RUMAH SUSUN SEWA BAGI PEKERJA PABRIK DI SURABAYA.

(1)

TUGAS AKHIR

RUMAH SUSUN SEWA BAGI PEKERJA PABRIK

DI SURABAYA

DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN UNTUK MEMPEROLEH GELAR S-1

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

Diajukan Oleh :

BUYUNG HADY SAPUTRA

055 10 100 32

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(2)

TUGAS AKHIR

RUMAH SUSUN SEWA BAGI PEKERJA PABRIK

DI SURABAYA

Disusun Oleh :

BUYUNG HADY SAPUTRA

055 10 100 32

Telah Dipertahankan Didepan Tim Penguji Pada Tanggal : 31 Juli 2012

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik (S-1)

Tanggal : 17 September 2012

Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Pembimbing I

DR. Ir. PANCAWATI DEWI, MT. NPT. 3 6705 94 0033 1

Pembimbing II

Ir. SRI SURYANI Y. W., MT. NIP. 19670722 199303 2 00 2

Penguji I

Ir. NINIEK ANGGRIANI, MTP. NIP. 19580124 198703 2 001

Penguji II

Ir. SYAIFUDDIN ZUHRI, MT. NIP. 19621019 199403 1 00 1

Penguji III

HERU SUBIYANTORO, ST., MT. NPT. 3 7102 96 0061 1

Ir. NANIEK RATNI JAR, M. Kes. NIP. 19590729 198603 2 001 Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT utnuk segala berkat, rahmat dan karunia yang diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Proposal Tugas Akhir jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN”, Jawa Timur.

Proposal Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara garis besar mengenai lingkup perancangan pada proyek yang akan dikerjakan. Adapun judul laporan tersebut, yaitu :

“RUMAH SUSUN SEWA BAGI PEKERJA PABRIK DI SURABAYA”, sebuah judul yang didasari oleh kebutuhan akan tempat tinggal yang mampu mewadahi bagi para pekerja pabrik di Surabaya yang belum memiliki tempat tinggal yang layak ataupun pekerja pabrik yang berasal dari luar kota Surabaya, yang ingin memiliki tempat tinggal yang dekat dengan tempat mereka bekerja.

Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, saya menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan serta pengarahan kepada kami dalam menyelesaikan laporan Proposal Tugas Akhir ini. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya kami tujukan kepada :

1. Ayah dan Ibu Tercinta yang selalu memberikan dukungan, doa, dan kasih sayang yang tak’kan mungkin bisa terbalaskan. Serta kesabaran beliau dalam membimbing penulis untuk meraih gelar Sarjana ini.

2. Ibu Dr. Ir. Pancawati Dewi, MT. Selaku Ketua Jurusan Teknik Arsitektur, Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur dan sebagai Dosen Pembimbing I.

3. Ibu Ir. Sri Suryani Yuprapti W, MT. Selaku Dosen Pembimbing II dan moderator yang selalu membantu penulis dan memberikan pengarahan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(4)

4. Ibu Ir. Eva Elviana, yang selalu memberikan gambaran obyektif terhadap permasalahan real proyek sejak awal penyusunan Tugas Akhir.

5. Ibu Ir. Niniek Annggriani, MTP, selaku Dosen Penguji I. 6. Bapak Ir, Syaifuddin Zuhri, MT. selaku Dosen Penguji II. 7. Bapak Heru Subiantoro, ST, MT. selaku Dosen Penguji III. 8. Rico Sanjaya ’05, yang membantu dalam menyelesaikan 3D.

9. Adit (Ipang) ’08 dan team Rewel Maket yang membantu membuat maket. 10. Teman-teman seperjuangan di ruang Tugas Akhir tahun 2012 dan

teman-teman yang selalu memberi dukungan.

11. Dan segenap Dosen Jurusan Teknik Arsitektur UPN atas segala bimbingan ilmu dan bantuan selama proses perkuliahan.

Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca. Dan saya selaku penulis mengucapkan terima kasih.

Surabaya 17 September 2012

Penyusun

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(5)

RUMAH SUSUN BAGI PEKERJA PABRIK

DI SURABAYA

Buyung Hady Saputra 0551010032

ABSTRAK

Surabaya sebagai salah satu kota yang berkembang pesat setelah Jakarta, memiliki angka urbanisasi yang tinggi. Tujuan mereka masuk ke Surabaya adalah karena membaiknya fasilitas Surabaya dalam bidang pekerjaan. Namun pada kenyataan, membaiknya fasilitas dalam bidang pekerjaan, tidak dibarengi oleh membaiknya upah yang akan mereka terima. Minimnya upah yang diterima, menyebabkan para buruh tidak dapat mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari, termasuk kebutuhan akan tempat tinggal. Kebutuhan tempat tinggal yang dibutuhkan oleh buruh pabrik, mendorong PT. JAMSOSTEK yang bekerja sama dengan Pemerintah Kota Surabaya untuk menyediakan rusunawa bagi para buruh tersebut.

Perencanaan pembangunan Rusunawa ini menggunakan dua metode pengumpuan data. Yang pertama menggunakan refrensi dari beberapa literatur tentang peraturan pembangunan rusun dan persyaratan teknis pembangunan rumah susun. Kemudian menggunakan Studi Kasus sebagai media pertimbangan mendesain dalam menentukan luasan ruang yang optimal dalam sebuah rusun, dan menghadirkan fasilitas pendukung untuk menunjang kebutuhan penghuni dalam sebuah kompleks rumah susun. Metode perancangan yang digunakan dalam merancangan bangunan Rusunawa ini menggunakan teori fungsi (Stieglitz ; dalam, Afifah Harisah & Sudaryono Sastrosasmito, 2007). Dimana teori fungsi tersebut digunakan dengan tujuan memenuhi beberapa kriteria, diantaranya murah (pemilihan bahan material dan biaya sewa), nyaman dari segi psikologis (penghawaan, pencahayaan, bebas polusi suara dan udara), dan aman (kebutuhan bagi buruh yang bekerja dengan sistem sift).

Hasil dari perancangan ini menghadirkan Rusunawa yang mampu mewadahi kebutuhan buruh akan tempat tinggal yang murah ; dengan pemilihan material yang murah namun sesuai standart konstruksi, dan pembangunan unit hunian tanpa sekat sehingga dapat meminimalisir biaya pembangunan, nyaman ; meminimalisir gangguan polusi udara dan polusi suara akibat aktifitas pabrik , dan aman ; menata massa bangunan dengan tidak menghadirkan gang-gang sempit dan kemudahan pencapaian massa hunian. Perancangan ini juga menghadirkan beberapa fasilitas pendukung berupa taman kanak-kanak, pujasera, toserba, dan balai kesehatan.

Kata Kunci : Murah, Nyaman, Aman.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(6)

DAFTAR ISI

halaman

Lembar Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Kata Pengantar ... iii

Abstrak ... v

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... ix

Daftar Gambar ... x

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan dan Sasaran ... 4

1.3 Batasan dan Asumsi ... 4

1.4 Tahapan Perancangan ... 5

1.5 Sistematika Laporan ... 6

BAB II TINJAUAN OBJEK PERANCANGAN ... 7

2.1 Tinjauan Umum Perancangan ... 7

2.1.1 Pengertian Judul ... 7

2.1.2 Studi Literatur ... 7

2.1.3 Studi Kasus ... 13

2.1.4 Analisa Hasil Studi ... 21

2.2 Tinjauan Khusus Perancangan ... 22

2.2.1 Penekanan Perancangan ... 22

2.2.2 Lingkup Pelayanan ... 22

2.2.3 Aktifitas dan Kebutuhan Ruang ... 22

2.2.3.1 Pengguna Bangunan ... 23

2.2.3.2 Aktifitas dan Kebutuhan Ruang ... 23

2.2.4 Perhitungan Luas Bangunan... 25 Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(7)

BAB III TINJAUAN LOKASI PERANCANGAN... 29

3.1 Latar Belakang Pemilihan Lokasi ... 29

3.2 Penetapan Lokasi... 30

3.3 Kondisi Fisik Lokasi... 33

3.3.1 Exsiting Site ... 33

3.3.2 Aksesibilitas ... 33

3.3.3 Potensi Lingkungan ... 34

3.3.4 Infrastruktur Kota ... 34

3.3.5 Peraturan Bangunan Setempat ... 35

BAB IV ANALISA PERANCANGAN ... 37

4.1 Analisa Site ... 37

4.1.1 Analisa Aksesibilitas... 37

4.1.2 Analisa Iklim ... 39

4.1.3 Analisa Lingkungan Sekitar ... 36

4.1.4 Analisa Zoning ... 41

4.2 Analisa Ruang ... 42

4.2.1 Organisasi Ruang ... 42

4.2.2 Hubungan Ruang dan Sirkulasi ... 44

4.2.3 Diagram Abstrak... 45

4.3 Analisa Bentuk dan Tampilan ... 45

4.3.1 Analisa Bentuk Massa Bangunan ... 45

4.3.2 Analisa Tampilan ... 46

BAB V KONSEP PERANCANGAN ... 47

5.1 Tema Perancangan ... 47

5.1.1 Fakta ... 47

5.1.2 Issue ... 47

5.1.3 Penentuan Tema Perancangan ... 48

5.2 Pendekatan Teori Perancangan ... 51

5.3 Konsep Perancangan ... 52

BAB VI APLIKASI PERANCANGAN ... 56

6.1 Aplikasi Perancangan Bentuk ... 56

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(8)

6.2 Aplikasi Perancangan Tapak ... 57

6.2.1 Tatanan Massa ... 57

6.2.2 Ruang Luar ... 58

6.3 Sirkulasi ... 58

6.3.1 Sirkulasi Hunian ... 58

6.3.2 Sirkulasi Site ... 60

6.4 Interior ... 60

6.5 Sistem Penghawaan ... 61

6.6 Sistem Pencahayaan ... 62

PENUTUP ... 63 DAFTAR PUSTKA

LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(9)

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 1.1 Jumlah Industri di Surabaya Barat Tahun 2008 ... 2

Tabel 1.2 Jumlah Tenaga Kerja Industri di Surabaya Barat Tahun 2008 ... 2

Tabel 1.3 Rumah Susun Yang Ada di Surabaya ... 3

Tabel 2.1 Hasil Perbandingan Studi Kasus ... 21

Tabel 2.2 Estimasi Perhitungan Luasan Hunian dan Fasilitas Penunjang ... 26

Tabel 3.1 Perbandingan Pemilihan Lokasi Proyek ... 24

Tabel 3.1 Perbandingan pemilihan lokasi proyek ... 29

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Lokasi Rusun PenjaringanSari ... 13

Gambar 2.2 Tampak Rusun PenjaringanSari ... 14

Gambar 2.3 Tatanan Massa Rusun PenjaringanSari ... 15

Gambar 2.4 Sketsa Denah Rusun PEnjaringanSari... 15

Gambar 2.5 Musholla ... 16

Gambar 2.6 Saft Sampah di Tiap Lantai ... 16

Gambar 2.7 Balai RW ... 16

Gambar 2.8 Lokasi Rusun Urip Sumoharjo ... 17

Gambar 2.9 Sketsa Rusun Urip Sumoharjo ... 18

Gambar 2.10 Tatanan Massa Rusun Urip Sumoharjo ... 19

Gambar 2.11 Hydrant dan Saft Plumbing ... 20

Gambar 2.12 Parkir Motor dan Musholla... 20

Gambar 2.13 Bentuk Balkon dan Ruang Jemur ... 20

Gambar 3.1 Salah Satu Industri Yang Berada di Warugunung ... 31

Gambar 3.2 Lokasi Proyek Pembangunan Rusun ... 32

Gambar 3.3 Kondisi Site Berupa Lahan Kosong ... 33

Gambar 3.4 Aksesibilitas Dari Arah Utara ... 34

Gambar 3.5 Aksesibilitas Dari Arah Selatan ... 34

Gambar 3.6 Travo Listrik di Dalam Site ... 35

Gambar 3.7 Sungai Sebagai Pembuangan Drainase ... 35

Gambar 4.1 Analisa Main Enterance ... 37

Gambar 4.2 Analisa Pergerakan Matahari ... 38

Gambar 4.3 Analisa Pergerakan Angin dan Sistem Drainse ... 39

Gambar 4.4 Analisa View... 40

Gambar 4.5 Analisa Tingkat Kebisingan ... 41

Gambar 5.6 Analisa Penzoningan ... 42

Gambar 4.7 Organisasi Ruang Secara Makro ... 43 Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(11)

Gambar 4.8 Pola Huningan Ruang Secara Makro (Dalam Site) ... 44

Gambar 4.9 Pola Hubungan Ruang Secara Mikro ... 44

Gambar 4.10 Diagram Abstrak Organisasi Ruang Unit Hunian ... 45

Gambar 4.11 Contoh Bangunan Rumah Susun Berarsitektur Tropis ... 46

Gambar 4.12 Tampilan Rumah Susun PenjaringanSari ... 46

Gambar 5.1 Denah Massa Keluarga ... 49

Gambar 5.2 Denah Massa Bujangan ... 49

Gambar 5.3 Ruang Bersama Pada Denah ... 50

Gambar 5.4 Fasilitas Pendukung Didalam Site ... 50

Gambar 5.5 Bentuk Massa Bangunan ... 52

Gambar 5.6 Bentuk Fasade Bangunan ... 53

Gambar 5.7 Tatanan Massa ... 54

Gambar 5.8 Ruang Luar Berupa Lapangan Olah Raga dan Pohon Peneduh 54 Gambar 5.9 Denah dan Sketsa Interior ... 55

Gambar 6.1 Tampak Massa Keluarga ... 56

Gambar 6.2 Tampak Massa Bujangan ... 56

Gambar 6.3 Tatanan Massa ... 57

Gambar 6.4 Tampak Site ... 57

Gambar 6.5 Ruang Luar ... 58

Gambar 6.6 Denah Massa Keluarga ... 59

Gambar 6.7 Sirkulasi Site ... 60

Gambar 6.8 Interior Unit Keluarga ... 60

Gambar 6.9 Interior Unit Bujangan ... 61

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Surabaya sebagai salah satu kota yang berkembang pesat setelah Jakarta, memiliki angka urbanisasi yang tinggi. Seperti dikutip dari harian Jawa Pos, senin 18 juli 2011 disebutkan, setiap hari penduduk kota Surabaya bertambah 203 jiwa (selengkapnya tertera pada lampiran). Angka tersebut adalah angka yang sangat tinggi dan memegang rekor di Indonesia. Jika di jumlah dalam satu tahun, maka pertambahan penduduk Surabaya mencapai angka 74.095 jiwa pertahun. Tujuan mereka masuk ke Surabaya adalah karena membaiknya fasilitas Surabaya dalam bidang pekerjaan. Namun pada kenyataan, membaiknya fasilitas dalam bidang pekerjaan, tidak dibarengi oleh membaiknya upah yang akan mereka terima. Bahkan di beberapa sektor pekerjaan membayar upah buruh sebesar Rp. 675.000. Jauh di bawah standart UMR yang besarnya Rp. 1.115.000,-. Minimnya upah yang diterima, menyebabkan para buruh tidak dapat mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari, termasuk kebutuhan akan tempat tinggal. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal, mereka menyewa rumah petak sederhana yang dekat dengan tempat kerja dan biaya yang rendah. Umumnya wilayah tempat tinggalnya merupakan kampung yang padat dan kumuh yang terletak di sekitar pabrik.

Salah satu alternatif untuk memecahkan masalah harga lahan yang berimbas pada susahnya penyediaan perumahan di perkotaan adalah dengan membangun model hunian vertikal berupa bangunan rumah susun. Penyediaan rumah susun bagi masyarakat menengah kebawah khususnya pekerja pabrik, merupakan cara paling efisien untuk memenuhi masalah kebutuhan tempat tinggal.

Industri di Surabaya bagian barat sangat pesat, namun perkembangan perumahan cukup lambat jika dibandingkan dengan Surabaya bagian timur, hal ini membuktikan bahwa di Surabaya bagian barat masih banyak lahan-lahan hunian

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(13)

yang dapat dimanfaatkan. Dan pembangunan rusun dapat dijadikan alternatif pemecahan masalah kepadatan penduduk yang sudah merambah ke wilayah ini. Sebelum terjadi perkembangan perumahan secara besar-besaran dan tidak tertata, ada baiknya pemerintah mempertimbangkan sisi positifnya pembangunan rusun ini yang dikembangkan oleh pihak swasta bagi pekerja di sektor industri barang dan jasa.

Tabel 1.1 : Jumlah industri di Surabaya barat tahun 2008

Kecamatan Sub district Surabaya barat

Jenis industri

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Tandes 2 1 3 4 2 5 1 2 1 3 1

Sukomanunggal 1 1 2 1 2 4 2 3 1 2 1

Asemworo 5 2 1 1 1 4 4 1 1 1 3

Benowo 3 1 3 2 1 2 4 1 1 2 3

lakasantri 1 0 3 1 2 0 1 0 0 2 3

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Surabaya

Keterangan : 1: makanan dan minuman 5: kulit dan barang dari kulit 9: batu bara 2 : tembakau 6: kayu dan barang dari kayu 10: barang kimia 3: tekstil 7: kertas 11: barang karet 4: pakaian jadi 8: percetakan

Dari tabel 1.1, terlihat banyaknya pabrik yang berada dalam kawasan perencanaan. Hal ini menyebabkan pertumbuhan penduduk meningkat dari tahun ke tahun.

Table 1.2 : Jumlah tenaga kerja industri di Surabaya barat tahun 2008

kecamatan Sub district Surabaya barat

Jenis industri

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Tandes 800 250 960 450 150 100 504 2540 2400 300 654

Sukomanunggal 124 200 256 125 254 400 202 354 196 236 146

Asemworo 502 265 159 1100 138 250 425 151 1098 168 387

Benowo 302 100 325 242 165 281 479 125 112 213 335

lakasantri 190 0 310 150 200 0 125 0 0 242 354

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Surabaya

Keterangan : 1: makanan dan minuman 5: kulit dan barang dari kulit 9: batu bara 2 : tembakau 6: kayu dan barang dari kayu 10: barang kimia 3: tekstil 7: kertas 11: barang karet 4: pakaian jadi 8: percetakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(14)

Dari data-data di atas menunjukan tingginya tingkat pekerja yang berada di kawasan Surabaya barat. Hal ini berkaitan dengan kepadatan penduduk yang seringkali menyita lahan, sehingga ruang sebagai tempat tinggal menjadi terbatas dan berdesakan. Terlebih adanya masyarakat pendatang yang sulit terbendung kehadirannya.

Adanya pendatang yang tinggal dalam waktu yang tidak pendek dan bahkan telah pindah sebagai warga karena telah bekerja, membuat betapa pentingnya rumah susun dibangun di kawasan ini. Setidaknya menyediakan bagi masyarakat menengah kebawah. Kebutuhan tempat tinggal yang dibutuhkan oleh buruh pabrik, mendorong PT. JAMSOSTEK yang bekerja sama dengan Pemerintah Kota Surabaya untuk menyediakan rusunawa bagi para buruh tersebut.

Pemerintah kota Surabaya sendiri sudah memiliki beberapa rusunawa yang tersebar di beberapa tempat. Seperti pada tabel 1.3 berikut.

Table 1.3 : Rumah Susun Yang Ada Di Surabaya

NO Lokasi

rusun

1 Penjaringan Sari 4 lantai

3 blok

2 Dupak 3 lantai

6 Blok

3 Sombo 4 lantai

10 blok

4 Urip Sumoharjo 4 lantai

3 blok

5 WaruGunung I 2 blok

Sumber : Dinas Tanah dan Bangunan Kota Surabaya

Penyediaan pemukiman berupa rumah susun yang ditujukan bagi konsumen golongan menengah kebawah seperti pekerja pabrik, menjadi salah satu alternatif yang efisien untuk menyikapi konflik kebutuhan perumahan ditinjau dari nilai lahan Kota Surabaya yang sangat tinggi.

Rusun ini dibangun untuk buruh pabrik membutuhkan lokasi dekat dengan tempat mereka berkerja di sektor industri di Surabaya Barat. Sedangkan masalah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(15)

tarif sewa akan di tentukan kemudian sesuai dengan keputusan pemerintah dan PT. JAMSOSTEK.

PT. JAMSOSTEK sendiri berencana membangun rusun tersebut dengan asumsi terdiri dari 8 blok hunian, setiap blok memiliki hunian 80-90 unit, masing-masing blok terdiri dari 4 lantai, dan terbangun di lahan 2,8 Ha.

1.2 Tujuan dan Sasaran Tujuan :

- Merencanakan rumah susun untuk para buruh peserta JAMSOSTEK yang masih bujangan maupun bagi yang memiliki keluarga kecil (1-2 orang anak).

- Menyediakan rumah susun yang murah dari segi tarif sewa dan pemilihan material, rumah susun yang nyaman (penghawaan dan pencahayaan, bebas polusi meski berdekatan dengan lokasi industri), dan rumah susun yang aman ditinjau dari sistem kerja buruh yang bekerja sift membutuhkan rasa aman saat menuju lokasi kerja maupun saat pulang

Sasaran :

- Memenuhi kebutuhan hunian yang layak bagi buruh industri peserta JAMSOSTEK yang berpenghasilan rendah di perkotaan.

- Menyediakan tempat tinggal bagi buruh industri khususnya di Surabaya Barat.

- Meningkatkan kualitas hunian padat di lokasi yang berdekatan dengan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi.

1.3 Batasan dan Asumsi

Batasan obyek perancangan rumah susun ini, diperuntukan bagi buruh pabrik yang bekerja di sektor industri di Surabaya barat, khususnya bagi peserta JAMSOSTEK. Perancangan nantinya haruslah dengan pertimbangan lingkungan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(16)

sekitar. Fasilitas penunjang di tetapkan berdasarkan studi banding dan hasil pengamatan hunian serupa.

Perencanaan pembangunan rumah susun ini akan dibangun 8 blok yang berdiri dalam lahan seluas ± 2,8 Ha. Yang tiap bloknya terdiri dari 80-90 hunian, dan bagi pekerja lajang, tiap hunian mampu menampung hingga 2 orang. Rusun ini akan dilengkapi fasilitas air PDAM, listrik dan telepon. Di dalam site akan dibangun pula fasilitas kesehatan, balai RW, balai pertemuan, tempat parkir, tempat bermain anak, dan lainnya sebagai fasilitas penunjang.

1.4 Tahapan Perancangan

Tahapan-tahapan perancangan yang dilakukan adalah : 1. Interpretasi Judul

Mempresentasikan judul secara obyektifitas, yaitu pengertian judul, latar belakang, tujuan, manfaat, fungsi, sasaran, dan lain-lain.

2. Metode Pengumpulan Data  Studi Literatur dan Studi Kasus

Suatu metode untuk memperoleh informasi dari hasil penelusuran literatur dan studi kasus serupa yang merupakan kajian/ penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Baik berupa buku, majalah, artikel, maupun penelitian langsung dilapangan. Dengan cara mencari sumber-sumber yang berkaitan langsung dengan objek perencanaan yang bertujuan untuk dijadikan panduan atau pedoman dalam perancangan.  Survey Lokasi

Kegiatan mengumpulkan data mengenai luas lahan, kondisi sekitar site, dan keadaan lahan sebenarnya untuk dilakukan kajian terhadap perancangan.

 Wawancara

Suatu metode yang dilakukan dengan pihak-pihak yang cukup mengerti dalam perencanaan proyek untuk digunakan sebagai acuan dalam perancangan. Wawancara pun dilakukan oleh penduduk rusun Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(17)

lain untuk memperoleh informasi tentang kebutuhan penghuni rusun dan mengetahui keadaan rusun yang sudah ada. Data-data tersebut kemudian digunakan sebagai acuan dalam perancangan agar bisa lebih baik.

1.5 Sistamatika Laporan

Untuk menunjang pembahasan Rumah Susun Sewa Bagi Pekerja Pabrik ini, maka dibuat sistematika penulisan yang disusun mulai dari tinjauan umum hingga tinjauan khusus dengan garis besar penyusunan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Membahas mengenai latar belakang perancangan, maksud dan tujuan, lingkup perancangan, metode perancangan, dan sistematika laporan.

BAB II : TINJAUAN OBJEK PERANCANGAN

Membahas tentang pengertian judul yang berisi tinjauan terhadap hunian itu sendiri dan pengertian dari rumah susun sewa bagi pekerja pabrik di surabaya.

BAB III : ANALISA PERANCANGAN

Membahas segala aspek perancanaan Rumah Susun Sewa Bagi Pekerja Pabrik yang terdiri dari latar belakang pemilihan lokasi, penetapam lokasi dan keadaan lokasi.

BAB IV : PENDEKATAN PERANCANGAN

Membahas mengenai pemahaman konsep perancangan yang dipakai dan aplikasinya dalam wujud bangunan fisiknya. Lalu dilanjutkan mengenai sistem struktur dan utilitas yang dipakai.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(18)

BAB II

TINJAUAN OBJEK PERANCANGAN

2.1 Tinjauan Umum Perancangan

Didalam sub bab ini, akan membahas tentang pengertian judul, studi literatur, studi kasus, dan analisa hasil studi.

2.1.1 Pengertian judul

Pengertian judul Rumah Susun Sewa Bagi Pekerja Pabrik Di Surabaya Barat adalah sebagai berikut :

Rumah Susun sewa adalah Bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam satu lingkungan, merupakan satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi bagian bersama (UU Nomer : 16 Tahun 1985 Tentang Rumah Susun), dengan menggunakan sistem (pembayaran) sewa sebagai hak untuk menggunakan unit-unit hunian.

Jadi pengertian judul proyek “Rumah Susun Sewa Bagi Pekerja Pabrik Di Surabaya” adalah pembangunan unit-unit rumah tinggal dalam beberapa massa bangunan, di dalam satu lingkungan, yang tersusun secara vertical dan mendatar untuk memenuhi kebutuhan perumahan bagi buruh pabrik peserta JAMSOSTEK di Surabaya dengan menggunakan sistem sewa sebagai sistem pembayaran dan penggunaan unit-unit hunian.

2.1.2 Studi Literatur

A. Undang-Undang Pemerintah Tentang Rumah Susun

Dalam studi literatur, dapat dijelaskan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan materi obyek rancangan. Sehingga dapat memperjelas maksud dari rancangan tersebut. Studi literatur ini bersifat non arsitektural yang bersumber dari buku atau refrensi serupa dengan objek perancangan. Pada studi literatur disini, data-data diambil dari internet, yaitu mengenai hal-hal yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(19)

berhubungan dengan rumah susun yang sesuai dengan proyek yang akan dilaksanakan.

a. Jenis Rumah Susun Berdasarkan Ketinggian dibedakan menjadi : - High Rise apatement dengan jumlah lantai mencapai 40 lantai.

- Medium Rise apartement dengan jumlah lantai antara 6 sampai 9 lantai - Low Rise apartement dengan jumlah lantai antara 4 sampai 6 lantai. - Maisonette dengan jumlah lantai kurang dari 6 lantai

Dari studi mengenai jenis rumah susun berdasarkan keinggiannya, rumah susun yang direncanakan masuk dalam kategori maisonette karena hanya memiliki ketinggian 4 lantai seperti yang di tekankan oleh PT. JAMSOSTEK.

b. Jenis Rumah Susun Berdasarkan Sistem kepemilikan :

- Rental (sewa) : penghuni hanya menyewa rumah susun dengan cara membayar sewa setiap bulannya. Ini lah sistem yang akan digunakan di dalam rumah susun yang akan di rencanakan.

- Kooperatif (jual Beli) : penghuni membeli rumah susun dan selanjutnya unit rumah susun tersebut menjadi milik penghuni.

- Kondominium (sewa beli) : penghuni awalnya membayar uang sewa per bulan yang selanjutnya sampai uang sewa tersebut berakhir, maka unit rumah susun menjadi milik penghuni (sistem angsuran).

(sumber : google.com/jenis_rumah_susun)

Rumah susun yang akan direncanakan yaitu rusun jenis maisonette yang memiliki ketinggian kurang dari 4 lantai, menggunakan sistem sewa sebagai hak guna unit hunian (bangunan), dan merupakan rumah susun yang dibangun oleh pihak swasta untuk memenuhi kebutuhan perumahan bagi pekerja pabrik.

Didalam perancangan rumah susun, harus memperhatikan beberapa aspek teknis pembangunan. Berdasarkan Penjelasan Pasal 6 ayat (1) UU No. 16/1985, persyaratan teknis tersebut meliputi :

1. Struktur Bangunan 2. Utilitas

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(20)

3. Kenyamanan, keamanan, keselamatan 4. Kelengkapan prasarana dan fasilitas

5. Dan hal-hal lain yang berhubungan dengan rancangan bangunan

PP No. 4/1988 juga mengatur mengenai persyaratan teknis pembangunan rumah susun, antara lain meliputi:

1. Ruang

Semua ruang yang dipergunakan untuk kegiatan sehari-hari harus mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung dengan udara dan pencahayaan secara alami dalam jumlah yang cukup.

2. Struktur, komponen, dan bahan bangunan

Rumah susun harus direncakanan dan dibangun dengan struktur, komponen, dan penggunaan bahan bangunan yang memenuhi persyaratan konstruksi sesuai dengan standar yang berlaku.

3. Kelengkapan rumah susun

Rumah susun harus dilengkapi dengan: jaringan air bersih, jaringan listrik, jaringan gas, saluran pembuangan air hujan, saluran pembuangan air limbah, saluran dan/atau tempat pembuangan sampah, tempat untuk kemungkinan pemasangan jaringan telepon dan alat komunikasi lainnya, alat transportasi yang berupa tangga, lift atau eskalator, pintu dan tangga darurat kebakaran, tempat jemuran, alat pemadam kebakaran, penangkal petir, alat/sistem alarm, pintu kedap asap pada jarak-jarak tertentu, dan generator listrik untuk rumah susun yang menggunakan lift.

4. Satuan rumah susun

Satuan rumah susun dapat berada pada permukaan tanah, di atas atau di bawah permukaan tanah, atau sebagian di bawah dan sebagian di atas permukaan tanah. Rumah susun juga harus mempunyai ukuran standar yang dapat dipertanggungjawabkan,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(21)

memenuhi persyaratan sehubungan dengan fungsi dan penggunaannya, serta harus disusun, diatur, dan dikoordinasikan untuk dapat mewujudkan suatu keadaan yang dapat menunjang kesejahteraan dan kelancaran bagi penghuni dalam menjalankan kegiatan sehari-hari untuk hubungan ke dalam dan ke luar.

5. Bagian bersama dan benda bersama

bagian bersama yang berupa ruang untuk umum, ruang tangga, lift, selasar, harus mempunyai ukuran yang dapat memberikan kemudahan bagi penghuni dalam melakukan kegiatan sehari-hari baik dalam hubungan sesama penghuni, maupun dengan pihak-pihak lain. benda bersama harus mempunyai dimensi, lokasi, kualitas, kapasitas yang dapat memberikan keserasian lingkungan guna menjamin keamanan dan kenikmatan para penghuni.

6. Kepadatan dan tata letak bangunan

Kepadatan bangunan dalam lingkungan harus

memperhitungkan dapat dicapainya optimasi daya guna dan hasil guna tanah. Tata letak bangunan harus menunjang kelancaran kegiatan sehari-hari dan harus memperhatikan penetapan batas pemilikan tanah bersama, segi-segi kesehatan, pencahayaan, pertukaran udara, serta pencegahan dan pengamanan terhadap bahaya yang mengancam keselamatan penghuni, bangunan, dan lingkungannya.

7. Prasarana lingkungan

Lingkungan rumah susun harus dilengkapi dengan prasarana lingkungan yang berfungsi sebagai penghubung untuk keperluan kegiatan sehari-hari bagi penghuni, baik ke dalam maupun ke luar dengan penyediaan jalan setapak, jalan kendaraan, dan tempat parkir. 8. Fasilitas bangunan

Dalam rumah susun dan lingkungannya harus disediakan ruangan-ruangan dan/atau bangunan untuk tempat berkumpul, melakukan kegiatan masyarakat, tempat bermain bagi anak-anak,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(22)

dan kontak sosial lainnya serta ruangan dan/atau bangunan untuk pelayanan kebutuhan sesuai standar yang berlaku.

Sumber:http://www.hukumproperti.com/persyaratan-administrastif-dan-teknis-pembangunan-rumah-susun/

Dari uraian di atas dapat disimpulkan, jika dalam pembangunan rumah susun, hendaknya memperhatikan aspek dari fisik bangunan itu sendiri. Terutama dalam pemilihan bahan bangunan yang sesuai dengan standart yang berlaku, Daya tahan bahan bangunan harus sangat diperhatikan, karena bangunan ini digunakan dalam jangka waktu yang panjang.

Selain itu, fasilitas penunjang juga menjadi sebuah perhatian penting dalam perencanaan rumah susun. Fasilitas penunjang erat kaitannya dengan fasilitas bangunan. Fasilitas penunjang berperan penting dalam kenyamanan dan keamanan penghuni rusun.

B. PT. JAMSOSTEK

Jamsostek Siap Bangun Rusun Pekerja Surabaya

SURABAYA (Suara Karya): PT Jamsostek siap mendukung pembiayaan dalam pembangunan rumah susun (rusun) sewa untuk para pekerja yang rencananya akan dibangun di Surabaya Barat. Selain untuk meningkatkan kesejahteraan para pekerja peserta Jamsostek, ini juga bisa membantu memecahkan kasus kecelakaan kerja yang banyak terjadi di jalan, sekaligus membantu mengurangi lalu lintas yang kian parah di Surabaya.

Menurut Kepala Jamsostek Kantor Wilayah (Kanwil) VI Djunaedi, Jamsostek sudah berkoordinasi dengan Gubernur Jatim Soekarwo terkait rencana pembangunan rumah untuk pekerja. Mengacu hasil survei yang dilakukan, rusun akan dibangun di Surabaya Barat. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada pertimbangan banyaknya kawasan industri di Surabaya bagian barat. Para pekerja yang selama ini tinggal dengan mengontrak rumah atau kos di Surabaya bagian timur atau selatan nantinya bisa tertampung di rusun tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(23)

Dia menjelaskan, saat ini, pemerintah daerah menyatakan kesanggupannya menyediakan lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan rusun sebanyak delapan blok kembar ini. Sedangkan pihak Jamsostek akan menjamin penuh seluruh biaya pembangunan itu. Rusun ini akan dibangun untuk pekerja lajang dan sudah berkeluarga kecil. Khusus untuk lajang, setiap unit rumah susun bisa menampung dua hingga empat orang tenaga kerja. Di sisi lain, pinjaman uang muka perumahan (PUMP) yang disalurkan Jamsostek Kanwil VI sudah melebihi target. Dari total anggaran yang disediakan sebanyak Rp 12,5 miliar untuk 625 unit rumah, hingga September 2010 ini sudah disalurkan Rp 13,5 miliar untuk membantu pembelian 674 unit rumah.

Di tempat terpisah, kemudahan diberikan Jamsostek kepada peserta melalui trauma center terkait kasus kecelakaan kerja yang dialami pekerja peserta. Mereka bisa langsung mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa harus mengeluarkan biaya apa pun. Program ini disosialisasikan kepada perusahaan-perusahaan di Kota Tegal. "Selama ini, mereka harus mengeluarkan biaya sendiri, baru diklaim," kata Aris Priyo Wibowo, Kepala Bidang Pelayanan Jamsostek Cabang Tegal.

Dengan trauma center, mereka bisa langsung mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa harus banyak pertimbangan. Program ini bisa dinikmati semua peserta dengan biaya maksimal Rp 12 juta. Jamsostek sudah bekerja sama dengan sejumlah rumah sakit di Kota Tegal, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Brebes, di antaranya RS Mitra Keluarga dan RSUI Harapan Anda di Kota Tegal. Sedangkan di Kabupaten Tegal, antara lain RSUD dr Soeselo, RSU Mitra Siaga, dan RSI PKU Muhammadiyah Singkil.

Sumber : http://www.jamsostek.co.id/content/news.php?id=1592

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(24)

2.1.3 Studi Kasus Objek Pertama

Rumah Susun Penjaringan Sari I

A. Lokasi

Gambar 2.1 : lokasi rusun penjaringansari

Rumah Susun Penjaringan Sari I terletak di jl. Penjaringansari, Surabaya timur. Rusun yang dimiliki oleh pemeruntah Propinsi Jawa Timur Dinas Permukiman ini merupakan rusun Restribusi atau pergantian lahan rumah dinas Pegawai Negri Sipil. Rusun yang didirikan di atas lahan seluas ± 9000 m² ini sendiri memiliki 7 blok yang terdiri dari 73 unit/ blok. Sedangkan luas hunian per unit adalah ±21 m².

Rumah susun PenjaringanSari I merupakan rumah susun restribusi atau pergantian milik pemerintah yang didirikan untuk menampung warga yang tempat tinggalnya tergusur karena adanya pembangunan jalan baru di daerah Karang Menjangan. Jadi, warga yang tinggal di rumah susun ini tidak di tarik bayaran sewa atau kepemilikan. Rumah susun PenjaringanSari I terdiri dari tiga blok, yang mana dari masing-masing blok terdiri dari 4 lantai. Setiap lantai memiliki benda bersama berupa dapur dan KM/WC. Berikut akan di bahas Aspek Kualitas dan Aspek Kuantitas.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(25)

B. Aspek Kualitas dan Bentuk (Tampilan)

Bangunan rusun Penjaringansari mengaplikasikan ciri bangunan tropis. Atap bangunan menggunakan atap pelana dan memiliki sosoran atap sebagai penghalang masuknya cahaya matahari secara langsung maupun untuk penghalang air hujan masuk kedalam hunian. Bangunan juga memiliki banyak bukaan dibeberapa bagian untuk memaksimalkan penghawaan dan pencahayaan alami masuk kedalam bangunan.

Gambar 2.2 : Tampak Rusun penjaringansari

C. Struktur dan Utilitas

Sistem struktur bangunan menggunakan beton bertulang. Tersedia saft sampah yang terhubung dari lantai 1 sampai lantai 4. Untuk sistem struktur atap menggunakan genteng kodok dengan bentukan pelana. Dan setiap lantai terdapat sosoran yang berfungsi untuk mecegah air hujan masuk ke balkon hunian. Namun yang kurang di perhatikan adalah saluran air hujan. Sistem pembuangan air hujan di rusun ini sangat kecil. Jika terjadi hujan dengan debit air yang sangat tinggi, saluran pembuangan air ini tidak mampu menapung, yang akhirnya menimbulkan genangan air dalam beberapa waktu.

D. Tatanan Massa

Tatanan massa rumah susun Penjaringansari berdiri mengikuti pola jalan utama menghadap arah barat. Dengan tatanan massa linier seperti ini, sangat memudahkan penghuni bangunan untuk menuju ruang luar dan aksebilitas Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(26)

jalan utama. Tatanan massa seperti ini juga memudahkan hunian utuk mendapatkan peenghawaan dan pengcahayaan alami yang sama dan merata.

Gambar 2.3 : tatanan massa rusun penjaringansari

E. Aspek Kuantitas dan Fasilitas

Aspek Kuantitas meliputi kebutuhan ruang, jumlah massa bangunan, luas lahan, luas bangunan, dan pelayanan. Untuk kebutuhan ruang, pada masing-masing unit berukuran 3 x 6 m² yang ditambah balkon berukuran 3 x 1 m². Untuk KM/WC, rusun ini memiliki ruang sendiri. Seperti pada umumnya, KM/WC di rusun digunakan bersama-sama. Pada rusun ini, tiap KM melayani 2 unit hunian. Dalam satu lantai terdiri dari 18 hunian, sehingga dalam satu lantai memiliki 9 buah KM/WC. Untuk ruang cuci, rusun ini juga menggunakan benda bersama. Tempat cuci berada persis di samping KM/WC.

Gambar 2.4 : sketsa denah rusun penjaringansari

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(27)

Di setiap lantai sebenarnya memiliki dapur bersama, namun para warga tidak menggunakannya, sehingga warga sepakat untuk membongkar dan menjadikan ruang bersama yang sering digunakan untuk berkumpul.

Jumlah masa pada rusun ini berjumlah 7 buah massa (blok), yang terbagi atas 3 zona, yakni blok A, blok B, dan blok C. Untuk semua zona dilengkapi dengan 1 buah balai RW. Fasilitas penunjang lain yang terdapat di rusun ini antara lain :

- Musholla pada pada tiap lantai dengan kapasitas 30 orang - Ruang pertemuan pada tiap lantai

- Parkir motor

- Saft pembuangan sampah tiap lantai - Tandon dan Pompa air

Gambar 2.5 : musholla

Gambar 2.6 : saft sampah di tiap lantai gambar 2.7 : balai RW

F. Kesimpulan

Rusun penjaringansari terletak di Jl. Penjaringansari. Rusun ini mengaplikasikan desain bangunan tropis. Dan memiliki fasilitas penunjang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(28)

yang cukup lengkap di tiap lantainya seperti musholla, ruang bersama, dan tempat cuci.

Kelemahan:

- Ruang jemur yang ada di sekitar bordes membuat bangunan ini tampak kumuh.

- Finishing tampak depan bangunan yang tidak sepenuhnya

menggunakan cat, memberikan kesan rusun tak terurus Kelebihan :

- Memiliki fasilitas dan benda bersama di tiap lantai (dapur, KM/WC). - Sudah memiliki saft sampah di tiap lantai

Objek Kedua

Rumah Susun Urip Sumoharjo

A. Lokasi

Gambar 2.8 : lokasi rusun urip sumoharjo

Rumah Susun Urip Sumoharjo merupakan salah satu rumah susun yang berada di pusat kota Surabaya. Rumah susun yang didirikan pada tahun 1982 dan selesai tahun 1985 ini, terletak di area seluas ± 2000 m² di kelurahan Tegalsari, kecamatan Tegalsari. Pada mulanya, wilayah tempat berdirinya rusun ini adalah salah satu pemukiman padat di pusat kota Surabaya, namun pada tahun 1982 terjadi kebakaran dipertokoan yang terletak dekat dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(29)

kawasan permukiman ini, yang akhirnya merambat dan membakar hampir 100 rumah di kawasan itu.

Lalu pemerintah Kotamadya Surabaya memberikan bantuan untuk mendirikan rumah susun bagi warga dengan perjanjian-perjanjian yang telah disepakati bersama. Rumah susun ini termasuk kategori rumah susun restribusi, yaitu rumah susun pergantian.

B. Aspek Kualitas dan Bentuk (Tampilan)

Rumah susun ini terdiri dari 3 blok (A,B,dan C) yang masing-masing blok memiliki ketinggian bangunan hingga 4 lantai, dan setiap lantai memiliki 10 unit hunian. Total unit hunian seluruhnya adalah 120 unit, namun yang digunakan sebagai hunian hanya 115 unit. Dan 5 unit lainnya digunakan sebagai fasilitas umum bersama.

Gambar 2.9 : sketsa denah rusun uripsumoharjo

C. Struktur dan Utilitas

Sistem struktur pada rusun ini menggunakan balok dan kolom bertulang. Langit-langit tidak diselesaikan menggunakan plafon, hanya menggunakan plat lantai yang di plester dan di cat saja. Sedangkan sistem utilitas dan plumbing menggunakan pipa yang ditanam didalam kolom dan balok. Seluruh pipa air bersih di tata di dalam saft-saft plumbing yang berada di tangga hunian. Sedangkan untuk pipa pembuangan berada di belakang tiap unit hunian. Dan semua masih tetap tertata di dalam saft-saft.

D. Tatanan Massa

Untuk tatanan massa rusun ini, blok I menghadap arah timur, blok II menghadap utara, dan blok III menghadap barat. Bentukan massa pada rumah Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(30)

susun ini adalah kotak. Jika kita lihat site dari atas, rusun ini membentuk huruf O. Semua unit hunian berdiri saling membelakangi, sehingga yang tampak pada ruang luar didalam site adalah balkon dan KM/WC. Dengan menggunakan pola radial seperti ini, membuat penghawaan dan pencahayaan diperoleh dengan maksimal. Ruang luar didalam site sendiri digunakan warga untuk tempat beraktifitas dan tempat parkir sepeda motor. Hampir tidak ada ruang yang tidak digunakan oleh warga, di samping lahan yang memang terbatas, juga aspirasi dukungan warga secara swadaya untuk menggunakannya sebagai tampat usaha (pujasera) dan ruang hijau disekitar rusun. Terlebih lagi karena letaknya yang berada di pinggir jalan utama di pusat kota, membuat rumah susun ini menjadi perhatian bagi yang melintas, sehingga warga sangat menjaga kebersihan fisik hunian.

Gambar 2.10 : tatanan massa rusun Uripsumoharjo

E. Aspek kuantitas dan Fasilitas

Aspek kuantitas tetap meliputi kebutuhan ruang, jumlah massa bangunan, luas lahan, luas bangunan, dan pelayanan. Setiap unit hunian memiliki ukuran 3x6m², yang di tambah balkon dengan ukuran 3x2 m². Jadi total luas tiap unit hunian adalah 24 m². Pada rusun ini, setiap unit hunian sudah memiliki KM/WC pribadi dan ruang jemur. Namun sama seperti rumah susun lainnya, ruang dapur belum tersedia juga pada rusun ini.

Fasilitas lain yang tersedia pada rumah susun ini antara lain : - Musholla

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(31)

- Hydrant - Parkir Motor

- Meter air pada tiap hunian

Gambar 2.11 : Hydrant dan saft plumbing Gambar 2.12 : Parkir motor dan musholla

F. Kesimpulan

Rusun Urip Sumoharjo terletak di kelurahan Tegalsari, kecamatan Tegalsari. Rusun ini memiliki fasilitas-fasilitas pendukung seperti masjid, sistem keamanan kebakaran.

Kelemahan :

- Rusun Uripsumoharjo belum memiliki saft sampah.

- Di beberapa titik terlihat bangunan yang rusak karena penurunan kualitas bahan yang sudah berusia 20 tahun.

Kelebihan :

- Sudah memiliki KM/WC pribadi di tiap masing-masing unit. - Sudah tersedia balkon untuk tempat jemur di belakang unit hunian.

Gambar 2.13 :bentuk balkon dan ruang jemur

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(32)

2.1.4 Analisa Hasil Studi

Hasil dari kedua studi kasus yang telah dilakukan, tarnyata masing-masing objek memiliki kekurangan dan kelebihan dalam pembangunannya. Dari beberapa syarat teknis pembangunan rumah susun (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1988 Tentang Rumah Susun), ternyata hanya beberapa poin saja yang terpenuhi. Sementara beberapa poin pokok tidak terpenuhi dalam pembangunan.

Dari hasil analisa, dapat ditarik kesimpulan, diantaranya pada table 2.1 :

Table 2.1 : hasil perbandingan studi kasus

Di rumah susun penjaringan sari I, sistem air bersih menggunakan tandon bawah yang langsung di alirkan ke KM/WC tiap lantai hunian menggunakan pompa otomatis. Namun dalam kenyataanya, warga sering mengeluhkan pelayanan air bersih ini. Terkadang air sangat susah naik ke unit hunian warga yang berada di lantai 2,3, dan 4. Ini disebabkan karena tandon bawah yang digunakan, sangat lambat terisi dari saluran PDAM pusat. Dan bahkan warga sering menemukan air dalam keadaan kotor dan keruh.

Masing-masing objek studi kasus, listrik yang tersedia sudah cukup memadai, dengan daya di masing-masing unit hunian adalah 450 watt. Dan memiliki meter listrik sendiri-sendiri.

Dari kedua objek, saluran pembuangan air hujan sudah tersedia, namun volume debit air yang mampu ditampung masih sangat kecil.

Rumah susun Penjaringan Sari I, saft-saft sampah sudah tersedia di tiap lantai. Sementara di rumah susun Urip Sumoharjo belum tersedia. Sedangkan alat transportasi vertical yang digunakan di kedua rusun berupa tangga.

Di rusun Urip Sumoharjo, tampat jemur telah disediakan di tiap masing-masing unit hunian. Sementara di rusun Penjaringan Sari I belum tersedia.

No PenjaringanSari Uripsumoharjo

1 Memiliki fasilitas pendukung di tiap lantai seperti musholla, ruang bersama, dan tempat cuci

Tersedia fasilitas pendukung berupa masjid dan sistem keamanan kebakaran.

2 Sudah memiliki saft sampah Belum memiliki saft sampah 3 Belum tersedia sistem keamanan

kebakaran

Sudah tersedia sistem keamanan kebakaran di tiap lantai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(33)

Rusun Urip Sumoharjo sistem pemadam kebakaran telah tersedia di tiap lantai, sedangkan di Penjaringan Sari I belum tersedia.

2.2 Tinjauan Khusus Perancangan

Di dalam tinjauan khusus ini, akan dibahas beberapa aspek perancangan, diantaranya penekanan perancangan, lingkup pelayanan, serta aktifitas dan kebutuhan ruang.

2.2.1 Penekanan Perancangan

Penekanan perancangan menitikberatkan pada desain rumah susun yang murah, nyaman, dan aman. Murah ditunjang dari pemilihan bahan material yang digunakan, nyaman mengacu pada ketersediaan fasilitas penunjang dan pendukung serta kenyamanan dalam menggunakan hunian (penghawaan dan pencahayaan), aman mengacu pada keamanan bangunan (penggunaan material yang sesuai dengan standart konstruksi) dan penataan massa blok hunian.

Pada tinjauan khusus ini, akan membahas mengenai kegiatan yang terjadi dan fasilitas yang akan direncanakan. Yang berkaitan erat dengan tatanan massa di dalam site.

2.2.2 Lingkup Pelayanan

Ruang lingkup pelayanan dan perancangan Rumah Susun Bagi Pekerja Pabrik di Surabaya Barat ini adalah sebagai tempat pemenuhan kebutuhan perumahan bagi buruh pabrik yang bekerja di sektor industri yang menjadi peserta JAMSOSTEK.

Dalam pelayanan akan mencakup seluruh pekerja/ buruh pabrik peserta JAMSOSTEK yang bertempat tinggal jauh dari lokasi tempat mereka bekerja, serta berkeinginan untuk tinggal di rumah susun ini.

2.2.3 Aktifitas Dan Kebutuhan Ruang

Di dalam sub bab ini akan dibahas mengenai pengguna bangunan serta aktifitas dan kebutuhan ruang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(34)

2.2.3.1 Pengguna Bangunan

Klasifikasi harus berdasarkan tujuan utama rumah susun itu sendiri dan penyediaan fasilitas yang direncanakan, sehingga dapat diketahui tingkat kepentingannya. Dalam perencanaan fisik, pengguna bangunan dibagi menjadi:

- Buruh pabrik peserta JAMSOSTEK yang masih bujangan ataupun pekerja dengan keluarga kecil ( 1- 2 orang anak).

- Tamu atau pengunjung.

- Karyawan yang bekerja sebagai pengurus didalam rumah susun.

Semua aktifitas kehidupan terjadi setiap hari didalam rumah susun, sehingga fasilitas penunjang haruslah sesuai dengan kebutuhan sehari-hari untuk memenuhi kenyamanan penghuni.

2.2.3.2 Aktifitas Dan Kebutuhan Ruang

Aktifitas utama dalam sebuah rumah susun adalah melakukan kegiatan sehari-hari. Aktifitas tersebut terbagi dalam beberapa klasifikasi, yaitu :

- Pengguna :

- Aktifitas utama

- Berangkat kerja yang memiliki estimasi waktu pada pukul 08.00-17.00.

- Bagi pekerja/buruh yang bekerja dengan sistem sift bekerja pada sore hari pada pukul 16.00 – 00.00 dan pukul 00.00 – 08.00. - Melakukan kegiatan rumah tangga (bagi penghuni yang telah

berkeluarga) seperti memasak, mencuci, mengurus anak, dll. - Berinteraksi dengan penghuni sekitar.

- Dan melakukan kegiatan pribadi (tidur, dll) yang biasa dilakukan didalam rumah pada umumnya.

- Aktifitas penunjang - Beribadah

dalam hal ini akan dirancanakan untuk memenuhi kebutuhan peribadahan tersebut berupa masjid atau musholla.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(35)

- Pendidikan

Dalam suatu kelompok rumah susun, diharapkan mampu menyediakan kebutuhan pendidikan minimal tingkat TK atau play group.

- Balai RW

Balai RW dibutuhkan untuk mewadahi kegiatan warga yang me- merlukan kesepakatan bersama.

- Balai kesehatan

Karena rumah susun ini adalah milik swasta, yaitu PT. JAMSOSTEK, maka balai kesehatan sangatlah diperlukan agar penghuni rumah susun tidak mengalami kesulitan dalam pencapaian lokasi jika ingin berobat.

- Aktifitas servis

- Pembuangan sampah

Sampah biasanya menimbulkan kesan kumuh pada rumah susun, sehingga perlu penyediaan berupa fasilitas pembuangan sementara berupa saft sampah yang kemudian mudah untuk dikumpulkan dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.

- Tamu atau pengunjung : - Tamu atau pengunjung

Dalam hal ini penyediaan lahan parkir motor atau mobil bagi tamu atau pengunjung penghuni rumah susun.

- Aksesibilitas

Akses yang mudah ke massa hunian bagi tamu yang berkunjung, maupun akses ke fasilitas publik.

- Ruang pertemuan

Penyediaan ruang bersama pada tiap massa hunian di tiap lantai bagi penghuni untuk menerima tamu.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(36)

- Karyawan atau pengurus rusun :

- Karyawan pengurus rumah susun

Karyawan disini meliputi orang-orang yang bekerja dibalai kesehatan, balai administrasi rumah susun, maupun warung yang berada disekitar rumah susun. Sehingga perlu sebuah wadah yang menaungi kegiatan tersebut.

2.2.4 Perhitungan Luas Ruang

Berdasarkan aktifitas yang terjadi, maka kebutuhan ruang dibagi menjadi beberapa kelompok yang akan disusun didalam tabel.

Sebagai acuan dalam pembuatan tabel, harus diketahui dahulu dasar perencanaan meliputi luas lahan, jumlah unit, dan jumlah blok.

- Luas lahan ±2.8 Ha

- Jumlah unit hunian dalam 1 blok 80-90 unit. Dengan 2 tipe kamar yang diperuntukan bagi keluarga dan bujangan.

- Daya tampung per unit hunian 2 orang bagi tenaga kerja yang masih lajang. Dan 1 unit hunian keluarga mampu menampung hingga 3 orang dengan 1 orang anak kecil.

- Rencana terbangun 8 blok hunian. Hingga dapat ditarik perhitungan daya tampung rusun menjadi :

Bujangan :

67 unit x 2 jiwa = 134 jiwa / blok 134 jiwa x 4 blok = 536 jiwa Keluarga :

96 unit x 2 jiwa = 192 jiwa /blok 192 jiwa x 4 blok = 768 jiwa Daya tampung total :

536 + 768 = 1304 jiwa

Untuk perhitungan luasan ruang dan perhitungan fasilitas pendukung bisa dilihat pada tabel berikut ini.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(37)

Tabel 2.2 : estimasi perhitungan luasan hunian dan fasilitas penunjang

No Kelompok Ruang yang dibutuhkan perhitungan

1 Unit hunian - R. tidur

- R. tamu

- KM/WC, T. cuci + jemur

- Dapur

- R. servis

- R. tidur bujangan

- R. Servis

- R. utama 4 x 6= 24m²

- KM/WC, T. jemur + cuci 1.5 x 4 = 6m²

Lt. 1 24 unit Lt. 2 24 unit Lt. 3 24 unit Lt. 4 24 unit

- Ruang bersama 2 x 30 m² = 60 m²

- Selasar

- 1.8 x 46 = 82.8 m² 82.8 x 2 = 165.6 m² - 1.8 x 24.5 = 44.1 m² - 165.5 + 44.1 = 209.6 m²

- Tangga 4 x 6 = 24 m² 24 x 4 = 96 m²

- R. tidur

3 x 3.5 = 10.5m² Lt. 1 14 unit Lt. 2 17 unit Lt. 3 17 unit Lt. 4 17 unit Selasar :

2.5 x 36 = 90 m²

- KM/WC:

Lt 1 > 6 x 3.5 = 21 m² Lt 2 – 4 > 3 x 3.5 = 10.5 m² 4 x 10.5 m² = 42 m²

- R. Tangga : 6 x 3.5 = 21 m²

Luasan per lantai:

- Massa keluarga

26 x 30 m² = 780 m² Selasar = 209.6 m² Tangga = 96 m² --- + Total 1085.6 m² (KDB) 4 x 1085.6 m² = 4342.4 m²

- Massa bujangan

36 x 9.5 = 342 m² (KDB)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(38)

342 x 4 = 1368 m² 2 Fasilitas

pendukung

- Balai RW (per 100 org)

- Balai Kesehatan

- R. periksa + R. dokter

- Apotik

- Kebutuhan ruang gerak per orang 1,2m²

1,2 x 100 = 120 m²

- Ruang kerja pengurus rusun 4 orang 4m x 6m = 24 m²

- 1 buah KM/WC 1.5 x 1.2 = 1.8 m² Total :

120 + 24 + 1.8 = 145.8 m²

- 3 buah r. periksa 3 x 6 = 18 m² 18 x 3 = 54 m²

- 5.5 x 6 = 33 m²

- R. tunggu (60 org)

- KM/WC

- Pendidikan (TK)

- 2 rg. Kelas

- 1 rg. Guru

- KM/WC

- Gudang

- Taman bermain

- Masjid

- Tempat parkir

- 1,2 x 60 = 72 m²

- 4 buah KM/WC 1.2 x 1.8 = 2.16 m² 2.16 x 4 = 8.64 m² Total :

54 + 33 + 72 + 8.64 = 167.64 m²

- Perkelas melayani 16 org siswa 1,2 x 16 = 19.2 m²

Sirkulasi 20% = 3.84 m² 19.2 + 3.84 = 23.04  23 m² 23 x 2 = 46 m²

- Kapasitas 6 org 6 x 6 = 36 m²

- 4 buah KM/WC 1.2 x 1.8 = 2.16 m² 2.16 x 4 = 8.64 m² - 3.4 x 6 = 20.4 m²

- Kapasitas 40 org 1,2 x 40 = 48 m² Total :

46 + 36 + 8.64 + 20.4 + 48 = 159.04 m²

- Kapasitas 300 org 1,2 x 300 = 360 m²

- Asumsi penghuni yang memiliki motor adalah 50 % dari tiap blok

- 50% x 120 (asumsi penghuni per

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(39)

- Toserba

- Pujasera

blok) = 60 buah

- 60 x (1 x 2) = 120 m² Total :

120 + 8 = 960 m²

- 6 x12 = 72 m²

- 6 x 13.5 = 81 m²

Sumber : analisa perhitungan pribadi melalui studi literature menggunakan buku data arsitek dan buku Panduan Sistem Bangunan Tinggi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(40)

BAB III

TINJAUAN LOKASI PERANCANGAN

3.1 Latar Belakang Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi disesuaikan dengan rencana PT. JAMSOSTEK sebagai pemilik proyek, akan dibangun di Kecamatan Lakasantri. Daerah ini menjadi pertimbangan karena pada wilayah ini masih jarang pemukiman. Namun dalam survei site, pada wilayah ini ternyata sangat jauh dengan lokasi-lokasi industri. Sehingga, akan dilakukan pertimbangan ulang dalam pemilihan site. Dimana site atau lokasi pembangunan itu sendiri harus sesuai dengan fungsi atau tujuan awal pembangunan rusunawa ini.

Pemilihan lokasi perencanaan rumah susun sewa, dapat dilakukan pada lokasi-lokasi berdasarkan pendekatan :

a. Kepadatan Penduduk

Rumah susun sewa dapat dikembangkan pada kawasan pemukiman yang direncanakan untuk kepadatan penduduk >200 jiwa/ha. Berdasarkan Tata Ruang Wilayah kota, wilayah yang dapat dikembangkan untuk rencana pembangunan rumah susun yaitu ;

- Pusat kegiatan kota.

- Kawasan-kawasan dengan kepadatan yang sudah mendekati atau melebihi > 200 jiwa/ha.

- Kawasan-kawasan khusus yang karena kondisinya memerlukan rumah susun, seperti kawasan industi, pendidikan, dan lain-lain.

b. Pola Pembangunan

Pembangunan rumah susun dapat dikembangkan sebagai sarana hunian dengan pola :

- Pembangunan baru pada lahan-lahan kosong atau kawasan pengembangan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(41)

- Sebagai bagian dari program penataan kawasan seperti peremajaan kawasan, relokasi, restribusi, revitalisasi, dan sebagainya.

Site atau lokasi awal yang dipilih untuk pembangunan proyek ini adalah di daerah Kelurahan Sumur Welut, Kecamatan Lakasantri. Namun pada perkembangan saat survei, daerah tersebut terletak jauh dari lokasi industri. Sehingga akan dilakukan pertimbangan ulang dalam pemilihan site/lokasi sesuai dengan tingkat kebutuhan rusunawa itu sendiri. Karena didalam pengembangan atau pembangunan rumah susun, haruslah mengutamakan beberapa pertimbangan, antara lain :

1. Wilayah strategis dalam pengembangan kawasan siap bangun 2. Areal perkembangan pesat dengan aksebilitas tinggi

3. Terlayani utilitas kota

4. Merupakan kawasan yang terintegrasi dengan lingkungan sekitar. Hal ini terbukti dengan menyambungnya jaringan jalan antara lokasi proyek dengan kawasan industi

5. Dekat dengan kawasan industri 6. Akses yang cukup mendukung

3.2 Penetapan Lokasi

Berdasarkan rencana proyek, pemilihan lokasi ditempatkan di daerah kelurahan Sumur Welut, Kecamatan Lakasantri. Namun sebelum ditetapkan, akan dilakukan perbandingan di lokasi sekitar sesuai dengan persyaratan kelayakan serta pengembangan dan pembangunan rumah susun. Pilihan lokasi ditentukan 3 lokasi berbeda untuk di jadikan perbandingan, yaitu di Sumur Welut, Wiyung dan Waru Gunung, yang kemudian dilakukan perbandingan dalam tabulasi dengan menggunakan skor (angka) sebagai final pemilihan.

Berdasarkan penilaian dari tabel di bawah, maka ditetapkan lokasi proyek berada di kecamatan Karangpilang, kelurahan Warugunung. Lokasi ini dipilih atas pertimbangan persyaratan kelayakan serta pengembangan dan pembangunan rumah susun. Waru Gunung sendiri saat ini telah memiliki rusunawa milik

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(42)

Pemkot Surabaya, namun keberadaan rusun tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan tempat tinggal bagi buruh pabrik di Surabaya. Wilayah ini memiliki satu kelebihan, yaitu sangat dekat dengan beberapa lokasi industri seperti PT. Duta Cipta Pakar Perkasa, PT. Surabaya Meka Box, dan beberapa Pabrik Furniture.

Gambar 3.1 : salah satu industri yang berada di Warugunung

Table 3.1 perbandingan pemilihan lokasi proyek

kriteria Lokasi

Sumur Welut Skor Waru Gunung Skor Wiyung Skor

1 kesesuaian tata guna lahan Merupakan lahan kosong yang berhubungan langsung dengan jalan kolektor

3 Lahan kosong yang

diperuntukan untuk pembangunan permukiman

3 Lahan kosong di dekat jalan tol

3

2 utilitas Terhubung

dengan PLN, PDAM, jaringan telepon

3 Tersedia jaringan PLN, PDAM, dan jaringan telepon

3 Tersedia jaringan PLN,PDAM, dan telepon

3

3 aksebilitas Berhubungan langsung dengan jalan kolektor dengan kepadatan tinggi

3 Tersedia jalan lokal yang langsung terhubung dengan jalan kolektor. Tingkat kebisingan sangat kecil.

3 Belum tersedia jalan local dan jauh dari jalan kolektor

1

4 Jarak lokasi dengan tempat kerja

Terletak jauh dengan lokasi-lokasi industri

1 Berdekatan dengan beberapa lokasi industri

3 Jauh dari wilayah-wilayah industri

1

5 pola

pembangunan

Merupakan kawasan baru

3 Kawasan siap

bangun dengan kapling-kapling tanah

3 Lahan terbuka namun susah dalm

pencapaian site 1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(43)

kriteria Lokasi

Sumur Welut Skor Waru Gunung Skor Wiyung Skor

6 kepadatan penduduk

Wilayah sekitar merupakan pemukiman permanen

2 Diarea pemukiman permanen dan berdekatan dengan lahan terbuka

3 Pemukiman

permanen dengan tingkat kepadatan jarang

3

total 15 18 12

Keterangan : 1=kurang baik , 2=cukup baik , 3=sangat baik

Gambar 3.2 lokasi proyek pembangunan rusun

Lokasi di Warugunung memiliki batas-batas : - Utara : Desa Tawangsari

- Timur : Perumahan Taman Sari - Barat : lahan kosong (persawahan) - Selatan : Sungai

U

SITE

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(44)

3.3 Kondisi Fisik Lokasi

Di dalam sub bab ini akan di bahas mengenai existing site, aksebilitas, potensi lingkungan, infrastruktur kota, serta peraturan bangunan setempat.

3.3.1 Existing Site

Kondisi site merupakan kawasan yang sangat potensial untuk pembangunan rumah susun, di samping peruntukan lahan memang untuk pembangunan perumahan, juga dekat dengan kawasan industri, namun berada di pinggiran dari kawasan industri. Sehingga kemungkinan terjadinya polusi udara dan polusi suara (kebisingan) masih dapat di atasi.

Contur site sendiri merupakan dataran rendah yang memiliki ketinggian sama dengan lingkungan sekitar. Ketinggian dataran berada ± 2,5 meter di atas permukaan air laut (di ambil dari titik air laut tanjung perak).

Gambar 3.3 : kondisi site berupa lahan kosong

3.3.2 Aksebilitas

Dalam hal pencapaian menuju ke dalam site cukup mudah, karena pada site telah tersedia jalan lokal yang menghubungkan antara jalan kolektor menuju lokasi industri dengan lokasi pembangunan rusun sendiri.

Pada lokasi site merupakan jalur dua arah dengan intensitas sedang yang hanya di lalui oleh kendaraan kecil seperti mobil dan motor. Karena lokasi site sendiri bukan merupakan jalur yang di lalui oleh kendaraan-kendaraan industri (truck).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(45)

Gambar 3.4 : aksesibilitas dari arah utara Gambar 3.5: aksesibilitas dari arah selatan

3.3.3 Potensi lingkungan

Potensi bangunan sekitar merupakan bangunan-bangunan permanent. Namun dalam pembangunan nantinya, akan tetap mengikuti RTRK daerah setempat. Pada perencanaan di awal, pembangunan rusun ini akan memperhatikan green architecture, yaitu pembangunan yang memperhatikan kondisi sekitar lingkungan dengan berkontribusi dalam penghijauan. Sehingga nantinya lahan di dalam site yang tidak terpakai sebagai unit pembangunan, akan digunakan sebagai lokasi penghijauan. Di samping untuk ikut serta dalam penghijauan kota, juga sebagai peredam panas, mengurangi polusi udara ke dalam site, dan mengurangi polusi suara (kebisingan).

3.3.4 Infrastruktur Kota

Jaringan infrastruktur meliputi jaringan air bersih, listrik, drainase, pengelolaan sampah, dan jaringan telepon. Jaringan air bersih telah tersedia yang berasal dari PDAM. Di penuhi melalui pipa induk yang kemudian di alirkan ke masing-masing pelanggan melalui jaringan perpipaan.

Jaringan listrikpun telah tersedia dengan daya 150 KV melalui Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT). Sedangkan untuk drainase, akan langsung di alirkan ke sungai yang berada di sebelah selatan site menggunakan got, yang juga merupakan batas dari lokasi pembangunan. Sehingga jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi, tidak menyebabkan genangan di dalam atau di sekitar site.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(46)

Untuk pengelolaan sampah akan dibuatkan tempat pembuangan sementara untuk menampung. Yang nantinya akan di tangani oleh dinas pekerjaan umum untuk di angkut dan di buang ke tempat pembuangan akhir. Jaringan telepon sudah teredia dilokasi Waru Gunung, namun pemasangan fasilitas ini, akan diberikan sesuai dengan tingkat kebutuhan penghuni.

Gambar 3.6 : travo listrik di dalam site

Gambar 3.7 : sungai sebagai pembuangan drainase

3.3.5 Peraturan Bangunan Setempat

Peraturan bangunan setempat menyangkut tentang KDB, KLB, dan garis sempadan bangunan. Untuk koefisien dasar bangunan (KDB) sendiri maksimum 60%, dengan koefisien luas bangunan (KLB) ketinggian 4 lantai mencapai 200%. Sedangkan garis sempadan bangunan (GSB) diarahkan hingga 6 meter.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(47)

Dalam perencanaan awal, luas lahan yang dibutuhkan ±2.8 Ha. Sedangkan dalam perhitungan luasan ruang, lahan yang dibutuhkan hanya ±2,2 Ha. Dan lahan yang tersedia mencapai ±2.8 Ha. Lahan yang tersisa akan digunakan sebagai ruang luar sebagai fasilitas penunjang, juga sebagai wilayah penghijauan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(48)

BAB IV

ANALISA PERANCANGAN

4.1 Analisa Site

4.1.1 Analisa Aksesibilitas

Pencapaian ke lokasi site bisa melalui dua akses jalan, diantaranya, untuk dari arah selatan bisa melalui Jl. Sawunggaling, poros Surabaya-Krian. Sedangkan dari arah utara melalui jalan Desa Tawangsari. Aksesibilitas ke dalam site, akan di buatkan beberapa pintu masuk (ME), mengingat bangunan ini memiliki jumlah massa yang banyak, maka perlu di berikan kemudahan akses pencapaian bagi penghuni rusun.

Gambar 4.1 : Analisa Main Enterance

4.1.2 Analisa Iklim

Surabaya memiliki iklim tropis dengan intensitas suhu antara 23- 32 ºC, dengan tingkat kelembaban 65-95%. Salah satu ciri yang paling tampak dari iklim tropis yang adalah intensitas dan pantulan cahaya matahari yang kuat.

U

SITE

Sit e Ent erance m elalui JL. Saw unggaling, poros Surabaya-Krian Sit e Ent erance m elalui

jalan Desa Taw angsari

M ain Ent erance

Primar e M ain Ent er ance

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(49)

Radiasi matahari yang kuat tersebut dapat menyebabkan peningkatan suhu yang berlebihan di dalam ruangan, terutama pada siang hingga sore hari. Sehingga dalam perancangan harus di hindari penataan massa yang menghadap langsung arah matahari.

Gambar 4.2 : Analisa pergerakan matahari

Surabaya sendiri memiliki dua buah musim, yaitu musim kemarau yang terjadi antara bulan april-oktober, terjadi hembusan angin dari arah selatan melalui benua australia dan bersifat kering (panas), dan musim hujan yang terjadi antara bulan oktober-april, terjadi hembusan angin dari arah utara melalui samudra atlantik dan bersifat basah (dingin), untuk menegah terjadinya genangan air pada saat musim hujan, dalam perencanaan akan dibuatkan sistem drainase yang di alirkan keluar site menuju sungai yang terletak di sebelah selatan site. Surabaya memiliki kecepatan angin antara 10-34 km/jam. Angin berpotensi baik untuk bangunan sebagai media penghawaan alami di dalam ruangan. Oleh karena itu di usahakan agar dalam perancangan, bukaan dinding di arahkan menghadap pola arah angin. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 4.3.

Bangunan sekitar site merupakan perumahan dengan ketinggian satu hingga dua lantai, sehingga orientasi hadap bangunan rusun dapat di arahkan

SITE

U

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(50)

menghadap utara dan selatan. Di samping untuk menghindari cahaya matahari secara langsung ke dalam unit hunian, juga mampu memaksimalkan penghawaan alami yang disebabkan oleh angin. Angin sendiri memiliki pola pergerakan dari suhu bertekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah, pola pergerakan ini dapat di arahkan melalui penataan massa rusun agar angin yang masuk ke dalam site bisa maksimal.

Gambar 4.3 : Analisa pergerakan angin dan sistem drainase

4.1.3 Analisa Lingkungan Sekitar

Di dalam perancangan perlu di rencanakan point of interest atau view penangkap ke dalam site. View sendiri terbagi menjadi dua, yaitu :

1. View ke dalam

View kedalam lokasi di utamakan penataan zona rumah susun yang dominan diantara deretan bangunan fasilitas umum yang lainnya. Penataan blok rumah susun lebih dulu dihadirkan sebagai daya tarik didalam site. Seperti terlihat pada gambar 4.4.

U

Angin Lokal

Angin Lokal Angin Musim

Angin Musim Aliran Drainase

Aliran Drainase

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(51)

2. View keluar

View keluar dihadapkan pada sesuatu yang menarik dari penataan ruang luar site rumah susun. Hal ini dapat di fungsikan sebagai penempatan taman atau ruang terbuka (lapangan olah raga) sebagai area bersama bagi para penghuni rusun untuk tempat bersosialisasi dengan penghuni lainnya.

Gambar 4.4 : Analisa view

Dalam menganalisa lingkungan, perlu diperhatikan pula tentang tingkat kebisingan di dalam site. Tingkat kebisingan di dapat dari kendaraan yang melintas disekitar site. Untuk itu perlu penataan unit blok untuk diletakan menjauhi sumber kebisingan. Kelas jalan di sekitar site sendiri merupakan jalan lokal yang hanya di lewati oleh motor dan mobil dengan tingkat kepadatan sedang.

U

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(52)

Gambar 4.5 : Analisa tingkat kebisingan

4.1.4 Analisa Zoning

Sebelum dilakukan penataan massa, sebelumnya akan dilakukan analisa penzo-ningan di dalam site untuk menentukan perletakan massa bangunan sesuai dengan tingkat kepentingannya. Penzoningan terdiri dari tiga jenis, yaitu zona publik merupakan lokasi yang bisa dikunjungi oleh masyrakat umum maupun penghuni rusun itu sendiri. Kemudian zona semi publik atau zona semi privat merupakan area yang tidak bisa dikunjungi oleh masyarakat umum terkecuali memiliki kepentingan atau ijin dari penghuni atau pengurus rusun. Dan yang terakhir adalah zona privat, merupakan zona pribadi penghuni rusun berupa unit-unit tampat tinggal.

U

Tingkat kebisingan tinggi

Tingkat kebisingan rendah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(53)

Gambar 4.6 : Analisa penzoningan

4.2 Analisa Ruang 4.2.1 Organisasi Ruang

Pada sub bab ini akan dibahas mengenai organisasi ruang secara makro (site) secara diagram berdasarkan kelompok ruang seperti terlihat pada gambar 4.7 berikut ini.

U

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(54)

Gambar 4.7 : struktur/organisasi ruang secara makro Sumber : analisa penulis

masuk

Parkir tamu

plaza

R. pengurus

Balai RW

Taman / R. terbuka

Rusun Rusun

Rusun

Rusun Rusun

Taman / R. terbuka

Rusun Rusun

Rusun

Taman / R. terbuka

Pasar/Toko Pasar/Toko

Taman kanak-kanak

Puskesmas Masjid

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(55)

4.2.2 Hubungan Ruang dan Sirkulasi

Pola hubungan ruang secara makro ditunjukan dalam gambar 4.8 berikut.

Keterangan warna : Hijau=Dekat ; Kuning=Sedang ; Merah=Jauh

gambar 4.8 : pola hubungan antar ruang secara makro (dalam tapak/site)

Dari diagram diatas dapat dilihat dalam penempatan ruang atau bangunan, haruslah dilakukan pengelompokan menurut tingkat kepentingan. Diagram di atas menggambarkan hubungan jauh dan dekatnya sebuah ruang atau bangunan dengan tingkat kepentingan pengguna bangunan.

Pola hubungan ruang secara makro, tentu berbeda dengan pola hubungan antar ruang secara mikro. Pola hubungan ruang secara mikro menjelaskan tentang hubungan antar ruang di dalam unit-unit tempat tinggal di dalam satu blok.

Keterangan warna : Hijau=Dekat ; Kuning=Sedang ; Merah=Jauh

Gambar 4.9 : pola hubungan antar ruang secara mikro

Kantor pengurus

Hunian

Parkir penghuni

KM/WC unit hunian

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(56)

Sesuai diagram di atas dapat disimpulkan bahwa, tingkat kebutuhan penghuni selain unit hunian adalah berdekatan dengan KM/WC maupun tangga.

4.2.3 Diagram Abstrak

Diagram abstrak menjelaskan pola organisasi dan hubungan di unit hunian seperti terlihat pada gambar 4. 9 berikut ini.

Gambar 4.10 : diagram abstrak organisasi ruang unit hunian Sumber : analisa penulis

4.3 Analisa Bentuk dan Tampilan 4.3.1 Analisa Bentuk Massa Bangunan

Dalam perancangan rumah susun ini, perencana ingin menghadirkan sebuah bentuk bangunan yang mampu memberikan identitas baru bagi sebuah rumah susun. Bentukan massa sendiri berupa persegi panjang yang bertujuan agar dapat terbangun jumlah unit yang cukup banyak tanpa menambah ketinggian bangunan, mengingat alat sirkulasi vertical yang digunakan berupa

Parkir motor Parkir motor

toko

toko

Tangga

Unit hunian Unit hunian Selasar

Unit hunian

Unit hunian Tangga

Diagram lt.2-4

Diagram lt.1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(57)

tangga. Namun perancangan akan tetap sesuai dengan prinsip-prinsip arsitektur tropis, namun dalam hal ini adalah arsitektur modern.

Gambar 4.11 : contoh bangunan rumah susun berarsitektur tropis

Untuk menunjukan identitas sebuah rumah susun, ditunjukan melalui penggunaan notasi pintu dan jendela secara berulang dan berirama. Atap yang digunakan pun jenis atap pelana yang memberikan kesan meninggi yang diperkuat dengan struktur kolom yang di ekspose.

4.3.2 Analisa Tampilan

Dalam perancangan, perencana ingin memberikan sebuah tampilan yang baru sebuah desain rumah susun. Pengaplikasian batang dan lempeng pada fasade, kiranya mampu menjadi daya tarik dan menjadi penambah estetika bagi rumah susun sendiri. Tentunya penggunaan elemen-elemen tersebut haruslah dibarengi oleh pemberian fasilitas yang memadai, terutama pada fasilitas jemur yang selalu membuat ciri khas dalam rumah susun.

Gambar 4.12 : tampilan rumah susun Penjaringansari I dengan view jemuran penghuni

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(58)

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

Dalam proses perancangan diperlukan adanya analisa dan pembuatan konsep yang didasari atas hasil analisa yang didalamnya terdapat penyelesaian - penyelesaian terhadap permasalahan yang ada. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai analisa dan konsep rancangan yang di angkat hingga menjadi sebuah tema dalam mendesain Rumah Sususn Sewa Bagi Pekerja Pabrik di Surabaya.

5.1 Tema Perancangan 5.1.1 Fakta

Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, Rusunwa ini diperuntukan bagi buruh pabrik peserta JAMSOSTEK yang bekerja di sektor industri Surabaya barat. Pelayanan ini pun diperuntukan bagi buruh yang memiliki ekonomi terbatas (kurang dari Rp. 1.115.000,- ), dan bagi buruh keluarga muda dengan 1 atau 2 anak.

Buruh pabrik bekerja berdasarkan sift siang dan malam. Sebagian besar dari mereka menghabiskan waktu dirumah hanya untuk beristirahat dan menyiapkan diri untuk melakukan kegiatan esok hari. Sementar itu, istri para buruh yang tidak bekerja, menghabiskan waktu untuk memasak. Selain itu mereka (para istri) juga menghabiskan waktu dirumah untuk berinteraksi dengan tetangga sekitar.

5.1.2 Issue

Untuk menyediakan tempat tinggal bagi buruh bangunan dengan ekonomi terbatas dan bagi keluarga muda, diperlukan sebuah desain rumah susun sederhana dan murah dari pemilihan material hingga harga sewa yang dibebankan pada pengguna, namun nyaman (dari segi keamanan, fasilitas, mampu meminimalisir polusi, dan thermal) untuk ditempati sehingga pengguna atau penghuni betah untuk tinggal didalam unit hunian.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(59)

Untuk menunjang kehidupan dan kegiatan sehari-hari pengguna bangunan, maka perancang harus menyediakan beberapa fasilitas pendukung dan penunjang di lingkungan site atau pun disekitar unit hunian. Melihat site perencanaan yang berdekatan dengan lokasi industri, maka dibutuhkan respon desain untuk mengurangi polusi udara dan polusi kebisingan yang dihasilkan dari pabrik-pabrik industri tersebut maupun kebisingan dari arus lalu lintas disekitar site.

5.1.3 Penentuan Tema Perancangan

Berdasarkan latar belakang, tujuan dan sasaran, studi kasus dan studi literatur, fakta, dan issue, maka sebuah rusunawa bagi buruh pabrik dengan ekonomi terbatas, hendaknya memenuhi beberapa syarat, antara lain :

1. Murah (pendekatan teori ekonomi) :

Harga sewa yang dibebankan kepada buruh pabrik hendaknya dapat terjangkau oleh pengguna. Murah sendiri selain dari harga sewa, juga dapat dikaitkan dengan penggunaan material dan perabot. Dalam sebuah perencanaan rumah susun sewa yang murah, material yang digunakan haruslah menyesuaikan dengan anggaran dan feed back yang diperoleh pengembang. Tentunya pemilihan material tersebut haruslah sesuai dengan standart konstruksi. Murah dalam pembangunan unit hunian di tunjang dari pembangunan unit hunian tanpa sekat dan dinding dalam hunian yang tidak di plester.

2. Adaptasi terhadap lingkungan (Nyaman) :

Lokasi site yang berdekatan dengan kawasan industri, menyebabkan dibutuhkannya filter untuk memperoleh ketenangan dan kenyamanan saat beristirahat didalam hunian. Selain itu, kenyamanan thermal juga sangat mempengaruhi desain dalam sebuah unit hunian, sehingga respon desain sangat dibutuhkan dalam menata massa.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(60)

3. Aman :

Berdasarkan sift kerja para buruh siang dan malam, tentunya faktor keamanan menjadi hal yang penting dalam sebuah hunian. Berangkat dari fasilitas hingga penataan massa hunian, dapat mendukung faktor keamanan ini.

Dari uraian diatas, maka tema perancangan yang digunakan adalah :

“Comfortable in Simplicity”

Pengangkatan tema Comfortable in Simplicity atau kenyamanan dalam sebuah kesederhanaan, merupakan sebuah kesimpulan dari uraian tentang syarat-syarat sebuah rusunawa sederhana yang murah.

Comfortable atau kenyamanan yang di maksud dalam perancangan ini adalah:

A. Pertama, kenyamanan pengguna saat berada di dalam hunian. Menghadirkan ruang dalam unit hunian tanpa sekat, terasa lebih fleksibel daripada menghadirkan ruang dengan sekat-sekat. Dengan ini bisa membuat pengguna menentukan sendiri kebutuhan ruang yang ingin digunakan. Disamping itu unit hunian dirancang memiliki banyak bukaan sebagai sistem cross ventilation. Sehingga udara di dalam ruangan bisa terus mengalir.

Gambar 5.1 : denah massa keluarga Gambar 5.2 : denah massa bujangan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(61)

B. Kedua, kenyamanan pengguna ditunjang pula dengan hadirnya fasilitas bersama di tiap lantai untuk digunakan menerima tamu ataupun sebagai tempat sosialisasi dengan tetangga sekitar.

Gambar 5.3 : ruang bersama pada denah

C. Ketiga, hadirnya fasilitas pendukung di dalam site, juga mendukung kenyamanan pengguna dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Seperti toserba, pujasera, balai kesehatan, lapangan olahraga, taman, hingga pendidikan taman kanak-kanak.

Gambar 5.4 : fasilitas pendukung didalam site

Simplicity atau kesederhanaan di deskripsikan sebagai murah, yang dimaksud di sini adalah :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(1)

6.3.2Sirkulasi Site

Penataan massa pada site menggunakan sirkulasi linear dan menyebar yang menghubungkan jalan menuju blok hunian dan fasilitas penunjang. Setiap penghuni ataupun tamu hanya akan melewati sebuah main enterance (one gate system) untuk menuju ke dalam dan keluar site. Dari main enterance penghuni atau tamu akan melewati kantor pengurus rusun sebelum menuju blok-blok massa hunian atau fasilitas pendukung yang terletak didalam site.

Gambar 6.7 : sirkulasi site

6.4Interior

Interior ruangan di desain menggunakan bata ekspose. Hal ini dimaksudkan untuk menekan biaya pembangunan. Selain itu, pada massa keluarga, unit hunian dibangun tanpa menggunakan sekat. Hal ini dimaksudkan agar penghuni bisa mengatur ruang hunian sesuai kebutuhan dan keinginan, selain itu, pembangunan tanpa sekat ini juga bisa menekan biaya pembangunan.

Gambar 6.8 : interior unit keluarga

Main enterance Fasilitas pendukung

Kantor pengurus rusun

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(2)

Pada massa bujangan, unit hunian dibangun untuk 1 hingga 2 orang. Massa bujangan terbangun hanya unit hunian tanpa dilengkapi KM/WC di tiap kamar. KM/WC dan tempat cuci massa bujangan dibangun dalam fasilitas bersama.

Gambar 6.9 : interior unit bujangan

6.5Sistem Penghawaan

Pada bangunan ini menggunakan sistem penghawaan alami dengan menggunakan ventilasi yang terdapat di tiap unit hunian berupa roster atau jendela teralis dan boven light. Prinsip kerja penghawaan alami menggunakan cross ventilation, angin yang masuk dapat dikeluarkan kembali. Sehingga udara yang ada didalam ruangan mengalami pertukaran terus menerus.

Gambar 6.10 : sistem penghawaan cross veentilation

Angin masuk Angin keluar

Angin masuk Angin keluar

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(3)

6.6Sistem Pencahayaan

Pencahayaan yang digunakan adalah pencahayaan alami dan buatan. Untuk pencahayaan alami didukung oleh bukaan-bukaan berupa jendela di setiap bidang penutup hunian, sehingga memaksimalkan masuknya cahaya yang sangat besar. Sistem pencahayaan alami juga di dukung dari penataan massa hunian yang langsung berhubungan dengan ruang luar.

Sedangkan untuk pencahayaan buatan lebih di optimalkan sebagai pencahayaan pada malam hari dan pencahayaan dilingkungan site pada malam hari.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(4)

PENUTUP

Dengan bagian penutup ini, maka berakhirlah penyusunan Laporan Tugas Akhir ini sebagai rangkaian dari proses Tugas Akhir yang harus ditempuh oleh mahasiswa di Jurusan Teknik Arsitektur UPN Veteran Jawa Timur. Penyusun berharap agar penyusunan laporan ini dapat berguna bagi pembaca khususnya bagi mahasiswa Arsitektur.

Meskipun penyusunan laporan ini telah selesai, penyusun merasa masih banyak kekurangan yang ada. Saran dan kritik yang membangun dari pembaca akan sangat diharapkan oleh penyusun untuk membuat karya ini lebih baik dimasa yang akan datang. Dengan demikian, Laporan Tugas Akhir ini diharapkan akan menjadi salah satu pedoman bagi pembaca untuk dapat membuka wawasan yang lebih luas terutama mengenai Rumah Susun Sewa Bagi Pekerja Pabrik.

Demikian Laporan Tugas Akhir ini disusun. Apabila terdapat kata-kata maupun penggunaan bahasa yang kurang tepat, maka penyusun memohon maaf sebesar-besarnya. Akhir kata penyusun mohon undur diri dan mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ching, F. D. K. (1996), “ Archirecture : Form, Space, and Order”, Nurahim Tresani Harwadi, Trans., Erlangga, Jakarta.

Ching. F. D. K. (2000), “Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan”. Erlangga. Jakarta.

Harisah , Afifah &Sastrosasmito, Sudaryono, (2007) “Eklektisisme & Arsitektur Eklektik, Konsep & Prinsip Desain”, Gadjah Mada University Press.

Juwana, Jimmy S. (2004)Panduan Sistem Bangunan Tinggi”, Penerbit Erlangga

Moore, F, (1993), “Enviromental control Systems, Heating, Coolong, Lighting” McGraw – Hill, Inc, USA, pp 177-178

Neufert, Ernst (1996), “Data Arsitek” Edisi 33 Jilid 1”, Erlangga: Jakarta.

Neufert, Ernst (1996), “Data Arsitek” Edisi 33 Jilid 2”, Erlangga: Jakarta.

Prabawasari, Veronika Widi & Suparman, Agus (1999) “Tata Ruang Luar”, Gunadarma, Jakarta.

RusunawA, 2002 (Buku Sayembara Desain Rumah Susun Sewa Tahun 2002)

Snyder, James C. and Anthony Catanese J. (1989), “Pengantar Arsitektur”, Penerbit Erlangga.

White, Edward T. (1981), “Site Analysis Diagramming Information For Architectural Design”, Architectural Media, United States of America.

http://www.jamsostek.co.id/content/news.php?id=1592 http://www.antarajatim.com/lihat/berita/60549/jamsostek-segera-bangun-rusunawa-pekerja-surabaya http://mkp.fisip.unair.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=83: komitmen-dan-konsistensi-pemerintah-dalam-mengatasi-masalah-kemiskinan-&catid=34:mkp&Itemid=62

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DIREKTORAT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN SUB DIREKTORAT KAWASAN METROPOLITAN

http://ciptakarya.pu.go.id/kumuh/main.php?module=home

http://lh.surabaya.go.id/simbplh/SLHD/slhd%208%20bt.pdf

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(6)

syarat rusun :

http://www.hukumproperti.com/persyaratan-administrastif-dan-teknis-pembangunan-rumah-susun/

angka kemiskinan surabaya :

http://jatim.bps.go.id/index.php?s=kemiskinan

standar UMR:

http://allows.wordpress.com/2009/01/12/informasi-upah-minimum-regional-umr/

info suhu dan kelembaban:

http://www.bmg.go.id/cuaca-indo1.bmg?Jenis=URL&IDS=3356283939755564582

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :