31 digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan seseorang mengenai
lingkungan dan bagaimana belajar untuk melakukan aksi terhadap lingkungan. Berdasarkan penelitian dari Chawla dan Chusing tersebut, menunjukkan bahwa
adanya sebuah kegiatan kepanduan scout itu penting untuk diberikan kepada anak- anak.
2.2 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan
2.2.1 Penelitian Tentang Model Conservation Scout
Sari 2014 melakukan penelitian tentang persepsi Guru dan Siswa SD di Yogyakarta terhadap program Conservation Scout CS dengan melibatkan 38 SD di
Yogyakarta. Peserta yang mengikuti kegiatan Conservation Scout terdiri dari 32 guru dan 70 siswa SD. Kegiatan penelitian bertempat di Pusat Studi Lingkungan PSL
Universitas Sanata Dharma dengan tujuan untuk melihat respon sekolah, persepsi guru, persepsi siswa, dan keberhasilan sekolah dalam mendukung program
Conservation Scout. Program Conservation Scout dilakukan sebanyak 3 kali dan diakhiri dengan kegiatan peertutoring dan kampanye di SD masing-masing peserta.
Pertemuan tahap pertama dilakukan pada tanggal 2 Oktober 2014 dengan kegiatan eksperimen berbasis lingkungan hidup dan minitrip di PSL. Peserta diminta
untuk melakukan presentasi spontan mengenai kegiatan eksperimen yang sudah dilakukan. Pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 16 Oktober 2014 dengan
kegiatan praktik membuat awetan bioplastik dan mengenal konservasi reptil. Pertemuan terakhir yaitu tanggal 23 Oktober 2014, peserta diajak untuk melakukan
studi kasus mengenai pencemaran kemudian mereka diminta untuk membuat poster untuk dipresentasikan. Keberhasilan kegiatan CS dicapai pada saat siswa berani
melakukan kampanye dan peertutoring di sekolah masing-masing dalam rentang 2 minggu.
Metode penelitian yang digunakan adalah action research, survey, dan deskripsi kualitatif. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang divalidasi oleh
ahli penelitian pendidikan dengan hasil sangat baik. Kuesioner disebarkan kepada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32 guru dan siswa peserta Conservation Scout setelah kegiatan CS selesai berlangsung.
Lembar kuesioner diisi secara mandiri oleh guru dan siswa tanpa bantuan dari peneliti kemudian dikembalikan pada hari yang sama. Sekolah memberikan respon
sangat positif 84 terhadap program Conservation Scout, dari 38 sekolah yang diundang sebanyak 32 sekolah yang mengikuti program tersebut. Guru memberikan
persepsi negatif 2,50 bukan dikarenakan esensi dari program melainkan pada teknis pelaksanaan program. Siswa yang memberikan persepsi positif 3,51 dan 36 dari 70
siswa berhasil melakukan peertutoring dan kampanye mengenai konservasi. Kegiatan CS dirasa bisa menjadi sarana penanaman karakter cinta lingkungan dan peduli
konservasi pada siswa SD dikarenakan terdapat 53,12 SD yang siswanya menjadi duta konservasi lingkungan.
Widodo 2014 meneliti penerapan eksperimen untuk mengupayakan anak mencintai lingkungan hidup dan sains dengan melibatkan 34 sekolah, diikuti lebih
dari 70 siswa sekolah dasar dan 32 guru pendamping di Pusat Studi Lingkungan PSL Universitas Sanata Dharma yang beralamatkan di Dusun Soropadan,
Condongcatur, Depok, Sleman. Penelitian ini bertujuan untuk membentuk pribadi anak yang mencintai lingkungan seperti dirinya sendiri dengan menggunakan metode
Conservation Scout dan peer tutoring. Penelitian ini dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan, pertemuan pertama siswa diajak untuk bereksperimen, mengawetkan
makhluk hidup dan membuat poster, dan mendengarkan penjelasan mengenai konservasi reptile dan aksi konservasi tanaman obat pada tanggal 2, 16 dan 23
Oktober 2014. Hasil pelaksanaan kegiatan Conservation Scout I yang dilaksanakan hari
Kamis 2 Oktober 2014, siswa melakukan permainan sederhana, mengikuti kegiatan eksperimen pada pos-pos eksperimen seperti mozaik daun, pengaruh bau pada
jangkrik, tempat pensil dari botol bekas, dan aqua ponik. Siswa juga diajak untuk melakukan minitrip mengelilingi area PSL. Pada setiap lokasi yang dikunjungi, siswa
mendengarkan penjelasan dari narasumber sekaligus pemandu trip. Pada akhir kegiatan CS 1 ini, mereka merefleksikan pengalaman belajar dengan
33 berceritasharing di depan teman-temannya. Hasil kegiatan CS II yang dilaksanakan
hari Kamis 16 Oktober 2016, siswa mengawetkan spesimen dan membuat poster tentang peduli dan cinta lingkungan. Pada akhir kegiatan, siswa mempresentasikan
poster yang telah dibuat kepada siswa lain. Hasil CS III yang dilaksanakan Kamis 23 Oktober 2014, siswa mengenal
konservasi reptil dan membuat mini garden conservation dengan menanam pada botol bekas air mineral, dan peer tutoring. Hasil pelaksanaan minitrip dan konservasi
sederhana yang telah dilakukan mampu memberikan pemahaman kepada siswa dengan baik mengenai lingkungan serta menjadikan anak-anak sebagai duta
lingkungan. Kesempatan ini menjadikan mereka seseorang yang penuh dengan rasa peduli dengan lingkungan, mereka dapat bereksperimen dan kemudian melakukan
peer tutoring serta mengkampanyekan poster untuk peduli terhadap lingkungan. Ritmawanti 2014 meneliti Conservation Scout: pengenalan mini konservasi
di sekolah dasar untuk pembelajaran berbasis lingkungan dengan melibatkan 34 sekolah dasar sebagai mitra yang melibatkan kurang lebih 66 siswa dan 31 guru
pendamping di Pusat Studi Lingkungan PSL Universitas Sanata Dharma yang beralamatkan di Dusun Soropadan, Condongcatur, Depok, Sleman. Metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Conservation Scout. Penelitian ini bertujuan untuk mencetak banyak siswa sebagai duta lingkungan yang memiliki sikap
peduli lingkungan dan mau mengajak sesama untuk peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Penelitian ini dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan, pertemuan pertama
siswa diajak untuk bereksperimen, mengawetkan makhluk hidup dan membuat poster, dan mendengarkan penjelasan mengenai konservasi reptil dan aksi konservasi
tanaman obat pada tanggal 2, 16 dan 23 Oktober 2014. Hasil pelaksanaan kegiatan Conservation Scout I yang dilaksanakan hari
Kamis 2 Oktober 2014, siswa melakukan permainan sederhana, mengikuti kegiatan eksperimen pada pos-pos eksperimen seperti mozaik daun, pengaruh bau pada
jangkrik, tempat pensil dari botol bekas, dan aqua ponik. Siswa juga diajak untuk melakukan minitrip mengelilingi area PSL. Pada setiap lokasi yang dikunjungi, siswa
34 mendengarkan penjelasan dari narasumber sekaligus pemandu trip. Pada akhir
kegiatan CS 1 ini, mereka merefleksikan pengalaman belajar dengan berceritasharing di depan teman-temannya. Hasil kegiatan CS II yang dilaksanakan
hari Kamis 16 Oktober 2016, siswa mengawetkan spesimen dan membuat poster tentang peduli dan cinta lingkungan. Pada akhir kegiatan, siswa mempresentasikan
poster yang telah dibuat kepada siswa lain. Hasil CS III yang dilaksanakan Kamis 23 Oktober 2014, siswa bermain games
sederhana, kemudian mengenal konservasi reptile dan membuat mini garden conservation dengan menanam pada botol bekas air mineral, dan peer tutoring. Hasil
pelaksanaan minitrip dan konservasi sederhana mampu menjadikan anak-anak sebagai duta konservasi duta lingkungan yang memiliki kepedulian terhadap
lingkungan sekitarnya. Kepedulian terhadap lingkungan ditunjukkan oleh anak-anak melalui kegiatan peer tutoring berupa eksperimen dan kampanye peduli lingkungan
menggunakan poster yang dilakukan di sekolah masing-masing.
2.2.2 Penelitian Tentang Kesadaran Lingkungan