20
2.2. Pengertian Tenun Ikat
Tenun adalah suatu kegiatan menenun kain mulai dari helaian benang pakan dan benang lungsin yang sebelumnya dicelupkan ke zat pewarna. Ada
beberapa teknik tenun yang dikenal di kalangan masyarakat Indonesia diantaranya adalah tenun ikat, tenun benang tambah dan tenun datar.
Sedangkan teknik ikat adalah mengikat bagian benang supaya tidak terkena warna celupan dan untuk bagian lain dibiarkan supaya terwarnai saat
dicelupkan warna. Teknik tersebut diharapkan menghasilkan perbedaan warna yang akhirnya membentuk motif kain
tenun ikat yang sangat menarik. Teknik ikat ini bisa diterapkan pada benang pakan benang horisontal pada alat tenun dan
juga pada benang lungsi benang vertikal pada alat tenun. Atau bisa juga menggunakan kedua teknik tersebut dan biasanya disebut dengan tenun ikat
berganda atau dobel ikat.
2.3. Diversifikasi Tenun Ikat Bandar Kidul
Di Kelurahan Bandar Kidul, kerajinan tenun ikat dengan menggunakan ATBM alat tenun bukan mesin merupakan tradisi turun-temurun yang telah ada
sejak dahulu. Kerajinan tenun ikat Bandar Kidul sempat mencapai puncak kejayaan antara tahun 1960-1970. Namun kejayaannya pada era 1960-an tidak
berlangsung lama. Pada akhir era 1970-an hingga 1980-an kerajinan tenun ikat Bandar Kidul mulai surut. Hal itu terutama disebabkan oleh dua faktor, yaitu :
Pertama, kalah dengan kain tenun buatan pabrik. Kedua, tidak adanya generasi penerus setelah pendiri usaha meninggal dunia.
Pada awalnya, perajin tenun ikat Bandar Kidul hanya memproduksi kain sarung goyor dengan bahan baku benang stapple fiber. Ragam motif sarung goyor
masih terbatas dan dengan warna-warna yang masih cenderung gelap. Sejak tahun 2001, ada inisiatif untuk memproduksi kain tenun yang digunakan sebagai bahan
utama pembuatan pakaian baik pria maupun wanita. Upaya diversifikasi tersebut kami lakukan agar produk-produk pengrajin dapat memenuhi selera konsumen
mengenai pengembangan produk-produk lain berbasis kerajinan tenun ikat.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
Sejalan dengan perkembangan tenun ikat, para pengrajin mampu membuat moti-motif baru yang bervariasi dan warna-warna yang banyak pilihan,
diantaranya bunga kuncup, cibrisan, kenongoan, linggan, long, melinjon, panahan, salur, tirto, dan walangan. Para pengrajin tenun kota Kediri disetiap tenunnya
mempunyai kekhasan motif tenun ikat dari kota Kediri. Adapun produk-produk yang telah dihasilkan pengrajin tenun ikat Bandar Kidul :
1. Kain tenun, dengan pilihan bahan baku meliputi benang miseraced, semi-
sutera dan sutera. Mayoritas kain tenun yang diproduksi menggunakan bahan berupa benang miseraced.
2. Sarung dengan bahan miseraced, yaitu sarung tenun dengan bahan baku
benang miseraced yang biasa dipakai sebagai bahan pembuatan kain tenun.
2.3.1. Karakteristik Tenun Ikat Bandar Kidul
Meskipun banyak daerah lain di Indonesia yang menghasilkan kain tenun dengan ciri khasnya masing-masing, kain tenun ikat Bandar Kidul tetap memiliki
karakteristik yang unik dan eksklusif, yaitu : Motif terbentuk dari hasil ikatan benang
Untuk kombinasi warna memakai colet Motif tenun ikat kebanyakan berwarna putih warna asli ikatan
Karakteristik di atas menjadi unsur utama yang membedakan tenun ikat Bandar Kidul dengan kain tenun dari Samarinda, Bali dan daerah-daerah lain di
Indonesia. Beberapa contoh hasil tenun ikat Bandar Kidul kota kediri :
Gambar 2.14 : Hasil produksi sentra kerajinan tenun ikat Bandar Kidul kota Kediri Sumber : dokumentasi penulis, Nanik Andriani, diambil pada tanggal 10 Januari 2013
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
2.4. Pengertian Branding
Branding adalah membangun sebuah brand, yang bertujuan untuk merangkul target market, sehingga brand yang dibuat menjadi pilihan yang tepat.
Membangun sebuah brand terkenal bukan semata-mata apa yang telah Anda lakukan, tapi lebih kepada apa yang telah Anda lakukan untuk tampil beda
dibandingkan yang lain, dengan menggunakan sumber daya kreatif yang minimal.Rustan, 2011:6
Menurut Surianto Rustan 2011:16 Branding adalah kegiatan membangun sebuah brand. Sedangkan brand merupakan rangkuman pengalaman dan asosiasi
terhadap sebuah entitas. Dalam buku Aleena wheeler yang berjudul “Designing Brand Identity” :”makna brand dapat berubah sesuai dengan konteksnya. Kadang
brand sebagai kata benda, kadang sebagai kata kerja. Kadang sama dengan nama perusahaan, pengalaman perusahaan dan harapan konsumen. Tujuan dari branding
yang baik adalah:
Mampu menyampaikan pesan dengan jelas
Memastikan kredibilitas Anda
Mampu menghubungkan target pasar atau konsumen secara emosional
Mampu menggerakkan atau memotivasi konsumen
Memastikan terciptanya kesetiaan pelanggan. Ekuitas merek adalah aset intengible yang dimiliki oleh sebuah merek
karena value yang diberikannya kepada pelanggan. Semakin tinggi ekuitas merek, akan semakin tinggi pula value yang diberikan oleh merek tersebut kepada
pelanggan. Karena ekuitas merek tergantung pada upaya membangun merek brand-building efforts yang dilakukan, nilai ekuitas merek itupun naik turun
dari waktu ke waktu tergantung dari upaya yang dilakukan. Kertajaya dan yuswohady, 2005:176-177. Yang termasuk dalam unsur ekuitas merek , yaitu :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23
1. Brand Awareness
Merupakan ukuran kekuatan ekistensi merek dibenak pelanggan, yaitu meliputi : brand recognition merek yang pernah diketahui oleh
pelanggan, brand recall merek apa yang diingat pelanggan untuk suatu ketegoi produk tertentu, top of mind merek pertama apa yang disebut
oleh pelanggan untuk suatu kategori produk tertentu, dan dominant brand satu-satunya merek yang diingat pelanggan.
2. Perceived Quality
Adalah kekuatan persepsi terhadap kualitas dan superioritas produk terhadap pesaingnya. Bagi pemilik merek, persepsi kualitab memberikan
manfaat karena menjadi reason-to-buy pelanggan, dan menjadi basis diferensiasi dan positioning.
3. Brand Association
Merupakan asosiasi apapun yang terkaitdengan sebuah merek tertentu. Dalam riset merek, asosiasi dipakai sebagai penentuan positioning suatu
produk. 4.
Brand Royalty Merupakan loyalitas yang diberikan pelanggan kepada merek, loyalitas
merek menjadi ukuran seberapa besar pelanggan berpindah ke produk lain. Dalam menciptakan dan mengelola brand equity, kita seharusnya bisa
menyadari betapa penting faktor pelanggan. Menurut artikel Kevin Keller seorang profesor ahli bidang menejemen merek mengatakan jika “Sebuah brand dikatakan
mempunyai customer-based brand equity yang bagus apabila pelanggan memberikan respons lebih positif terhadap suatu brand atau produk yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24
dipasarkan. Kunci dari branding adalah konsumen bisa membedakan produk kita
dengan jelas apabila dibandingkan dengan produk pesaing”.
5
2.4.1. Tahap-Tahap Branding
Branding merupakan suatu upaya untuk membentuk sebuah brand agar dapat dikenal oleh target segmen dan menjadi pilihan produk yang ditawarkannya.
Sebelum melakukan branding ada hal-hal yang harus diperhatikan, supaya branding tersebut sesuai dan menemukan media branding yang tepat pula,
sehingga target yang diinginkan tercapai. Menurut McEnally dan de Chernatony dalam buku Tjiptono 2011:56-63 konseptual evolusi proses branding ada
beberapa tahap, yaitu : 1.
Unbranded goods Pada tahap ini, barang diperlakukan sebagai komoditas dan sebagian besar
diantaranya tidak diberi merek. Bercirikan situasi permintaan jauh melampaui
penawaran. Produsen tidak berusaha keras untuk membedakan produknya, sehingga persepsi konsumen terhadap produk bersifat utilitarian hanya
mengandalkan nilai ekonomik produk. 2.
Merek sebagai referensiacuan Tahap ini, tekanan persaingan menstimulasi para produsen untuk
mendiferensiasi produknya dari output-output produsen lain. Dikonsentrasikan pada upaya membangun dan meningkatkan karakteristik
fungsional merek dan mengkomunikasikannya kepada para konsumen.
_________________________________________________________________
5
www.marketing.co.id diakses tanggal 4 februari 2013
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25
3. Merek sebagai kepribadian
Konsumen menghadapi banyak merek yang semuanya menyampaikan janji fungsional. Produk dan merek digunakan dalam setiap budaya untuk
mengekspresikan prinsip-prinsip kultural dan membentuk kategori kultural.
4. Merek sebagai ikon iconic brands
Tahap ini, makna berbagai merek telah telah berkembang sedemikian rupa sehingga merek telah menjadi simbol tertentu bagi konsumen. Agar
melekat dalam benak konsumen, sebua ikon harus memiliki banyak asosiasi, baik primer tentang produk maupun sekunder.
5. Merek sebagai perusahaan
Merek telah memiliki tahap identitas kompleks dan banyak point kontak antara konsumen dan merek. Pada tahap ini konsumen terlibat secara lebih
aktif dalam proses penciptaan merek. Mereka bersedia berinteraksi dengan produk atau jasa dalam rangka menciptakan nilai tambahan.
6. Merek sebagai kebijakan policy
Pada tahap ini merek dan perusahaan diidentifikasi secara kuat dengan isu- isu sosial, etis dan politik tertentu. Sebelum memutuskan masuk pada
tahap ini, setiap perusahaan harus mempertimbangkan secara matang. Resiko terbesarnya adalah kehilangan konsumen yang tidak menyukai
atau tidak setuju dengan sudut pandang perusahaan terhadap isu-isu spesifik.
2.4.2. Keputusan Branding
Keputusan branding dipakai pada tahap terakhir dalam proses pengembangan produk baru. Seingga dalam membuat sebuah citra produkhasil
yang diperoleh tidak mengecewakan. Produk dan merek merupakan suatu al yang terpisah, dimana merek merupakan tanda yang ditambahkan pada sebuah produk.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
26
Untuk memberi strategi pada produk, keputusan branding meliputi beberapa aspek yaitu : Tjiptono, 2011:24-37
1. Keputusan branding
Merupakan keputusan yang berhubungan dengan pengguanan merek atau tidak untuk produk yang dihasilkan. Pada umumnya branding berlaku
berlaku untuk segala jenis produk, yaitu dengan cara memberikan nama pada produk dan menyertakan makna atau arti khusus yang menyangkut
apa yang ditawarkan produk dan apa yang membedakannya dari produk pesaing.
2. Keputusan brand sponsor
Keputusan berkenaan dengan siapa yang harus mensponsori merek. Setiap organisasi pemasaran memiliki tiga pilihan utama yaitu :
- Produk menggunakan merek pemanufaktur manufacturer’s brand
atau national brand -
Pemanufaktur menjual produk ke distributor atau perantara yang kemudian akan menggunakan house brand atau private label
- Menerapkan mixed brand strategy menjual sebagian produk dengan
menggunakan nama merek pemanufaktur dan sebagian lagi dengan private label.
3. Keputusan brand hierarchy
Keputusan menyangkut apakah setiap produk perlu diberi merek sendiri atauka menggunakan corporate brand. Dalam buku Tjiptono 2011:26-
27, menurut Kapferer hirarki merek memiliki enam elemen, yaitu : -
Product brand, memberikan nama eksklusif utuk produk tunggal sehingga merek tersebut memiliki positioning individual
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
27
- Line brand, yaitu memberikan satu produk koheren dengan satu nama
tunggal dan memperluas konsep spesifiknya ke sejumlah produk berbeda nmaun masih sangat dekat dengan produk semula sehingga
memungkinkan cross branding. -
Range brand, yaitu memberikan nama merek tunggal dan janji tunggal pada sekelompok produk yang memiliki bidang kompetensi yang
sama. -
Umbrella brand, yaitu nama merek yang sama mendukung berbagai produk memiliki komunikasi dan janji individual sendiri-sendiri.
- Source brand, hampir sama dengan umbrella brand, namun pada
produkya diberi nama sendiri -
Endorsing brand, memberikan approval pada sejumlah produk yang dikelompokkan pada product brands, line brands, atau range brands.
4. Keputusan brand extension
Keputusan yang menyangkut apakah nama merek spesifik perlu diperluas pada produk-produk lain. Dalam brand extension, nema merek yang telah
terbukti sukses dipakai untuk meluncurkan produk baru atau produk modifikasi dalam kategori produk baru.
5. Keputusan multibrand
Mengembangkan dua atau lebih merek dalam kategori produk yang sama. Multibranding memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan shelf space
lebih besar di rak-rak pajangan pengecer. 6.
Keputusan brand repositioning Keputusan untuk mengubah produk dan citranya agar lebih memenuhi
ekspektasi pelanggan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
28
2.5. SignTanda
Tanda sign digunakan untuk menciptakan pesan message dan menyampaikan makna meaning. Sebuah Sign merupakan sesuatu yang bersifat
fisik dan dapat diterima oleh indera kita yang menggambarkan atau menandakan sesuatu kepada seseorang interpreter dalam beberapa konteks. Sebuah brand
adalah sebuah sign dari sesuatu bila kedua-duanya, yaitu brand dan referent apa yang digambarkan atau ditandakan memiliki konteks kebudayaan yang sama.
Safanayong, 2006:49
2.6. BrandMerek
Diambil dari artikel Kevin Keller seorang profesor ahli bidang menejemen merek, menurut Asosiasi Pemasaran Amerika, sebuah brand atau merek adalah
nama, istilah, tanda, simbol, desain, atau kombinasi dari semua itu yang dapat digunakan untuk mengenali produk dan service dari penjual, dan untuk
membedakan produk atau service tersebut dari yang lain.
6
Untuk menciptakan kepribadian bagi sebuah produk, kita harus membangun sebuah sistem signifikan untuk produk itu. Brand merek berfungsi
sebagai identitas suatu perusahaan atau organisasi. Namun brand tidak hanya digambarkan dalam sebuah simbol seperti logo, brand bersifat menyeluruh.
Brand bisa berupa Nama, simbollogo, bentuk, iklan, slogan, maupun penggunaan kombinasi warna. Dengan memberi nama pada produk, maka produk, seperti
manusia dapat dikenali melalui namanya. Artinya penamaan produk memungkinkan konsumen untuk mengidentifikasi produk apa yang mereka ingin
beli atau tidak. Danesi, 2011:299-301
2.6.1. Manfaat Merek
Merek mempunyai manfaat untuk konsumen maupun produsen. Bagi _________________________________________________________________
6
www.marketing.co.id diakses tanggal 4 februari 2013
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
29
konsumen merek dapat memberikan nilai melalui sejumlah fungsi dan manfaat potensial. Dimana merek mampu mengangkat citra sebuah produk. Diambil dari
Tjiptono 2011:46-47, menurut Ambler dalam bukunya “Are Brands Good for Britain” manfaat merek adalah :
1. Manfaat ekonomik
- Merek merupakan sarana bagi perusahaan untuk saling bersaing
memperebutkan pasar -
Konsumen memilih merek berdasarkan value for money yang ditawarkan berbagai macam merek
- Relasi antara merek dan konsumen dimulai dengan penjualan.
Premium harga bisa berfungsi layaknya asuransi risiko bagi perusahaan. Sebagian besar konsumen lebih suka memilih penyedia
jasa yang lebih mahal namun diyakininya bakal memuaskan ketimbang memilih penyedia jasa lebih murah yang tidak jelas kinerjanya.
2. Manfaat fungsional
- Merek memberikan peluang bagi diferensiasi. Selain memperbaiki
kualitas diferensiasi vertikal, perusahaan-perusahaan juga memperluas mereknya dengan tipe-tipe produk baru diferensiasi
horizontal -
Merek memberikan jaminan kualitas. Apabila konsumen membeli merek yang sama lagi, maka ada jaminan bahwa jaminan merek
tersebut akan konsisten dengan sebelumnya. -
Pemasar merek berempati dengan para pemakai akhir dan masalah yang akan diatasi merek yang ditawarkan.
- Merek memfasilitasi ketersediaan produk secara luas.
- Merek memudahkan iklan dan sponsorship.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
30
3. Manfaat Psikologis
- Merek merupakan penyederhanaan atau simplifikasi dari semua
informasi produk yang perlu diketahui konsumen. -
Pilihan merek tidak selalu didasarkan pada pertimbangan rasional. Dalam banyak kasus, faktor emosional seperti gengsi dan citra sosial
memainkan peran dominan dalam keputusan pembelian. -
Merek bisa memperkuat citra diri dan persepsi orang lain terhadap pemakaipemilikya
- Brand symbolism tidak hanya berpengaruh pada persepsi orang lain,
namun juga pada identifikasi diri sendiri dengan obyek tertentu.
2.6.2. Interpretasi Merek
Merek digunakan untuk bisa memberikan identitas pada produk. Dari buku Tjiptono 2011:21 menurut Proffesor Brand Marketing dari University of
Birmingham Leslie de Chernatony, interpretasi merek meliputi : interpretasi berbasis input branding dipandang sebagai cara manager mengalokasikan sumber
dayanya dalam rangka meyakinkan kosumen, interpretasi berbasis output interpretasi dan pertimbangan konsumen terhadap kemampuan merek
memberikan nilai tambah bagi mereka, dan interpretasi berbasis waktu menekankan branding sebagai proses yang berlangsung terus-menerus. Berikut
deskripsi interpretasi terhadap merek : Tjiptono, 2011:22-23 1.
Perspektif Input Merek sebagai logo
Merek didefinisikan sebagai nama, istilah, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasi diantaranya dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang dan
jasa dari satu penjual atau sekelompok penjual dan membedakannya dari barang dan jasa para pesaingnya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
31
Merek sebagai instrumen hukum Merek mencerminkan hak kepemilikan yang dilidungi secara hukum.
Merek sebagai perusahaan Merek mempresentasikan perusahaan, dimana nilai-nilai korporat
diperluas keberbagai macam kategori produk. Merek sebagai shorthand
Merek memfasilitasi dan mengakselerasi pemrosesan informasi konsumen Merek sebagai penekanan resiko risk reducer
Merek menekan persepsi konsumen terhadap risiko misalnya, risiko kinerja, risiko finansial, risiko waktu, risiko sosial dan risiko psikologis
Merek sebagai positioning Merek diinterpretasikan sebagai wahana yang memungkinkan pemiliknya
untuk mengasosiasikan penawarannya dengan manfaat fungsional tertentu yang penting, bisa dikenali, dan nilai penting oleh para konsumen.
Merek sebagai kepribadian Merek memiliki nilai-nilai emosional atau kepribadian yang bisa sesuai
dengan citra diri konsumen baik citra aktual, citra aspirasional, maupun citra situasional
Merek sebagai serangkaian nilai Merek memiliki serangkaian nilai yang mempengaruhi pilihan merek.
Merek sebagai visi Merek merupakan visi para manajer senior dalam rangka membuat dunia
ini semakin bain. Dengan kata lain, merek mencerminkan apa yang ingin
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
32
diwujudkan dan ditawarkan oleh para manajer senior kepada masyarakat luas.
Merek sebagai penambah nilai Merek merupakan manfaat ekstra fungsional dan emosional yang
ditambahkan kepada produk atau jasa inti dan dipandang bernilai oleh konsumen.
Merek sebagai identitas Merek memberikan makna pada produk dan menentukan identitasnya,
baik dalam hal ruang maupun waktu. 2.
Perspektif Output Merek sebagai citra
Merek merupakan serangkaian asosiasi yang dipersikan oleh individu sepanjang waktu, sebagai asil pengalaman langsung maupun tidak
langsung atas sebuah merek. Merek sebagai relasi
Karena merek bisa dipersonifikasikan, maka para pelanggan bisa menjalin relasi dengannya. Merek membantu pelanggan melegitimasi pandangan
atau pemikirannya terhadap dirinya sendiri. 3.
Perspektif Waktu Merek sebagai evolving entity
Merek bertumbuh seiring perubahan permintaan pelanggan dan persaingan. Akan tetapi, yang berubah adalah peripheral values, sementara
core values jarang berubah.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
33
2.7. Proses Keputusan Konsumen
Tujuan setiap promosi adalah mempengaruhi konsumen untuk membeli, namun demikian tindakan pembelian sebenarnya hanyalah salah satu bagian dari
keseluruhan proses perilaku pembelian. Menurut George dan Michael 2001:107 definisi perilaku konsumen adalah the process and activties people engange in
when searching for selecting, purchasing, using, evaluating and disposing of products and services so as to satisfy their needs and desire, Artinya proses dan
kegiatan yang terlibat ketika orang mencari, memilih, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan membuang produk dan jasa untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan mereka. Konsumen melewati lima tahap dalam proses pengambilan keputusan,
yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif keputusan pembelian dan evaluasi pasca pembelian. Disetiap pengambilan keputusan
tersebut disertai oleh proses psikologi internal yang terdiri atas : motivasi, persepsi, sikap, integrasi, dan pembelajaran. Proses psikologi menjadi faktor
penting karena mempengaruhi proses pengambilan keputusan dalam diri konsumen. Proses pengambilan keputusan sebagai berikut :
1. Pengenalan masalah
Pengenalan masalah terjadi ketika konsumen melihat suatu maslah yeng menimbulkan kebutuhan dan termotivasi untuk menyeleseikan
masalah atau memenuhi kebutuhan itu. Berikut penyebab pengenalan masalah :
- Persediaan habisberkurang - Ketidakpuasan
- Kebutuhan baru - Keinginan
- Hubungan produk
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
34
- Peran pemasar - Produk baru
2. Motivasi Konsumen
Proses keputusan pembelian konsumen sangat bergantung pada cara bagaimana konsumen memandang suatu masalah atau kebutuhan dan
bagaimana motivasi yang muncul pada dirinya. Untuk lebih memahami alasan yang mendasari pembelian oleh konsumen, pemasar perlu
memperhatikan motif para konsumen yaitu faktor-faktor yang mendorong konsumen melakukan tindakan tertentu. George dan Michael, 2001:110
3. Pencarian Informasi
Pada proses pencarian informasi, konsumen melihat adanya masalah atau kebutuhan yang hanya dapat dipuaskan melalui pembelian
suatu produk, maka mereka mulai mencari informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan pembelian. Sumber informasi konsumen digolongkan
ke dalam empat kelompok, yaitu : Morissan, 2011:94 Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan
Sumber komersial : iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di toko Sumber publik : media massa, organisasi penentu peringkat konsumen
Sumber pengalaman : pengkajian dan pemakaian produk.
4. Persepsi
Pengetahuan mengenai bagaimana konsumen menerima dan menggunakan informasi eksternal merupakan al penting dalam merancang
strategi komunikasi. Persepsi adalah suatu proses individual yang sangat bergantung pada faktor-faktor internal,seperti kepercayaan, pengalaman,
kebutuhan, suasana hati mood, serta harapan. Proses persepsi juga dipengaruhi oleh karakteristik stimulus ukuran, warna, dan intensitas serta
stimulus yang dapat dilihat dan didengar. Tahap proses persepsi adalah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
35
Sensasi Sensasi merupakan tanggapan langsung dari indra penerima rasa,
penglihatan, pendengaran, penciuman terhadap apa yang dilihat, dirasakan, dan didengarnya, misalnya merek, iklan, kemasan dan
sebagainya. Penerimaan selektif
Penerimaan selektif merupakan penerimaan yang tidak semua stimuli dan sensai ditanggapi oleh konsumen semua itu bergantung
pada psikologis internal konsumen seperti : kepribadian, kebutuhan, motif, harapan, dan pengalaman yang dimilikinya.
Perhatian selektif Setiap hari konsumen menerima stimuli yang sangat banyak,
makan stimuli tersebut akan disaring. Jadi perhatian selektif terjadi jika konsumen memilih untuk memberikan perhatian terhadap
suatu stimuli tertentu dan mengabaikan yang lain. Pemahaman selektif
Merupakan kecenderungan orang untuk mengubah informasi atau menafsirkan informasi sesuai dengan sikap, kepercayaan, motif
dan pengalaman mereka. Ingatanretensi selektif
Ingatan selektif digunakan sebagai pengingat informasi yang menyokong pandangan dan keyakinan mereka.
5. Evaluasi alternatif
Pada proses ini konsumen membadingkan berbagai merek yang diharapkan dapat mengatasi masalah yang dihadapi dan memuaskan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
36
kebutuhan atau motif yang mengawali proses keputusan pembelian tersebut. Yang berhubungan dengan evaluasi alternatif adalah
Kriteria evaluatif Merupakan suatu proses dari dimensi atau atribut suatu produk
yang digunakan untuk membandingkan alternatif yang berbeda. Konsekuensi
Menurut Paul Peter dan Jerry Olson 1990:73 konsekuensi adalah peristiwa spesifik atau hasil yang dirasakan konsumen ketika
mereka membeli dan atau mengkonsumsi suatu produk. Konsumen akan membedakan dua konsekuensi yaitu konsekuensi fungsional
hasil kongkret dari penggunaan suatu produk yang dapat dilihat dan dirasakan konsumen, konsekuensi psikologis merupakan
bentuk abstrak yang tidak terlihat. 6.
Sikap Merupakan salah satu konsep yang peling sering menjadi fokus
perhatian dalam penelitian mengenai perilaku konsumen. Sikap merupakan al penting bagi pemasar karena sikap menyimpulkan evaluasi konsumen
terhadap objek merek, perusahaan, dll. 7.
Proses intregasi Analisis proses intregasi memfokuskan diri pada tipe aturan
pengambilan keputusan yang berbeda-beda atau strategi yang digunakan konsumen untuk memutuskan berbagai alternatif pembelian.
8. Keputusan pembelian
Keputusan pembelian merupakan satu titik dalam proses pembelian, konsumen harus berhenti mencari dan berhenti melakukan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
37
evaluasi untuk melakukan keputusan pembelian. Namun proses ini tidak sama dengan pembelian sebenarnya.
9. Perilaku pembelian
Pengambilan keputusan oleh konsumen pada dasarnya berbeda- beda tergantung dengan jenis produk yang akan dibeli. Yang mempengaruhi
perilaku pembelian : Pembelian karena kebiasaan
Pembelian yang mencari variasi 10.
Perilaku pasca pembelian Proses keputusan konsumen tidak berakhir saat produk dibeli,
melainkan berlanjut hingga pasca pembelian. Kepuasan terjadi ketika harapan konsumen dapat dipenuhi oleh produk bersangkutan atau bahkan
melebih, ketidakpuasan terjadi ketika kinerja produk dibawah harapan.
2.7.1. Identifikasi Pasar
Sebelum menentukan pasar yang akan dimasuki, yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi kebutuhan spesifik dari kelompok-kelompok konsumen
segmen yang terdapat dalam masyarakat. Kemudian memilih satu atau lebih dari segmen-segmen itu sebagai target dan merancang program pemasaran yang
diarahkan kepada masing-masing target pasar bersangkutan. Pada proses identifikasi pasar perlu dilakukan pengelompokan konsumen yang memiliki gaya
hidup, kebutuhan dan kesukaan yang sama. Proses pemasaran yang berhasil terdiri dari serangkaian langkah yang
berkesinambungan yaitu :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
38
1. Segmentasi Pasar
Merupakan suatu konsep yang sangat penting dalam pemasaran. Hal ini perlu dilakukan agar perusahaan dapat melayani konsumen secara
lebih baik, melakukan komunikasi yang lebih persuasif dan yang terpenting adalah memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen yang dituju. Eric
Berkowitz dan rekan mendefinisikan segmentasi pasar adalah “deviding up a market into distinct groups that 1 have common needs and 2 will respond
similarly to a market action”, artinya membagi suatu pasar ke dalam kelompok-kelompok yang jelas 1 memiliki kebutuhan yang sama dan 2
memberikan respon yang sama terhadap suatu tindakan pemasaran. Dasar- dasar segmentasi terdiri atas : Morisson 2011:59
Segmentasi Demografis Segmentasi konsumen yang didasarkan pada peta kependudukan, misalnya
: usia, jenis kelamin, besarnya anggota keluarga, pendidikan tertinggi yang dicapai, jenis pekerjaan konsumen, tingkat penghasilan, agama, suku dan
sebagainya. Data ini dibutuhkan untuk mengambil keputusan manajerial dan penentuan dalam strategi periklanan yang menyangkut bagaimana
suatu produk dikomunikasikan kepada khalayak sasaran. Segmentasi Geografis
Segmentasi ini membagi-bagi khalayak audiensi berdasarkan jangkauan geografis. Pasar dibagi-agi ke dalam beberapa unit geografis yang berbeda
yang mencakup suatu wilayah negara, provinsi, kabupaten, kota ingga ke lingkungan konsumen yang terkadang memiliki gaya berbelanja yang
berbeda yang dipengaruhi lokasi dimana mereka tinggal. Segmentasi Geodemografis
Merupakan gabungan dari segmentasi geografis dan demografis. Namun wilayah geografis harus sesempit mugkin. Karena konsumen yang berada
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
39
pada satu lingkungan yang sama cenderung memiliki karakter yang sama pula.
Segmentasi Psikografis Segmentasi berdasarkan gaya hidup dan kepribadian manusia. Gaya hidup
mempengaruhi perilaku seseorang, dan akhirnya menentukan pilihan- pilihan konsumsi seseorang.
2. Target Pasar
Target pasar adalah memilih satu atau beberapa segmen konsumen yang akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan pemasaran dan promosi. Target
konsumen berhubungan erat dengan adanya media yang dapat digunakan untuk menjangkau kelompok atau segmen tertentu dalam masyarakat. Target
pasar mempunyai dua fungsi, yaitu : menyeleksi konsumen sasaran sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu dan menjangkau konsumen sasaran tersebut
reaching. 3.
Positioning Suatu strategi komunikasi yang berhubungan dengan bagaimana
khalayak menempatkan suatu produk, merek atau perusahaan di dalam otaknya dan khayalnya sehingga konsumen memiliki penilaian tertentu. Suatu
produk harus memiliki pernyataan positioning yang memiliki hubungan erat dengan strategi merebut konsumen dan harus mewakili citra atau persepsi
yang hendak di cetak dalam benak konsumen.
2.8. Pengertian Desain Komunikasi Visual
Desain komunikasi visual merupakan penggambaran untuk proses pengolahan media dalam berkomunikasi mengenai pengungkapan ide atau
penyampaian informasi yang bisa terbaca atau terlihat. Sehingga bisa tersampaikan kepada target yang diinginkan. Dan kegiatan desain merupakan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
40
proses pemecahan masalah, metoda kreatifitas dan evaluasi bentuk interdisiplin dengan bidang-bidang lain.
Menurut Safanayong 2006:3 fungsi dari desain komunikasi visual adalah : 1.
Untuk memberitahu atau memberi informasi to inform, mencakup : menjelaskan, menerangkan dan mengenalkan.
2. Untuk memberi penerangan to enlighten, mencakup : membuka pikiran
dan menguraikan. 3.
Untuk membujuk to persuade, mencakup : menganjurkan umumnya dalam periklanan, komponen-komponennya termasuk kepercayaan,
logika dan daya tarik. 4.
Untuk melindungi to protect, fungsi khusus untuk desain kemasan dan kantong belanja.
2.9. Peran Visual 2.9.1. Proses Visual