BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keterlambatan Rujukan
Keterlambatan mendapatkan pelayanan kesehatan yang tepat merupakan salah satu penyebab kematian yang tinggi pada ibu bersalin, khususnya di negara
berkembang dengan sarana dan fasilitas terbatas. Di negara Indonesia sendiri, sarana dan fasilitas kesehatan masih belum merata diberbagai daerah dan ditambah lagi
dengan biaya kesehatan yang tidak murah. Hal ini mengakibatkan masyarakat masih memilih pengobatan tradisional yang mudah ditemukan dengan biaya lebih
terjangkau. Namun penanganan yang tidak tepat membuat timbulnya penyakit lain atau komplikasi dari penyakit sehingga lebih parah. Padahal sebagaian besar
kematian yang dihadapi masih dapat diselamatkan, bila pertolongan pertama dapat diberikan secara adekuat Wahyuningsih, 2009 .
Sumber keterlambatan adalah kemiskinan dan pengetahuan yang rendah dan kurangnya pengertian kesejajaran antara pria dan wanita. Keterlambatan pengambilan
keputusan untuk merujuk karena perlu mendapat restu suami, keluarga, dan pemuka masyarakat. Selain itu, keterlambatan terjadi karena kekurangan dana dan pada
akhirnya keterlambatan memberikan pertolongan di tempat rujukan darurat dan komprehensif Manuaba, 2001.
Sistem rujukan merupakan suatu sistem pelayanan kesehatan di mana terjadi pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah kesehatan yang
timbul secara horizontal maupun vertikal, baik kegiatan pengiriman penderita, pendidikan maupun penelitian Saifuddin, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Sistem rujukan di Indonesia adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggungjawab dan wewenang secara
timbal balik dalam pelayanan kesehatan terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal dalam arti dari unit yang berkemampuan kurang kepada unit
yang lebih mampu atau secara horizontal dalam arti antar unit-unit yang setingkat kemampuannya untuk menciptakan suatu pelayanan kesehatan yang paripurna.
Tujuan utama sistem rujukan adalah mampu menyelamatkan ibu, anak dan bayi baru lahir, melalui program rujukan terencana dalam satu wilayah kabupaten, kotamadya,
atau provinsi Wahyuningsih, 2009. Di Indonesia keterlambatan rujukan dimungkinkan terjadi, mengingat keadaan
geografis dengan daerah luas dan distribusi penduduk yang tidak merata. Di samping itu, rumah sakit kabupaten belum seluruhnya mampu memberikan pertolongan
pertama yang sangat diperlukan. Keterlambatan dalam mendapatkan pertolongan menjadi kunci utama penyebab tingginya AKI dan AKB di Indonesia. Keterlambatan
yang terjadi, dikelompokkan menjadi : a. Terlambat memutuskan rujukan yang disebabkan :
- Kemiskinan dan pengetahuan yang rendah. - Faktor kultur keluarga dan masyarakat.
- Kekurangan sarana penunjang. b. Terlambat dalam perjalanan :
- Distribusi penduduk yang tidak merata - Dapat dilihat bahwa Indonesia memiliki daerah luas dan kepulauan.
- Pusat pelayanan kesehatan tidak merata.
Universitas Sumatera Utara
c. Terlambat dalam memberikan pertolongan di pusat kesehatan. - Kekurangan sarana penunjang.
- Kesiapan memberikan pertolongan belum memadai. - Terlambat mengambil keputusan tindakan.
d. Terlambat diterima di pusat pelayanan kesehatan. - Keadaan umum penderita yang tidak memungkinkan untuk melakukan
tindakan segera. - Diterima dalam keadaan kritis.
- Obat-obatan “live saving” tidak tersedia Manuaba, 2001. Dalam buku Modul Dasar : Bidan di Masyarakat, dikatakan bahwa
keterlambatan berarti kematian. Keterlambatan dapat terjadi dimana saja dan untuk alasan yang berbeda; bahwa keterlambatan dapat menyebabkan kematian atau
komplikasi yang serius yang dapat mengakibatkan morbiditas; bahwa keterlambatan dapat dicegah; dan bahwa mengatasi masalah ini akan membantu mengurangi
masalah kematian ibu. Tahap-tahap keterlambatan, digambarkan dalam 3 tahap : 1. Keterlambatan dalam keputusan untuk mencari pelayanan, hal ini dipengaruhi
oleh : - Status ekonomi,
- Status pendidikan, - Status wanita,
- Karakteristik penyakit. 2. Keterlambatan dalam mencapai fasilitas kesehatan, hal ini disebabkan oleh :
- Jarak
Universitas Sumatera Utara
- Transportasi - Jalan
- Biaya 3. Keterlambatan dalam menerima penanganan yang tepat Widyastuti, 2001.
Sistem rujukan merupakan masalah tersendiri dalam mata rantai tingginya AKI dan AKB. Beberapa faktor yang menyebabkan terlambat melakukan rujukan,
diantaranya : -
Faktor kemiskinan dan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang arti penting rujukan untuk mendapatkan pertolongan tepat, cepat, dan adekuat.
- Sistem komunal masyarakat dapat menghambat rujukan karena masih
memerlukan persetujuan keluarga dan pemuka masyarakat. -
Belum tersedianya sarana angkutan khusus dari masyarakat dan pemerintah sehingga hambatan dapat diatasi dengan mudah, murah, dan aman Manuaba,
2001. Sebagai negara dengan daerah yang luas serta penduduk yang padat, tetapi
distribusi tidak merata, masih sulit untuk mengatasi sistem rujukan sehingga menimbulkan faktor keterlambatan rujukan, terlambat diterima di tempat pelayanan,
terlambat dikirimkan karena perjalanan yang ditempuh panjang serta memerlukan waktu, dan terlambat mengambil tindakan merupakan masalah tersendiri untuk dapat
dikendalikan. Keterlambatan rujukan juga tergantung pada penolong pertama ibu untuk
bersalin. Tingkat pendidikan dan pengalaman dari penolong sangat membantu untuk mendeteksi situasi yang memerlukan penanganan yang lebih adekuat. Tidak jarang
Universitas Sumatera Utara
ibu bersalin ditolong oleh keluarga sendiri atau dukun beranak karena pengalaman persalinan terdahulu. Padahal setiap persalinan berbeda-beda bawaan dan masalah
yang dapat terjadi. Komplikasi dan penyakit lain dapat timbul seiring dengan bertambahnya usia, jumlah kelahiran, banyaknya kehamilan dan abortus, dan lain-
lain. Ketidaktahuan akan tanda-tanda bahaya ini, mengakibatkan tingkat morbiditas ibu menjadi lebih tinggi APN, 2011.
Sistem rujukan paripurna terpadu merupakan suatu tatanan, di mana berbagai komponen dalam jaringan pelayanan kebidanan dapat berinteraksi dua arah timbal
balik, antara bidan di desa, bidan dan dokter di puskesmas di pelayanan kesehatan dasar, dengan para dokter spesialis di RS kabupaten untuk mencapai rasionalisasi
penggunaan sumber daya kesehatan dalam penyelamatan ibu dan bayi baru lahir yaitu penanganan ibu risiko tinggi dengan gawat-obstetrik atau gawat-darurat-obstetrik
secara efisien, efektif, profesional, rasional, dan relevan dalam pola rujukan terencana.
1. Rujukan Terencana Menyiapkan dan merencanakan rujukan ke rumah sakit jauh-jauh hari bagi
ibu risiko tinggi. Ada dua macam rujukan terencana, yaitu : a. Rujukan Dini Berencana RDB untuk ibu dengan APGO Ada Potensi
Gawat Obstetri dan AGO Ada Gawat Obstetri – ibu risiko tinggi masih sehat belum inpartu, belum ada komplikasi, ibu berjalan sendiri dengan
suami, ke RS naik kendaraan umum dengan tenang, santai, mudah, murah, dan tidak membutuhkan alat ataupun obat.
Universitas Sumatera Utara
b. Rujukan Dalam Rahim RDR di dalam RDB terdapat pengertian RDR atau Rujukan In Utero bagi janin ada masalah, janin risiko tinggi masih
sehat misalnya kehamilan dengan riwayat obstetri jelek pada ibu diabetes mellitus, partus prematurus iminens. Bagi janin, selama dalam pengiriman
rujukan; rahim ibu merupakan alat transportasi dan inkubator alami yang aman, nyaman, hangat, steril, murah, mudah, memberi nutrisi dan O
2
, tetap ada hubungan fisik dan psikis dalam lindungan ibunya.
2. Rujukan Tepat WaktuRTW ‘prompt timely referral’ untuk ibu dengan gawat-darurat-obstetrik, pada kelompok AGDO Ada Gawat Darurat
Obstetrik, perdarahan antepartum dan preeklampsia berateklampsia dan ibu dengan komplikasi persalinan dini yang dapat terjadi pada semua ibu hamil
dengan atau tanpa faktor risiko. Ibu GDO Gawat Darurat ObstetrikEmergency Obstetric membutuhkan RTW dalam penyelamatan
ibubayi baru lahir Saifuddin, 2010. Tabel 2.1 Pedoman Rujukan Terencana
Kelompok Faktor Risiko Masalah Medik
Jenis Rujukan
Kelompok FR I : Ada Potensi Gawat
Obstetrik APGO 1. Primi muda
2. Primi tua 3. Primi tua sekunder
4. Anak kecil 2 tahun 5. Grande multi
6. Umur ibu 35 tahun 7. Tinggi badan ± 145 cm
8. Pernah gagal kehamilan 9. Persalinan yang lalu
dengan tindakan 10. Bekas seksio sesarea
Rujukan Dini Berencana RDB
Rujukan Dalam Rahim RDR
Kelompok FR II : 11. Penyakit ibu
12. Preeklampsia ringan Rujukan Dini
Universitas Sumatera Utara
Ada Gawat Obstetrik AGO
13. Gameli 14. Hidramnion
15. IUFD 16. Hamil serotinus
17. Letak sungsang 18. Letak lintang
Berencana RDB
Rujukan Dalam Rahim RDR
Kelompok III : Ada Gawat Darurat
Obstetrik AGDO 19. Perdarahan antepartum
20. Preeklampsia berat eklampsia
Rujukan Tepat Waktu RTW
Kelompok Risiko : Kelompok Risiko Rendah
KRR
Kelompok Risiko Tinggi KRT
Kelompok Risiko Sangat Tinggi KRST
KOMPLIKASI PERSALINAN
Dini Lanjut
Rujukan Tepat Waktu RTW
Rujukan Terlambat Rujukan terencana berhasil menyelamatkan ibu dan bayi baru lahir,
pratindakan tidak membutuhkan stabilisasi, penanganan dengan prosedur standar, alat, obat generik, dengan biaya murah terkendali. Sedangkan rujukan terlambat
membutuhkan stabilisasi, alat, obat dengan biaya mahal, dengan hasil ibu dan bayi mungkin tidak dapat diselamatkan.
2.2 Antenatal Care