Tabel 4.18 Hubungan Faktor Geografis dengan Keterlambatan Rujukan Ibu Bersalin
No. Faktor geografis
Keterlambatan Rujukan
Total p
Tidak terlambat
Terlambat n
n n
1 Tidak sulit
6 66,7
3 33,3
9 100,0
0,179
2
Sulit 3
30,0 7
70,0 10
100,0
4.3.4 Hubungan Penolong Persalinan dengan Keterlambatan Rujukan Ibu Bersalin
Tabel silang antara penolong persalinan dengan keterlambatan rujukan bahwa penolong persalinan yang kompeten sebanyak 10 responden yaitu terlambat dirujuk
sebanyak 2 orang 20,0 dan yang tidak terlambat dirujuk sebanyak 8 orang 80,0. Penolong persalinan yang tidak kompeten sebanyak 9 orang yaitu terlambat
dirujuk sebanyak 8 orang 88,9 dan yang tidak terlambat dirujuk sebanyak 1 orang 11,1. Hasil uji statistik dengan uji chi square menunjukkan ada hubungan
yang signifikan antara penolong persalinan dengan keterlambatan rujukan p = 0,005. Hubungan faktor penolong persalinan dengan keterlambatan rujukan dapat
dilihat pada tabel 4.19 berikut ini:
Tabel 4.19 Hubungan Penolong Persalinan dengan Keterlambatan Rujukan Ibu Bersalin
No. Penolong Persalinan
Keterlambatan Rujukan
Total p
Tidak terlambat
Terlambat n
n n
1 Kompeten
8 80,0
2 20,0
10 100,0
0,005
2 Tidak kompeten
1 11,1
8 88,9
9 100,0
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pengaruh Keputusan Keluarga dengan Keterlambatan Rujukan Ibu
Bersalin
Data mengenai keputusan keluarga diperoleh melalui wawancara dengan kuesioner sebagai panduan wawancara yang dilakukan pada 19 responden.
Berdasarkan hasil analisis dengan uji statistik chi square menunjukkan nilai probabilitas untuk keputusan keluarga terhadap keterlambatan rujukan ibu bersalin ke
RSUD Gunungsitoli yaitu p = 0,628 0,05, artinya keputusan keluarga tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan keterlambatan rujukan ibu bersalin.
Hasil penelitian tersebut, tidak sesuai dengan pernyataan Manuaba 2001 bahwa salah satu yang menyebabkan ibu terlambat dirujuk adalah terlambat dalam
mengambil keputusan. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa peran keluarga sangat penting dalam
mengambil keputusan untuk merujuk ibu bersalin. Bahkan suami tidak dapat mengambil keputusan sendiri. Responden mengatakan melibatkan keluarga sebelum
menentukan untuk merujuk ibu ke rumah sakit. Selain itu, tokoh agama dan tokoh adat atau masyarakat juga dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Hal ini
berhubungan dengan hasil dari rujukan ibu di rumah sakit, bahwa keluarga mengiklaskan apapun yang kemungkinan terjadi pada ibu termasuk hal yang paling
buruk seperti kematian. Adapun cara pengambilan keputusan yaitu dengan mengadakan musyawarah.
Waktu yang dibutuhkan lebih dari 15 menit dalam pengambilan keputusan. Hal ini
Universitas Sumatera Utara