BAB IV ANALISA PERANCANGAN
4.1 Analisa Site 4.1.1 Analisa Aksesibilitas
Pencapaian ke lokasi site bisa melalui dua akses jalan, diantaranya, untuk dari arah selatan bisa melalui Jl. Sawunggaling, poros Surabaya-Krian.
Sedangkan dari arah utara melalui jalan Desa Tawangsari. Aksesibilitas ke dalam site, akan di buatkan beberapa pintu masuk ME, mengingat bangunan
ini memiliki jumlah massa yang banyak, maka perlu di berikan kemudahan akses pencapaian bagi penghuni rusun.
Gambar 4.1 : Analisa Main Enterance
4.1.2 Analisa Iklim
Surabaya memiliki iklim tropis dengan intensitas suhu antara 23- 32 ºC, dengan tingkat kelembaban 65-95. Salah satu ciri yang paling tampak dari
iklim tropis yang adalah intensitas dan pantulan cahaya matahari yang kuat.
U
SITE
Sit e Ent erance m elalui JL. Saw unggaling, poros
Surabaya-Krian Sit e Ent erance m elalui
jalan Desa Taw angsari
M ain Ent erance Primar e M ain Ent er ance
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Radiasi matahari yang kuat tersebut dapat menyebabkan peningkatan suhu yang berlebihan di dalam ruangan, terutama pada siang hingga sore hari.
Sehingga dalam perancangan harus di hindari penataan massa yang menghadap
langsung arah matahari.
Gambar 4.2 : Analisa pergerakan matahari
Surabaya sendiri memiliki dua buah musim, yaitu musim kemarau yang terjadi antara bulan april-oktober, terjadi hembusan angin dari arah selatan
melalui benua australia dan bersifat kering panas, dan musim hujan yang terjadi antara bulan oktober-april, terjadi hembusan angin dari arah utara
melalui samudra atlantik dan bersifat basah dingin, untuk menegah terjadinya genangan air pada saat musim hujan, dalam perencanaan akan dibuatkan sistem
drainase yang di alirkan keluar site menuju sungai yang terletak di sebelah selatan site. Surabaya memiliki kecepatan angin antara 10-34 kmjam. Angin
berpotensi baik untuk bangunan sebagai media penghawaan alami di dalam ruangan. Oleh karena itu di usahakan agar dalam perancangan, bukaan dinding
di arahkan menghadap pola arah angin. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 4.3.
Bangunan sekitar site merupakan perumahan dengan ketinggian satu hingga dua lantai, sehingga orientasi hadap bangunan rusun dapat di arahkan
SITE
U
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
menghadap utara dan selatan. Di samping untuk menghindari cahaya matahari secara langsung ke dalam unit hunian, juga mampu memaksimalkan
penghawaan alami yang disebabkan oleh angin. Angin sendiri memiliki pola pergerakan dari suhu bertekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah, pola
pergerakan ini dapat di arahkan melalui penataan massa rusun agar angin yang masuk ke dalam site bisa maksimal.
Gambar 4.3 : Analisa pergerakan angin dan sistem drainase
4.1.3 Analisa Lingkungan Sekitar
Di dalam perancangan perlu di rencanakan point of interest atau view penangkap ke dalam site. View sendiri terbagi menjadi dua, yaitu :
1. View ke dalam View kedalam lokasi di utamakan penataan zona rumah susun yang
dominan diantara deretan bangunan fasilitas umum yang lainnya. Penataan blok rumah susun lebih dulu dihadirkan sebagai daya tarik
didalam site. Seperti terlihat pada gambar 4.4.
U
Angin Lokal
Angin Lokal Angin Musim
Angin Musim Aliran Drainase
Aliran Drainase
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. View keluar View keluar dihadapkan pada sesuatu yang menarik dari penataan ruang
luar site rumah susun. Hal ini dapat di fungsikan sebagai penempatan taman atau ruang terbuka lapangan olah raga sebagai area bersama bagi
para penghuni rusun untuk tempat bersosialisasi dengan penghuni lainnya.
Gambar 4.4 : Analisa view
Dalam menganalisa lingkungan, perlu diperhatikan pula tentang tingkat kebisingan di dalam site. Tingkat kebisingan di dapat dari kendaraan yang
melintas disekitar site. Untuk itu perlu penataan unit blok untuk diletakan menjauhi sumber kebisingan. Kelas jalan di sekitar site sendiri merupakan jalan
lokal yang hanya di lewati oleh motor dan mobil dengan tingkat kepadatan sedang.
U
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 4.5 : Analisa tingkat kebisingan
4.1.4 Analisa Zoning
Sebelum dilakukan penataan massa, sebelumnya akan dilakukan analisa penzo-ningan di dalam site untuk menentukan perletakan massa bangunan
sesuai dengan tingkat kepentingannya. Penzoningan terdiri dari tiga jenis, yaitu zona publik merupakan lokasi yang bisa dikunjungi oleh masyrakat umum
maupun penghuni rusun itu sendiri. Kemudian zona semi publik atau zona semi privat merupakan area yang tidak bisa dikunjungi oleh masyarakat umum
terkecuali memiliki kepentingan atau ijin dari penghuni atau pengurus rusun. Dan yang terakhir adalah zona privat, merupakan zona pribadi penghuni rusun
berupa unit-unit tampat tinggal.
U
Tingkat kebisingan tinggi
Tingkat kebisingan rendah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 4.6 : Analisa penzoningan
4.2 Analisa Ruang 4.2.1 Organisasi Ruang