Konsep Pencegahan Bahaya Kebakaran Konsep Jaringan Listrik dan Genset Konsep Instalasi Pangkal Petir Konsep Jaringan Telekomunikasi dan PABX

85 lampu TL warna putih. Sedangkan untuk area penonton akan digunakan lampu down light berwarna kuning, untuk memberi kesan hangat. 5.2.8.3.Konsep Sistem Transportasi Vertikal Sistem transportasi vertikal pada bangunan akan menggunakan eskalator. Dengan alasan kenyamanan pengunjung serta jumlah lantai yang hanya tiga lantai saja. Letak eskalator akan berada di area tengah, untuk memudahkan pengunjung dalam mencapai tiap fasilitas ruang pada lantai dua dan tiga. Sementara untuk tata letak eskalator, akan digunakan tata letak bersilangan.

5.2.8.4. Konsep Pencegahan Bahaya Kebakaran

Hydrant, sprinkler, APAR, dan smoke detector merupakan beberapa alat yang dapat menanggulangi kebakaran, dan akan diterapkan pada obyek rancang. Dengan demikian dapat meminimalisir resiko bahaya kebakaran pada bangunan. proteksi kebakaran dioptimalkan dengan penempatan fire protection yang dekat dengan pintu sirkulasi keluar-masuk, sistem sprinkler dipasang setiap 6 meter dari tiap ruang, dan smoke detector dipasang setiap 6 meter pada ruang. Gambar 5.8 Transportasi vertikal eskalator Sumber : http:ronymedia.wordpress.com 86

5.2.8.5. Konsep Jaringan Listrik dan Genset

Jaringan listrik pada obyek rancang diperoleh dari PLN maupun dari pembangkit cadangan listrik genset, yang disiapkan manakala pasokan daya listrik pada obyek rancang yang berasal dari PLN terganggu. Perletakan genset berada di ruangan yang kedap suara, agar suara yang ditimbulkan oleh mesin diesel tidak mengganggu aktivitas pengunjung. Panel Listrik Hydrant Luar Panel Utama Pengendali Kebakaran Alarm Manual PDAM Pompa Tangki Bawah Fire Detector Tangki Atas Sprinkler Hydrant Dalam Skema 5.6 Konsep fire protection PLN Genset Gardu Sub Main Panel Main Panel Stop Kontak + Saklar Panel Sistem Penereangan ME Skema 5.7 Skema sistem jaringan listrik Sumber : Analisa Penulis 2012 Sumber : Analisa Penulis 2012 87

5.2.8.6. Konsep Instalasi Pangkal Petir

Antisipasi terhadap bahaya petir yang tidak menentu, diperlukan adanya suatu sistem yang dapat melindungi obyek rancang dengan ketinggian tiga lantai, digunakan sistem franklin konvensional. Penangkal petir ini dipasang paling atas dari bangunan, yang dihubungkan dengan kawat tembaga menuju elektroda dalam tanah.

5.2.8.7. Konsep Jaringan Telekomunikasi dan PABX

Jaringan telekomunikasi pada obyek rancang terkoneksi ke seluruh seluruh bangunan pada site, dengan menggunakan sistem paralel. Instalasi pesawat telepon akan disesuaikan dengan ruang-ruang yang membutuhkan, dan hanya dapat digunakan di dalam kawasan obyek rancang. Pengecualian terhadap ruang direktur, instalasi teleponnya akan terhubung dengan jaringan luar. Sedangkan bagi karyawan dan para staff melalui operator teknisi telepon terlebih dahulu. Selain itu, terdapat penggunaan PABX private automatic branch exchange yang akan menghubungkan telepon masuk dari luar kawasan, yang kemudian akan disambungkan pada bagian yang dituju. Gambar 5.9 Sistem proteksi petir konvensional Sumber : http:penangkalpetir.info 88

BAB VI APLIKASI RANCANGAN

6.1 Aplikasi Bentuk Massa

Bentuk pada obyek rancang ini mengadopsi dari bentuk walker robot, dengan konsep rancang metafora. Pengambilan bentuk yang diadopsi dari salah satu bentuk robot lebih karena keinginan akan mengekspresikan robot secara visual pada site nya, sehingga dapat menyampaikan citra bangunan dengan lebih mudah kepada pengunjung. Pengaplikasian bentukan robot ini menggunakan bentuk dasar segi delapan dengan sistem ruangan yang central. Dan pada sudut- sudut dari segi delapan tersebut akan diberikan kaki-kaki bangunan, yang juga dimiliki oleh bentuk walker robot tersebut.

6.2 Aplikasi Tampilan Bangunan

Untuk bangunan ini menggunakan tampilan yang mengesankan monumental, dengan atap yang tinggi dan bangunan yang memiliki tampilan kontras dari lingkungan sekitar site. Tampilan untuk atapnya menggunakan atap yang berlipat-lipat, dengan memiliki kaki-kaki robot, sehingga para pengunjung yang melihat bangunan ini dapat merasakan ekspresi akan tampilan robot tersebut. Gambar 6.1 Pengadopsian bentuk walker robot Sumber : Analisa Penulis 2012