54
Keterangan : : Main Entrance
: Side Entrance Dengan telah ditentukannya main entrance dan side entrance, maka untuk
keperluan pengontrolan lebih mudah, entrance masuk pengunjung dibuat hanya satu. Akses utama bangunan dibuat di Jalan Lingkaran Dalam, sebagai jalan
utama dalam lokasi site. Sedangkan untuk pengelola dan servis, disediakan side entrance yang
diletakkan pada jalan sekunder yang berhadapan dengan area perumahan. Dengan pertimbangan intensitas kendaraan pengelola rendah, sehingga tidak akan
menambah kemacetan dan bagi pengelola sendiri akses tetap mudah dicapai.
4.1.2. Analisa Iklim
4.1.2.1.Analisa Suhu dan Orientasi Matahari Lokasi dari site merupakan wilayah tropis, dengan temperature antara
26,2º-31,3ºC. Sementara arah hadap dari site, pada jalan utama Jalan Lingkaran Dalam menghadap arah barat, dan pada jalan sekundernya menghadap ke arah
utara. Lokasi site dengan kedua jalannya yang menghadap arah barat-utara akan
menerima sinar matahari yang relatif tinggi. Hal ini akan mempengaruhi pada bangunan utama pada obyek rancang nantinya, karena bangunan akan
mengahadap pada jalan utama site, yaitu menghadap pada arah barat. Begitu pula dengan bagian bangunan yang berdekatan dengan jalan sekunder pada site, akan
menerima sinar matahari yang relatif tinggi pula, karena terletak pada arah barat. Hal ini telah dijelaskan secara grafis pada gambar 4.4.
55
Adanya kendala terhadap penerimaan sinar matahari yang tinggi pada arah hadap obyek rancang, maka terjadi suatu respon desain. Untuk mengatasi tingkat
kepanasan yang diterima pada obyek rancang, maka pada bangunan ini yang menghadap pada arah barat dan utara akan diberi shading atau suatu secondary
skin. Sehingga dapat mereduksi datangnya sinar matahari secara langsung. 4.1.2.2.Analisa Angin
Pada dasarnya, gerakan angin dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: −
Angin makro : angin benua dan samudra musim kemarau dan musim hujan arah timur – tenggara.
− Angin mikro : angin setempat cepat berubah, dan mempunyai
waktu pendek. Pada lokasi site, sebagian besar lahan dipengaruhi oleh angin mikro
aangin lokal, hal ini karena pada sekitar lokasi kondisi serta arah anginnya dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Jalan Lingkar Dalam memiliki
lingkungan sekitar yang masih banyak ruang terbuka hijaunya, sementara bangunan-bangunan yang ada tingginya sekitar 2-4 lantai. Selain itu, pada bagian
depan site terdapat sebuah danau yang berhadapan langsung dengan site, Gambar 4.4 Orientasi Matahari
S N
W E
Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan 2011
56
keberadaan danau ini sangat mempengaruhi dalam arah angin yang ada pada sekitar lokasi site.
Seperti yang terlihat pada gambar 4.5, arah angin yang datang dari danau akan mengarah langsung pada site dengan kecepatan rata-rata 0,7 kmjam. Hal ini
karena dipengaruhi oleh angin laut yang berasal dari danau tersebut menuju pada daratan di sekitarnya. Kondisi angin ini akan berlangsung pada pagi hari sampai
sore hari. Sementara pada malam hari, pada lokasi site akan dipengaruhi oleh angin darat, sehingga arah angin berasal dari site menuju danau di depannya.
Tetapi, karena bangunan merupakan fasilitas umum dengan jenis bangunan pendidikan, maka angin yang paling berpengaruh pada bangunan ialah angin laut.
Dan kondisi ini menjadikan salah satu penanggulangan terhadap tingkat panas yang tinggi pada arah hadap obyek rancang. Maka, fasilitas yang menjadi fasilitas
utama dari obyek rancang dapat diletakkan pada area depan site, yang juga merupakan jalan utama.
4.1.2.3.Analisa Kontur dan Curah Hujan Kelembaban rata-rata yang berada pada wilayah lokasi site Surabaya
Barat dalam kurun 30-100, dengan curah hujan rata-rata 117,67 mm pertahun.
S N
W E
Gambar 4.5 Arah Angin Lokal angin laut Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan 2011
57
Sementara, site memiliki tanah yang tidak begitu berkontur, karena tanah pada site hanya sedikit memiliki kemiringan lahan antara 0 sampai 15. Pada kemiringan
lahan tersebut, dapat dimanfaatkan sebagai kenaikan lahan untuk memasuki area site. Dijadikannya kenaikan lahan untuk memasuki site juga dipengaruhi oleh
peraturan setempat terhadap peil bangunan, yaitu 30-50 m di atas permukaan perkerasan jalan. Selain itu, kemiringan lahan ini juga dapat dimanfaatkan untuk
mengalirkan air hujan ke luar site, sehingga pada bagian depan lahan akan diberikan saluran tepi jalan untuk menghindari adanya genangan pada area site.
Keadaan kontur serta drainase pada site, dapat terlihat pada gambar 4.6.
4.1.3. Analisa Lingkungan Sekitar