suprailiac)
b.
Densitas badan wanita = 1,099421 –0,0009929 (∑3F) + 0,0000016 (∑3F)2– 0,0001392 (umur,tahun)
Body fat percentage = [(4,95/ Densitas badan) – 4,5] x 100 Keterangan : ∑3F = Jumlah 3 bagian skinfold thickness yang diukur
(44)
4. Pengukuran skinfold thickness adalah pengukuran tebal lipatan kulit pada bagian abdominal, triceps dan suprailiac dengan menggunakan skinfold caliper yang dinyatakan dalam mm.
5. Kadar LDL, HDL, dan kolesterol total diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium rumah sakit Bethesda Yogyakarta yang dinyatakan dalam mg/dL.
6. Rasio LDL/HDL adalah perbandingan kadar LDL dengan kadar HDL. 7. Rasio kolesterol total/HDL adalah perbandingan kadar kolesterol total
dengan kadar HDL.
8. Standar yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :
a. Nilai klasifikasi body fat percentage berdasarkan Hoeger and Hoeger (2014) dengan nilai body fat percentage <30,1% dan ≥30,1%.
b. Kriteria kadar LDL, HDL, kolesterol total berdasarkan National Cholesterol Education Program (2002).
b. Kriteria rasio kadar LDL/HDL dan kolesterol total/HDL berdasarkan Alcena (2012).
D. Responden Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah staf administratif dan edukatif wanita dewasa sehat di Kampus I, II, dan III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang masih aktif, serta telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan di dalam penelitian. Pemilihan staf wanita dewasa sehat di Kampus I, II, dan III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai responden, didasarkan pada beberapa pertimbangan yaitu terkait dengan lokasi yang dekat
(45)
sehingga akan mempermudah dalam berinteraksi dengan responden, dan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam rangka peningkatan kualitas hidup dari staf wanita di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah responden wanita dengan rentan umur antara 40-50 tahun, dan bersedia menandatangani informed consent. Kriteria eksklusi yang ditentukan meliputi responden wanita menopouse, mengkonsumsi obat-obatan secara rutin, menderita penyakit degeneratif, seperti diabetes, kardiovaskular, hipertensi, menggunakan alat kontrasepsi hormonal, dalam kondisi hamil, tidak berpuasa selama 10-12 jam, paska operasi khusnya operasi rahim, dan responden tidak hadir saat pengambilan data.
Gambar 6. Skema Pencarian Responden
Populasi berjumlah
247 orang 94 orang
10 orang tanpa alasan
6 orang studi ke luar negeri
3 orang sedang hamil
3 orang takut jarum suntik
5 orang menggunakan KB
selain IUD 11 orang tidak hadir
pada saat pengambilan data
2 orang menopause
2 orang pernah operasi rahim Gambar 4. Skema
Pencarian Responden
(46)
Penelitian korelasi memerlukan minimal 30 subyek (Spiegel and Stephens, 2007). Pada penelitian ini, jumlah subyek yang terlibat yaitu sebanyak 52 orang.
E. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Kampus I, II dan Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta selama 5 kali. Penelitian dilaksanakan pada minggu ke IV bulan September 2014, kemudian dilanjutkan pada minggu pertama dan minggu kedua bulan Oktober 2014. Perincian tempat dan waktu penelitian adalah sebagai berikut :
1. Pengambilan data pertama dilaksanakan pada tanggal 25 September 2014 dari pukul 06.30-12.00 WIB, bertempat di Hall Utara Kampus III Paingan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Pengambilan data kedua dilaksanakan pada tanggal 26 September 2014 dari pukul 07.00-10.00 WIB, bertempat di Ruang Seminar Gedung LPPM Kampus I Mrican Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Pengambilan data ketiga dilaksanakan pada tanggal 02 Oktober 2014 dari pukul 07.00-09.30 WIB, bertempat di Ruang Kerja masing-masing responden Kampus I Mrican Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 4. Pengambilan data keempat dilaksanakan pada tanggal 03 Oktober 2014
dari pukul 08.00-09.30 WIB, bertempat di Ruang Kerja masing-masing responden Kampus III Paingan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 5. Pengambilan data kelima dilaksanakan pada tanggal 09 Oktober 2014 dari
pukul 07.00-09.00 WIB, bertempat di Ruang Kerja masing-masing responden Kampus I Mrican Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
(47)
F. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian payung yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang berjudul “Korelasi Pengukuran Antropometri terhadap Rasio Lipid dan HBA1c pada Staf Pria dan Wanita
Dewasa Sehat di Universitas Sanata Dharma”, serta “Laju Filtrasi Glomerulus
Pada Staf Pria dan Wanita Dewasa Sehat dengan Formula Cockroft-Gault,
Modification of Diet in Renal Disease, dan Chronic Kidney Disease Epidemiology
di Universitas Sanata Dharma”, dan telah memperoleh perijinan dari Komisi Etik
Fakultas Kedokteran UGM. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengkaji korelasi antara pengukuran antropometri terhadap rasio lipid dan kadar HbA1c pada individu dewasa sehat, serta untuk menganalisis adanya perbedaan antara tiga formula penghitungan laju filtrasi glomerulus. Penelitian payung ini dilakukan dengan kajian yang berbeda-beda dan dilakukan secara berkelompok dengan jumlah anggota sebanyak 14 orang. Pada penelitian ini, peneliti hanya mengkaji korelasi body fat percentage terhadap rasio lipid (LDL/HDL dan kolesterol total/HDL) pada staf wanita dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Beberapa kajian yang diteliti dalam penelitian payung ini yaitu:
(48)
Gambar 7. Skema Kajian Penelitian Payung Body Fat Percentage Wanita HbA1c Rasio Lipid Pria HbA1c Rasio Lipid LP & RLPP Pria HbA1c Rasio Lipid Wanita HbA1c Rasio Lipid Body Mass Index Pria HbA1c Rasio Lipid Wanita HbA1c Rasio Lipid
Laju Filtrasi Glomerulus dengan Metode CG, MDRD, CKD-EPI Pria Wanita Topik yang diteliti
(49)
G. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu non-random sampling dengan jenis purposive sampling. Teknik non-random samplingadalah pengambilan sampel yang tidak didasarkan atas kemungkinan yang dapat diperhitungkan (Notoatmodjo, 2012). Hal ini berarti bahwa setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel.
Purposive sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan atas pertimbangan yang dibuat oleh peneliti, berdasarkan identifikasi karakteristik populasi yaitu ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2012; Sastroasmoro dan Ismael, 2011). Purposive sampling yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan melakukan wawancara dengan responden terkait dengan status kesehatan pasien. Pada penelitian ini jumlah responden yang terlibat yaitu sebanyak 52 orang. Jumlah tersebut telah sesuai dengan aturan minimal sampel untuk penelitian korelasional yaitu sebanyak 30 sampel (Umar, 2007).
H. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah skinfold caliper
dengan merek pi zhi hou du fi®. Alat ini digunakan untuk mengukur abdominal skinfold thickness, suprailiac skinfold thickness, dan triceps skinfold thickness. Pengukuran kadar LDL, HDL, dan kolesterol total diukur oleh laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta menggunakan alat analisis
(50)
I. Tata Cara Penelitian 1. Observasi Awal
Pada observasi awal ini dilakukan pencarian informasi mengenai jumlah staf yang masih aktif di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, serta melakukan pencarian tempat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan responden saat dilakukan penelitian. Penentuan pilihan Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta sebagai laboratorium yang akan menganalisis sampel darah responden karena sudah terakreditasi.
2. Permohonan izin dan kerjasama
Permohonan izin untuk melakukan penelitian ini ditujukan kepada Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta untuk memperoleh ethical clearance. Hal ini bertujuan untuk memenuhi etika penelitian menggunakan sampel darah manusia dan hasil penelitian akan dipublikasikan. Ethical clearance didapatkan pada tanggal 14 Agustus 2014 dengan nomor Ref: KE/FK/896/EC. Permohonan izin kedua ditujukan kepada Wakil Rektor I Universitas Sanata Dharma. Permohonan izin ini bertujuan untuk memperoleh izin melakukan penelitian di lingkup Universitas Sanata Dharma, selanjutnya izin diteruskan ke bagian biro personalia untuk melibatkan responden staf pria dan wanita dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Wakil Rektor I memberikan izin pada tanggal 4 Agustus 2014 dengan tembusan ke kepala biro personalia terkait urusan pendataan responden yang sudah ditetapkan sebelumnya. Pemberian izin penelitian dari
(51)
Wakil Rektor I ini yaitu untuk melibatkan staf administratif dan edukatif Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Permohonan kerjasama untuk pengambilan dan analisis darah, diajukan ke bagian Laboratorium Patologi Klinik rumah sakit bethesda Yogyakarta. Penawaran kerjasama juga ditujukan kepada responden penelitian dengan menggunakan informed consent.
3. Pembuatan informed consent dan leaflet
Informed consent merupakan bukti tertulis yang berisi mengenai kesediaan calon responden untuk dapat mengikuti penelitian. Responden yang bersedia mengikuti penelitian diminta untuk mengisi data yang telah disediakan oleh peneliti meliputi nama, usia, tanggal lahir, alamat, nomor HP/telepon yang dapat dihubungi terkait dengan pelaksanaan penelitian, selanjutnya responden mendapatkan penjelasan dari peneliti terkait dengan penelitian yang akan dilakukan, jika responden sudah mengerti dengan jelas maka responden diminta untuk menandatangani informed consent tersebut. Pembuatan informed consent
ini sesuai dengan standar yang ditetapkan Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Pembuatan leaflet bertujuan untuk membantu responden dalam memahami gambaran mengenai penelitian ini serta mempermudah peneliti memberikan penjelasan kepada calon responden yang akan mengikuti penelitian ini. Terdapat beberapa hal penting di dalam leaflet ini diantaranya yaitu tujuan penelitian, manfaat penelitian yang diterima responden, penjelasan secara singkat mengenai pengukuran antropometri meliputi pengukuran body fat percentage, lingkar
(52)
pinggang, rasio lingkar panggul-panggul, dan body mass index, penjelasan singkat mengenai pengukuran laju filtrasi glomerulus, serta penjelasan mengenai pemeriksaan laboratorium yang akan dilakukan meliputi, kadar LDL, kadar HDL, kolesterol total, HbA1c, dan serum kreatinin.
4. Pencarian responden
Pencarian responden dilakukan setelah mendapat izin penelitian dari Wakil Rektor I Universitas Sanata Dharma. Izin tersebut diteruskan ke Kepala Bagian Personalia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk meminta informasi mengenai staf yang masih aktif yang masuk kriteria inklusi. Berdasarkan data yang didapatkan dari bagian biro personalia maka peneliti mencoba mencari satu-satu staf yang terdaftar dalam data tersebut dan memberikan penawaran kepada staf di Kampus I, II, III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Beberapa staf yang terdapat di dalam daftar ada yang dapat ditemui serta dapat ditawari untuk mengikuti penelitian ini, responden yang bersedia mengikuti penelitian diberikan penjelasan mengenai penelitian ini secara umum, tujuan penelitian dan manfaat yang didapat dari penelitian ini bagi responden, selain itu juga diberikan penjelasan mengenai kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan oleh peneliti. Terdapat beberapa responden yang tidak dapat ditemui dikarenakan sedang melakukan studi lanjut dan cuti, namun ada beberapa responden yang tidak dapat mengikuti penelitian dikarenakan beberapa faktor diantaranya yaitu menderita penyakit degeneratif seperti hipertensi, diabetes melitus tipe 2, umur responden melebihi atau belum mencapai range umur yang telah ditetapkan, takut terhadap jarum suntik dan darah, waktu penelitian yang bertabrakan dengan acara
(53)
lain yang telah terjadwal oleh responden secara pribadi, sedang sibuk dalam beberapa minggu ke depan, paska operasi pengangkatan rahim dan tidak bersedia untuk berpuasa selama 10-12 jam.
Responden yang bersedia mengikuti penelitian kemudian mengisi
informed consent. Informed consent ini digunakan sebagai bukti tertulis atas kesediaan dari responden untuk mengikuti penelitian ini. Responden juga diberi
leaflat serta informasi mengenai tempat dan waktu pelaksanaan penelitian, serta diingatkan kembali untuk berpuasa selama 10-12 jam sehari sebelum dilakukan peneltian.
5. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah skinfold caliper
dengan merek pi zhi hou du fi®. Suatu instrumen dapat dikatakan baik dan
reliable, serta memiliki presisi yang baik apabila nilai CV (coefficient of variation) ≤ 5% (Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik, 2011). Validitas berarti bahwa instrumen sebagai alat ukur benar-benar mengukur apa yang diukur, sedangkan reliabilitas berarti instrumen sebagai alat ukur dapat memperoleh hasil ukur yang konsisten (Notoatmodjo, 2010). Alat skinfold caliper yang digunakan pada penelitian ini sudah valid karena dapat digunakan untuk mengukur skinfold thickness.
Pengujian reliabilitas dan validitas dilakukan pada instrumen yang digunakan yaitu skinfold caliper yang dilakukan sebanyak 5 kali pada masing-masing bagian yang dijadikan parameter penelitian untuk wanita. Skinfold caliper
(54)
bagian abdominal sebesar 1,47%, pada bagian triceps sebesar 1,34%, dan pada bagian suprailiac sebesar 0,90%. Berdasarkan nilai CV tersebut maka dapat disimpulkan bahwa instrumen berupa skinfold caliper memenuhi persyaratan validasi.
Pengukur memiliki nilai CV yang ≤ 5% dengan perhitungan validasi yang terlampir pada lampiran.
6. Pengukuran parameter antropometri dan pengambilan darah
Parameter antropometri yang diukur oleh peneliti adalah body fat percentage yang didapat dengan pengukuran abdominal skinfold thickness, triceps skinfold thickness, dan suprailiac skinfold thickness yang kemudian dihitung menggunakan rumus yang sesuai untuk memperoleh nilai body fat percentage.
Pengambilan darah responden yang telah menandatangani informed consent dan telah berpuasa 10-12 jam sebelum waktu pengambilan darah dilakukan oleh tenaga ahli dari Laboratorium Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta untuk memperoleh nilai profil lipid.
Pengukuran abdominal skinfold thickness, suprailiac skinfold thickness
pertama kali responden dalam posisi berdiri dan menghadap ke peneliti, badan santai, nyaman dan tidak tegang. Peneliti meminta agar responden melipat baju supaya yang terukur hanya lipatan kulit saja. Bagian kulit dicubit-cubit dan ditarik. Pengukuran dilakukan pada lipatan kulit vertikal sekitar 5 cm dari titik tali pusar. Letakkan alat skinfold caliper pada kulit tersebut secara tegak lurus terhadap lipatan cubitan. Pembacaan hasil dari pengukuran dilakukan 2 sampai 3 detik sampai caliper stabil.
(55)
Pengukuran triceps skinfold thickness dilakukan pada lipatan vertikal di bagian belakang lengan atas antara bahu dan siku. Pertama kali responden dalam posisi berdiri membelakangi peneliti posisi tangan dan badan santai. Peneliti meminta agar responden melipat baju supaya yang terukur hanya lipatan kulit saja. Bagian kulit dicubit-cubit dan ditarik menggunakan ibu jari. Letakkan alat
skinfold caliper pada kulit tersebut secara tegak lurus terhadap lipatan cubitan. Pembacaan hasil dari pengukuran dilakukan 2 sampai 3 detik sampai caliper
stabil.
7. Analisis sampel darah responden
Sampel darah dibawa ke laboratorium di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta untuk dianalisis kadar LDL, HDL, kolesterol total, dan hasilnya dilaporkan dalam bentuk hasil tes lab seperti yang telah terlampir.
8. Pembagian hasil pemeriksaan
Hasil pengukuran antropometri dan analisis darah langsung diberikan kepada responden segera setelah peneliti mendapatkan hasil analisis darah dari Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Peneliti juga membantu menjelaskan mengenai hasil pengukuran antropometri dan analisis darah responden, disertai dengan penjelasan mengenai terapi non farmakologi jika ada hasil yang tidak normal.
9. Pengolahan data
Data diolah pertama kali dengan menyusun data yang sejenis, kemudian menggolongkan data-data ke dalam kategori yang telah ditetapkan, dan terakhir yaitu melakukan analisis data.
(56)
J. Analisis Data
Program statistik yang digunakan untuk melakukan analisis data adalah SPSS versi 16 yang telah disediakan oleh Perpustakaan Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Data yang sudah diperoleh kemudian diolah menggunakan metode statistika dengan taraf kepercayaan 95%.
Pertama kali yang dilakukan pada analisis data adalah mendeskripsikan data. Data yang dianalisis normalitasnya meliputi, umur, body fat percentage, kadar LDL, kadar HDL, kolesterol total, rasio LDL/HDL, dan rasio kolesterol total/HDL. Pengujian dilakukan menggunakan uji Kolmogorov-Smirov jika sampel > 50 dan Shapiro-Wilk apabila sampel ≤ 50. Data yang diperoleh dikatakan normal apabila P >0,05. Pada penelitian ini uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, dikarenakan keseluruhan data yang ada > 50 data.
Analisis statistik selanjutnya adalah uji komparatif, dimana pada uji komparatif diawali dengan mengelompokkan data kadar LDL, HDL, kolesterol total, rasio LDL/HDL, dan rasio kolesterol total/HDL, berdasarkan nilai body fat percentage ≥30,1% dan <30,1%. Kedua kelompok yang telah diuji normalitasnya, apabila kedua kelompok data terdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji t
tidak berpasangan. Jika salah satu kelompok atau kedua kelompok data tidak terdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan menggunakan uji Mann-Whitney. Pada uji komparatif apabila nilai p < 0,05 maka data berbeda bermakna.
Analisis terakhir yaitu uji korelasi antara body fat percentage terhadap LDL, HDL, kolesterol total, rasio LDL/HDL, dan rasio kolesterol total/HDL. Data yang terdistribusi normal maka selanjutnya dilakukan uji korelasi menggunakan
(57)
uji Pearson, namun jika data tidak terdistribusi normal maka menggunakan uji Spearman. Seluruh data yang telah diuji normalitas menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi normal, maka uji korelasi yang digunakan adalah uji Spearman.
Data dikatakan memiliki korelasi yang bermakna jika nilai p <0,05 (Dahlan, 2012).
Tabel VII. Interpretasi Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilai p, dan Arah Korelasi(Dahlan, 2011).
Parameter Nilai Interpretasi
Kekuatan korelasi (r) 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
Sangat lemah Lemah Sedang Kuat Sangat kuat Nilai (p) p < 0,05
p > 0,05
Terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel Tidak terdapat korelasi bermakna antara dua variabel Arah korelasi + (positif)
- (negatif)
Searah, semakin besar nilai satu variabel, semakin besar pula variabel lainnya
Berlawanan arah semakin besar nilai satu variabel, semakin kecil pula variabel lainnya K. Kesulitan Penelitian
Pada penelitian ini terdapat beberapa kesulitan yang dialami oleh peneliti diantaranya yaitu kesulitan dalam pencarian responden yang bersedia mengikuti penelitian. Data yang didapatkan dari Biro Personalia Universitas Sanata Dharma setelah peneliti bertemu dengan responden dan melakukan cross check data, ditemukan beberapa data umur yang tidak sesuai dengan umur responden yang sebenarnya. Hal tersebut yang menjadi salah satu penyebab responden tidak bisa mengikuti penelitian dikarenakan umur responden tidak masuk dalam range umur yang telah ditentukan oleh tim peneliti. Kesulitan yang lain yaitu ketika peneliti
(58)
menemukan responden yang masuk ke dalam kriteria yang telah ditentukan peneliti, namun responden tidak bersedia mengikuti penelitian dikarenakan merasa takut terhadap jarum suntik dan takut ketika melihat darah.
(59)
36 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden
Responden penelitian ini melibatkan staf wanita dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada rentang usia 40-50 tahun. Pada penelitian kali ini terdapat 52 orang wanita yang bersedia untuk mengikuti penelitian, selain itu responden juga sudah memenuhi kriteria penelitian yang telah ditentukan baik secara inklusi maupun eksklusi.
Karakteristik dari responden yang dianalisis dan dibahas yaitu meliputi umur, body fat percentage, abdominal skinfold thickness, suprailiac skinfold thickness, triceps skinfold thickness, kadar LDL, kadar HDL, kadar kolesterol total, rasio LDL/HDL, dan rasio kolesterol total/HDL. Data penelitian yang diperoleh kemudian diuji normalitasnya menggunakan Kolmogorov-Smirnov.
Tabel VIII. Profil Karakteristik Responden
Karakteristik Profil (n=52) P
Usia (tahun)
Body fat percentage (%)
Abdominal skinfold thickness Triceps skinfold thickness Suprailiac skinfold thickness
HDL (mg/dL) LDL (mg/dL)
Kolesterol Total (mg/dL) Rasio LDL/HDL
Rasio Kolesterol Total/HDL
44,00( 40,00-50,00) 33,50(17,46-55,75)
30,29±7,94* 25,41±7,80* 25,37±7,95* 54,57 ± 12,39* 117,52(77,40-223,10) 198,47 (153,50-304,40)*
2,29 ± 0,83* 3,83 ± 1,09*
0,005 0,044 0,200 0,200 0,200 0,200 0,022 0,077 0,200 0,200 * Nilai signifikansi > 0,05 berarti terdistribusi normal
(60)
1. Usia
Responden wanita yang bersedia mengikuti penelitian ini yaitu dengan rentan usia 40-50 tahun. Nilai signifikansi p>0,05 berarti data terdistribusi normal. Uji normalitas responden menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil analisis statistik data yang diperoleh dari responden wanita pada penelitian ini adalah rata-rata usia responden 44,07 tahun, dengan standar deviasi sebesar 3,14 dan dengan nilai minimum-maksimum yaitu 40,00-50,00. Uji normalitas yang dilakukan menunjukkan nilai signifikasi usia responden wanita yaitu 0,005. Hal ini menunjukkan bahwa data usia responden wanita tidak terdistribusi normal dikarenakan nilai signifikasi p<0,05.
Terdapat perbedaan bermakna antara peningkatan usia dengan peningkatan kadar kolesterol total dan penurunan HDL, karena usia berhubungan dengan abnormalitas lipid (Elnasri and Ahmed, 2008). Bertambahnya usia maka prevalensi obesitas sentral juga mengalami kenaikan, selain itu usia merupakan faktor risiko obesitas sentral (Erem et al., 2004). Penyakit jantung koroner merupakan salah satu gangguan kardiovaskular yang disebabkan adanya kelainan lipid. Prevalensi kejadian penyakit jantung koroner pada orang dewasa lebih besar dibandingkan pada anak-anak. Hal ini terlihat dari prevalensi kejadian penyakit jantung koroner pada orang dewasa di Asia sebesar 4,9% dan orang meninggal akibat penyakit jantung koroner sebanyak 2.448 orang (American Heart Association, 2011). Menurut NCEP ATP III (2002), pemeriksaan kadar LDL, HDL, kolesterol total perlu dilakukan secara rutin yang bertujuan untuk deteksi dini. Kelompok umur 30-39 tahun memiliki risiko terkena PJK <1%, sedangkan
(61)
40-49 tahun mempunyai risiko sebesar 1,5%. Risiko terjadinya PJK semakin meningkat dengan bertambahnya usia, maka perlu dilakukan pemeriksaan profil lipid dalam darah secara dini.
2. Body Fat Percentage
Hasil analisis statistik uji normalitas data body fat percentage pada responden wanita menggunakan Kolmogorov-Smirnov dengan taraf kepercayaan 95% didapatkan rerata 33,50%, dengan standar deviasi sebesar 7,29 dan dengan nilai minimum-maksimum yaitu 17,46-55,75. Uji normalitas yang dilakukan menunjukkan nilai signifikasi body fat percentage pada responden wanita yaitu 0,044. Hal ini menunjukkan bahwa data body fat percentage pada responden wanita tidak terdistribusi normal.
Menurut Fahey (2005) metode skinfold thickness merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk memperoleh nilai body fat percentage. Ada 3 bagian yang dapat mempermudah yang bisa digunakan untuk mengambil data dalam penelitian ini yaitu bagian abdominal skinfold thickness, triceps skinfold thickness, dan suprailiac skinfold thickness.
Pemilihan pengukuran pada bagian abdominal skinfold thickness, triceps skinfold thickness, suprailiac skinfold thickness tersebut didasarkan atas beberapa pertimbangan diantaranya yaitu terkait dengan kenyamanan dari responden, kemudahan dalam melakukan pengukuran skinfold thickness, dan dapat dengan mudah diaplikasikan pada semua responden.
(62)
3. Abdominal Skinfold Thickness
Nilai rata-rata abdominal skinfold thickness responden wanita yaitu 30,29 mm dengan nilai standar deviasi sebesar ±7,94. Data yang didapatkan dari uji normalitas abdominal skinfold thickness adalah nilai signifikasi 0,200, yang menunjukkan bahwa data abdominal skinfold thickness pada responden wanita dapat dikatakan terdistribusi normal. Histogram data distribusi abdominal skinfold thickness terlihat simetris. Berdasarkan nilai signifikasi maka dapat disimpulkan bahwa data abdominal skinfold thickness pada wanita terdistribusi normal.
Total lemak tubuh yang terdistribusikan dalam jaringan subkutan sebanyak lebih dari 80% dan 10-20% ke dalam jaringan intra-abdominal pada orang dewasa (Bhardwaj, et al., 2011). Demura dan Sato (2007), mengatakan bahwa untuk melakukan pengukuran lemak subkutan menggunakan skinfold caliper
merupakan suatu teknik yang murah dan sederhana. Abdominal skinfold thickness
merupakan salah satu bagian yang dapat digunakan untuk mengurangi error yang disebabkan oleh adanya level obesitas di dalam melakukan pengukuran skinfold thickness. Hasil error pengukuran pada bagian abdominal jauh lebih kecil dibandingkan dengan pengukuran skinfold thickness pada bagian yang lainnya. 4. Triceps skinfold thickness
Nilai rata-rata triceps skinfold thickness pada responden wanita yaitu sebesar 25,41 mm, dengan nilai standar deviasi sebesar ±7,80. Pada responden wanita uji normalitas data triceps skinfold thickness diperoleh nilai signifikasi 0,200. Hal ini menunjukkan bahwa data triceps skinfold thickness pada responden wanita terdistribusi normal.
(63)
Menurut Timby (2009), nilai standar normal triceps skinfold thickness
pada wanita yaitu berkisar antara 9,9 mm-16,5 mm. Hasil penelitian pada responden wanita menunjukkan nilai rata-rata sebesar 25,41 mm. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata triceps skinfold thickness pada responden wanita berada di atas nilai standar.
5. Suprailiac skinfold thickness
Nilai rata-rata analisis statistik suprailiac skinfold thickness pada responden wanita yaitu sebesar 25,37 mm, dengan nilai standar deviasi sebesar ±7,80. Pada responden wanita uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov
dengan taraf kepercayaan 95% data triceps skinfold thickness diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,200. Nilai signifikasi yang telah diperoleh (p)>0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data triceps skinfold thickness pada responden wanita terdistribusi normal.
Pengukuran suprailiac skinfold thickness dilakukandengan cara mengukur 2 cm dari bagian tulang panggul dengan posisi pengambilan miring 45º. Nilai
suprailiac skinfold thickness dapat dikatakan tinggi pada wanita apabila >19,8 mm (Junior, et al., 2010). Hasil penelitian pada wanita diperoleh niali rata-rata 25,41 mm. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata suprailiac skinfold thickness pada responden wanita adalah tinggi.
6. Low Density Lipid (LDL)
Data kadar LDL mempunyai distribusi normal (p>0,05). Hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan taraf kepercayaan 95% menunjukkan nilai LDL responden wanita tidak terdistribusi normal (p=0,022). Pada responden
(1)
Lampiran 28. Korelasi BFP terhadap LDL
Correlations
BFP LDL Spearman's rho BFP Correlation Coefficient 1,000 ,297*
Sig. (2-tailed) . ,032
N 52 52
LDL Correlation Coefficient ,297* 1,000 Sig. (2-tailed) ,032 .
N 52 52
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,275a ,076 ,057 27,92763
a. Predictors: (Constant), BFP
Lampiran 29. Korelasi BFP terhadap HDL
Correlations
BFP HDL Spearman's rho BFP Correlation Coefficient 1,000 -,474**
Sig. (2-tailed) . ,000
N 52 52
HDL Correlation Coefficient -,474** 1,000 Sig. (2-tailed) ,000 .
N 52 52
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,412a ,170 ,153 11,40145
(2)
Lampiran 30. Korelasi BFP terhadap Kolesterol Total
Correlations
BFP Koltot Spearman's rho BFP Correlation Coefficient 1,000 ,150
Sig. (2-tailed) . ,288
N 52 52
Koltot Correlation Coefficient ,150 1,000 Sig. (2-tailed) ,288 .
N 52 52
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,171a ,029 ,010 32,94895
a. Predictors: (Constant), BFP
Lampiran 31. Korelasi BFP terhadap Rasio LDL/HDL
Correlations
BFP
Korelasi..LDL_ HDL Spearman's rho BFP Correlation Coefficient 1,000 ,493**
Sig. (2-tailed) . ,000
N 52 52
Korelasi Rasio LDL/HDL
Correlation Coefficient ,493** 1,000
Sig. (2-tailed) ,000 .
N 52 52
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,431a ,186 ,169 ,75907
(3)
Lampiran 32. Korelasi BFP terhadap Rasio Kolesterol Total/HDL
Correlations
BFP
Korelasi..Koltot _HDL Spearman's rho BFP Correlation Coefficient 1,000 ,500**
Sig. (2-tailed) . ,000
N 52 52
Korelasi Rasio Koltot/HDL
Correlation Coefficient ,500** 1,000 Sig. (2-tailed) ,000 .
N 52 52
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,426a ,182 ,165 ,99535
(4)
Lampiran 33. Data Pengukran
Skinfold Thickness
,
Body Fat Percentage
, dan
Rasio Lipid
ST BFP
Cholester
ol HDL LDL
Kolesterol/H DL
LDL/HD L
A S T total
31,00 25,00 24,50 33,26 219,2 60,1 130,7 3,65 2,17
25,33 14,00 14,33 23,67 186,3 58,7 107,6 3,17 1,83
31,00 28,67 26,00 35,24 227,1 49,6 137,7 4,58 2,78
45,67 33,67 30,33 43,40 208,4 48,2 132,6 4,32 2,75
45,33 36,67 27,33 42,96 206,2 54,5 125,3 3,78 2,30
20,00 16,33 11,00 21,86 175,2 61 92,5 2,87 1,52
20,00 16,00 11,67 21,42 196,5 66,7 107,3 2,95 1,61
30,67 25,00 29,00 35,09 182,5 45,4 114,7 4,02 2,53
29,67 24,50 29,00 34,45 229,9 47,9 148,3 4,80 3,10
35,67 28,67 29,67 38,12 171,3 51,1 104,3 3,35 2,04
21,67 11,00 19,00 22,86 211,2 74,9 109,5 2,82 1,46
20,00 11,33 11,00 19,89 153,5 55,8 82,4 2,75 1,48
38,17 29,83 33,00 40,56 193 52,2 121,2 3,70 2,32
26,17 26,50 20,50 31,01 185,3 61,8 109 3,00 1,76
24,33 26,67 26,67 32,27 182,4 70,4 90,2 2,59 1,28
29,00 14,00 28,00 30,57 216,3 91,7 114,2 2,36 1,25
32,33 25,33 36,33 37,92 199,6 51,5 112,5 3,88 2,18
33,00 29,67 30,33 37,65 157,3 62,6 77,4 2,51 1,24
36,33 23,00 17,50 32,50 279,3 61,7 178,5 4,53 2,89
38,83 32,00 39,83 43,72 194,5 51,8 114,1 3,75 2,20
16,33 9,00 11,00 17,46 192,7 65,4 106,3 2,95 1,63
23,33 32,83 23,50 33,50 209,7 69,9 115,3 3,00 1,65
35,50 34,33 27,17 38,98 270 58,7 173 4,60 2,95
16,83 21,17 20,33 25,90 188,1 75,9 88,6 2,48 1,17
38,83 31,67 30,83 40,46 228,8 42,8 129,4 5,35 3,02
44,33 38,50 26,00 42,66 173,1 30,6 108 5,66 3,53
38,33 25,83 31,83 38,51 184,4 54,5 107,5 3,38 1,97
34,00 24,00 27,50 35,58 177,9 34,2 115,6 5,20 3,38
31,00 34,17 24,67 36,85 219,9 41 133,5 5,36 3,26
24,00 21,33 26,67 30,41 163,2 60,5 85,1 2,70 1,41
21,33 14,67 20,50 24,91 173 64,4 97,3 2,69 1,51
26,17 33,17 32,33 37,40 219 44 147,5 4,98 3,35
45,50 34,50 29,50 43,28 304,4 51,6 223,1 5,90 4,32
34,33 17,83 25,67 32,86 165,1 59,8 91,2 2,76 1,53
(5)
16,67 10,33 13,83 19,01 221,2 58,5 136,3 3,78 2,33
32,17 24,33 16,33 31,09 250,3 35,7 163 7,01 4,57
33,00 22,33 19,50 31,73 159,7 33,4 86,1 4,78 2,58
26,33 25,00 29,17 33,46 158,9 38 89,2 4,18 2,35
21,00 21,50 19,33 26,81 196,8 49,9 117,6 3,94 2,36
31,17 29,33 36,17 38,73 175,1 39 106,3 4,49 2,73
29,83 23,83 19,67 30,88 202,5 60,5 125,5 3,35 2,07
28,00 25,50 21,83 31,72 231,4 60,8 145,6 3,81 2,39
31,17 29,33 31,50 37,25 225,10 34,50
156,2
0 6,52 4,53
34,33 30,83 24,33 36,81 168,90 78,30 83,20 2,16 1,06
29,17 29,50 32,83 37,15 167,20 57,50 91,10 2,91 1,58
27,83 20,67 22,67 30,50 166,00 52,70 92,50 3,15 1,76
30,83 26,33 24,67 33,79 195,40 54,00
119,9
0 3,62 2,22
29,50 30,83 24,83 34,93 257,30 63,10
163,3
0 4,08 2,59
26,50 24,33 24,33 31,64 185,1 52,9 107,7 3,50 2,04
52,50 49,50 51,17 55,75 192 42,8 117,6 4,49 2,75
(6)