BAB V KONSEP PERANCANGAN
Dalam proses perancangan diperlukan adanya analisa dan pembuatan konsep yang didasari atas hasil analisa yang didalamnya terdapat penyelesaian -
penyelesaian terhadap permasalahan yang ada. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai analisa dan konsep rancangan yang di angkat hingga menjadi sebuah
tema dalam mendesain Rumah Sususn Sewa Bagi Pekerja Pabrik di Surabaya.
5.1 Tema Perancangan
5.1.1 Fakta
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, Rusunwa ini diperuntukan bagi buruh pabrik peserta JAMSOSTEK yang bekerja di sektor industri
Surabaya barat. Pelayanan ini pun diperuntukan bagi buruh yang memiliki ekonomi terbatas kurang dari Rp. 1.115.000,- , dan bagi buruh keluarga muda
dengan 1 atau 2 anak. Buruh pabrik bekerja berdasarkan sift siang dan malam. Sebagian besar
dari mereka menghabiskan waktu dirumah hanya untuk beristirahat dan menyiapkan diri untuk melakukan kegiatan esok hari. Sementar itu, istri para
buruh yang tidak bekerja, menghabiskan waktu untuk memasak. Selain itu mereka para istri juga menghabiskan waktu dirumah untuk berinteraksi
dengan tetangga sekitar.
5.1.2 Issue
Untuk menyediakan tempat tinggal bagi buruh bangunan dengan ekonomi terbatas dan bagi keluarga muda, diperlukan sebuah desain rumah
susun sederhana dan murah dari pemilihan material hingga harga sewa yang dibebankan pada pengguna, namun nyaman dari segi keamanan, fasilitas,
mampu meminimalisir polusi, dan thermal untuk ditempati sehingga pengguna atau penghuni betah untuk tinggal didalam unit hunian.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Untuk menunjang kehidupan dan kegiatan sehari-hari pengguna bangunan, maka perancang harus menyediakan beberapa fasilitas pendukung
dan penunjang di lingkungan site atau pun disekitar unit hunian. Melihat site perencanaan yang berdekatan dengan lokasi industri, maka dibutuhkan respon
desain untuk mengurangi polusi udara dan polusi kebisingan yang dihasilkan dari pabrik-pabrik industri tersebut maupun kebisingan dari arus lalu lintas
disekitar site.
5.1.3 Penentuan Tema Perancangan
Berdasarkan latar belakang, tujuan dan sasaran, studi kasus dan studi literatur, fakta, dan issue, maka sebuah rusunawa bagi buruh pabrik dengan
ekonomi terbatas, hendaknya memenuhi beberapa syarat, antara lain : 1. Murah pendekatan teori ekonomi :
Harga sewa yang dibebankan kepada buruh pabrik hendaknya dapat terjangkau oleh pengguna. Murah sendiri selain dari harga sewa, juga
dapat dikaitkan dengan penggunaan material dan perabot. Dalam sebuah perencanaan rumah susun sewa yang murah, material yang digunakan
haruslah menyesuaikan dengan anggaran dan feed back yang diperoleh pengembang. Tentunya pemilihan material tersebut haruslah sesuai dengan
standart konstruksi. Murah dalam pembangunan unit hunian di tunjang dari pembangunan unit hunian tanpa sekat dan dinding dalam hunian yang
tidak di plester. 2. Adaptasi terhadap lingkungan Nyaman :
Lokasi site yang berdekatan dengan kawasan industri, menyebabkan dibutuhkannya filter untuk memperoleh ketenangan dan kenyamanan saat
beristirahat didalam hunian. Selain itu, kenyamanan thermal juga sangat mempengaruhi desain dalam sebuah unit hunian, sehingga respon desain
sangat dibutuhkan dalam menata massa.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Aman : Berdasarkan sift kerja para buruh siang dan malam, tentunya faktor
keamanan menjadi hal yang penting dalam sebuah hunian. Berangkat dari fasilitas hingga penataan massa hunian, dapat mendukung faktor
keamanan ini. Dari uraian diatas, maka tema perancangan yang digunakan adalah :
“Comfortable in Simplicity”
Pengangkatan tema Comfortable in Simplicity atau kenyamanan dalam
sebuah kesederhanaan, merupakan sebuah kesimpulan dari uraian tentang syarat-syarat sebuah rusunawa sederhana yang murah.
Comfortable atau kenyamanan yang di maksud dalam perancangan ini adalah:
A. Pertama, kenyamanan pengguna saat berada di dalam hunian. Menghadirkan ruang dalam unit hunian tanpa sekat, terasa lebih fleksibel
daripada menghadirkan ruang dengan sekat-sekat. Dengan ini bisa membuat pengguna menentukan sendiri kebutuhan ruang yang ingin
digunakan. Disamping itu unit hunian dirancang memiliki banyak bukaan sebagai sistem cross ventilation. Sehingga udara di dalam ruangan bisa
terus mengalir.
Gambar 5.1 : denah massa keluarga Gambar 5.2 : denah massa bujangan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
B. Kedua, kenyamanan pengguna ditunjang pula dengan hadirnya fasilitas bersama di tiap lantai untuk digunakan menerima tamu ataupun sebagai
tempat sosialisasi dengan tetangga sekitar.
Gambar 5.3 : ruang bersama pada denah
C. Ketiga, hadirnya fasilitas pendukung di dalam site, juga mendukung kenyamanan pengguna dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Seperti
toserba, pujasera, balai kesehatan, lapangan olahraga, taman, hingga pendidikan taman kanak-kanak.
Gambar 5.4 : fasilitas pendukung didalam site
Simplicity atau kesederhanaan di deskripsikan sebagai murah, yang dimaksud di sini adalah :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
A. Pembangunan unit hunian tanpa sekat, dapat menekan biaya
pembangunan. Selain itu pengguna dapat mengatur kebutuhan ruang sesuai keinginan masing-masing.
B. Pemilihan bahan material yang murah, juga bisa menekan biaya
pembangunan. Pemilihan material tersebut harus tetap sesuai dengan standart konstruksi.
C. Penekanan biaya pembangunan bisa menggunakan teknologi yang
ada saat ini. Pemilihan bahan pra cetak pre cast dapat mengurangi biaya material juga dapat mempersingkat waktu pembangunan.
5.2 Pendekatan Teori Perancangan