- Schinkel dalam, Afifah Harisah Sudaryono Sastrosasmito, 2007, memperluas konsep mengenai fungsi ini dengan mempertimbangkan banyak
faktor, seperti material, organisasi ruang, konstruksi, bahkan ornamentasi yang kemudian bergeser menjadi kesederhanaan.
Dari beberapa paparan mengenai konsep fungsionalisme, dapat ditarik kesimpulan mengenai teori fungsi, antara lain :
- Dalam perancangan sebuah bangunan, menghadirkan sebuah ruang menurut kebutuhan dinilai lebih efisien dalam hal penekanan biaya pembangunan.
Selain itu bentuk bangunan harus mengikuti fungsi dari bangunan itu sendiri, atau mendasari teori form follows function.
- Selain itu, faktor kenyamanan haruslah menjadi tujuan utama dalam merencanakan sebuah desain bangunan. Kenyamanan sendiri di tunjang
mulai dari unit hunian, massablok hunian, hingga lingkungan site.
5.3 Konsep Perancangan
1. Bentuk : Pada pembangunan rumah susun ini, berpegang pada konsep
perancangan yang menitik beratkan pada murah, nyaman, dan aman. Tampilan bangunan dibuat sesuai dengan tema comfortable in simplicity,
menggunakan bentukan geometri persegi panjang. Dengan maksud agar ruang-ruang yang tercipta bisa digunakan secara optimal.
Gambar 5.5 : betuk massa bangunan
Bentuk massa berupa geometri persegi panjang.
Pada sayap bentukan dasar, terdapat fasilitas bersama
berupa ruang tangga.
Dari bentukan massa yang tergabung,
terbentuk ruang luar sebagai wadah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Tampilan : Pembangunan Rusunawa ini mengaplikasikan material batu bata yang
diekspose, dapat menambah estetika, disamping itu juga bisa menekan biaya pembangunan, karena tidak membutuhkan material semen tambahan untuk
plester dinding. Unsur garis dan kotak Fasade bangunan banyak digunakan dalam pengaplikasian fasade bangunan ini.
Gambar 5.6 : betuk fassade bangunan
3. Tatanan massa : Penataan massa pada Rusunawa ini berdiri mengikuti pola jalan yang ada
di depan site dengan massa keluarga dan fasilitas pendukung menghadap barat, sedangkan untuk massa bujangan berdiri menghadap timur. Massa
hunian memiliki 8 blok, yang terbagi atas 4 blok bujangan dan 4 blok keluarga.
Pengulangan element vertical berupa kolom
sebagai pembatas hunian. Pengulangan
bentuk kotak pada jendela dan pintu
Pengulangan unsur garis pada
sun screen sebagai
penghalang bias sinar matahari.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 5.7 : tatanan massa
4. Ruang luar : Ruang luar pada site digunakan sebagai fasilitas bersama. Seperti
lapangan olah raga dan taman. Selain itu, ruang luar juga digunakan sebagai pedestrian dan lokasi penghijauan pohon peneduh.
Gambar 5.8 : ruang luar lapangan olah raga dan pohon peneduh
Area terbuka rg. Luar blok
Publik area
Massa bujangan Massa bujangan
Massa keluarga Massa keluarga
Orientasi hadap bangunan.
Massa bangunan berorientasi menghadap ruang luar blok. Dengan bentuk massa keluarga membentuk huruf U. hal ini bertujuan agar terciptanya privasi
dalam lingkungan hunian. Massa bujangan berdiri di di sebelah barat site, sedangkan massa keluarga berdiri di sebelah timur. Dan untuk area publik
berada di tengah- tengah site.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5. Interior : Interior unit hunian dibangun tanpa menggunakan sekat dan
menggunakan bata ekspose. Hal ini bertujuan untuk menekan biaya pembangunan, selain itu, dengan ruang seperti ini, penghuni bisa menata
ruangan sesuai kebutuhan.
Gambar 5.9 : denah dan sketsa interior
Denah unit hunian tanpa sekat
Dinding menggunakan bata
ekspose
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB VI APLIKASI PERANCANGAN