Tabel  4.20  merupakan  hasil  perhitungan  prestasi  belajar  siswa  pada  siklus  II. Nilai  rata-rata  kelas  pada  siklus  II  menjadi  7.86.  Siswa  yang  mencapai  KKM  pada
siklus II berjumlah 28 siswa atau 93.33.
Tabel 4.21 Hasil Pencapaian Prestasi Belajar Siswa Siklus I dan II
Indikator dan Variabel
Kondisi Awal
Target Sikus I
Hasil Siklus I
Target Siklus II
Rata-rata Hasil Siklus II
Ket
Rata-rata Kelas 7.12
7.50 7.28
7.50
7,86 Tercapai
Siswa yang mencapai KKM
60.71 70
76,67 80
93,33 Tercapai
Tabel  4.21  menjelaskan  nilai  rata-rata  kelas  siklus  II  meningkat  dari  siklus  I sebesar  0.58.  Nilai  rata-rata  tersebut  meningkat  dari  7.28  pada  siklus  I  meningkat
menjadi  7.86  pada  siklus  II.  Peningkatan  tersebut  sudah  mencapai  target  capaian siklus II yaitu sebesar 7.50. Peningkatan siswa yang mencapai KKM siklus II adalah
sebesar 16.67 dari siklus I. Jumlah siswa yang mencapai KKM tersebut meningkat dari 76.67 pada siklus I menjadi 93.33 pada siklus II. Peningkatan tersebut sudah
mencapai target capaian siklus II yaitu sebesar 80.
C. PEMBAHASAN
Pelaksanaan  Penelitian  Tindakan  Kelas  dalam  penelitian  ini  menggunakan pendekatan  SCL  model  PBL  sebagai  upaya  untuk  meningkatkan  minat  dan  prestasi
belajar  IPA  pada  siswa  kelas  IV  SD  N  Selomulyo  tahun  pelajaran  20132014. Penelitian  yang  dilakukan  selama  2  siklus  ini  mengalami  peningkatan.  Peningkatan
terjadi pada siklus I dan terjadi pula pada siklus II.
Pembelajaran  secara  umum  dilakukan  dengan  menerapkan  model  PBL  pada setiap  pertemuannya  untuk  siklus  I  dan  siklus  II.  Peneliti  merancang  perangkat
pembelajaran  siklus  I  dalam  3  kali  pertemuan  dan  siklus  II  dalam  2  pertemuan. Kegiatan  pembelajaran  dengan  menerapkan  model  PBL  dapat  meningkatkan  minat
dan prestasi belajar siswa. Tabel di bawah ini merupakan data peningkatan minat dan prestasi belajar siswa kelas IV SD N Selomulyo tahun pelajaran 20132014.
Tabel 4.22 Data Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SD N Selomulyo Tahun Ajaran  20132014
Indikator dan Variabel Deskriptor
Kondisi Awal
Target Capaian
Siklus I Rata-rata
Hasil Siklus I
Ket. Target
Capaian Siklus II
Rata-rata Hasil Siklus
II Ket.
Persentase minat siswa secara keseluruhan
Jumlah siswa yang mencapai kriteria
cukup berminat dibagi jumlah siswa
dikali 100 56.67
71.67 81.99
Tercapai 90
95 Tercapai
Skor Rata-rata Indikator Minat
Siswa  memiliki rasa senang saat pembelajaran
IPA Jumlah siswa yang
mencapai sangat berminat dan
berminat pada setiap indikator dibagi
jumlah seluruh siswa dikali 100
3.19 3.69
3.85  Tercapai 4.00
4.34 Tercapai
Siswa memperhatikan saat proses pembelajaran IPA
3.21 3.71
3.86  Tercapai 4.01
4.31 Tercapai
Siswa terlibat dalam proses pembelajaran IPA
3.22 3.72
3.81  Tercapai 4.31
4.36 Tercapai
Siswa berinisiatif mencari informasi baru
3.04 3.54
3.42 Belum
Tercapai 3.54
4.21 Tercapai
Prestasi Belajar Siswa
Rata-rata Kelas Jumlah siswa yang
luus KKM dibagi jumlah seluruh siswa
dikali 100 7.12
7.50 7.28
Belum Tercapai
7.50 7.86
Tercapai Siswa yang mencapai
KKM Jumlah nilai yang
diperoleh dibagi jumlah siswa
60.71 70
76.67 Tercapai
80 93.33
Tercapai
Tabel  4.22  menjelaskan  mengenai  data  peningkatan  minat  dan  prestasi  belajar  IPA siswa kelas IV SD N Selomulyo tahun pelajaran 20132014 pada siklus  I dan siklus
II.  Data  menunjukkan  terjadi  peningkatan  dari  setiap  indikator  minat  dan  prestasi. Berikut  akan  dijelaskan  lebih  lanjut  mengenai  peningkatan  minat  dan  prestasi  siswa
pada siklus I dan siklus II. 1.
Peningkatan Minat Siswa Peningkatan  minat  siswa  dalam  mengikuti  pembelajaran  IPA  dilihat  dari
peningkatan  rata-rata  minat  secara  keseluruhan.  Penelitian  ini  terdiri  dari  2  siklus yang masing-masing terdiri  dari 3 pertemuan untuk  siklus  1 dan 2  pertemuan untuk
siklus 2. Pada setiap pertemuannya, peneliti menggunakan model pembelajaran PBL. Model  pembelajaran  PBL  menurut  Trianto  2009:  90  adalah  sebuah  model
pembelajaran  yang  berdasarkan  pada  banyaknya  permasalahan  yang  membutuhkan penyelesaian  nyata  dari  permasalahan  yang  nyata.  Langkah-langkah  PBL  menurut
Domi  Severinus  2013:  10  adalah  identifikasi  masalah,  merancang  kegiatan pemecahan  masalah,  melaksanakan  kegiatan  pemecahan  masalah,  kegiatan  tutorial,
melanjutkan kegiatan penyelesaian masalah, menyusun laporan, dan penilaian. Pada  siklus  I  pertemuan  1  kegiatan  mengidentifikasi  masalah  dilakukan  siswa
dengan cara berdiskusi dengan kelompoknya mengenai permasalahan yang diberikan oleh guru. Permasalahan tersebut mengenai
“bagaimana cokelat pad
at bisa menjadi
cair  dan  begitu  juga  sebaliknya”.  Permasalahan  ini  menarik  bagi  siswa  karena berhubungan  dengan  cokelat.  Pada  kegiatan  mengidentifikasi  masalah,  siswa
menuliskan hasil diskusinya pada kolom LKS  yang telah disediakan.  Contoh lembar LKS  yang  telah  diisi  oleh  siswa  dapat  dilihat  pada  lampiran  17.  Selanjutnya  siswa
merancang kegiatan pemecahan masalah. Siswa memahami alat dan bahan yang akan digunakan  untuk  percobaan.  Siswa  juga  membacakan  langkah-langkah  percobaan
yang  akan  mereka  lakukan.  Hal  ini  dilakukan  oleh  siswa  agar  seluruh  anggota kelompok  memahami  tugas  masing-masing.  Selanjutnya  siswa  melaksanakan
kegiatan  pemecahan  masalah  dengan  melakukan  percobaan  yang  telah  mereka siapkan  sebelumnya.  Siswa  bersama  dengan  kelompoknya  secara  bergantian
melakukan  percobaan  tersebut.  Siswa  bekerja  sesuai  dengan  tugasnya  masing- masing,  dimulai  dengan  menyalakan  api  dengan  korek,  menaikkan  panci,  mengisi
panci  dengan  air,  menaruh  cokelat  dalam  wadah  kecil,  mengaduk-aduk,  menunggu cokelat menjadi cair, dan mendinginkannya dengan menggunakan es. Pada saat siswa
melakukan  percobaan,  guru  juga  melakukan  kegiatan  tutorial  dengan  memberikan masukan  kepada  masing-masing  kelompok  mengenai  percobaan  yang  telah
dilakukan.  Siswa  selanjutnya  menyelesaikan  kegiatan  percobaan  berdasarkan masukan  yang  diberikan  oleh  guru.  Siswa  selanjutnya  menyelesaikan  LKS  yang
diperoleh yang akan dilaporkan oleh guru dan melakukan penilaian bersama. Pada  pertemuan  kedua  siswa  diberikan  permasalahan  mengenai
“apa  yang
terjadi  dengan  air  yang  dipanaskan,  dan  apa  yang  terjadi  pada  gelas  yang  diisi
dengan  es”. Pada  kegiatan  identifikasi  masalah  siswa  berdiskusi  kembali  seperti
pertemuan  pertama  mengenai  masalah  yang  diberikan  oleh  guru.  Siswa  juga
menuliskan  jawaban  atau  hasil  diskusi  pada  kolom  yang  telah  disediakan.  Siswa selanjutnya merancang kegiatan pemecahan masalah dengan mendiskusikan alat dan
bahan  yang  diperlukan  dan  mempersiapkan  alat  dan  bahan  tersebut.  Siswa  juga membagi  tugas  dari  anggota  kelompok  masing-masing.  Siswa  dibimbing  oleh  guru
mendiskusikan  langkah-langkah  kegiatan  pemecahan  masalah  atau  percobaan  yang akan  dilakukan.  Pada  kegiatan  pemecahan  masalah,  siswa  melakukan  percobaan
dengan  panduan  LKS.  Siswa  melakukan  percobaan  dengan  merebus  air  dan memberikan  es  yang  berisi  air  ke  dalam  gelas.  Siswa  juga  melakukan  kegiatan
tutorial.  Melalui  kegiatan  tutorial  ini  siswa  akan  mendapatkan  masukan  dari  guru. Selanjutnya  siswa  kembali  melaksanakan  kegiatan  pemecahan  masalah  dengan
mengamati  percobaan  yang  telah  mereka  lakukan.  Siswa  kemudian  menyelesaikan tugas-tugas  yang  ada  di  dalam  LKS  kemudian  melaporkannya  kepada  guru.  Siswa
dibimbing guru selanjutnya melakukan penilaian bersama. Pada  pertemuan  terakhir  siklus  I,  guru  memberikan  sebuah  permasalahan
mengenai “mengapa  pengharum  ruangan  stella  padat  dapat  menghasilkan  bau
yang harum”. Siswa melakukan kegiatan identifikasi masalah setelah mendapatkan permasalahan dari guru dengan mendiskusikan masalah tersebut dengan teman-teman
kelompoknya.  Siswa  selanjutnya  merancang  kegiatan  pemecahan  masalah  dengan mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan pemecahan masalah.
Siswa  secara  berkelompok  selanjutnya  melaksanakan  kegiatan  pemecahan  masalah dengan  melakukan  percobaan.  Percobaan  tersebut  adalah  memanaskan  kapur  barus
yang  ditaruh  di  atas  sendok  kemudian  dipanaskan  di  atas  api.  Pada  saat  melakukan percobaan  siswa  juga  mendapatkan  masukan  dari  guru  mengenai  percobaan  yang
telah  dilakukan.  Guru  selalu  mengingatkan  kepada  siswa  agar  tidak  lupa  mencatat waktu  yang  digunakan  untuk  percobaan.  Selanjutnya,  siswa  melanjutkan  kegiatan
percobaan  tersebut.  Siswa  kemudian  menyusun  laporan  dengan  cara  menyelesaikan tugas-tugas yang ada di dalam LKS dianjutkan dengan melakukan penilaian bersama.
Pada siklus II pertemuan 1, siswa mendapatkan sebuah permasalahan mengenai “apakah  bend
a-
benda  yang  ada  disekolah  terbuat  dari  bahan  yang  sama”.  Siswa selanjutnya  mengidentifkasi  masalah  tersebut  bersama  dengan  kelompoknya.  Siswa
berdiskusi  mengenai  masalah  tersebut,  dan  menuliskannya  pada  kolom  LKS.  Siswa selanjutnya merancancang kegiatan pemecahan masalah. Siswa memilih tempat yang
akan  dikunjungi  pada  saat  melakukan  pengamatan.  Siswa  kemudian  melaksanakan kegiatan pemecahan masalah dengan melakukan pengamatan di lingkungan sekolah.
Tempat-tempat  yang  digunakan  siswa  dalam  melakukan  pengamatan  adalah  kantin, toilet,  masjid,  halaman  sekolah,  perpustakaan,  dan  ruang  kelas.  Siswa  secara
berkelompok  melakukan  pengamatan  pada  tempat-tempat  tersebut  dan  menuliskan hasil pengamatannya pada LKS. Guru selalu membimbing dan memberikan masukan
kepada  setiap  kelompok  yang  sedang  melakukan  pengamatan.  Siswa  yang  sudah selesai  melakukan  pengamatan,  kembali  ke  kelas  dan  melanjutkan  kembali
menyelesaikan  LKS.  Siswa  secara  berkelompok  melaporkan  hasil  pengamatannya
dengan cara melakukan presentasi di depan kelas. Selanjutnya, siswa bersama dengan guru melakukan penilaian tentang kegiatan yang telah dilaksanakan.
Pada  pertemuan  2  siklus  II,  siswa  diberikan  permasalahan  mengenai
manfaat dan sifat dari benda-benda yang telah dibawa oleh siswa.
Siswa menyiapkan alat dan bahan  yang  telah  mereka  bawa  dari  rumah.  Siswa  kemudian  mengidentifikasi
masalah  yang  diberikan  oleh  guru  dengan  berdiskusi.  Siswa  selanjutnya  merancang kegiatan  pemecahan  masalah  atau  percobaan  yang  akan  dilakukan  dengan  cara
menyiapkan  seluruh  alat  dan  bahan  yang  akan  digunakan  dengan  cara  membaginya menjadi 3. Siswa menggunting atau memotong benda-benda tersebut. Pada kegiatan
penyelesaian  masalah,  benda-benda  yang  sudah  disiapkan  oleh  siswa  selanjutnya dimasukkan  ke  dalam  air,  kemudia  dibakar,  dan  terakhir  ditekan  dengan  tangan.
Siswa  melakukan  percobaan  ini  secara  bergantian.  Siswa  mencatat  hasil  percobaan yang  telah  dilakukan  di  kolom  LKS.  Siswa  juga  mendapatkan  masukan  dari  guru
tentang  percobaan  yang  dilakukan.  Siswa  melaporkan  hasil  percobaan  dengan melakukan  presentasi  di  depan  kelas.  Siswa  bersama  dengan  guru  selanjutnya
melakukan penilaian bersama. Berdasarkan tabel 4.22, rata-rata persentase jumlah siswa yang berminat siswa
yang mencapai minimal cukup berminat dalam pembelajaran IPA sebelum diberikan tindakan  adalah  56.67  selanjutnya  meningkat  menjadi  81.99  pada  siklus  I  dan
kembali meningkat menjadi 95 pada siklus II. Peningkatan persentase jumlah siswa yang berminat dalam pembelajaran IPA disajikan dalam gambar 4.1.
Gambar 4.1 Grafik Pencapaian Rata-rata Minat Secara Keseluruhan
20 40
60 80
100
56.67 71.67 81.99 90
95 Data Awal
Target Capaian Siklus I Capaian Siklus I
Target Capaian Siklus II Capaian Siklus II
Grafik  di  atas  menjelaskan  mengenai  peningkatan  rata-rata  minat  siswa  secara keseluruhan  pada  siklus  I  dan  siklus  II.  Peningkatan  persentase  jumlah  siswa  yang
berminat  mengikuti  pembelajaran  dari  kondisi  awal  sebesar  56.67  meningkat menjadi 81.99 pada siklus I. Peningkatan persentase minat siklus I sudah mencapai
target  yang ditentukan sebesar 71.67. Peningkatan persentase kembali  terjadi pada siklus  II  yang  mencapai  95.  Hasil  capaian  ini  juga  sudah  dapat  mencapai  target
siklus II yang telah ditetapkan sebesar 95. Meningkatnya  minat  belajar  siswa  pada  siklus  I  dan  siklus  II  ini  dikarenakan
model pembelajaran yang digunakan yaitu PBL. Menurut Slameto 2010: 180 minat adalah  suatu  rasa  lebih  suka  dan  rasa  ketertarikan  pada  suatu  aktifitas.  Kegiatan
pembelajaran yang menggunakan model PBL ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk memilih aktifitas yang disenanginya. Siswa diberi kesempatan untuk membagi
tugas  masing-masing  anggota  kelompok.  Selanjutnya  Winkel  2004:  212 menyatakan  bahwa  ciri-ciri  siswa  yang  berminat  adalah  cenderung  tertarik  dan
senang pada materi yang dipelajarinya. Pada pembelajaran dengan menerapkan PBL, permasalahan  yang  diberikan  guru  kepada  siswa  merupakan  permasalahan  yang
menarik  dan  dekat  dengan  kehidupan  siswa.  Permasalahan-permasalahan  tersebut mengenai  cokelat,  merebus  air,  membuat  air  es,  pewangi  ruangan,  dan  benda-benda
yang ada di sekolah. Pemilihan masalah yang menarik ini menyebabkan siswa senang mempelajari materi tersebut.
Slameto  2010:  58  mengungkapkan  bahwa  siswa  yang  berminat  mempunyai kecenderungan  yang  tetap  untuk  memperhatikan  dan  mengenang  sesuatu  yang
dipelajari secara terus menerus. Pada kegiatan pembelajaran yang menggunakan PBL seluruh langkah-langkah kegiatan pembelajaran dilakukan oleh siswa sendiri bersama
dengan  kelompoknya  masing-masing.  Siswa  dituntut  untuk  selalu  memperhatikan kegiatan  yang  dilakukan.  Seluruh  siswa  dituntut  aktif  mengikuti  pembelajaran
dimulai dari kegiatan mengidentifikasi masalah hingga kegiatan penilaian. PBL  juga  menuntut  siswa  mencari  informasi  lain  yang  berhubungan  dengan
materi.  Siswa  dapat  mencari  informasi  dengan  membaca  buku  maupun  bertanya dengan  orang  lain  mengenai  kegiatan  pembelajaran  yang  dilakukan.  Hal  ini  sesuai
dengan  penyataan  Djamarah  2008:  112  minat  dapat  diekspresikan  melalui  usaha memahami  materi  tersebut.  Memperkuat  peningkatan  minat  terjadi  pada  rata-rata
minat  siswa  secara  keseluruhan,  peningkatan  minat  juga  terjadi  pada  siklus  I  dan siklus  II  dibedakan  ke  dalam  4  Indikator.  Indikator  tersebut  adalah  rasa  senang,
perhatian, keterlibatan dan inisiatif mencari informasi.
a. Peningkatan Minat Indikator Rasa Senang
Peningkatan  minat  siswa  pada  indikator  rasa  senang  ini  ada  pada  setiap pertemuan  pada  masing-masing  siklus.  Menurut  Djamarah  2008:  132  menyatakan
bahwa  minat  dapat  diekspresikan  melalui  perasaan  senang  dalam  pembelajaran. Berdasarkan  kegiatan  pembelajaran  yang  menggunakan  model  pembelajaran  PBL
siswa  sudah  dapat  menunjukkan  ekspresi  ceria  mengikuti  pembelajaran.  Hal  ini dibuktikan,  ada  awal  pembelajaran  siswa  bersama  guru  bernyanyi  dan  melakukan
tebak-tebakan  tentang  benda-benda  yang  ada  di  dalam  kotak.  Siswa  bersemangat menyanyikan  lagu  tersebut.  Siswa  menunjukkan  ekspresi  ceria  saat  pembelajaran
dimulai.  Selanjutnya,  siswa  diberikan  sebuah  permasalahan  menarik  yang  ada disekitar  siswa  yaitu
“bagaimana bisa coklat yang berbentuk padat dapat berubah menjadi  cair,  dan  coklat  cair  dapat  berubah  menjadi  padat”.  Pada  saat  kegiatan
pemberian masalah ini, siswa sangat antusias untuk menjawabnya.
Gambar 4.2 Siswa Menunjukkan Perasaan Senang Mengikuti Pembelajaran
Pada  gambar  4.9  dapat  dilihat  bahwa  seluruh  siswa  bersemangat  mengikuti pembelajaran. Siswa kelas IV mengepalkan tangan ke atas sebagai tanda siswa-siswa
sudah siap mengikuti pembelajaran. Kegiatan bernyanyi dapat menimbulkan perasaan senang  kepada  siswa.    Siswa  selanjutnya  dibagi  menjadi  menjadi  5  kelompok  yang
terdiri  dari  6  orang  siswa.  Siswa  menata  tempat  duduknya  untuk  kegiatan  diskusi kelompok.  Siswa  selanjutnya  menentukan  nama  kelompoknya  masing-masing  yaitu
kelompok kucing, naga, burung, harimau, dan kelinci. Setiap kelompok mendapatkan
callcard
yang berbentuk binatang sesuai dengan nama kelompoknya masing-masing. Siswa sangat senang menerima
callcard
tersebut.
Gambar 4.3 Siswa Mengisi Nama pada
Callcard
Gambar  4.310  menunjukkan  siswa  yang  sedang  mengisi
callcard
dengan namanya  masing-masing.  Siswa  mendapatkan  bentuk
callcard
sesuai  dengan  nama kelompok  masing-masing.  Siswa  kemudian  mengalungkan
callcard
tersebut  pada leher masing-masing siswa.
Pada  Siklus  I  pertemuan  2,  kegiatan  pembelajaran  dimulai  dengan  melakukan tepuk pisang. Siswa sangat bersemangat melakukan tepuk pisang. Selanjutnya siswa
duduk  bersama  dengan  kelompoknya  masing-
masing
.  Pada  saat  siswa  menata  meja siswa  terlihat  sangat  bergembira.  Selanjutnya  guru  memberikan  permasalahan
mengenai  “Apa  yang  terjadi  dengan  air  yang  sedang  direbus,  dan  apa  yang  terjadi gelas minuman yang diberi es?”. Permasalahan ini sangat menarik bagi siswa. Siswa
menebak  jawaban  t ersebut  secara  spontan.  Salah  satu  siswa  mengatakan  “
airnya
tumpah  bu”.  Selanjutnya  siswa  bersama  dengan  kelompok  melaksanakan  kegiatan pembelajaran. Siswa sangat gembira melaksanakan kegiatan pembelajaran tersebut.
Berdasarkan  tabel  4.6,  pada  siklus  I  pertemuan  ketiga  minat  siswa  pada indikator  rasa  senang  meningkat  menjadi  3.89.  Pada  awal  pembelajaran  siswa
melakukan apersepsi mengenai pewangi ruangan yang berbentuk padat
stella.
Siswa menutup mata kemudian mencium bau
stella
tersebut. Siswa terlihat sangat antusias melakukan  kegiatan  ini.  Selanjutnya  siswa  bersama  dengan  guru  melakukan  tepuk
I’m the best. Tepuk ini dilakukan untuk membangkitkan semangat siswa mengikuti pembelajaran.  Siswa  selanjutnya  berkumpul  dengan  kelompoknya  untuk  menjawab
permasal ahan yang diberikan oleh guru yaitu mengenai “bagaimana bisa benda padat
seperti
stella
bisa  mengeluarkan  bau  harum?”.  Siswa  selanjutnya  melaksanakan kegiatan pembelajaran yang menerapkan PBL.
Pada siklus II  pertemuan 1, minat siswa pada indikator rasa senang adalah 4.24. P
ada kegiatan awal siswa diajak bernyanyi “di sini senang di sana senang” dengan gerakannya.  Seluruh  siswa  dalam  kelas  senang  melakukan  gerakan  tersebut.  Siswa
sudah  siap  menerima  pembelajaran.  Siswa  sudah  mempersiapkan  alat  tulis  mereka masing-masing di  atas  meja. Siswa selanjutnya  dibagi  kembali  menjadi  6 kelompok
yang beranggotakan 5 orang siswa. Nama kelompok yang digunakan dalam siklus II adalah  buah-buahan.  Kelompok-kelompok  tersebut  adalah  melon,  anggur,  kurma,
semangka,  apel,  dan  jambu.  Siswa  selanjutnya  melakukan  pembelajaran  dengan menggunakan PBL.
Pada  siklus  II  pertemuan  2  minat  siswa  pada  indikator  rasa  senang  mencapai 4.44  sesuai  dengan  tabel  4.11.  Pada  awal  pertemuan  2  ini  siswa  sudah  menyiapkan
alat-alat  yang  diminta  guru  pada  pertemuan  sebelumnya.  Siswa  juga  sudah  duduk bersama  kelompoknya  masing-masing.  Siswa  bersemangat  mengikuti  pembelajaran.
Suasana kelas sangat menyenangkan. Pada setiap akhir pembelajaran pada setiap pertemuan, siswa diberikan lembar
refleksi  mengenai  perasaan  siswa  mengikuti  pembelajaran.  Siswa-siswa  menjawab kalau  mereka  senang  mengikuti  pembelajaran.  Hasil  refleksi  yang  telah  dikerjakan
oleh siswa dapat dilihat pada lampiran 17 untuk siklus I dan lampiran 18 untuk siklus II.
Gambar 4.4 Grafik Hasil Peningkatan Rata-rata SkorMinat Indikator Rasa Senang
1 2
3 4
5
3.19 3.69
3.85 400
4.34 Data Awal
Target Capaian Siklus I Capaian Siklus I
Target Capaian Siklus II Capaian Siklus II
Gambar  4.4  menjelaskan  hasil  peningkatan  rata-rata  skor  minat  indikator  rasa senang. Peningkatan rata-rata skor minat ini mencapai 3.85 pada siklus I, dan kembali
meningkat  menjadi  4.34  pada  siklus  II.  Peningkatan  yang  terjadi  pada  siklus  I  dan siklus II sudah mencapai target yang ditetapkan setiap siklusnya.
b. Peningkatan Minat Indikator Perhatian
Berdasarkan tabel 4.22 peningkatan minat pada indikator memperhatikan siklus I  adalah  3.71  dan  meningkat  kembali  menjadi  4.31  pada  siklus  II.  Menurut  Hilgard
dalam  Munadi  2010:  27  minat  merupakan  kecenderungan  yang  menetap  untuk memperhatikan  dan  mengenang  beberapa  kegiatan.  Kegiatan  pembelajaran  dengan
menerapkan  model  PBL  menyebabkan  proses  pembelajaran  berbeda  dari  biasanya. Kegiatan Pembelajaran  yang menggunakan PBL  dapat  meningkatkan Minat.  Hal  ini
terbukti  pada  langkah  pertama  PBL,  siswa  secara  berkelompok  diminta  untuk mengidentifikasi  masalah  yang  diberikan  oleh  guru  serta  menentukan  hipotesis
jawaban  sementara  dari  masalah  tersebut.  Hal  tersebut  semakin  meningkatkan perhatian  siswa  pada  kegiatan  pembelajaran.  Pada  saat  kegiatan  penyelesaian
masalah,  siswa  melakukan  kegiatan  tersebut  berdasarkan  rancangan  yang  telah disusun  sebelumnya.  Hal  ini  menyebabkan  siswa  berhati-hati  untuk  melakukan
kegiatan  penyelesaian  masalah.  Siswa  memperhatikan  setiap  langkah-langkah kegiatan  yang  dilakukan.  Pada  saat  kegiatan  tutorial,  masing-masing  kelompok
melaporkan hasil kegiatan yang telah mereka lakukan. Siswa memperhatikan arahan dan  masukan  dari  guru  sebagai  perbaikan  laporan  yang  akan  dibacakan  di  depan
kelas.  Kegiatan-kegiatan  di  atas  secara  tidak  langsung  menyebabkan  siswa  harus memperhatikan seluruh kegiatan pembelajaran  yang akan digunakan untuk membuat
laporan kelompok.
Gambar 4.5 Memperhatikan Penjelasan Guru
Gambar 4.5 di atas menjelaskan mengenai kegiatan tutorial yang dilakukan oleh guru.  Pada  gambar  di  atas  siswa  terlihat  sangat  memperhatikan  penjelasan  yang
diberikan oleh guru. Pada saat itu siswa merasa kebingungan mengapa cokelat belum dapat  membeku.  Guru  meminta  siswa  untuk  menunggu  untuk  sementara  waktu
dikarenakan cokelat kelompok kucing cukup tebal. Hal-hal  yang telah dipaparkan di atas  merupakan  bukti  bahwa  PBL  dapat  meningkatkan  minat  yang  dilihat  dari
perhatian  yang  ditunjukkan  oleh  siswa.  Hasil  peningkatan  minat  pada  siklus  I  dan siklus II akan disajikan ke dalam grafik di bawah ini.
Gambar 4.6 Grafik Hasil Peningkatan Rata-rata Skor Minat Indikator Memperhatikan
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5 4
4.5 5
3.21 3.71
3.86 4.01
4.31 Data Awal
Target Siklus I Capaian Siklus I
Target Siklus II Capaian Siklus II
Gambar  4.6  menunjukkan  rata-rata  skor  minat  indikator  memperhatikan. Peningkatan  rata-rata  skor  minat  dari  kondisi  awal  sebesar  3.21  meningkat  menjadi
3.86  pada  siklus  I  dan  kembali  meningkat  menjadi  4.31  pada  siklus  II.  Peningkatan rata-rata  skor  minat  indikator  memperhatikan  sudah  mencapai  target  capaian  yang
ditentukan pada masing-masing siklus.
c. Peningkatan Minat Indikator Keterlibatan
Berdasarkan tabel 4.22, peningkatan rata-rata skor minat siswa yang dilihat dari keterlibatan siswa mengikuti pembelajaran sebesar  3.81  pada siklus  I dan  4.36  pada
siklus  II.  Menurut  Slameto  2010:  58  ciri-ciri  siswa  yang  berminat  adalah dimanifestasikan  melalui  partisipasi  pada  aktifitas  dan  kegiatan.  Pada  kegiatan
pembelajaran yang menggunakan PBL, hal ini dibuktikan pada saat siswa merancang kegiatan  pemecahan  masalah  siswa  bersama  kelompoknya  berdiskusi  mengenai
langkah-langkah  kegiatan  percobaannya.  Siswa  membagi  tugas  kepada  masing- masing  anggota  kelompok  sesuai  rangcangan  yang  telah  dibuat.  Selanjutnya,  siswa
secara  bergantian  melaksanakan  percobaan  yang  mereka  rancang  yang  dimulai  dari menyiapkan  alat  dan  bahan,  menyalakan  api,  memanaskan  air,  mendinginkan
kembali,  serta  membersihkan  tempat  percobaan  yang  telah  digunakan.  Seluruh kegiatan-kegiatan  di  atas  menyebabkan  siswa  selalu  terlibat  dalam  proses
pembelajaran.
Gambar 4.7 Keterlibatan dalam Pembelajaran
Gambar 4.7 menunjukkan kegiatan penyelesaian masalah yang dilakukan salah satu  kelompok.  Permasalahan  yang  diberikan  adalah  bagaimana  benda  cair  dapat
berubah  menjadi  gas.  Siswa  membuat  minuman  berasa  strowberi  yang  diberikan  es batu. Siswa mengamati apa yang terjadi pada gelas tersebut. Siswa dalam kelompok
terlibat  dalam  kegiatan  pemecahan  masalah.  Selain  itu,  Peningkatan  keterlibatan siswa juga terjadi pada siklus II. Hal ini dikarenakan langkah-langkah PBL membuat
siswa  menjadi  aktif  dalam  kegiatan  kelompok.  Pada  saat  kegiatan  pengamatan, masing-masing  anggota  kelompok  mendapatkan  kesempatan  untuk  mengamati
benda-benda  yang  ada  di  sekitar  siswa.  Berikut  ini  akan  ditampilkan  grafik penigkatan minat siswa pada indikator keterlibatan siklus I dan siklus II.
Gambar 4.8 Grafik Hasil Peningkatan Minat Indikator Keterlibatan
0.00 1.00
2.00 3.00
4.00 5.00
3.22 3.72
3.81 4.31
4.36 Data Awal
Target Siklus I Capaian Siklus I
Target siklus II Capaian Siklus II
Tabel 4.8 menjelaskan peningkatan rata-rata skor minat pada indikator pehatian. Peningkatan skor rata-rata minat mencapai 3.81 pada siklus I dan meningkat kembali
menjadi  4.36  pada  siklus  II.  Peningkatan  rata-rata  skor  minat  tersebut  sudah  dapat mencapai target yang telah ditentukan pada siklus I dan siklus II.
d. Peningkatan Minat Indikator Inisiatif Mencari Informasi Baru
Indikator  minat  yang  terakhir  adalah  siswa  berinisitif  mencari  informasi  baru. Kondisi awal sebelum tindakan adalah sebesar 3.04 dan meningkat menjadi 3.42 pada
siklus  I.  Hasil  peningkatan  rata-rata  skor  siswa  pada  siklus  I  belum  dapat  mencapai target  yang  ditentukan  sebesar  3.54.  Hasil  peningkatan  rata-rata  skor  pada  siklus  II
mencapai 4.21, sehingga target capaian sudah dapat tercapai.
Gambar 4.9 Grafik Hasil Peningkatan Minat Indikator Berinisiatif
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5 4
4.5
3.04 3.54
3.42 3.54
4.21 Data Awal
Target Siklus I Capaian Siklus I
Target Sijlus II Capaian Siklus II
Grafik di atas menunjukkan terjadinya peningkatan dari kondisi awal ke siklus I sebesar  3.42  Kemudian  meningkat  menjadi  4.21  pada  siklus  II.  Pada  siklus  I,  hasil
peningkatan  minat  belum  mencapai  target  yang  telah  ditentukan  yaitu  3.54  Pada siklus II, hasil peningkatan minat sudah dapat mencapai target yang ditentukan.
Hasil  penelitian  siklus  I  belum  dapat  mencapai  target  capaian  yang  ditentukan dikarenakan semua  alat  dan bahan  yang diperlukan siswa percobaan telah disiapkan
oleh  guru  sebelumnya.  Siswa  tidak  diberikan  tugas  untuk  membawa  bahan-bahan yang  diperlukan  untuk  kegiatan  pemecahan  masalah.  Siswa  tinggal  mengambil  alat
dan bahan yang diperlukan di meja belakang kelas. Hal tersebut menyebabkan siswa tidak  mempersiapkan  apa  yang  diperlukan  dalam  kegiatan  pembelajaran  pada  hari
sebelumnya. Hal  tersebut  juga menyebabkan siswa tidak berusaha mencari tahu  apa kegunaan dari alat dan bahan yang akan digunakan. Masing-masing kelompok terdiri
dari  6  orang  siswa.  Jumlah  kelompok  tersebut  terlalu  besar  untuk  sebuah  kegiatan percobaan. Hal ini menyebabkan beberapa siswa lebih banyak diam dan menyaksikan
teman-temannya.  Beberapa  siswa  ada  yang  mengganggu  temannya  yang  melakukan percobaan.
Siklus  II  menunjukkan  bahwa  terjadi  peningkatan  yang  dapat  mencapai  target capaian yang ditentukan sebelumnya. Guru mempelajari apa yang terjadi pada siklus
I.  Guru  memperkecil  kelompok  dengan  membagi  kelas  ke  dalam  6  kelompok  yang terdiri  dari  5  orang  siswa.  Satu  hari  sebelum  kegiatan  pembelajaran,  guru  meminta
masing-masing kelompok untuk membawa bahan yang digunakan untuk percobaan. Pada  hari  sebelumnya,  guru  membagi  siswa  ke  dalam  kelompok  yang  lebih
kecil yaitu terdiri dari 5 orang siswa. Setelah siswa berkumpul dengan kelompoknya, guru  meminta  masing-masing  kelompok  untuk  membawa  benda-benda  yang  terbuat
dari  kayu,  kaca,  karet,  logam,  kertas,  kain,  dan  plastik  dan  mencari  tahu
kegunaannya.  Tugas  ini  secara  tidak  langsung  membuat  siswa  belajar  di  rumah sebelumnya  mengenai  benda  apa  saja  yang  terbuat  dari  kayu,  kaca,  karet,  logam,
kertas, kain, dan plastik. Siswa juga bertanya dan meminta bantuan orang lain untuk menentukan  benda-benda  tersebut.  Beberapa  orang  siswa  mencari  kegunaan  benda
tersebut dengan membaca buku, bertanya kepada orang tua, dan mencari di internet. Kegiatan  ini  menyebabkan  siswa  berinisiatif  untuk  mencari  informasi  yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Gambar 4.10 Siswa Membagi Bahan yang Telah Dibawa dari Rumah
Jumlah  anggota  kelompok  yang  semakin  mengecil  menjadi  5  orang menyebabkan  tugas  masing-masing  anggota  bertambah  banyak.  Siswa  banyak
bertanya  dengan  teman-temannya  apa  yang  harus  mereka  lakukan  dalam  kegiatan pembelajaran. Siswa juga banyak bertanya kepada guru tentang materi pembelajaran
yang  sedang  dipelajari.  Hal-hal  itulah  yang  menyebabkan  target  capaian  dapat tercapai pada siklus II.
Gambar 4.11 Grafik Peningkatan Rata-rata Skor Minat Siklus I dan Siklus II
1 2
3 4
5
Data Awal
Target Siklus I
Capaian Siklus I
Target Siklus II
Capaian Siklus II
Indikator 1 Indikator 2
Indikator 3 Indikator 4
Sesuai  dengan  data  yang  ditunjukkan  dalam  tabel  4.22  bahwa  peningkatan persentase jumlah siswa  yang berminat  atau mencapai  minimal  cukup berminat  dari
kondisi  awal  56.67  meningkat  menjadi  81.99  pada  siklus  I  dan  kembali meningkat  menjadi  95  pada  siklus  II.  Peningkatan  persentase  tersebut  sudah
mencapai target yang telah ditentukan. Peningkatan minat juga terjadi pada skor rata- rata  masing-masing  indikator.  Indikator  rasa  senang  meningkat  dari  kondisi  awal
sebesar  3.19  menjadi  3.85  pada  siklus  I  kemudian  meningkat  kembali  menjadi  3.85 pada siklus II. Peningkatan rata-rata skor indikator memperhatikan sebesar 3.21 pada
kondisi  awal  kemudian  meningkat  menjadi  3.86  pada  siklus  I  dan  meningkat  lagi menjadi  4.31  pada  siklus  II.  Indikator  keterlibatan  juga  mengalami  peningkatan
sebesar  3.81  pada  siklus  I  dan  4.36  pada  siklus  II  dari  kondisi  awal  sebesar  3.22. Peningkatan  skor  rata-rata  indikator  minat  pada  siklus  I  sebesar  3.42  dari  kondisi
awal 3.04 dan kembali meningkat menjadi 4.21 pada siklus II.
Secara  umum  seluruh  indikator  minat  kecuali  indikator  siswa  berinisiatif mencari inisiatif baru dapat  menunjukkan peningkatan  yang signifikan. Peningkatan
yang  signifikan  juga  terjadi  pada  siklus  II.  Seluruh  indikator  minat  pada  siklus  II dapat mencapai target yang telah ditentukan sebelumnya. Adanya peningkatan minat
dan tercapainya target capaian minat ini dikarenakan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran PBL.Perhitungan pencapaian minat siswa berasal dari kuesioner
yang diisi oleh siswa.
Gambar 4.12 Kuesioner yang Telah Diisi oleh Siswa
Gambar  4.12  merupakan  contoh  kuesioner  yang  telah  diisi  oleh  siswa  pada pertemuan siklus I. Hasil perhitungan kuesioner telah disajikan pada hasil penelitian.
Hasil  kuesioner  inilah  yang  peneliti  hitung  untuk  mengetahui  peningkatan  minat siswa dalam pembelajaran.
2. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
Prestasi  belajar  menurut  Kusumah  dan  Dwitagama  2009:  153  menyatakan bahwa  prestasi  belajar  merupakan  penguasaan  pengetahuan  atau  keterampilan  yang
dikembangkan  oleh  mata  pelajaran,  yang  biasanya  ditunjukkan  dengan  nilai  atau angka  oleh  guru.  PBL  sendiri  merupakan  sebuah  model  pembelajaran  yang
menggunakan masalah sebagai titik tolak pembelajaran  yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model PBL
prestasi belajar siswa juga meningkat. Prestasi  belajar  pada  penelitian  ini  dilihat  dari  nilai  rata-rata  kelas  dan
presentase siswa  yang mencapai KKM. Nilai siswa pada penelitian ini dilihat dari 3 aspek  yaitu  aspek  kognitif,  aspek  afektif,  dan  aspek  psikomotorik.  Nilai  kognitif
didapatkan dari lembar evaluasi. Nilai kognitif siswa dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran  yang  menerapkan  pendekatan  SCL  model  PBL.  Dalam  kegiatan
pembelajaran  tersebut  siswa  melakukan  percobaan  untuk  menyelesaiakan  masalah. Pada akhir siklus I atau pertemuan 3 siswa mengerjakan soal evaluasi yang berjumlah
20 soal pilihan ganda. Pada akhir siklus II siswa juga mengerjakan soal evaluasi yang berjumlah 20 soal pilihan ganda. Lembar evaluasi yang telah dikerjakan siswa dapat
dilihat pada lampiran 17 untuk siklus I dan lampiran 18 untuk siklus II. Nilai  afektif  yang  diukur  dapat  penelitian  ini  adalah  minat  siswa.  Nilai  afektif
didapatkan  dari  lembar  kuesioner.  Kuesioner  dibagikan  pada  setiap  akhir  kegiatan pembelajaran.  Kuesioner  ini  terdiri  dari  23  item  pernyataan  yang  merupakan
pengembangan  dari  4  indikator  minat.  Indikator  tersebut  adalah  rasa  senang, perhatian, keterlibatan, dan inisiatif mencari informasi lain. Nilai psikomotorik siswa
didapatkan  dari  lembar  pengamatan  psiokomotorik  pada  saat  siswa  melakukan percobaan.  Lembar  pengamatan  psikomotorik  tersebut  memuat  2  aspek  yaitu
keruntutan  dan  kelengkapan.  Pada  saat  melakukan  percobaan  siswa  berpedoman dengan langkah-langkah percobaan yang ada pada LKS.
Data  awal  prestasi  belajar  siswa  diperoleh  dengan  melakukan  dokumentasi terhadap  nilai  ulangan  harian  siswa  pada  materi  perubahan  wujud  benda.
Dokumentasi  penilaian  yang  digunakan  untuk  data  awal  adalah  nilai  mata  pelajaran IPA kelas IV SD N Selomulyo pada 2 tahun terakhir. Yaitu tahun ajaran 20112012
dan tahun 20122013. Nilai  rata-rata  kelas  didapatkan  dengan  menjumlahkan  seluruh  nilai  siswa
dibagi  dengan  jumlah  siswa.  Tabel  4.22  juga  menunjukkan  prestasi  belajar  siswa kelas  IV  SD  N  Selomulyo  pada  siklus  I  dan  siklus  II.  Prestasi  siswa  mengalami
peningkatan dari data awal ke siklus I dan siklus II. Peningkatan nilai rata-rata kelas ditunjukkan dengan kondisi awal sebesar 7.12 meningkat menjadi 7.28 pada siklus I.
Nilai  rata-rata  kelas  tersebut  sudah  meningkat  namun  belum  dapat  mencapai  target capaian  sebesar  7.50.  Hasil  rata-rata  kelas  pada  siklus  II  meningkat  menjadi  7.86.
Peningkatan  ini  juga  dapat  mencapai  target  capaian.  Siswa  yang  mencapai  KKM sesuai  kondisi  awal  sebesar  60.71  meningkat  menjadi  76,67  pada  siklus  I  dan
kembali meningkat pada siklus II sebesar 93.33.
Gambar 4.13 Grafik peningkatan rata-rata kelas
6,6 6,8
7 7,2
7,4 7,6
7,8 8
7,12 7,50
7,28 7,86
Data Awal Target Capaian
Capaian Siklus I Capaian Siklus II
Grafik 4.13 menunjukkan prestasi belajar siswa yang ditunjukkan dari nilai rata- rata kelas belum dapat mencapai target capaian pada siklus I. Rata-rata kelas dari data
awal  meningkat  sebesar  0.16  pada  siklus  I  dan  meningkat  kembali  sebesar  0.58  di siklus  II.  Selain  nilai  rata-rata  kelas,  prestasi  belajar  juga  diukur  dengan  menlihat
peningkatan  siswa  yang  mencapai  KKM.  Berikut  ini  juga  akan  disajikan  grafik mengenai peningkatan siswa yang mencapai nilai KKM.
Gambar 4.14 Grafik Peningkatan Siswa yang Mencapai Nilai KKM
20 40
60 80
100
60,71 70,00 76,67 77
93,33 Data Awal
Target Siklus I Capaian Siklus I
Target siklus II Capaian Siklus II
Grafik 4.14 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM dalam satu kelas  dari  kondisi  awal  sebsesar  60.71  meningkat  menjadi  76.67  pada  siklus  I.
Hasil siklus II juga menunjukkan peningkatan menjadi 93.33. Peningkatan kondisi awal ke siklus I sebesar 15.96 dan kembali meningkat sebesar 16.66 pada siklus
II. Target capaian yang dibuat pada siklus I dan siklus II dapat tercapai. Peningkatan  prestasi  belajar  siswa  dipengaruhi  oleh  model  pembelajaran  yang
diterapkan  yaitu  model  pembelajaran  PBL.  Pada  proses  pembelajarannya,  siswa melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan  langkah-langkah  yang ada di  PBL.
Menurut Dutch dalam Amir, 2009: 12 PBL merupakan sebuah model instruksional yang menantang siswa untuk bekerja dalam kelompok mencari solusi untuk semuah
masalah  yang  nyata  sehingga  siswa  mempunyai  kemampuan  menganalisis, mengkritis, dan inisiatif yang baik.
Pada  proses  pembelajaran,  model  pembelajaran  PBL  dilaksanakan  dengan memberikan  sebuah  permasalahan  yang  nyata  kepada  siswa.  Siswa  akan
mengidentifkasi  setiap  permasalahan  yang  diberikan  kepada  guru,  merancang penyelesaian masalah, kemudian memecahkan masalah tersebut. Pada saat yang sama
siswa  juga  akan  mendapatkan  tutorial  dari  guru  sebagai  bahan  pertimbangan  untuk melanjutkan  kegiatan  penyelesaian  masalah,  siswa  selanjutnya  menyusun  sebuah
laporan  yang  akan  dijadikan  penilian  oleh  guru.  Pada  saat  melaksanakan  kegiatan pembelajaran  siswa  bekerja  dalam  kelompok  dengan  menggunakan  LKS  sebagai
petunjuk  melakukan  kegiatan.  Menurut  Margetson  dalam  Rusman  2012:  230 menyebutkan bahwa PBL membantu untuk meningkatkan perkembangan ketrampilan
belajar  sepanjang  hayat  dalam  pola  pikir  yang  terbuka,  reflektif,  kritis,  dan  belajar
aktif.  PBL  juga  dapat  membantu  siswa  mengembangkan  kemampuan  berpikir  dan memecahkan masalah Tan, Ibrahim, dan Nur  dalam Rusman 2012: 242. PBL yang
bertujuan untuk mengembangkan ketrampilan belajar siswa dalam pola piker terbuka, reflektif, kritis, dan belajar aktif menyebabkan prestasi belajar siswa meningkat.
Minat  dan  prestasi  belajar  IPA  meningkat  dikarenakan  kekhasan  PBL  yang terletak  pada  tujuh  langkah  PBL  yaitu  identifikasi  masalah,  merancang  kegiatan
pemecahan  masalah,  kegiatan  pemecahan  masalah,  kegiatan  tutorial,  melanjutkan kegiatan  penyelesaian  masalah,  pelaporan,  dan  penilaian.  Kekhasana  PBL  yang
lainnya  adalah  pemberian  sebuah  permasalahan  yang  diakan  dijadikan  titik  tolak pembelajaran  materi  pembelajaran.  Permasalahan  yang  dipilih  merupakan
permasalahan yang dekat dengan kehidupan siswa. Selain itu, PBL juga memberikan kesempatan  bagi  siswa  untuk  berinteraksi  sosial  dengan  teman-temannya  karena
dalam  kegiatan  pembelajarnnya  siswa  bekerja  secara  berkelompok.  Hal  ini  sesuai dengan  teori  yang  diungkapkan  oleh  vygotsky  dalam  Ibrahim  dan  Nur,  2000:  19
bahwa  interaksi  sosial  dengan  teman  lain  memacu  terbentuknya  ide  baru  dan memperkaya perkembangan intelektual. Berikut ini merupakan langkah-langkah PBL
pada kegiatan pembelajaran. Pada  tahapan  identifikasi  masalah.  Masalah  yang  diberikan  dekat  dengan
kehidupan  siswa.  Hal  ini  sesuai  dengan  pendapat  David  Ausubel  yang  menjelaskan bahwa  belajar  bermakna  adalah  proses  dimana  informasi  yang  baru  dihubungkan
dengan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Hal ini menyebabkan informasi yang didapatkan oleh siswa jauh lebih mendalam.
Gambar 4.15 Identifikasi Masalah
Gambar 4.15 di atas menunjukkan kegiatan identifikasi masalah yang dilakukan oleh  siswa.  Pada  gambar  di  atas  terlihat  siswa  berdiskusi  mengenai  permasalahan
yang  diberikan  oleh  guru.  Seluruh  anggota  kelompok  harus  berpikir  mengenai masalah  yang  mereka  hadapi.  Siswa  berdiskusi  dengan  anggota  kelompoknya
masing-masing.  Salah  satu  siswa  sedang  menuliskan  hasil  identifkasi  masalah, anggota kelompok lainnya memperhatikan dengan baik.  Berikut  juga akan disajikan
gambar mengenai kegiatan merancang pemecahan masalah.
Gambar 4.16 Merancang Kegiatan Pemecahan Masalah
Gambar 4.16 di atas menggambarkan seorang siswa yang sedang membawa air. Siswa  tersebut  melaksanakan  tugasnya  mengambil  air  yang  akan  digunakan  untuk
percobaan. Pada gambar di atas terlihat bahwa meja kelompoknya sudah terdapat alat dan  bahan  lainya  yang  telah  diambil  oleh  teman-temannya.  Berikut  juga  akan
disajikan gambar kegiatan penyelesain masalah.
Gambar 4.17 Melaksanakan Kegiatan Pemecahan Masalah
Gambar  4.17  menjelaskan  mengenai  kegiatan  pemecahan  masalah  yang dilakukan oleh siswa. Pada gambar di atas siswa sedang mengamati perubahan yang
terjadi.  Salah  seorang  siswa  mencatat,  sedangkan  anggota  kelompok  lainnya mengamati  percobaan  yang  mereka  lakukan.  Seluruh  anggota  kelompok  terlibat
dalam  kegiatan  penyelesaian  masalah  ini.  Berikut  juga  akan  disajikan  kegiatan tutorial yang dilakukan oleh guru bersama dengan siswa.
Gambar 4.18 Kegiatan Tutorial
Gambar  4.18  menjelaskan  mengenai  kegiatan  tutorial  yang  sedang  dilakukan oleh  guru  kepada  kelompok  kucing.  Guru  memberikan  masukan  kepada  kelompok
kucing  mengenai  percobaan  yang  dilakukan.  Siswa  memperhatikan  masukan  yang diberikan  oleh  guru  dengan  baik  sebagai  pertimbangan  untuk  melanjutkan  kegiatan
pemecahan masalah.
Gambar 4.19 Melanjutkan Kegiatan Penyelesaian Masalah
Gambar 4.19 menjelaskan mengenai siswa yang melanjutkan kembali kegiatan pemecahan  masalah  setelah  mendapatkan  masukan  dari  guru.  Salah  satu  siswa
mengamati hasil percobaan mereka dengan meletakkan jarinya ke dalam panci. Siswa yang lainnya mencatat hasil pengamatan yang dilakukan temannya.
Gambar 4.20 Melaporkan Hasil Penyelesain Masalah
Gambar  4.20  menggambarkan  perwakilan  kelompok  melaporkan  hasil pekerjaannya.  Siswa  mengumpulkan  lembar  LKS  yang  telah  selesai  dikerjakan.
Berikut  ini  juga  akan  disajikan  gambar  penilaian  yang  dilakukan  guru  bersama dengan siswa.
Gambar 4.21 Penilaian
Gambar  4.21  menggambarkan  penilaian  yang  dilakukan  guru  oleh  siswa. Penilaian  dilakukan  dengan  cara  berdiskusi  bersama  seluruh  siswa.Gambar  di  atas
menunjukan bahwa siswa memperhatikan penjelasakan yang diberikan oleh guru. Secara keseluruhan, minat dan prestasi belajar siswa dapat meningkat baik pada
siklus  I  maupun  siklus  II.  Peningkatan  minat  dan  prestasi  belajar  tersebut  sudah mencapai target  yang telah ditentukan. Peningkatan minat dan prestasi belajar siswa
ini  dipengaruhi  oleh  penerapan  pendekatan  SCL  dan  model  PBL  di  dalam  kegiatan pembelajaran.
155
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN