Teknik Pengambilan Sampel Analisis Data

j. Korelasi Lingkar Pinggang LP dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul RLPP terhadap HbA1c pada Staf Wanita Dewasa Sehat Universitas Sanata Dharma. k. Korelasi Lingkar Pinggang LP dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul RLPP terhadap Rasio Lipid pada Staf Pria Dewasa Sehat Universitas Sanata Dharma. l. Korelasi Lingkar Pinggang LP dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul RLPP terhadap Rasio Lipid pada Staf Wanita Dewasa Sehat Universitas Sanata Dharma. m. Laju Filtrasi Glomerulus pada Staf Pria Dewasa Sehat dengan Formula Cockcroft-Gault Standarisasi, Modification of Diet in Renal Disease dan Chronic Kidney Disease Epidemiology Collaboration di Universitas Sanata Dharma. n. Laju Filtrasi Glomerulus pada Staf Wanita Dewasa Sehat dengan Formula Cockcroft-Gault Standarisasi, Modification of Diet in Renal Disease dan Chronic Kidney Disease Epidemiology Collaboration di Universitas Sanata Dharma.

G. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian dilakukan dengan cara non- random sampling dengan jenis purposive sampling. Pengambilan sampel secara non-random merupakan teknin pengambilan sampel di mana tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sebagai responden dan terdapat kriteria inklusi dan ekslusi yang sudah ditetapkan dalam penentuan responden. Jenis purposive sampling yaitu responden dipilih berdasarkan pertimbangan yang telah ditentukan oleh peneliti sehingga diharapkan responden dapat memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian Notoatmodjo, 2010.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah timbangan dengan merk Nagako® untuk mengukur berat badan dan meteran merk Height® untuk mengukur tinggi badan responden. Pengambilan darah menggunakan jarum suntik dan pengukuran kadar HbA1c menggunakan Cobas C 581® dilakukan oleh Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.

I. Tata Cara Penelitian

1. Observasi Awal

Pada observasi awal ini dilakukan pencarian informasi mengenai jumlah staf di Universitas Sanata Dharma dan pencarian tempat yang tepat untuk mengumpulkan responden saat dilakukan penelitian serta pencarian laboratorium yang akan digunakan untuk menganalisis sampel darah responden. Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta dipilih untuk melakukan pengambilan darah dan menganalisis sampel darah responden karena laboratorium tersebut telah terakreditasi.

2. Permohonan Izin dan Kerjasama

Permohonan izin untuk melakukan penelitian ini ditujukan kepada Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta untuk memperoleh ethical clearance yang kemudian diperoleh pada tanggal 14 Agustus 2014. Hal ini bertujuan untuk memenuhi etika penelitian menggunakan sampel darah dan hasil penelitian dapat dipublikasikan. Permohonan izin kedua ditujukan kepada Wakil Rektor I Universitas Sanata Dharma. Permohonan izin ini bertujuan untuk memperoleh izin melakukan penelitian di lingkup Universitas Sanata Dharma, yang selanjutnya izin tersebut diteruskan ke Bagian Personalia untuk menggunakan responden staf di Universitas Sanata Dharma. Permohonan izin selanjutnya ditujukan kepada kepala Biro Layanan Umum untuk peminjaman ruangan yang digunakan untuk penelitian. Permohonan kerjasama untuk pengambilan dan analisis darah, diajukan ke bagian Laboratorium Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Penawaran kerjasama juga ditujukan kepada responden penelitian dengan menggunakan informed consent .

3. Pembuatan Informed Consent dan Leaflet

Pemberian leaflet bertujuan untuk membantu responden dalam memahami gambaran mengenai penelitian ini. Kontenisi dari leaflet ini antara lain yaitu tujuan penelitian, manfaat penelitian yang diterima responden, pengukuran antropometri meliputi pengukuran lingkar pinggang, rasio lingkar panggul-panggul, body fat percentage, dan body mass index, serta pemeriksaan laboratorium yang meliputi, rasio lipid, dan HbA1c. Informed consent ditujukan sebagai bukti mengenai kesediaan calon responden untuk dapat mengikuti penelitian ini secara sukarela. Pembuatan informed consent ini sesuai dengan standar yang dikeluarkan Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Setelah mendapat penjelasan responden yang bersedia mengikuti penelitian diminta untuk mengisi data berupa nama, jenis kelamin, usia, tempat tanggal lahir, alamat, nomor telepon atau handphone, dan menandatangani informed consent .

4. Pencarian Responden

Waktu pencarian responden dilakukan setelah mendapat izin penelitian dari Wakil Rektor I Universitas Sanata Dharma dan persetujuan ethical clearance dari Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Izin tersebut diteruskan ke Kepala Bagian Personalia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk meminta informasi mengenai staf yang masuk kriteria inklusi. Setelah mendapat informasi, peneliti mulai mencari staf tersebut untuk ditawari sebagai responden. Calon responden yang bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian akan diberikan informed consent , yang selanjutnya diisi oleh responden sebagai bukti kesediaannya untuk mengikuti penelitian ini. Responden juga kemudian diberi informasi mengenai tempat dan waktu pelaksanaan penelitian. Setelah melakukan pencarian ke seluruh staf berdasarkan informasi yang didapat, tidak semua staf bersedia menjadi responden karena berbagai alasan dan ada beberapa yang tidak dapat ditemui. Berdasarkan hasil pencarian yang telah dilakukan dari 194 staf pria yang berusia 40-50 tahun hanya 78 orang yang masuk dalam kriteria yang telah ditetapkan dan bersedia menjadi responden, serta menandatangani informed consent, dan hanya 66 orang yang dapat hadir pada saat penelitian.

5. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Suatu instrumen perlu dilakukan uji validitas dan reabilitas sehingga didapatkan data yang valid. Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan untuk mengukur berkali-kali memiliki hasil pembacaan yang sama Sugiyono, 2010. Instrumen yang baik adalah instrumen yang memiliki presisi, digambarkan dengan koefisien variansi CV yang baik. Suatu alat kesehatan dikatakan realibel dan memiliki presisi yang baik jika nilai CV ≤ 5 Departemen Kesehatan RI, 2011. Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini dilakukan pada timbangan berat badan merk Nagako® dan meteran merk Height® dengan jumlah replikasi pada masing-masing instrumen sebanyak lima kali. Nilai CV yang didapatkan untuk timbangan berat badan sebesar 0,455 dan nilai CV untuk meteran sebesar 0,173. Kedua instrumen ini dikatakan reliabel karena memiliki nilai CV ≤ 5. Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen Cobas C 581® yang digunakan untuk mengukur kadar HbA1c dilakukan oleh Laboratoium Patologi Klinik Rumah Sakit Betesdha Yogyakarta.

6. Pengukuran Parameter Antropometri dan Pengambilan Darah

Pengukuran parameter dilakukan pada bulan September 2014 dalam 2 tahap yaitu pada tanggal 25 September 2014 dan tanggal 26 September 2014 di Kampus II dan III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Parameter yang diukur meliputi body mass index BMI dan nilai HbA1c. Pengukuran antropometri yang dilakukan peneliti meliputi pengukuran tinggi badan dan berat badan yang digunakan untuk menghitung BMI dan pengambilan darah dilakukan oleh Laboratoium Patologi Klinik Rumah Sakit Betesdha Yogyakarta untuk memperoleh nilai HbA1c.

7. Pembagian Hasil Pemeriksaan

Setelah mendapatkan hasil pemeriksaan darah dari Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda, peneliti langsung memberikan hasil pengukuran antropometri dan analisis darah kepada responden. Peneliti juga memberikan penjelesan secara langsung kepada responden mengenai hasil pemeriksaan tersebut dan memberikan saran kepada responden jika terdapat hasil yang tidak sesuai dengan nilai normal.

J. Analisis Data

Data diolah secara statistik dengan taraf keperayaan 95 dengan menggunakan program komputerisasi. Langkah pertama yang dilakukan adalah uji normalitas data untuk melihat distribusi normal data. Data yang dianalisis meliputi usia, body mass index, dan HbA1c. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov jika sampel 50 responden, dan menggunakan uji Shapiro-Wilk jika sampel ≤ 50 responden. Suatu data yang memiliki distribusi tidak normal jika nilai p0,05. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirov karena jumlah sampel yang dihitung 50 yaitu sebanyak 63. Tabel III. Panduan Interpretasi Uji Statistik Dahlan, 2009 No Parameter Nilai Interpretasi 1. Kekuatan korelasi r 0,00-0,199 Sangat lemah 0,20-0,399 Lemah 0,40-0,599 Sedang 0,60-0,799 Kuat 0,80-1,000 Sangat kuat 2. Nilai signifikansi p p 0,05 Terdapat korelasi bermakna antara dua variabel yang diuji. p 0,05 Tidak terdapat korelasi bermakna antara dua variabel yang diuji. 3. Arah korelasi + positif Searah, semakin besar nilai satu variabel semakin besar pula nilai variabel lainnya. -negatif Berlawanan arah, semakin besar nilai satu variabel semakin kecil nilai variabel lainnya. Setelah uji distribusi normal dilakukan uji komparatif. Sebelum dilakukan uji komparatif, yang pertama kali dilakukan adalah uji normalitas antara dua kelompok data yaitu HbA1c dengan body mass index ≥ 25 kgm 2 dan HbA1c dengan body mass index 25 kgm 2 . Uji normalitas yang digunakan untuk dua kelompok data tersebut adalah uji Shapiro-Wilk karena jumlah data pada masing- masing kelompok 50. Hasilnya yaitu salah satu kelompok data tidak terdistribusi normal sehingga uji komparatif yang digunakan adalah Mann- Whitney . Pada uji komparatif, kelompok data dikatakan tidak berbeda bermakna jika nilai p0,05. Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah uji korelasi untuk data yang terdistribusi normal digunakan uji Pearson sedangkan jika data terdistribusi tidak normal menggunakan uji Spearman. Uji korelasi yang dilakukan penelitian adalah uji Pearson karena kedua kelompok data terdistribusi normal. Suatu korelasi dianggap bermakna jika nilai p0,05 Dahlan, 2009.

K. Kesulitan Penelitian