Penolong Persalinan Hasil Analisis Univariat .1 Umur

mencapai tempat ibu bersalin. Kebanyakan waktu yang dibutuhkan 30 menit untuk mendapatkan kendaraan yang membawa ibu dirujuk ke rumah sakit.

4.2.10 Penolong Persalinan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dari 19 ibu bersalin yang dirujuk ke RSUD Gunungsitoli, ada 10 orang 52,6 penolong persalinan yang kompeten dan ada 9 orang 47,4 penolong persalinan yang tidak kompeten. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.14. Tabel 4.14 Distribusi Responden Berdasarkan Penolong Persalinan Terhadap Keterlambatan Rujukan No. Penolong Persalinan Jumlah Persentase 1. Kompeten 10 52,6 2. Tidak kompeten 9 47,4 Total 19 100,0 Faktor penolong persalinan memiliki 3 pertanyaan yang kemudian digambarkan berdasarkan jawaban responden dan dibuat kesimpulan dengan kategori kompeten dan tidak kompeten. Secara jelas dapat dilihat pada Tabel 4.15 Tabel 4.15 Distribusi Gambaran Jawaban Responden Berdasarkan Kategori Faktor Penolong Persalinan Responden Gambaran Jawaban Responden Kesimpulan 1 Responden mengatakan awalnya ditolong oleh keluarga di rumah kemudian dibawa ke bidan di klinik bersalin. Bidan yang merujuk ke rumah sakit. Tidak kompeten 2 Ibu ditolong oleh bidan diklinik bersalin, lalu dirujuk karena adanya indikasi rujukan. Kompeten 3 Dukun membantu ibu bersalin dirumah, lalu kemudian dibawa ke puskesmas dan diperiksa bidan. Lalu dari puskesmas dirujuk ke rumah sakit. Tidak kompeten 4 Ibu memeriksakan diri ke bidan di klinik bersalin. Bidan menganjurkan rujukan karena presentasi bukan kepala. Kompeten Universitas Sumatera Utara Tabel 4.15 Lanjutan Responden Gambaran Jawaban Responden Kesimpulan 5 Ibu memeriksakan diri di praktek dokter dan oleh dokter obgin ibu dirujuk ke rumah sakit karena persalinan yang lalu ibu dioperasi bedah saesar. Kompeten 6 Ibu mengedan sendiri ditemani keluarga, kemudian dirujuk karena terjadi perdarahan. Tidak kompeten 7 Bidan sudah melakukan induksi persalinan namun tak ada kemajuan. Lalu dari klinik bersalin ibu dirujuk ke rumah sakit karena gagal induksi. Kompeten 8 Dukun membantu persalinan kurang bulan dan terjadi perdarahan. Lalu dari rumah dibawa ke rumah sakit. Tidak kompeten 9 Ibu memeriksakan diri ke klinik bersalin. Oleh bidan, ibu dirujuk karena presentasi bukan kepala. Kompeten 10 Keluarga memimpin ibu untuk meneran di rumah. Lalu dirujuk ke rumah sakit Tidak kompetena 11 Ibu datang periksa ke puskesmas dan diperiksa bidan. Lau dirujuk ke rumah sakit karena prensentasi bukan kepala. Kompeten 12 Ibu ke klinik bersalin untuk melahirkan, namun ketika diperiksa bidan, ibu mengalami gejala preeklampsia dan gawat janin. Lalu ibu dirujuk ke rumah sakit. Kompeten 13 Ibu datang ke klinik bersalin karena ada tanda hendak melahirkan. Hasil pemeriksaana bidan presentasi bukan kepala, maka ibu dirujuk ke rumah sakit. Kompeten 14 Ibu riwayat bedah saesar kurang dari 2 tahun, ketika ada tanda ibu langsung dibawa ke rumah sakit. Tidak kompeten 15 Ibu hendak bersalin ke klinik bidan, hasil pemeriksaan bidan; ibu preeklampsi berat maka dirujuk ke rumah sakit. Kompeten 16 Ibu sudah dipimpin meneran oleh dukun. Karena ibu merasa sakit berat dibagian belakang kepala, ibu dibawa ke klinik dan diperiksa bidan dengan hasil preeklampsia dan presentasi bukan kepala. Tidak kompeten 17 Bidan dipanggil ke rumah untuk memeriksa ibu karena merasa sakit kepala hebat dan mau bersalin serta ketuban sudah pecah 24 jam. Hasilnya ibu preeklampsia dan gawat janin sehingga dirujuk ke rumah sakit. Kompeten 18 Dukun sudah memimpin ibu untuk meneran dirumah dan ketuban sudah pecah. Bayi tidak lahir dengan Tidak kompeten Universitas Sumatera Utara Tabel 4.15 Lanjutan Responden Gambaran Jawaban Responden Kesimpulan perdarahan hebat, lalu dibawa ke klinik bidan. Lalu dirujuk karena ibu preeklampsia dengan plasenta previa dan tanda syok. 19 Ibu sudah dipimpin meneran oleh dukun di rumah, anak belum lahir walau pembukaan lengkap. Ibu lalu dirujuk ke rumah sakit. Tidak kompeten Penolong persalinan non tenaga kesehatan bila telah melakukan intervensi berupa tindakan untuk persalinan, merujuk ibu dalam keadaan terlambat. Kecuali keluarga yang merasakan ada masalah kesehatan ibu, langsung membawa ibu ke tenaga kesehatan atau langsung ke rumah sakit. Penolong persalinan kompeten, menemukan indikasi rujukan, segera merujuk ibu untuk dibawa ke rumah sakit. Hal ini dilakukan tenaga kesehatan karena mengerti bahwa persalinan membutuhkan tindakan yang adekuat dengan pengawasan. Karena dirumah sakit, keadaan emergensi, ibu dapat segera dioperasi untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Selain itu, dirumah sakit memiliki banyak tenaga profesional sehingga dapat lebih cepat mendeteksi bila ada masalah baik bagi ibuataupun bayi. Ibu bersalin yang ditolong dukun kemudian dibawa ke bidan, semuanya harus dirujuk ke rumah sakit karena kondisi ibu dan bayi yang gawat. Biasanya indikasi rujukan segera ditemukan tidak hanya satu indikasi sehingga penanganan ibu pun jadi lebih sulit. Responden yang ditolong oleh non tenaga kesehatan mengatakan bahwa keluarga mertua yang menganjurkan untuk bersalin di rumah. Non tenaga kesehatan dianggap kekeluargaan dan lebih mahir dalam membantu proses persalinan karena memilki pengalaman yang lebih banyak. Apalagi bila dibandingkan dengan bidan desa atau bidan di puskesmas yang umurnya jauh dibawah non tenaga kesehatan. Universitas Sumatera Utara Selain itu, biaya persalinan juga lebih murah dengan obat-obatan tradisional. Pembayaran juga tidak harus menggunakan uang, bisa dengan ternak atau hasil kebun. Namun penolong non tenaga kesehatan memiliki faktor resiko terjadinya komplikasi penyakit lebih besar. Hal ini bisa diakibatkan karena kurangnya pengetahuan non tenaga kesehatan tentang mekanisme persalinan yang lebih aman baik untuk ibu dan anak, serta kurangnya pengetahuan tentang faktor resiko dan kondisi yang memerlukan tindakan yang lebih adekuat. Belum lagi kurangnya peralatan dan obat-obatan emergensi yang menambah kesakitan pada ibu bersalin sehingga keadaan ibu bertambah buruk ketika akhirnya diputuskan untuk dirujuk. Pada penelitian ini, sebagian responden yang ditolong oleh non tenaga kesehatan di rumah, pada akhirnya membawa ibu dirujuk ke klinik atau puskesmas terdekat. Baru kemudian bidan merujuk untuk dibawa ke rumah sakit, karena kondisi ibu membutuhkan penanganan adekuat dan pengawasan dokter. Sebagian lagi langsung dirujuk ke rumah sakit karena tenaga kesehatan jauh dari tempat tinggal ibu. Hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas materna menjadi tinggi.

4.3 Hasil Analisis Bivariat