39
BAB III METODE PENELITIAN
Pada Bab III ini dijelaskan jenis penelitian, setting penelitian, prosedur pengembangan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis
data.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian dan Pengembangan atau lebih dikenal dengan istilah Research and Development RD.
Terdapat beberapa macam desain metode penelitian dan pengembangan dari beberapa ahli seperti Borg Gall 1983 dan Dick Carey 2003. Penelitipun memutuskan
untuk menggunakan desain penelitian dan pengembangan menurut Tomlinson. Penelitian ini menggunakan metode pengembangan menurut Tomlinson dikarenakan
lebih memfokuskan pada pengembangan materi pembelajaran. Tomlinson 2005 menyampaikan bahwa yang dimaksud dengan pengembangan materi adalah
pengembangan terhadap bahan-bahan apapun yang dapat digunakan untuk membantu pelaksanaan pembelajaran seperti buku teks, buku kerja LKS, kaset, CD-ROM,
DVD, video, handout, dan dari internet. Penelitian ini mengembangkan materi berupa “Materi Pendidikan Kesadaran
dan Kepedulian Lingkungan menggunakan Model Conservation Scout ” untuk
memberikan pendidikan lingkungan kepada Siswa kelas III B SD Negeri Jetis 1 Yogyakarta. Pelaksanaan pengembangan materi disesuaikan dengan lima langkah
pengembangan materi menurut Tomlinson. Kelima langkah pengembangan materi menurut Tomlinson dalam Harsono, 2015, yaitu: 1 Analisis kebutuhan siswa
Students’s need analysis, 2 Desain Design, 3 Implementasi Implementation, 4 Evaluasi Evaluation, dan 5 Revisi Revision. Terdapat satu hal yang
sebaiknya diperhatikan dalam penelitian ini. Instrumen dan materi yang sudah disusun sebaiknya dilakukan evaluasi materi oleh ahli, validasi dalam penelitian ini
termasuk dalam bagian evaluasi materi. Penyusunan materi yang dikembangkan oleh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40 peneliti juga didasarkan pada 10 prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson
2005. Kesepuluh prinsip yang dikemukakan oleh Tomlinson antara lain 1 memiliki pengaruh bagi pembelajar, 2 membuat pembelajar merasa nyaman dan
bahagia, 3 mengembangkan kepercayaan diri, 4 relevan untuk pembelajar, 5 membuat pembelajar tertarik, 6 memberikan penjelasan, 7 memperhatikan gaya
belajar siswa, 8 memperhatikan sikap afektif yang berbeda, 9 memberdayakan kemampuan intelektual, emosional, dan menstimulasi otak kanan dan otak kiri, dan
10 terwujudnya feedback. Penggunaan berbagai macam metode dalam penelitian ini diharapkan dapat
membangun sebuah penelitian yang dapat memberikan pengaruh baik. Pengaruh baik dari penelitian ini diharapkan dapat diterima oleh peneliti, partisipan atau orang yang
terlibat dalam penelitian, dan orang-orang lain yang mempelajari penelitian ini. Peneliti berusaha melandaskan diri pada etika-etika atau kaidah-kaidah pokok dalam
proses penelitian. Pertimbangan terhadap etika penelitian dalam pelaksanaan penelitian ini diharapkan agar tidak ada pihak yang dirugikan, oleh karena itu peneliti
menggunakan prinsip pelaksanaan penelitian sesuai dengan yang diharapkan Institutional Review Board IRB.
James Bell Associates 2008 menjelaskan bahwa Institutional Review Board IRB merupakan sebuah komite yang didirikan untuk meninjau, menyetujui, dan
mengatur etika penelitian. The National Research Act yang diadakan oleh Congress tahun 1974, seluruh institusi secara langsung menerima dukungan dari pemerintah
pusat untuk meneliti dan mengevaluasi pembelajaran, termasuk universitas, sekolah negeri, ataupun rumah sakit untuk membentuk IRB. Tanggungjawab dasar dari IRB
adalah untuk memastikan dan menjamin bahwa resiko yang dihadapi oleh partisipan dalam sebuah penelitian itu minimal. IRB dapat memutuskan tingkat resiko yang
akan diterima oleh partisipan pada sebuah penelitian, jika resiko yang akan diterima partisipan tersebut terlalu tinggi maka IRB dapat memberikan rekomendasi kepada
seorang peneliti untuk merevisi desain penelitiannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41 IRB juga mempunyai kewenangan untuk tidak memberikan ijin atau tidak
menyetujui suatu studi atau penelitian. Suatu penelitian yang dianggap membahayakan partisipan, kurang bertanggungjawab, atau tidak etis bisa saja tidak
diberikan ijin. Namun demikian, diharapkan suatu penelitian dapat direncanakan agar semakin wajar dan layak, dengan cara menjaga privasi dari subjek dan kerahasiaan
data. IRB terdiri dari setidaknya 5 anggota dengan latar belakang yang berbeda untuk menghormati ras, gender, latar belakang budaya, dan profesi. Anggota IRB harus
mempunyai keahlian dalam bidang penelitian yang mereka evaluasi dan setidaknya satu dari anggota IRB merupakan perwakilan dari suatu kelompok, golongan,
komunitas, atau masyarakat yang besar. Sieber dalam Creswell, 2014 menjelaskan hal yang sama bahwa komite IRB
dibentuk untuk mencegah adanya pelanggaran HAM dikarenakan keterlibatan seseorang pada suatu penelitian. IRB dibutuhkan bagi peneliti untuk meninjau
kemungkinan terjadinya resiko penelitian, seperti resiko fisik, psikologis, sosial, ekonomi, atau hukum. Anak-anak dibawah usia 19 tahun juga termasuk dalam
individu yang penting untuk dijaga kehormatan hak-haknya. Peneliti juga mengusahakan untuk menerapkan etika-etika yang sebaiknya dibangun dalam proses
penelitian sesuai dengan apa yang diharapkan IRB. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini antara lain adalah siswa, validator, kepala sekolah, dan guru kelas.
Nama dari masing-masing partisipan yang terlibat dalam penelitian ini akan diusahakan untuk dijaga rahasia dan privasinya, sehingga peneliti cukup
menggunakan kode berupa nama samaran demi mengantisipasi resiko yang akan diterima atas keterlibatannya dalam penelitian ini dan untuk menghormati hak-hak
dari setiap partisipan. Peneliti berusaha untuk menjaga privasi dan kehormatan dari setiap individu
dan tidak ada maksud untuk memperoleh keuntungan pribadi, akan tetapi berusaha untuk berkarya bersama-sama partisipan melalui penelitian ini demi kepentingan dan
kebaikan bersama. Kehormatan hak dan kapasitas dari setiap individu yang dilibatkan dalam penelitian ini juga akan diusahakan untuk dijunjung tinggi dengan cara tidak
42 mengarahkan bahasa-bahasa penelitian yang mengidentifikasi ras, etnis, atau pun
jenis kelamin gender.
3.2 Setting Penelitian