Hasil penelitian menyatakan bahwa rata-rata kejadian TB Paru BTA positif BTA positif tertinggi pada tahun 2011 yaitu 142,750 kasus. Kejadian TB paru BTA
positif per triwulan pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012, terbanyak terjadi pada triwulan triwulan pertama tahun 2011 yaitu sebanyak 157 kasus, terendah
terdapat pada triwulan pertama tahun 2010 yaitu sebanyak 107 kasus. Kasus tertinggi terjadi di kecamatan Lima Puluh yaitu 327 kasus. Terjadi peningkatan kasus kejadian
TB Paru BTA positif di Kabupaten Batubara dari tahun 2010 ke tahun 2011 dimana pada tahun 2010 terdapat 502 kasus sedangkan tahun 2011 terdapat 571 kasus. Tetapi
pada tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 537 kasus.
4.3 Uji Normalitas Data
Uji Normalitas data bertujuan untuk menentukan apakah data distribusi normal atau tidak, sehingga dapat menentukan uji statistik yang digunakan pada
analisis bivariat. Suatu data disebut berdistribusi normal apabila dalam uji normalitas Shapiro-Wilk untuk n
≤ 50 dan Kolmogorov -Smirnov untuk n 50 menunjukkan Dahlan, 200 :
a. Distribusi data normal apabila nilai signifikans p 0,05 b. Distribusi data tidak normal apabila nilai signifikans p 0,05
Tabel 4.8 Uji Normalitas Data Variabel-variabel Penelitian Kejadian TB Paru BTA positif di Kabupaten Batubara Tahun 2010-2012
Tahun Variabel
Nilai p
Keterangan
2010 Kejadian TB Paru
0,999 Normal
Suhu Udara 0,748
Normal Kelembaban Udara
0,68 Normal
Curah Hujan 0,287
Normal
Universitas Sumatera Utara
2011 Kejadian TB Paru
0,001 Tidak Normal
Suhu Udara 0,726
Normal Kelembaban Udara
0,828 Normal
Curah Hujan 0,296
Normal 2012
Kejadian TB Paru 0,866
Normal Suhu Udara
0,798 Normal
Kelembaban Udara 0,836
Normal Curah Hujan
0,664 Normal
2010-2012 Kejadian TB Paru
0,192 Normal
Suhu Udara 0,272
Normal Kelembaban Udara
0,86 Normal
Curah Hujan 0,417
Normal 4.4 Analisis Bivariat
4.4.1 Korelasi Kelembaban Udara dengan Kejadian TB Paru BTA positif di Kabupaten Batubara Tahun 2010-2012
Korelasi kelembaban udara dengan kejadian TB Paru BTA positif akan ditampilkan pada Tabel 4.9 berikut ini.
Tabel 4.9 Korelasi Kelembaban Udara dengan Kejadian TB Paru BTA positif di Kabupaten Batubara Tahun 2010-2012
Tahun Nilai p
r
2010-2012 0,012
0,428 Berdasarkan Tabel 4.8 dikatahui bahwa korelasi kelembaban udara dengan
kejadian TB Paru pada tahun 2010-2012 menunjukkan nilai r = 0,428 maka dapat diketahui bahwa terdapat korelasi antara kelembaban udara dengan kejadian TB Paru
di Kabupaten Batubara dari tahun 2010 hingga tahun 2012. Nilai R berada diantara 0,26 – 0,50 artinya terdapat korelasi yang sedang antara kelembaban udara dengan
kejadian TB Paru.
Universitas Sumatera Utara
Pola korelasi antara kelembaban udara dengan kejadian TB Paru BTA positif di daerah Kabupaten Batubara, menunjukkan korelasi yang positif, dimana pada saat
kelembaban udara naik kejadian TB Paru BTA positif juga naik. Pola positif ini dapat dilihat setiap tahunnya dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012, dengan memiliki
korelasi yang sedang. Kenaikan kelembaban udara diikuti dengan kenaikan kejadian TB Paru BTA positif pada beberapa triwulan, yang menjadi prioritas utama adalah
kenaikan kelembaban udara pada triwulan pertama tahun 2011.Korelasi antara kelembaban udara dengan kejadian TB paru BTA positif dapat dilihat pada gambar
4.1
Gambar 4.1 Grafik Scater Plot Kelembaban Udara dengan Kejadian TB Paru BTA Positif di Kabupaten Batubara Tahun 2010-2012
Universitas Sumatera Utara
Dari scater plot diketahui bahwa scater plot tidak membentuk suatu pola sehingga data kelembaban udara dengan data kejadian TB Paru sebagai variabel
dependen berdistribusi normal.
4.4.2 Korelasi Suhu Udara dengan Kejadian TB Paru BTA positif di Kabupaten Batubara Tahun 2010-2012
Korelasi suhu udara dengan kejadian TB Paru BTA posistif akan ditampilkan pada Tabel 4.10 berikut ini.
Tabel 4.10 Korelasi Suhu Udara dengan Kejadian TB Paru BTA Positif di Kabupaten
Batubara Tahun 2010-2012 Tahun
Nilai p r
2010-2012 0,018
0,271
Berdasarkan tabel 4.9 diketahui bahwa korelasi suhu udara dengan kejadian TB Paru pada tahun 2010-2012 menunjukkan nilai r = 0,271 maka dapat diketahui
bahwa terdapat korelasi antara suhu udara dengan kejadian TB Paru di Kabupaten Batubara dari tahun 2010 hingga tahun 2012. Nilai R berada diantara 0,26 – 0,50
artinya terdapat korelasi yang sedang antara suhu udara dengan kejadian TB Paru.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2 Grafik Scater Plot Korelasi Suhu Udara dengan Kejadian TB Paru BTA Positif di Kabupaten Batubara Tahun 2010-2012
Dari scater plot diketahui bahwa scater plot tidak membentuk suatu pola sehingga data suhu udara dengan data kejadian TB Paru sebagai variabel dependen
berdistribusi normal.
4.4.3 Korelasi Curah Hujan dengan Kejadian TB Paru BTA positif di Kabupaten Batubara Tahun 2010-2012
Korelasi curah hujan dengan kejadian TB Paru BTA positif akan ditampilkan pada Tabel 4.11 berikut ini.
Tabel 4.11 Korelasi Curah Hujan dengan Kejadian TB Paru BTA positif di Kabupaten Batubara Tahun 2010-2012
Universitas Sumatera Utara
Tahun Nilai p
r
2010-2012 0,017
0,310 Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui bahwa korelasi curah hujan dengan
kejadian TB Paru pada tahun 2010-2012 menunjukkan nilai r = 0,310 maka dapat diketahui bahwa terdapat korelasi antara curah hujan dengan kejadian TB Paru di
Kabupaten Batubara dari tahun 2010 hingga tahun 2012. Nilai r berada diantara 0,26 – 0,50 artinya terdapat korelasi yang sedang antara curah hujan dengan kejadian TB
Paru.
Gambar 4.3 Grafik Scater Plot Korelasi Curah Hujan dengan Kejadian TB Paru BTA positif di Kabupaten Batubara Tahun 2010-2012
Dari scater plot diketahui bahwa scater plot tidak membentuk suatu pola sehingga data curah hujan dengan data kejadian TB Paru sebagai variabel dependen
berdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
4.5 Analisis Multivariat